PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia

dokumen-dokumen yang mirip
PENYEBARAN VARIETAS UNGGUL JAGUNG DI SULAWESI SELATAN. Sumarni Panikkai Balai Penelitian Tanaman Serealia

TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG UNTUK PRODUKSI BIOMAS PADA LAHAN MARJINAL. M. Akil Balitsereal Maros ABSTRAK

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

KERAGAAN SUMBERDAYA LAHAN, PEMANFAATAN DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PERTANIAN BERBAGAI DAERAH DI SULAWESI SELATAN

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SULAWESI SELATAN

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

PENDAPATAN DAN TANGGAPAN PETANI TERHADAP USAHATANI JAGUNG HIBRIDA BISI 2

Pedoman Umum. PTT Jagung

LAMPIRAN USULAN RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBANGUNAN PERTANIAN TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA TAHUN 2015

BOX UMKM : PERKEMBANGAN PEMBIAYAAN KOMODITAS 'GERBANG EMAS' OLEH PERBANKAN SULAWESI SELATAN

POTENSI DAN PELUANG EKSPOR PRODUK PERKEBUNAN UNGGULAN DI SULAWESI SELATAN

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

DINAMIKA USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DAN PERMASALAHANNYA PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN BONE. Hadijah A.D. 1, Arsyad 1 dan Bahtiar 2 1

PEKAN SEREALIA NASIONAL I JULI 2010

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

Peran Teknologi Pertanian dalam Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung Senin, 22 Maret 2010

LAMPIRAN 25. KERJASAMA PENELITIAN DENGAN INTANSI PEMERINTAH/PEMDA (PROVINSI, KABUPATEN, KOTA), TAHUN ANGGARAN Lanjutan

PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA (INDONESIAN NUTRITION ASSOCIATION) PROVINSI SULAWESI SELATAN

INOVASI TEKNOLOGI PRODUKSI JAGUNG

, ,56 99, , ,05 96,70

ANALISIS USAHATANI JAGUNG TERHADAP KOMPONEN TEKNOLOGI PETANI PADA LAHAN SAWAH di KABUPATEN GOWA DAN TAKALAR

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

KINERJA USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DAN PROSPEK PENGEMBANGANNYA DI SULAWESI SELATAN. Armiati dan Yusmasari

PENDAHULUAN. Latar Belakang

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

PROSPEK PENGEMBANGAN JAGUNG PULUT LOKAL UNTUK MENDUKUNG INDUSTRI PRODUK MARNING

Vol. Sat. Keu (Rp x 1,000) Keu (Rp x 1,000) Vol Sat. %

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

Perkembangan Produksi dan Kebijakan dalam Peningkatan Produksi Jagung

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

Belanja ( x Rp ) 28,459,972, ,459,972, ,351,299,600 A PELAYANAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN T.A

I. PENDAHULUAN. agraris seharusnya mampu memanfaatkan sumberdaya yang melimpah dengan

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

I. PENDAHULUAN. Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan

Pemetaan Spasial Varietas Jagung Berdasarkan Musim Tanam di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan

I PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian memiliki peran yang strategis dalam perekonomian

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEADAAN KETENAGAKERJAAN SULAWESI SELATAN AGUSTUS 2014

VERIFIKASI DAMPAK PENERAPAN PAKET TEKNOLOGI BUDIDAYA JAGUNG KOMPOSIT MENDUKUNG UPAYA PERBAIKAN EKONOMI PEDESAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses di mana Pemerintah

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

PELUANG AGRIBISNIS BENIH JAGUNG KOMPOSIT DI JAWA TENGAH

POTENSI IKLIM, SUMBER DAYA LAHAN DAN POLA TANAM DI SULAWESI SELATAN

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

Realisasi (Rp) Belanja (Rp) Tidak Langsung

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan penting dari keseluruhan

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. karena kendala tersebut sehingga pendapatan nelayan dan petani tambak menjadi

PRODUKSI JAGUNG ORIENTASI TONGKOL MUDA MENDUKUNG PENYEDIAAN PAKAN TERNAK. ) Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

