BAB I PENDAHULUAN. dengan sarana dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. mencari data, tidak lepas bahwa data di internet selalu akurat dan up to date.

BAB I PENDAHULUAN. proses perubahan sikap dan tingkah laku yang semula tidak tahu menjadi tahu. setelah terjadinya interaksi dengan sumber belajar.

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini melibatkan 70 orang responden yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan selanjutnya (Potter & Perry,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan disegala bidang selama ini sudah dilaksanakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Internet singkatan dari Interconected networking yang apabila di artikan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB I PENDAHULUAN. Tidur adalah bagian dari ritme biologis tubuh untuk mengembalikan stamina.

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. seberapa jauh perubahan yang terjadi, perlu adanya penilaian. Penilaian

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Lanjut usia biasanya mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar,

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I. Pendahuluan. melakukan pekerjaan tanpa memperdulikan kesehatan. Pekerjaan. hari dan berulang ulang akan mengakibatkan insomnia yang

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya kebutuhan akan layanan informasi dan komunikasi membuat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prioritas tertinggi dalam hirarki Maslow. Dimana seseorang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. keadaan aktif dan berulang yang terjadi pada setiap individu (Salam dkk,

BAB 1 PENDAHULUAN. tradisional. Ahlqvist, dkk (2008 dalam Sulianta, Feri 2015). Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT tidak membiarkan seseorang untuk tidak tidur dan akan. hilang di waktu tidurnya ( As-Aya rawi, 2001 ).

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kehidupan manusia saat ini. Gawai elektronik digunakan untuk berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tidur adalah kondisi istirahat alami yang. dilakukan oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi dewasa ini menjadikan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut American Diabetes Association / ADA (2011) DM adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. orang yang mual setelah sarapan pagi karena tidak terbiasa. Alasan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dengan manusia lainnya sehingga tidak bisa untuk hidup sendiri. Dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lansia adalah individu yang berusia di atas 60 tahun. Lansia umumnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Tidur sangat penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, dan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara berkembang yang memiliki umur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi gangguan tidur pada remaja mengalami peningkatan selama 10

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa pada zaman sekarang dituntut oleh banyak hal, yaitu harus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya produk yang mencari bentuk-bentuk baru untuk. memudahkan kehidupan ini, baik untuk bekerja maupun untuk menghibur

seseorang. Setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk Kozier(2008) dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya adalah:

EFEKTIFITAS TEKNIK RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP BERKURANGNYA KELUHAN GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA DI PANTI AL-MUDAKKIR DAN DI PANTI AL-AMIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA INSOMNIA PADA LANJUT USIA (LANSIA) DI DESA GAYAM KECAMATAN SUKOHARJO KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas agar dapat dimanfaatkan dan digunakan. mempertahankan eksistensi bangsa di era yang akan datang.

GAMBARAN KUALITAS TIDUR DAN GANGGUAN TIDUR PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 (enam puluh) tahun

BAB V PEMBAHASAN. A. Rangkuman Hasil Penelitian. Subjek NA, ARW, dan ITM adalah beberapa dari mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. orang permasalahan sulit tidur (insomnia) sering terjadi bersamaan dengan terjaga

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin cepat membuat

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang di sebut dengan proses menua (Hurlock, 1999 dalam Kurniawan,

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah menetapkan model

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan untuk berkomunikasi menjadi suatu hal yang sangat

I. PENDAHULUAN. hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain. Indonesia menurut survey Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negatif timbulnya gangguan perilaku seperti gangguan tidur atau insomnia.

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. telah mengalami banyak perubahan pola hidup dan pola konsumsi mereka,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut perangkat komunikasi yaitu ponsel (handphone) bukan lagi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan dasar manusia merupakan sesuatu yang harus. dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. adanya permainan audiovisual yang sering disebut dengan video game.

