Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap

dokumen-dokumen yang mirip
Kayu lapis indah jenis jati Bagian 1: Klasifikasi, persyaratan dan penandaan

Kayu gergajian Bagian 3: Pemeriksaan

Spesifikasi saluran air hujan pracetak berlubang untuk lingkungan permukiman

Metode uji residu aspal emulsi dengan penguapan (ASTM D , IDT)

Metode uji penentuan persentase butir pecah pada agregat kasar

Metode uji penentuan ukuran terkecil rata-rata (UKR) dan ukuran terbesar rata-rata (UBR) butir agregat

Metode uji penentuan campuran semen pada aspal emulsi (ASTM D , IDT)

Cara uji daktilitas aspal

Metode penyiapan secara kering contoh tanah terganggu dan tanah-agregat untuk pengujian

Metode uji persentase partikel aspal emulsi yang tertahan saringan 850 mikron

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

SNI 7827:2012. Standar Nasional Indonesia. Papan nama sungai. Badan Standardisasi Nasional

Metode uji pengendapan dan stabilitas penyimpanan aspal emulsi (ASTM D , MOD.)

Cara uji kadar air total agregat dengan pengeringan

Atmosfer standar untuk pengondisian dan/atau pengujian - Spesifikasi

Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los Angeles

Spesifikasi aspal emulsi kationik

Cara uji penetrasi aspal

Cara uji kemampuan penyelimutan dan ketahanan aspal emulsi terhadap air

Kayu lapis - Klasifikasi. Plywood - Classification

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan darat

Cara uji geser langsung batu

Kawat baja tanpa lapisan untuk konstruksi beton pratekan (PC wire / KBjP )

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan langit-langit untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Cara uji CBR (California Bearing Ratio) lapangan

Cara uji kandungan udara dalam beton segar dengan metode tekan

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

Cara uji sifat tahan lekang batu

Pengemasan benih udang vaname (Litopenaeus vannamei) pada sarana angkutan udara

Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball)

Rambu evakuasi tsunami

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan plesteran untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan kayu untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Spesifikasi blok pemandu pada jalur pejalan kaki

Cara uji slump beton SNI 1972:2008

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar (ASTM C , IDT)

Cara uji kekakuan tekan dan kekakuan geser bantalan karet jembatan

Cara uji berat jenis aspal keras

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan pondasi untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Bambu lamina penggunaan umum

Kayu lapis Istilah dan definisi

Semen portland komposit

Spesifikasi dan metode uji produk lembaran bitumen bergelombang

Cara uji kuat lentur beton normal dengan dua titik pembebanan

Analisis kadar abu contoh batubara

Baja lembaran, pelat dan gulungan canai panas (Bj P)

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kelas penetrasi

Unit penghasil biogas dengan tangki pencerna (digester) tipe kubah tetap dari beton

Cara uji jalar api pada permukaan bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Tata cara penentuan kadar air batuan dan tanah di tempat dengan metode penduga neutron

Tata cara pengambilan contoh uji campuran beraspal

Kulit masohi SNI 7941:2013

Tata cara pengambilan contoh uji beton segar

Cara uji kuat tarik tidak langsung batu di laboratorium

Metode uji penentuan faktor-faktor susut tanah

Tata cara perhitungan evapotranspirasi potensial dengan panci penguapan tipe A

Kayu bundar jenis jati Bagian 3: Pengukuran dan tabel isi

Metode uji partikel ringan dalam agregat (ASTM C ,IDT.)

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan besi dan aluminium untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

Biji kakao AMANDEMEN 1

Metode penentuan karakteristik gesek (indeks) geosintetik dengan uji geser langsung

Baja tulangan beton hasil canai panas Ulang

Bibit rumput laut kotoni (Eucheuma cottonii )

Metode uji bahan yang lebih halus dari saringan 75 m (No. 200) dalam agregat mineral dengan pencucian (ASTM C , IDT)

Cara uji penyulingan aspal cair

Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

Karamba jaring apung (KJA) kayu untuk pembesaran ikan kerapu di laut

Alat pemadam kebakaran hutan-pompa punggung (backpack pump)- Unjuk kerja

Baja lembaran lapis seng (Bj LS)

