LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

PEMERII{TAH KOTA DUMAI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWASAN LALU LINTAS TERNAK DAN PEREDARAN BAHAN ASAL HEWAN DI KABUPATEN BULUKUMBA

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA BUDIDAYA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 10 TAHUN 2003 TENTANG PENGATURAN, PENERTIBAN DAN IJIN PEMELIHARAAN TERNAK DI KOTA KUPANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 17

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI AGAM,

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS

WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN RABIES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASAMAN BARAT NOMOR : 03 TAHUN 2008 TENTANG PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN RABIES DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK,

PERATURAN DAERAH KOTA PAGAR ALAM NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK BERKAKI EMPAT DALAM KOTA PAGAR ALAM

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 06 TAHUN 2004

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN PARIWISATA PANTAI WIDURI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG PENANGGULANGAN RABIES DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

BUPATI SERUYAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 10 TAHUN 2010 PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 13 TAHUN 2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA,

LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

BUPATI BADUNG NOMOR 40 TAHUN 2012 TENTANG OTORITAS VETERINER KABUPATEN BADUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG IZIN USAHA PENGELOLAAN DAN PENGUSAHAAN SARANG BURUNG WALET

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 48 TAHUN : 2004 SERI : C

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 06 TAHUN 2007 TENTANG USAHA PETERNAKAN DAN PENERTIBAN TERNAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KETENTUAN PEMELIHARAAN TERNAK BUPATI MAROS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN. TAHUN 2007 No. 17 PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 17 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR BENGKULU PERATURAN DAERAH PROVINSI BENGKULU NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN TERNAK SAPI DAN KERBAU BETINA PRODUKTIF

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2003 TENTANG SURAT IZIN TEMPAT USAHA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENGAWASAN, PENERTIBAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN MINUMAN BERALKOHOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 2 TAHUN 2000 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 22 TAHUN 2000 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI RUMAH POTONG HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PEMELIHARAAN DAN PEREDARAN UNGGAS WALIKOTA SURABAYA,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 7 TAHUN 2003 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 45 TAHUN 2006 TENTANG PEDOMAN PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR : 10 TAHUN : 1996 SERI : D NO : 10 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG. Nomor 8 Tahun 2000 Seri B PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG PENGGANTIAN BIAYA CETAK PETA

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG IZIN PENGUSAHAAN DAN PENGELOLAAN SARANG BURUNG WALET DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR : 1 TAHUN 2002 SERI : B PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2002

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG IZIN TOKO OBAT

BUPATI BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA INDUSTRI, IZIN PERLUASAN DAN TANDA DAFTAR INDUSTRI

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG RETRIBUSI IJIN USAHA PETERNAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH TINGKAT I JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI NOMOR 11 TAHUN 2001 TENTANG PERIZINAN DAN PENDAFTARAN USAHA PETERNAKAN DI KABUPATEN KUTAI

PENERTIBAN HEWAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN KONAWE SELATAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BARRU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA BARAT,

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR: 2 TAHUN 2004 TENTANG FATWA PENGARAHAN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TASIKMALAYA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG PENGATURAN PEDAGANG KAKI LIMA DAN PEDAGANG KAKI LIMA MUSIMAN

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 06 TAHUN 2014 PENERTIBAN PEMELIHARAAN HEWAN TERNAK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2005 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN 2013 TENTANG IZIN PEMAKAIAN RUMAH MILIK ATAU DIKUASAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2003 TENTANG PENGENDALIAN DAN PERLINDUNGAN SEMPADAN SUNGAI

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI

USAHA PETERNAKAN DAN PEMELIHARAAN TERNAK

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALEMBANG,

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BALIKPAPAN,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDAGANG KAKI LIMA

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR : 2 TAHUN 2002 IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : C

BAB II JASA USAHA PELAYANAN PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) Pasal 2

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO NOMOR : 07 TAHUN 2006 TENTANG PETERNAKAN DAN PENERTIBANNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALOPO,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 2

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

- 1 - BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SABU RAIJUA NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG PENERTIBAN TERNAK DALAM WILAYAH KABUPATEN SABU RAIJUA

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM DALAM TRAYEK

PERATURAN DAERAH KOTA BIMA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG TATA CARA PEMASUKKAN KAYU DARI LUAR DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II BADUNG NOMOR 8 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

NOMOR : 7 TAHUN 1989 (7/1989)

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 15 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

WALIKOTAA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTANN TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG IZIN GANGGUANN IZIN GANGGUAN. DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG PERIZINAN DAN RETRIBUSI IZIN PEMBUANGAN LIMBAH CAIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIREBON

PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA (PERDA KOTA YOGYAKARTA) NOMOR 10 TAHUN 2002 (10/2002) TENTANG PENGATURAN PRAMUWISATA DAN PENGATUR WISATA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 1 Tahun : 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG IZIN USAHA DAN PEREDARAN OBAT HEWAN DI KABUPATEN JEMBRANA

Transkripsi:

KOTA DUMAI Hasil Rapat Bersama DPRD Tanggal 21 Juli 2008 LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI Nomor : 10 Tahun 2008 Seri : D Nomor 06 PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK DAN HEWAN KESAYANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DUMAI, Menimbang : a. bahwa guna pencegahan, pemberantasan, penanggulangan penyakit dengan atau ditularkan dari hewan kepada manusia dan untuk ketertiban, keamanan dan tuntutan hidup manusia akan kebersihan kesehatan, hygienitas dan bebas dari pencemaran limbah peternakan diperlukan pengaturan pemeliharaan ternak di Kota Dumai; b. bahwa dalam rangka pengaturan tersebut perlu dilakukan penertiban terhadap cara pemeliharaan ternak yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan usaha; c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Ketentuan Pemeliharaan Ternak dan Hewan Kesayangan di Kota Dumai; 437

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 6 Tahun 1967 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1967 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2824 ); 2. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 3. Undang - Undang Nomor 16 Tahun 1992 tentang karantina Hewan,Ikan dan Tumbuhan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 56, Tambah Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 3482); 4. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3669); 5. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3685) sebagaimana telah di ubah dengan Undang-undang nomor 34 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4019); 6. Undang - Undang Nomor 16 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Dumai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3829); 7. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 438

8. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir, dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 9. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 Tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3101); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1977 Tentang Usaha Peternakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1977 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3101); 12. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1983 Tentang Kesehatan Masyarakat Veteriner (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3253); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 Tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintah Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3347); 439

14. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi, dan Pemerintahan Daerah kabupaten/ Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 16. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Penanganan dan Pengendalian Virus Flu Burung (Avian Influenza); 17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 50 Tahun 2006 tentang Pedoman Pemeliharaan Unggas di Pemukiman; 18. Peraturan Daerah Kota Dumai Nomor Tahun 2008 Tentang Organisasi Tata kerja Dinas-dinas Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAI dan WALIKOTA DUMAI MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMELIHARAAN TERNAK DAN HEWAN KESAYANGAN 440

BAB 1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Dumai. 2. Pemerintah daerah adalah Pemerintah Kota Dumai. 3. Walikota adalah Walikota Dumai. 4. Dewan Perwakilan Rakyat adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Dumai. 5. Dinas teknis adalah Institusi yang berwenang menangani bidang kehewanan,kesehatan hewan dan peternakan. 6. Kepala Dinas adalah Kepala institusi yang menangani bidang kehewanan,kesehatan hewan dan peternakan. 7. Hewan adalah semua binatang atau satwa yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di darat dan atau di udara baik yang dipelihara maupun yang di habitat alam. 8. Ternak adalah hewan selain satwa liar yang produknya diperuntukkan sebagai penghasil pangan, bahan baku industri, jasa-jasa dan atau hasil-hasil ikutannya yang terkait dengan pertanian. 9. Unggas adalah hewan bersayap, berkaki dua, berparuh dan berbulu, termasuk segala jenis burung yang dapat dipelihara dan diternakan sebagai penghasil pangan atau sebagai hobi, pendidikan serta penelitian. 10. Hewan kesayangan adalah hewan yang dipelihara hanya untuk disayangi semata, di mana sama sekali tidak mengharap daging, susu atau telurnya untuk dikonsumsi manusia. Yang termasuk hewan kesayangan antara lain : segala jenis anjing, kucing, kelinci, dan hewan lainnya yang dibolehkan dipelihara atau bukan termasuk hewan yang dilindungi, dimana hampir seluruh aktifitas dan kebutuhan hidupnya diatur dan sangat tergantung kepada si pemeliharanya. 441