V. KEBIJAKAN, STRATEGI, DAN PROGRAM

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

Inovasi Teknologi Budidaya Dalam Rangka Pengembangan Usahatani Jagung di Provinsi Jambi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2. BENIH TANAMAN JAGUNG

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp:// [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

FUNGISIDA METALAKSIL TIDAK EFEKTIF MENEKAN PENYAKIT BULAI (Peronosclerospora maydis) DI KALIMANTAN BARAT DAN ALTERNATIF PENGENDALIANNYA

Tabel 8. Luas wilayah Sulawesi Selatan di tiap kabupaten berdasarkan peta dasarnya IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROSPEK DAN ARAH PENGEMBANGAN AGRIBISNIS JAGUNG. Edisi Kedua. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian AGRO INOVASI

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

peningkatan produksi dan produktifitas melalui intensifikasi, ekstensifikasi,

Sistem Perbenihan Jagung

I. PENDAHULUAN. komoditas utama penghasil serat alam untuk bahan baku industri Tekstil dan

JUDUL KEGIATAN: KAJIAN MODEL PTT DALAM BUDIDAYA JAGUNG LOKAL DAN POTENSI PENGEMBANGAN JAGUNG QPM SEBAGAI SUMBER PANGAN ALTERNATIF

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

I. PENDAHULUAN. keharusannya memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Berdasarkan Sensus

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG

EFEKTIVITAS PENYEBARAN INOVASI T PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU JAGUNG MELALUI DEMONSTRASI TEKNOLOGI DI KABUPATEN LUWU

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Disparitas antar Kabupate/kota di Provinsi Sulawesi Selatan :

V. PERPETAAN HUTAN A. Peta Dasar (RBI, TOP) A.1. Pengadaan dan Distribusi Peta Dasar Skala 1: dan Skala 1: s/d Desember 2007

PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA TANI KACANG TANAH MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI VARIETAS UNGGUL DI DESA SIGEDONG KECAMATAN MANCAK KABUPATEN SERANG

I. PENDAHULUAN. Pembangunan pertanian, khususnya tanaman pangan bertujuan untuk meningkatkan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Analisis Rasio Ketergantungan Keuangan Daerah

EVALUASI KEBIJAKAN SUBSIDI BENIH JAGUNG KASUS KABUPATEN JENEPONTO, SULAWESI SELATAN

DISEMINASI HASIL TEKNOLOGI

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG VARIETAS KOMPOSIT PADA BERBAGAI JARAK TANAM DI LAHAN KERING

PENDAHULUAN. swasembada beras. Produksi yang melebihi kebutuhan konsumsi penduduk, menempatkan daerah ini sebagai daerah suplai beras dan penyangga

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

SISTEM PRODUKSI JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT. Muhammad Aqil dan Bunyamin Z. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar penduduk

PEMANFAATAN LIMBAH JAGUNG SEBAGAI PAKAN TERNAK DI SULAWESI SELATAN

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

LAPORAN HASIL JUDUL KEGIATAN PENDAMPINGAN PROGRAM SL-PTT DI KABUPATEN GOWA. Andi Ella, dkk

Transkripsi:

PELUANG DAN MASALAH PENGEMBANGAN JAGUNG PADA LAHAN KERING DENGAN PTT JAGUNG DI SULAWESI SELATAN M. Arsyad Biba Balai Penelitian Tanaman Serealia ABSTRAK adalah terkenal sebagai penghasil utama jagung di Kawasan Timur Indonesia dan menempati urutan ke-5 setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung, dan Sumatera Utara. Luas lahan kering di 1.802.510 hektar, dan terdapat enam kabupaten yang memiliki lahan kering lebih dari 100 hektar yaitu, Luwu utara 228.978 hektar, Bone 181.030 hektar, Wajo 142.059 hektar, Luwu 127.044, Enrekang 108.912 hektar, dan Kabupaten Tana Toraja 101.948 hektar. terbagi atas tiga sektor yaitu, sektor peralihan yang terdiri atas sembilan kabupaten, sektor barat sembilan kabupaten, dan sektor timur lima kabupaten. Pada daerah peralihan terdapat dua daerah yang termasuk penghasil utama jagung yaitu Kabupaten Bulukumba lahan keringnya 73.449 hektar, luas panen 33.011 hektar, produksi jagung 144.935 dan Bantaeng lahan keringnya 24.848 hektar, luas panen 27.012 hektar, produksi jagung 135.758. Persentase pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di Bulukumba mencapai 44,94 persen dengan produksi rata-rata 4,1 persen dan Bantaeng mencapai 36,09 persen dengan produksi rata-rata 5,3t/ha. Produksi jagung tertinggi di sektor barat adalah terdapat di Kabupaten Gowa dan Jeneponto dengan produksi 213.186 ton dan 201.446 ton. Pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di Kabupaten Gowa sudah lebih 75 persen, luas panen 43.011 hektar dengan produksi rata-rata 5,0 t/ha dan Jeneponro sudah lebih 90 persen, luas panen 47.663 hektar dengan produksi rata-rata 4,2t/ha. Di sektor timur, Kabupaten Bone lahan keringnya 181.030 hektar, luas panen 43.606 hektar dengan produksi jagung rata-rata 3,4t/ha. Persentase pemanfaatan lahan kering di daerah tersebut adalah masih kecil sehingga perlu implementasi nyata yang didorong oleh penerapan PTT jagung guna meningkatkan produksi secara masksimal setiap daerah. Kata kunci: Peluang, Masalah, Pengembangan, lahan kering, PTT Jagung. PENDAHULUAN Potensi lahan untuk pengembangan jagung tersedia cukup luas, utamanya pada lahan kering di luar Jawa, seperti Sumatera, Kalimantan, Irian, dan Sulawesi. Ada sekitar 6,96 juta hektar lahan yang terdapat di 14 provinsi tergolong berpotensi untuk pengembangan jagung (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat 2002). Salah satu daerah di luar Jawa yang memiliki lahan kering yang cukup luas dan potensial untuk pengembangan tanaman jagung adalah Sulawsi Selatan. terkenal sebagai daerah penghasil utama jagung di Kawasan Timur Indonesia, dan menempati urutan ke-5 setelah Jawa Timur, Jawa Tengah, Lampung dan Sumatera Utara (Statistik Indonesia 2010). Sasaran areal panen jagung pada Tahun 2012 adalah 314.847 hektar, produktivitas (4,6t/ha), dengan produksi 1.435.360 ton (Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Sulawesi 628 M. Arsyad Biba : Peluang dan Masalah Pengembangan Jagung pada Lahan Kering dengan PTT Jagung di