Pemanfaat tenaga listrik untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Label tanda hemat energi

Baja lembaran dan gulungan lapis paduan aluminium seng (Bj.L AS)

Kayu bundar Bagian 2: Pengukuran dan tabel isi

6.26 Memasang 1m 2 labriziring dari papan kayu kelas I Memasang 1m 2 dinding lambrizing dari plywood ukuran (120x240) cm

Tata cara analisis dan evaluasi data uji pemompaan dengan metode Papadopulos Cooper

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Batang uji tarik untuk bahan logam

Tata cara pengukuran tekanan air pori tanah dengan pisometer pipa terbuka Casagrande

Revisi SNI Daftar isi

Tusuk-kontak dan kotak-kontak untuk keperluan rumah tangga dan sejenisnya Bagian 1-1: Persyaratan umum Bentuk dan Ukuran

Bibit niaga (final stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 2: Ayam ras tipe petelur

Spesifikasi lembaran bahan penutup untuk perawatan beton

Cara uji kelarutan aspal

KANMURI FULL FLAT. Pedoman Pemasangan Genteng Keramik. Detail Bagian Atap Persiapan Pemasangan Tahap Pemasangan. The Best Solution for Your Roof

Metode uji CBR laboratorium

Gaharu SNI 7631:2011. Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan

Bibit induk (parent stock) umur sehari/kuri (day old chick) Bagian 1: Ayam ras tipe pedaging

Cara uji bakar bahan bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada bangunan rumah dan gedung

Spesifikasi agregat untuk lapis fondasi, lapis fondasi bawah, dan bahu jalan

Air dan air limbah Bagian 54 : Cara uji kadar arsen (As) dengan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA) secara tungku karbon

Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton untuk konstruksi bangunan gedung dan perumahan

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

DATA LAPANGAN WAKTU DASAR INDIVIDU WAKTU NORMAL INDIVIDU TABULASI DATA TES KESERAGAMAN DATA TES KECUKUPAN DATA WAKTU NORMAL WAKTU STANDAR

sasi Nasional Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di dan tidak untuk di komersialkan

Metode uji angka pantul beton keras (ASTM C , IDT)

Mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao - Syarat mutu dan metode uji

SNI 7395:2008 Standar Nasional Indonesia

Spesifikasi material baja tahan karat unit instalasi pengolahan air

Transkripsi:

Standar Nasional Indonesia SNI 7711.2:2012 Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap ICS 91.060.20 Badan Standardisasi Nasional

BSN 2012 Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menyalin, menggandakan dan mengumumkan sebagian atau seluruh isi dokumen ini dengan cara dan dalam bentuk apapun dan dilarang mendistribusikan dokumen ini baik secara elektronik maupun tercetak tanpa izin tertulis dari BSN BSN Gd. Manggala Wanabakti Blok IV, Lt. 3,4,7,10. Telp. +6221-5747043 Fax. +6221-5747045 Email: dokinfo@bsn.go.id www.bsn.go.id Diterbitkan di Jakarta

Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup... 1 2 Acuan normatif... 1 3 Istilah dan definisi... 1 4 Ketentuan... 1 4.1 Ketentuan umum... 1 4.2 Ketentuan teknis... 1 5 Langkah-langkah pemasangan... 4 5.1 Peletakkan lembaran... 4 5.2 Bagian overlap... 5 5.3 Cara pengikatan... 6 5.4 Bagian bubungan... 11 5.5 Bagian samping/pinggir... 13 5.6 Bubungan pada atap pelana... 14 5.7 Aksesoris atap... 15 5.8 Pengikatan pada dinding... 16 5.9 Pengikatan bagian sisi samping dinding... 17 5.10 Penutup ujung/tepi bubungan pada atap dengan satu kemiringan... 18 5.11 Talang untuk jurai dalam... 19 5.12 Jendela atap LBB... 20 5.13 Ventilator atap... 21 5.14 Cerobong asap... 22 5.15 Atap melengkung/kubah... 22 5.16 Tampilan menyerupai bentuk genteng... 23 Lampiran A... 24 BSN 2012 i

Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) tentang Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap ini mengacu pada dari EN 534 Corrugated bitumen sheets Instalation guide, yang disesuaikan dengan kondisi Indonesia. Standar ini memberikan ketentuan tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang untuk atap, sehingga pada pelaksanaannya di lapangan dapat diterapkan dan mencapai kualitas yang tepat mutu. SNI ini disusun oleh Subpanitia Teknis (SPT) 91-01-S4 Bahan, Sains, Struktur dan Konstruksi Bangunan pada Panitia Teknis (PT) 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil. Tata penulisan mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 8:2007 dan standar ini telah dibahas pada rapat konsensus tanggal 3 Juni 2010 di Puslitbang Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum, Bandung, yang melibatkan para narasumber, pakar, dan lembaga terkait. BSN 2012 ii

1 Ruang lingkup Tata cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang SNI 7711.2:2012 Standar ini mencakup cara pemasangan lembaran bitumen bergelombang dan langkahlangkah pemasangan rangka atap, penyambungan antar lembaran dan bubungan, serta penyelesaian akhir untuk mendapatkan hasil pemasangan yang sempurna. 2 Acuan normatif SNI 7711.1 Spesifikasi produk dan metode pengujian lembaran bitumen bergelombang. EN 534, Corrugated bitumen sheets Product specification and test methods. 3 Istilah dan definisi 3.1 lembaran bitumen bergelombang lembaran bergelombang yang diproduksi dari campuran homogen serat-serat organik dan/atau anorganik dan bitumen dengan proses penekanan dan pemanasan yang sangat tinggi 4 Ketentuan 4.1 Ketentuan umum a) Lembaran bitumen bergelombang adalah bahan yang fleksibel, sehingga sangat penting untuk mengikuti pola dan instruksi pemasangannya secara benar; b) Gunakan selalu alat pengunci LBB yang disarankan; c) Tempatkan setiap gelombang pada bagian ujung/tepi atap bagian overlap lembaran dan pada sisi vertikal sambungan; d) Tempatkan setiap gelombang pada bagian gording bagian tengah; e) Penguatan harus selalu dilakukan pada bagian atas gelombang; f) Setiap gelombang harus dipaku/disekrup pada batas dan sisi samping overlap. g) Rangka atap harus memenuhi persyaratan kekuatan dan kekakuan; h) Jarak antar gording sesuai dengan yang disyaratkan oleh pabrik pembuat 4.2 Ketentuan teknis 4.2.1 Kemiringan dan jenis rangka atap 4.2.1.1 Kemiringan atap > 15 a) Untuk rangka kayu dan logam, jarak antar gording maksimum 610 mm (Gambar 1); b) Untuk rangka kayu dan logam, jarak maksimum overhang 70 mm (Gambar 1); c) Untuk rangka kayu, jarak minimum overlap antar lembaran 170 mm dan untuk sisi samping overlap minimal 1 gelombang (Gambar 2); d) Untuk rangka logam, jarak minimum overlap antar lembaran 200 mm dan untuk sisi samping overlap minimal 1 gelombang (Gambar 2); e) Untuk rangka kayu, setiap lembaran harus dipasang dengan 19 buah paku; f) Untuk rangka logam, setiap lembaran harus dipasang dengan 11 buah sekrup. BSN 2012 1 dari 24

Overhang Overhang Bentang Bentang Sambungan overlap lembaran Bentang Gambar 1 - Jarak antar gording (bentang) Jarak overlap untuk sisi samping Jarak overlap antar lembaran Gambar 2 - Jarak overlap 4.2.1.2 Kemiringan atap 10 sampai dengan 15 Bentang a) Untuk rangka kayu dan logam, jarak antar gording maksimum 450 mm (Gambar 1); b) Untuk rangka kayu dan logam, jarak maksimum overhang 70 mm (Gambar 1) ; c) Untuk rangka kayu dan logam, jarak minimum overlap antar lembaran 200 mm dan untuk sisi samping overlap minimal 1 gelombang (Gambar 2); d) Untuk rangka kayu, setiap lembaran harus dipasang dengan 18 buah paku; e) Untuk rangka logam, setiap lembaran harus dipasang dengan 14 buah sekrup. 4.2.1.3 Kemiringan atap 5 sampai dengan 10 dengan rangka kayu a) Pemasangan lembar bitumen bergelombang harus ditopang oleh rangka papan dengan ketebalan minimal 12 mm (Gambar 3); b) Jarak maksimum overhang 70 mm (Gambar 1); BSN 2012 2 dari 24