11. Penyakit hewan adalah gangguan kesehatan pada hewan sehat yang disebabkan oleh cacat genetik, proses degeneratif, gangguan metabolisme, trauma, keracunan, infeksi mikroorganisme pathogen seperti virus, bakteri, cendawan, riketsia, infeksi parasit dan atau penyebab lainnya. 12. Penyakit hewan menular adalah penyakit yang ditularkan antara hewan dengan hewan, hewan dengan manusia, hewan dan media pembawa penyakit hewan lainnya melalui kontak langsung media perantara mekanis seperti air, udara, tanah, pakan, perlatan, manusia atau media perantara biologis atau vector. 13. Pemeliharaan adalah kegiatan memelihara atau budidaya ternak. 14. Hewan Penular Rabies (HPR) adalah hewan hewan yang dapat menularkan penyakit rabies diantaranya anjing, kucing, kera dan sebangsanya. 15. Vaksinasi anti rabies untuk hewan adalah semua jenis vaksin yang diproduksi oleh pabrik tertentu, yang telah mendapat izin dan telah diuji dan diregistrasi oleh Departemen Pertanian. 16. Dokter hewan adalah mereka yang dididik dan berijazah Dokter Hewan diakui oleh Pemerintah Republik Indonesia. 17. Dokter Hewan berwenang adalah Dokter Hewan yang bertanggung jawab terhadap seluruh fungsi Bidang Kesehatan Hewan, yang meliputi Pengamatan Penyakit Hewan, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Hewan, Pengesahan Diagnosa, Pembinaan Kesehatan Masyarakat Veteriner dan Pengawasan Obat Hewan di wilayah kabupaten/kota. 18. Petugas yang berwenang adalah Pejabat Pemerintah Bagian Kesehatan Hewan pada Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan atau dinas yang membidangi fungsi Peternakan dan Kesehatan hewan selain Dokter Hewan. 442

19. Surat Keterangan Kesehatan Hewan adalah surat keterangan kesehatan hewan yang diberikan atau dikeluarkan oleh Dokter Hewan berwenang setelah dilakukan uji atau pemeriksaan terhadap kesehatan hewan tersebut. 20. Surat Keterangan Tanda Vaksinasi adalah surat keterangan yang diberikan Dokter Hewan berwenang/dokter Hewan praktisi, apabila dia telah memberikan vaksinasi terhadap seekor hewan. 21. Peneng adalah tanda khusus atau kode khusus yang dikenakan pada hewan yang telah diregister. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Bagian Pertama Maksud Pasal 2 Maksud diterapkannya peraturan daerah ini adalah: (1) Sebagai pedoman dan landasan operasional pengaturan, pelaksanaan pemeliharaan ternak dan hewan kesayangan; (2) Memudahkan pelayanan, penanganan dan penyelesaian permasalahan di bidang pemeliharaan hewan atau ternak; (3) Memudahkan kegiatan pengamatan dini, pemberantasan dan pengendalian wabah penyakit hewan. 443

Bagian ke dua Tujuan Pasal 3 Tujuan ditetapkannya Peraturan Daerah ini adalah : (1). Terciptanya suatu wilayah bersih, tertib,sehat dan bebas dari polusi dan ancaman penyakit berkaitan dengan hewan dan atau ternak; (2). Terpeliharanya kesehatan manusia dan ketenteraman batin masyarakat; (3). Menumbuh kembangkan budaya hidup yang sadar akan lingkungan. BAB III KETENTUAN UMUM PEMELIHARAAN HEWAN ATAU TERNAK Pasal 4 (1) Pemilik hewan atau ternak budi daya harus menyediakan kandang, peralatan handling, pakan, air minum serta peralatan lainnya dalam memelihara hewan /ternaknya. (2) Kandang dan tempat pemeliharaan ternak sebagaimana disebutkan pada ayat (1) harus berjarak minimal 25 meter dari rumah. (3) Pemilik hewan kesayangan yang dipelihara berdampingan dengan manusia wajib menjaga kebersihan dan kesehatan hewan peliharaannya sehingga tidak mengganggu kesehatan manusia; (4) Dalam pemeliharaan hewan atau ternak harus memperhatikan kesejahteraan hewan, tidak menyakiti, menganiaya serta menghilangkan hak hidup secara alami. 444

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemeliharaan hewan atau ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan 4 di atur dengan Peraturan Walikota. BAB IV KETENTUAN KHUSUS PEMELIHARAAN HEWAN ATAU TERNAK Pasal 5 (1) Pemilik ternak atau hewan kesayangan dan atau hewan/ternak non komersil yang dipelihara dengan tujuan tertentu wajib memiliki sertifikasi dan tanda daftar khusus dari insitusi yang berkompeten. (2) Pemilik maupun pemeliharaan hewan atau ternak kesayangan antara lain, anjing, kucing kera dan hewan sejenisnya harus ikut serta secara aktif dalam melaksanakan usaha - usaha pencegahan, pemberantasan dan penanggulangan penyakit Rabies di Kota Dumai. (3) Pemilik hewan unggas (ayam, itik, angsa, burung dan sejenisnya ) harus ikut serta secara aktif dalam usaha-usaha pencegahan, pemberantasan dan pengendalian terhadap penyakit flu burung di Kota Dumai. (4) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan (3) pasal ini di atur melalui Peraturan Walikota. Pasal 6 (1) Setiap HPR yang berada di Kota Dumai harus didaftarkan oleh pemilik atau pemeliharanya pada kantor dinas teknis. (2) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sedikitnya setahun sekali sebelum bulan September. 445