Selatan 2009). Luas lahan kering di yang dapat ditanami jagung ada sekitar 1.802.510 hektar, dan terdapat enam kabupaten yang memiliki lahan kering lebih dari 100 hektar yaitu, Luwu utara 228.978 hektar, Bone 181.030 hektar, Wajo 142.059 hektar, Luwu 127.044, Enrekang 108.912 hektar dan Kabupaten Tana toraja 101.948 hektar ( dalam Angka 2011). Target utama kementerian pertanian dalam pembangunan pertanian (1) pencapaian swasembada dan swasembada berkelanjutan, (2) peningkatan divesifikasi pangan, (3) peningkatan nilai tambah, dan (4) peningkatan kesejahteraan petani. Untuk mencapai target tersebut diperlukan upaya pemanfaatan potensi lahan guna menghasilkan jagung dengan produktivitas yang lebih tinggi dan efisien dengan teknologi pengelolaan pertanaman jagung secara terpadu (PTT Jagung). PTT jagung adalah paket teknologi pertanian yang terdiri atas beberapa komponen teknologi terpilih meliputi varietas unggul, benih bermutu dan berlabel, penyiapan lahan yang hemat tenaga, populasi tanaman 66.000-75.000/ha, pemupukan yang efisien, pengendalian jasad pengganggu yang murah, dan teknologi pascapanen yang sesuai dengan kondisi lahan, dan sosial ekonomi masyarakat. (Badan Litbang Pertanian 2009). Berdasarkan perilaku iklim terbagi atas tiga sektor yaitu sektor peralihan, barat dan sektor timur. Gambaran luas lahan kering dan luas areal panen jagung pada masingmasing kabupaten setiap sektor (Tabel 1, 2 dan 3). Tabel 1 menunjukkan bahwa di daerah peralihan terdapat dua daerah yang termasuk penghasil utama jagung yaitu Kabupaten dan Bantaeng dengan produksi 144.035 ton Bulukumba dengan produksi 135.758 ton. Persentase pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di Bantaeng mencapai 36,09 persen dengan produksi rata-rata 5,3t/ha Bulukumba mencapai 44,94 persen dan dengan produksi rata-rata 4,1t/ha. Pemanfaatan lahan kering di daerah tersebut masih sangat kecil dibandingkan dengan lahan kering yang tersedia, artinya masih banyak peluang untuk melakukan pengembangan untuk meningkatkan produksi jagung di. Dan secara keseluruhan di daerah peralihan, pemanfaatan lahan kering masih kecil sekali, yaitu baru 12,83 persen. Jadi masih terbuka peluang untuk memantapkan produksi menuju Sulawesi Selatan surplus jagung dan sebagai pendukung utama swasembada jagung berkelanjutan yang dijadikan sebagai salah satu target utama oleh Kementerian Pertanian. Di daerah peralihan terdapat sembilan kabupaten yang memiliki lahan Tabel 1. Luas lahan kering, luas panen dan produksi jagung di daerah peralihan Sulawesi Selatan, 2011. Kabupaten Luas Lahan Kering Luas Panen Persentase Produksi (%) Enrekang 108.912 12.423 11,41 59.109 Tana Toraja 101.948 2.168 2,13 19.325 Sinjai 46.288 7.609 16,44 28.070 Bulukumba 73.449 33.011 44,94 135.758 Bantaeng 74.848 27.012 36,09 144.035 Luwu 228.978 16.132 7,05 67.562 Palopo 9.699 865 6,86 3.779 Luwu Timur 97.384 3.860 3,96 19.694 Toraja Utara 62.306 39 0,06 302 Jumlah 803.812 103.129 12,83 477.634 Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah, 2007 dan dalam Angka, 2011. 629 Seminar Nasional Serealia 2011

kering cukup luas dan perlu dioptimalkan untuk meningkatkan pendapatan petani dan pendapatan asli daerah. Untuk mempercepat peningkatan produksi di daerah peralihan, maka kabupaten Bulukumba dan Bantaeng perlu ditata untuk dijadikan daerah pelatihan dan percontohan penerapan pengelolaan tanaman terpadu jagung (PTT Jagung). PTT jagung adalah terdiri atas beberapa komponen teknologi terpilih dan dikemas menjadi suatu pendekatan yang sudah teruji dan terbukti dapat meningkatkan produksi jagung secara maksiamal. Selain daerah peralihan yang merupakan penghasil utama jagung, di sektor barat pun juga terdapat sembilan kabupaten yang memiliki lahan kering yang cukup luas yang perlu didorong terus untuk peningkatan produksi jagung. Produksi jagung tertinggi di sektor barat adalah terdapat di Kabupaten Gowa dan Jeneponto dengan produksi 213.186 ton dan 201.446 ton (Tabel 2). Jeneponto memiliki lahan kering 51.737 hektar, luas panen 47.663 hektar, produksi ratarata 4,2t/ha. Pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di Kabupaten Jeneponro sudah lebih 90 persen. Kabupaten Gowa memiliki lahan kering 76.655 hektar, luas panen 51.510 hektar, produksi rata-rata 5,0t/ha, dan pemanfaatan sudah lebih 75 persen. Di sektpr barat, Kabupaten Gowa dan Jeneponto dapat dijadikan tempat penerapan PTT jagung melalui pelatihan dan petak percontohan yang dapat dijadikan objek kunjungan teknologi budidaya oleh petani untuk terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya agar dapat semakin terampil dalam mengelola usahataninya. Di sektor barat ini terdapat tujuh kabupaten yang memiliki lahan kering cukup luas dan perlu dipacu terus untuk meningkatkan produksi jagung karena pemanfaatannya masih sangat kecil dan secara keseluruhan baru mencapai 27,04 persen. Sektor Timur yang lebih dikenal sebutannya BOSOWASIPILU sebagai sentra padi, juga terdapat satu daerah sebagai penghasil utama jagung, yaitu Kabupaten Bone dengan produksi rata-rata 4,9 t/ha. Pada Tabel 3 terlihat bahwa persentase pemanfaatan lahan kering di daerah tersebut adalah masih kecil sehingga perlu terus didorong untuk memaksimalkan penggunaannyas guna meningkatkan produktivitas dengan penerapan PTT jagung. PTT jagung adalah suatu pendekatan dalam usahatani yang sudah disesuaikan dengan kondisi agroklimat masingmasing daerah. Untuk memantapkan penerapan PTT jagung di tingkat petani, maka penyuluh dan kelompok tani yang telah mengikuti SL-PTT jagung adalah Tabel 2. Luas lahan kering, luas panen dan produksi jagung di sektor barat Sulawesi Selatan, 2011. Kabupaten Luas Lahan Kering Luas Panen Persentase Produksi (%) Kepulauan Selayar 63.632 3.010 4,73 5.510 Jeneponto 52.737 47.663 92,13 201.446 Takalar 26.858 4.754 17,70 21.579 Gowa 76.655 43.001 56,10 213.186 Makassar 2.764 15 0,54 20 Maros 60.877 4.193 6,89 14.386 Pangkep 55.917 856 1,53 4.573 Barru 44.192 1.738 3,93 4.980 Pare-Pare 6.223 170 2,73 310 Jumlah 389.855 105.400 27,04 465.990 Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah, 2007 dan Dalam Angka, 2011. 630 M. Arsyad Biba : Peluang dan Masalah Pengembangan Jagung pada Lahan Kering dengan PTT Jagung di