c) Jarak minimum overlap antar lembaran 300 mm dan untuk sisi samping overlap minimal 2 gelombang (Gambar 2); d) Setiap lembaran harus dipasang dengan 16 buah paku; Gording 4.2.2 Ventilasi atap Gambar 3 - Rangka papan 4.2.2.1 Bubungan atap Papan Bukaan ventilasi harus disediakan pada setiap bagian ujung atap bagian bawah dan di bagian bubungan atap (lihat Gambar 4); Jika bagian miring atap lebih panjang dari 10 m, bukaan tambahan harus dibuat di tengahtengah miringnya atap. 4.2.2.2 Atap dengan satu kemiringan Gambar 4 - Ventilasi pada bubungan atap - Jika panjang atap kurang dari 12 m, ventilasi harus dibuat pada ujung atap bagian bawah dan di bagian bubungan (Gambar 5); - Jika panjang atap lebih dari 12 m, ventilasi tambahan harus dibuat pada bagian tengahtengah dari sisi miring atap (Gambar 6). BSN 2012 3 dari 24

Gambar 5 - Bukaan ventilasi untuk atap dengan satu kemiringan Gambar 6 - Bukaan ventilasi ditengah-tengah jarak gelombang 5 Langkah-langkah pemasangan 5.1 Peletakkan lembaran a) Pasang lembaran pada ujung atap yang berlawanan dengan datangnya arah angin dengan pola pemasangan seperti Gambar 7; b) Untuk lembaran no. 6 dan no. 12, merupakan hasil potongan lembaran menjadi dua bagian; BSN 2012 4 dari 24

5.2 Bagian overlap 12 10 11 6 7 8 9 Arah angin dominan Garis rancangan 1 2 3 4 5 Gambar 7 - Perletakan lembaran sesuai arah angin SNI 7711.2:2012 Untuk menjamin kekedapan air pada atap ikuti ketentuan bagian lembaran yang overlap. Bagian overlap untuk bagian sisi samping dan ujung bervariasi sesuai kemiringan atap (lihat 4.2). BSN 2012 5 dari 24

5.3 Cara pengikatan 5.3.1 Rangka kayu a) Untuk kemiringan atap > 15 Pemakuan dengan jumlah 19 buah ditempatkan pada : - 9 buah paku untuk setiap gelombang pada batas bawah overlap; - 5 buah paku untuk lembar bagian gording kedua; - 5 buah paku untuk lembar bagian gording ketiga. 3 16 17 18 19 11 12 13 14 15 1 4 5 6 7 8 910 2 Gambar 8 - Posisi pemasangan paku pada rangka kayu dengan kemiringan atap > 15 BSN 2012 6 dari 24

b) Untuk kemiringan atap 10 sampai dengan 15 Pemakuan dengan jumlah 18 buah ditempatkan pada : - 9 buah paku untuk setiap gelombang pada batas bawah overlap; - 3 buah paku untuk lembar bagian gording kedua; - 3 buah paku untuk lembar bagian gording ketiga; - 3 buah paku untuk lembar bagian gording keempat. 3 17 18 14 15 16 11 12 13 1 4 5 6 7 8 910 2 Gambar 9 - Posisi pemasangan paku pada rangka kayu dengan kemiringan atap 10 sampai dengan 15 BSN 2012 7 dari 24 SNI 7711.2:2012

c) Untuk kemiringan atap 5 sampai dengan 10 Pemakuan dengan jumlah 16 buah ditempatkan pada : - 8 buah paku untuk setiap gelombang pada batas bawah overlap; - 4 buah paku untuk lembar bagian gording kedua; - 4 buah paku untuk lembar bagian gording ketiga. 3 14 15 16 10 11 12 13 1 4 5 6 7 8 9 2 Gambar 10 - Posisi pemasangan paku pada rangka kayu dengan kemiringan atap 5 sampai dengan 10 BSN 2012 8 dari 24