(3) Pendaftaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2), meliputi kegiatan-kegiatan : a. Pencatatan asal usul, jenis kelamin, umur, warna bulu, ras dan nama; b. Panggilan dll; c. Nama dan alamat pemilik atau pemeliharanya; d. Catatan vaksinasi sebelumnya. Pasal 7 (1) Hewan yang telah didaftarkan dan divaksinasi akan diberi tanda berupa peneng. (2) Apabila peneng hilang maka si pemilik harus segera melapor ke dinas teknis dan minta penggantinya. (3) Apabila peneng tidak diganti maka hewan tersebut dinyatakan sama dengan hewan yang tidak didaftar dan dianggap sebagai hewan liar. BAB V PERIZINAN Pasal 8 (1) Setiap orang atau badan hukum yang memelihara hewan/ternak harus memiliki izin dari Walikota. (2) Untuk memperoleh izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini, pemohon harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada walikota; (3) Permohonan izin usaha ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Daerah. 446

BAB VI PEMBINAAN Pasal 9 Pembinaan di bidang usaha ternak dan hewan di lingkungan pemukiman di wilayah Kota Dumai dilaksanakan oleh Walikota dan Kepala Dinas yang membidangi fungsi kehewanan/peternakan dan Kepala Dinas yang membidangi fungsi pengamanan peraturan daerah. BAB VII PENGAWASAN Pasal 10 Pengawasan pelaksanaan Peraturan Daerah ini dilaksanakan oleh Walikota melalui Kepala Dinas sesuai bidang tugas berdasarkan peraturan per undangundangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PENYIDIKAN Pasal 11 (1) Penyidikan Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah berwenang melakukan penyidikan terhadap tindak pidana pelanggaran dalam Peraturan Daerah ini. (2) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai wewenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah; b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian; c. menyuruh berhenti seseorang dan memaksa dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka; 447

d. melakukan penyitaan benda atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; g. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui Penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, Tersangka atau keluarganya; i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang akan dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah tidak berwenang melakukan penangkapan dan/atau penahanan. BAB IX LARANGAN Pasal 12 (1) Pemeliharaan ternak dilarang dilakukan pada tempattempat yang banyak aktifitas/kegiatan masyarakat seperti: a. Kawasan perkantoran b. Kawasan pelayanan kesehatan c. Kawasan Rumah Ibadah d. Kawasan Sekolah, Akademi dan Kampus e. Kawasan Pertokoan f. Kawasan Pelabuhan Udara g. Kawasan Pelabuhan Laut h. Kawasan Terminal i. Kawasan Ruang Terbuka Hijau j. Kawasan Rekreasi Kota k. Kawasan Hijau Olahraga l. Kawasan Perbatasan Hutan Kota 448

m. Kawasan Tempat Pemakaman Umum n. Kawasan Fasilitas Umum lain yang yang dapat menimbulkan gangguan kecelakaan o. Kawasan Permukiman yang padat penduduk (2) Larangan pemeliharaan ternak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini berlaku kecuali untuk penelitian. BAB X SANKSI Pasal 13 (1) Setiap orang atau Badan Usaha yang telah memiliki izin melakukan pelanggaran sesuai dengan Pasal 4 ayat (1), (2), (3) dan (4) Peraturan Daerah ini, maka Usaha Peternakan itu akan ditutup dan dicabut izinnya. (2) Ketidak patuhan terhadap Pasal 8 ayat (1) dan (2) dapat mengakibatkan pencabutan surat izin pemeliharaan. (3) Selain dikenakan pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, dapat dikenakan sangsi berupa penyitaan ternak. BAB XI KETENTUAN PIDANA Pasal 14 (1) Setiap orang dan/atau badan hukum yang melanggar ketentuan pada pasal (4) ayat (1), pasal (5) ayat (1), (2) dan (3), pasal (6) ayat (1), dan pasal (8) ayat (1), Pasal 12 diancam pidana dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah). (2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud ayat(1) pasal ini adalah pelanggaran. 449

BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Hal - hal yang belum di atur dalam Peraturan Daerah ini, secara teknis pelaksanaannya akan di atur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di undangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Dumai. Ditetapkan di Dumai pada tanggal 11 September 2008 WALIKOTA DUMAI, cap/dto, Di undangkan di Dumai pada tanggal 12 September 2008 H. ZULKIFLI A.S SEKRETARIS DAERAH KOTA DUMAI, cap/dto, H. WAN FAUZI EFFENDI Pembina Utama Muda NOP. 010055541 LEMBARAN DAERAH KOTA DUMAI TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 450