sangat penting dan diperlukan untuk sama-sama melakukan pengawalan di lapangan. Pengawalan diperlukan karena salah satu kelemahan petani adalah kurang disiplin dalam menerapkan teknologi budidaya yang dianjurkan dengan berbagai alasan yang kadang-kadang ikut mempengaruhi petani di sekitarnya sehingga dapat memunculkan suatu perilaku yang bersifat menghambat dalam proses percepatan adopsi PTT jagung. Tabel 3 menunjukkan bahwa produksi jagung tertinggi terdapat di Kabupaten Bone dengan lahan kering seluas 181.030 hektar, luas panen 43.606 dengan produksi 148 ton dengan produksi rata-rata 3,4t/ha. Dan secara keseluruham, pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di sektor timur masih sangat kecil (17,37%) dan rata-rata belum ada yang mencapai 50 persen sehingga masih memerlukan kerja keras dan berbagai upaya seperti melalui pendekatan PTT jagung untuk lebih memaksimalkan pemanfaatan lahan kering untuk mencapai produksi yang maksimal. Ketersediaan Varietas Unggul Jagung. Upaya dan kerja keras Badan Litbang Pertanian dalam melepas sejumlah varietas jagung, baik komposit maupun hibrida adalah merupakan suatu keberhasilan dan indikator yang sudah terukur dan dapat dijadikan pilihan bagi petani untuk memperbaiki pendapatannya. Mulai tahun 1995-2006 telah dilepas 11 varietas jagung komposit, dan selanjutnya tahun 2001-2010 ada 11 varietas jagung hibrida silang tunggal yang dilepas (Tabel 4). Tersedianya sejumlah varietas unggul jagung tentu semuanya belum diketahui oleh petani. Oleh karena itu, perlu ada upaya dan tindakan nyata untuk mempercepat penyampaiannya kepada petani, baik melalui media massa, pelatihan, petak demonstrasi dan SL-PTT jagung. Keberhasilan Badan Litbang Pertanian dalam melepas cukup banyak varietas jagung unggul, baik komposit maupun hibrida telah dikomunikasikan kepada publik, baik tingkat nasional maupun internasional melalui media massa, komunikasi interpersonal dan komunikasi kelompok (seminar, temu lapang, lokakarya, dan simposium). Dari sejumlah varietas jagung unggul tersebut yang tekah diadopsi oleh petani, Balai Penelitian Tanaman Serealia yang bernaung dibawah Badan Litbang Pertanian terus melakukan pemantauan tentang keluhan-keluhan di tingkat pengguna dan terus berupaya melakukan penemuan-penemuan inovasi dengan melakukan perbaikan teknologi yang dihasilkan sampai layak diadopsi oleh pengguna. Salah satu hasil penelitian Balai Penelitian Tanaman Serealia yang berbentuk paket teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan guna memperbaiki pendapatan petani adalah pengelolaan tanaman terpadu (PTT Jagung). PTT jagung adalah merupakan suatu pendekatan yang telah dan terus dilakukan di berbagai daerah sentra jagung di Indonesia untuk mendukung kegiatan SL-PTT jagung. Tabel 3. Luas lahan kering, luas panen dan produksi jagung di sektor timur Sulawesi Selatan, 2011. Kabupaten Luas Lahan Kering Luas Panen Persentase Produksi (%) (Ton) Bone 181.030 43.606 24.09 148.293 Soppeng 70.396 8.753 12,43 47.377 Wajo 142.059 10.035 7,06 25.902 Sidrap 66.419 16.613 25,01 90.333 Pinrang 72.895 13.521 18,55 81.753 Jumlah 532.789 92.528 17,37 393.663 Sumber : Badan Ketahanan Pangan Daerah, 2007 dan dalam Angka, 2011. 631 Seminar Nasional Serealia 2011