5.3.2 Rangka logam a) Untuk kemiringan atap > 15 Penyekrupan dengan jumlah 11 buah ditempatkan pada : - 5 buah sekrup untuk setiap gelombang pada batas bawah overlap; - 3 buah sekrup untuk lembar bagian gording kedua; - 3 buah sekrup untuk lembar bagian gording ketiga. 17 cm 3 10 11 7 8 9 1 4 5 6 2 Gambar 11 - Posisi pemasangan sekrup pada rangka logam dengan kemiringan atap > 15 BSN 2012 9 dari 24 SNI 7711.2:2012

b) Untuk kemiringan atap 10 sampai dengan 15 Penyekrupan dengan jumlah 14 buah ditempatkan pada : - 5 buah sekrup untuk setiap gelombang pada batas bawah overlap. - 3 buah sekrup untuk lembar bagian gording kedua. - 3 buah sekrup untuk lembar bagian gording ketiga. - 3 buah sekrup untuk lembar bagian gording keempat. Gambar 12 - Posisi pemasangan sekrup pada rangka logam dengan kemiringan atap 10 sampai dengan 15 5.3.3 Langkah pengikatan 3 13 14 10 11 12 7 8 9 1 4 5 6 2 a) Pilih tipe paku/sekrup yang tepat dan sesuai untuk tipe gording yang dipakai dan letakkan ditengah-tengah lebar gording; b) Tempatkan paku/sekrup pada puncak gelombang dan arahkan ke dalam gording hingga lembaran bitumen bergelombang terikat dengan baik dan sempurna; c) Gunakan palu untuk pengikatan dengan paku pada rangka kayu; d) Gunakan alat bor dengan putaran yang dapat diatur agar tidak terjadi penekanan berlebihan pada gelombang untuk pengikatan dengan sekrup pada rangka logam. BSN 2012 10 dari 24

5.4 Bagian bubungan SNI 7711.2:2012 a) Untuk rangka kayu, gunakan kayu kaso untuk menopang bubungan (Gambar 13); b) Bubungan harus diikat pada setiap lembar gelombang; c) Tambahkan sebuah gording, bila jarak antara gording terakhir dan bubungan terlalu lebar (Gambar 14); d) Tempatkan bubungan pada ujung atap dengan posisi berlawanan dengan arah angin; e) Jarak lapis overlap antara bubungan dan LBB harus tetap, yaitu minimum 120 mm (Gambar 15) ; f) Jarak lapis overlap antar bubungan harus tetap, yaitu minimum 125 mm (Gambar 16); g) Untuk rangka kayu, jumlah paku 8 buah setiap sisi bubungan; h) Untuk rangka logam, jumlah sekrup 4 buah setiap sisi bubungan. i) Material kayu dapat digunakan untuk menyelesaikan bagian pinggir bubungan (Gambar 17) Maksimum 70 mm Bubungan Nok (penopang bubungan) Gambar 13 - Detail pemasangan bubungan rangka kayu Gording bagian bawah Gording tengah/antara Gording tengah/antara Gording di overlap lembaran Gambar 14 - Bubungan dan bagian atas atap BSN 2012 11 dari 24 Lembaran atap Gording tengah/antara Gording Gording tengah/antara

Lembaran atap minimum120 mm Bubungan Gambar 15 - Jarak lapis overlap antara bubungan dan lembaran bitumen bergelombang Minimum 125 mm Gambar 16 - Jarak lapis overlap antar bubungan Penutup bubungan Gambar 17 - Penutup bagian pinggir bubungan BSN 2012 12 dari 24

5.5 Bagian samping/pinggir 5.5.1 Penutupan dengan lembaran bitumen bergelombang a) Satukan bagian listplang samping dengan permukaan bawah dan pinggir LBB; b) Lekukkan ke bawah dan pakukan pada posisinya (Gambar 18). Bagian ujung yang ditekuk Listplang Gambar 18 - Penutupan dengan lembaran bitumen bergelombang 5.5.2 Penutupan dengan bubungan lembaran bitumen bergelombang a) Pasang secara kuat dan merata bagian atas LBB; b) Letakkan bubungan LBB di atasnya dan pakukan pada posisinya. Bubungan Listplang Gambar 19 - Penutupan dengan bubungan bitumen bergelombang BSN 2012 13 dari 24 SNI 7711.2:2012