Tabel 4. Varietas jagung yang dilepas Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian Varietas Hasil Tahun Potensi Umur Ketahanan ratarata lainnya Sifat menonjol di hasil Panen Penyakit lepas (t/ha) (Hari) Bulai (t/ha) Jagung komposit : Wisanggeni 1995 5,25 8,0 90 CT - Bisma 1995 5,25 7,5 96 - Tol.Peny.karat & Lagaligo 1996 5,25 7,5 90 T - Gumarang 2000 5,0 8,0 85 CT - Lamuru 2000 5,6 7,6 95 CT - Kresna 2000 5,2 7,0 90 CT - Palakka 2003 5,0 8,0 95 P Tol.Penyakit bercak daun Sukmaraga 2003 6,0 8,5 105 CT Tol.Peny.karat & Srikandi Putih -1 2004 5,89 8,09 105 - Tahan Peny.hawar (QPM) daun Srikandi Kuning-! 2004 5,40 7,92 105 - Tol.Peny.karat & (QPM) Anoman-1 2006 4,6 6,6 103 T Tol.Peny.karat & Jagung Hibrida Silang Tunggal : Bima-1 2001 7,2 8-9 97 AT Tol.Peny.karat & Bima-2 2007 8,51 11,00 100 AT - Bantimurung Bima-3 2007 8,27 10,00 100 T - Bantimurung Bima-4 2008 9,6 11,7 102 P Tol.Peny.karat & Bima-5 2008 9,3 11,4 103 AP Tol.Peny.karat & Bima-6 2008 9,36 10,59 104 AT Tol.Peny.karat & Bima-7 2010 10,0 12,1 89 AT Tol.Peny.karat & Bima-8 2010 10,1 11,7 88 T Tol.Peny.karat & Bima-9 2010 11,2 13,4 95 T AT.Peny.karat & Bima-10 2010 11,3 13,1 100 AP AT.Peny.karat & Bima-11 2010 11,5 13,2 94 SP AT.Peny.karat & Sumber : Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2011. Keterangan : T = Tahan, AT = Agak Tahan, CT = Cukup Tahan, AP = Agak Peka, P = Peka, SP = Sangat Peka. Nilai Ekonomis Jagung Jagung adalah salah satu komoditas serealia yang serbaguna, selain sebagai sumber biomas, bahan baku industri pakan, bahan makanan, dan minuman juga merupakan 632 M. Arsyad Biba : Peluang dan Masalah Pengembangan Jagung pada Lahan Kering dengan PTT Jagung di

komoditas bisnis strategis yang dari waktu ke waktu semakin popular. Batang tanaman jagung yang masih muda (hijau segar) rasanya manis karena cukup banyak mengandung zat gula. Oleh sebab itu, batang tanaman jagung selain bisa digunakan untuk bahan baku kertas, bisa juga diamlbil gulanya seperti batang tanaman tebu (Warisno 1998). Juga batang jagung yang sudah kering banyak digunakan sebagai pengganti kayu bakar di kalangan masyarakat di Jawa. Dan dari aspek teknologi pengolahan hasil pertanian, jagung dapat dibuat bihun (Admin 2010). Teknologi pengolahan jagung menjadi bihun diharapkan dapat memperkecil penggunaan terigu. Masalah Dalam Pengembangan Masalah utama yang banyak dikeluhkan oleh petani di sentra-sentra produksi jagung di adalah dimana pada saat panen raya harga produksi menurun, harga sarana produksi mahal, petani sulit mengakses informasi dan permodalan, pelayanan pupuk bersubsidi di tingkat petani sering terlambat sehingga petani tidak dapat melakukan pemupukan sesuai amjuran. perilaku iklim tidak menentu, curah hujan sering tinggi pada masa panen dan petani tidak memiliki alat prosessing, tenaga kerja di pedesaan terbatas akibat urbanisasi yang semakin meningkat untuk menjadi tenaga kerja pada berbagai perusahaan atau di industri. KESIMPULAN Luas lahan kering di Sulawesi Selatan 1.802.510 hektar, luas areal panen jagung 303.375 hektar dengan produksi jagung 1.343.043 ton, dan hasil 4,4 t/ha. Di sektor peralihan terdapat dua kabupaten sebagai sentra jagung di Sulawesai Selatan, yakni Bantaeng dengan produksi 144.035 ton dan Bulukumba dengan produksi 135.758 ton. Pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di Bantaeng baru mencapai 36,09 persen dengan hasil rata-rata 5,3 t/ha, sedangakan di Bulukumba 4,1 t/ha. Produksi jagung tertinggi di sektor barat adalah terdapat di Kabupaten Gowa dan Jeneponto masing-masing 213.186 ton dan 201.446 ton. Pemanfaatan lahan kering untuk tanaman jagung di Kabupaten Gowa sudah lebih 75 persen dengan hasil ratarata 5,0 t/ha dan Kabupaten Jeneponto sudah lebih 90 persen dengan hasil ratarata 4,2 t/ha. Sektor timur yang termasuk sentra jagung adalah Kabupaten Bone dengan hasil rata-rata 3,4 t/ha. DAFTAR PUSTAKA Admin. 2010. Sop Bihun Jagung Labu dan Bihun Jagung Soto Kikil. ttp//www.bihunjagung.com/resep -154-sop-bihun-jagung-labu. Diakses 01 April 2011 Badan Litbang Pertanian. 2009. Pedoman Umum Pengelolaan Tanaman Terpadu Jagung, Departemen Pertanian, Badan Litbang Pertanian. Jakarta. Puslitbang Tanaman Pangan. 2010. Rencana Strategis 2005-2010. Badan Pusat Statistik. 2010. Sulawesi Selatan dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi. Makassar. Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia 2009. Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi, 2007. Konsep Kebijaksanaan Umum Peningkatan Produksi Padi dan Jagung di. Balitsereal. 2010. Deskripsi Varietas Unggul Jagung, Sorgum dan Gandum. Balitsereal. 2005. Ketersediaan Teknologi Produksi dan Program Penelitian Jagung. Badan Litbang Pertanian,Puslitbang Tanaman Pangan, Balai Penelitian Tanaman Serealia, Makalah disampaikan pada Seminar dan Lokakarya Nasional Jagung di Makassar dan Maros, 29-30 September 2005. 633 Seminar Nasional Serealia 2011

BPSBTPH. 2010. Laporan Inventarisasi Penyebaran Varietas Tanaman Pangan Provinsi. Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura. 2009. Program Serealia 2010-2014. Pemerintah Provinsi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklinat. 2002. Peta Potensi Lahan Pengembangan Jagung di Indonesia. Bahan Pameran pada Festival Jagung Pangan Pokok Alternatif di Bogor 26-27 April 2002. Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Penerbit Kanisius. Jakarta. 634 M. Arsyad Biba : Peluang dan Masalah Pengembangan Jagung pada Lahan Kering dengan PTT Jagung di