5.5.3 Penutupan dengan bagian samping lembaran bitumen bergelombang a) Pasang secara kuat dan merata bagian atas LBB; b) Letakkan bagian samping LBB di atasnya dan pakukan pada posisinya. Lembaran bitumen Listplang Gambar 20 - Penutupan dengan bagian samping lembaran bitumen bergelombang 5.5.4 Penutupan dengan penutup pelat logam a) Pasang secara kuat dan merata bagian atas LBB; b) Tutup bagian atasnya dengan penutup pelat logam dan pakukan pada posisinya. Penutup pelat logam Listplang 5.6 Bubungan pada atap pelana Gambar 21 - Penutupan dengan penutup pelat logam a) Letakkan papan penopang dan potongan reng pada rangka bubungan; b) Pasang bubungan LBB dimulai dari bawah sampai ke atas dan paku pada posisinya (Gambar 22); c) Pada bagian puncak, lipat bubungan LBB dan paku pada posisinya (Gambar 23). BSN 2012 14 dari 24

3 2 1 Gambar 22 - Pemasangan bubungan pada atap pelana Gambar 23 - Pemasangan bubungan pada bagian puncak atap pelana 5.7 Aksesoris atap a) Aksesoris atap pelat logam digunakan pada ujung atap bagian bawah untuk mengurangi terjadinya rembesan air hujan (Gambar 24); b) Aksesoris strip ventilasi atap digunakan untuk mencegah masuknya serangga atau burung (Gambar 25). Lembaran atap Pelat logam Listplang Gambar 24 - Pemasangan aksesoris atap pelat logam BSN 2012 15 dari 24

Strip ventilasi atap 5.8 Pengikatan pada dinding Lembaran atap Gambar 25 - Pemasangan aksesoris strip ventilasi atap 5.8.1 Lembaran penahan air pada dinding dari lembaran bitumen bergelombang a) Pasang lapis penutup/penahan air pada dinding dari LBB yang sudah dibentuk sebelumnya (Gambar 26); b) Buat alur pada dinding untuk penempatan penutup pelat logam dengan kedalaman 2 cm sampai dengan 3 cm; c) Pasang penutup pelat logam dan pakukan pada alur dinding yang telah disiapkan; d) Tutup alur dinding dengan mortar; Mortar Penutup pelat logam Penahan air dari lembaran bitumen bergelombang Gambar 26 - Pemasangan lembaran penahan air pada dinding dari LBB 5.8.2 Lembaran penahan air pada dinding dari produk jenis lain a) Pasang lapis penutup/penahan air pada dinding dari produk jenis lain berupa pelat logam yang sudah dibentuk sebelumnya (Gambar 23); b) Buat alur pada dinding untuk penempatan penutup pelat logam dengan kedalaman 2 sampai dengan 3 cm; c) Pasang penutup pelat logam dan pakukan pada alur dinding yang telah disiapkan; d) Tutup alur dinding dengan mortar; BSN 2012 16 dari 24

Mortar Penutup pelat logam Penahan air dari pelat logam SNI 7711.2:2012 Gambar 27 - Pemasangan lembaran penahan air pada dinding dari pelat logam 5.9 Pengikatan bagian sisi samping dinding 5.9.1 Pemasangan dengan memakai penutup pelat logam a) Pasang lapis penutup/penahan air pada sisi samping dinding dari pelat logam yang sudah dibentuk sebelumnya (Gambar 28); b) Buat alur pada sisi samping dinding sejajar dengan kemiringan atap untuk penempatan penutup pelat logam dengan kedalaman 2 cm sampai dengan 3 cm; c) Pasang penutup pelat logam pada alur dinding yang telah disiapkan; d) Tutup alur dinding dengan mortar; Mortar Penutup pelat logam 5.9.2 Pemasangan dengan memakai pita perekat Penahan air dari pelat logam Gambar 28 - Pemasangan dengan memakai penutup pelat logam a) Pasang lapis penutup/penahan air pada sisi samping dinding dari pelat logam yang sudah dibentuk sebelumnya (Gambar 25); b) Gunakan pita perekat untuk merekatkan pelat logam pada dinding. BSN 2012 17 dari 24

Pita perekat Penahan air dari pelat logam Gambar 29 - Pemasangan dengan memakai pita perekat 5.10 Penutup ujung/tepi bubungan pada atap dengan satu kemiringan a) Pasang lisplang pada ujung atap dengan satu kemiringan; b) Letakkan bubungan LBB atau pelat logam pada lisplang (Gambar 30 dan Gambar 31) dan pakukan atau sekrupkan pada posisinya; Bubungan Gambar 30 - Penutup ujung/tepi bubungan dengan bubungan LBB BSN 2012 18 dari 24

Pelat Gambar 31 - Penutup ujung/tepi bubungan dengan pelat logam 5.11 Talang untuk jurai dalam 5.11.1 Pemasangan talang dari pelat logam a) Pasang papan untuk perletakan talang pada jurai dalam dari pelat logam; b) Kedalaman talang minimum 75 mm; c) Panjang bagian overlap minimum 40 mm. 40 mm 40 mm 75 mm Gambar 32 - Talang pada jurai dalam dari pelat logam 5.11.2 Pemasangan talang dari lembaran bitumen a) Pasang papan untuk perletakan talang pada jurai dalam dari lembaran bitumen; b) Kedalaman talang minimum 75 mm; c) Panjang bagian overlap minimum 40 mm. 75 mm Pelat Gambar 33 - Talang pada jurai dalam dari lembaran bitumen BSN 2012 19 dari 24 Lembaran bitumen SNI 7711.2:2012

5.12 Jendela atap LBB a) Untuk memberikan pencahayaan alami dan ventilasi, pasang lembaran yang telah dilengkapi jendela kaca (Gambar 34); b) Untuk memberikan pencahayaan alami, pasang jenis produk lembaran transparan; c) Pasang dan ikatkan pada posisinya seperti pemasangan lembaran bitumen bergelombang. Gambar 34 - Pemasangan jendela kaca BSN 2012 20 dari 24

5.13 Ventilator atap a) Ventilator atap dapat dipasang setiap volume ruangan sebesar 10.000 m 3 sampai dengan 33.000 m 3 (Gambar 35); b) Potong lembaran untuk membuat bukaan dan pakukan pada posisinya sesuai petunjuk pemasangan yang menyertai produk tersebut. Gambar 35 - Ventilator atap BSN 2012 21 dari 24

5.14 Cerobong asap a) Bila diperlukan, pasang cerobong asap pada bagian atap dan ikatkan dengan kuat; b) Lapisi dengan bahan kedap air pada bagian sambungan agar tidak terjadi perembesan. Gambar 36 - Cerobong asap 5.15 Atap melengkung/kubah Bila rangka atap telah terpasang, lanjutkan dengan menyiapkan garis-garis lapisan sehingga diperoleh posisi gording yang tepat (Gambar 37), dengan ketentuan sebagai berikut: a) Puncak kubah dengan kemiringan < 17% : bentang maksimum = 360 mm; b) Puncak kubah dengan kemiringan 17% - 27 % : bentang maksimum = 450 mm; c) Puncak kubah dengan kemiringan > 27% : bentang maksimum = 610 mm; d) Pada puncak atap dengan kemiringan = 0% ; - hindarkan adanya lembaran tumpang tindih (letakkan lembaran paling atas di tengahtengahnya); - overhang maksimum 70 mm; - Lapisan overlap ke arah samping 2 gelombang. BSN 2012 22 dari 24

610 mm 450 mm Gambar 37 - Atap melengkung/kubah 5.16 Tampilan menyerupai bentuk genteng 360 mm SNI 7711.2:2012 a) Potong LBB sepanjang 500 mm dengan menggunakan gergaji yang telah diberi pelumas; b) Pasang LBB yang telah dipotong dengan overlap sepanjang 200 mm untuk mendapatkan pengaruh/efek genteng berupa garis bayangan yang menarik. 50 mm 20 mm Gambar 36 - Atap dengan tampilan genteng BSN 2012 23 dari 24

Fastener Accessories Monopitch roof Overhang Skylight Lampiran A (informatif) Daftar Istilah : Pengikat : Aksesoris : Atap dengan satu kemiringan : Lembaran yang menggantung : Jendela kaca BSN 2012 24 dari 24

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012

BSN 2012 BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3,4,7,10 Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270 Telp: 021-574 7043; Faks: 021-5747045; e-mail : bsn@bsn.go.id