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu proses penting dalam kehidupan manusia. Kualitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. istirahat bagi tubuh dan jiwa, atas kemauan dan kesadaran secara utuh atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN PONSEL CERDAS ( SMARTPHONE

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kesehatan di rumah sakit sangat bervariasi baik dari segi jenis

PERBEDAAN KEPUASAN PELANGGAN ANTARA PEMAKAI TELEPON SELULER (PONSEL) NOKIA DENGAN SONY ERICSSON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. pada batita merupakan kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang optimal yang seharusnya

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinding pembuluh darah dan merupakan salah satu tanda-tanda vital yang utama.

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan aktivitas, setiap individu membutuhkan jumlah yang berbeda untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar atau pasif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Selaras dengan tuntutan dunia, hal-hal baru pun bermunculan dengan siap

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Reni Ratna Nurul Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam beberapa dekade, terutama 10 tahun terakhir, prevalensi obesitas

BAB I PENDAHULUAN. obesitas yang meningkat terus-menerus. Obesitas ini menjadi salah satu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat, maka internet menjadi salah satu media yang paling mudah dan murah untuk digunakan. Sejalan dengan perkembangan fasilitas internet tersebut maka peralatan teknologi komunikasi dengan telepon genggam semakin pesat pula. Ponsel yang sebelumnya hanya merupakan sarana komunikasi dua arah, sekarang telah dilengkapi dengan sarana email dan internet seperti yang terdapat pada smartphone (Sunarto, 2010). Smartphone secara harfiah artinya telepon pintar, yakni telepon yang memiliki kemampuan seperti komputer walaupun terbatas (Zaki, 2008). Smartphone didefinisikan sebagai perangkat ponsel yang melebihi fitur-fitur yang dimiliki ponsel pada umumnya (Ferdiana, 2008). Dengan kata lain, smartphone merupakan sebuah perangkat komunikasi yang memiliki kemampuan seperti layaknya komputer atau berkemampuan lebih dari telepon seluler biasa. Pertumbuhan smartphone telah fenomenal.survei pasar mengungkapkan tingkat penembusan smartphone rata-rata44,6% di 47 negara, dan jumlah ini diperkirakan akan tumbuh dengan cepat (International Data Corporation, 2013). Di sebagian besar negara-negara maju, tingkatadopsi smartphone melampaui 50% pada paruh pertama tahun 2012 (Lee, et al. 2013). Sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan data dari Emarketer, mencatat bahwa pada tahun 2013 terpadat 27,4 juta pengguna smartphone aktif di Indonesia, kemudian meningkat menjadi 38,3 juta pengguna pada tahun 2014. Emarketer memprediksi bahwa Indonesia akan 1

2 melampaui 100 juta pengguna smartphone aktif pada tahun 2018, dan akan menjadikan Indonesia sebagai negara dengan populasi pengguna smartphone terbesar keempat di dunia (setelah China, India, dan Amerika Serikat). Smartphone secara luas banyak digunakan oleh mahasiswa. Berdasarkan penelitian pada pengguna smartphone mengungkapkan bahwa hampir setiap mahasiswa ditingkat perguruan tinggi memiliki smartphone (Alfawareh,et al. 2014). Mahasiswa dianggap rentan terhadap perkembangan teknologi karena dinamika perkembangan mereka dan kebebasan keluarga dari peran sosial dan harapan (Lee, et al. 2013).Mahasiswa menggunakan smartphone karena fitur yang ditawarkan sangat menarik, aplikasi yang lengkap serta mencerminkan gaya hidup yang metropolis. (Firdaus, 2010). Hal ini menandakan bahwa smartphone telah menjadi gaya hidup dari mahasiswa. Tren smartphone ini memunculkan beberapa dampak terhadap kehidupan masyarakat. Dampak positif yang sangat nyata pada lini bisnisdengan memanfaatkan kanal media sosial seperti Twitter atau Facebook. Tidak hanya untuk menjaga hubungan dan komunikasi dengan para kolega maupun konsumen, media sosial juga sebagai media untuk mempromosikan produk maupun layanan terbaru yang dimilikinya, media untuk menginformasikan tawaran-tawaran menarik kepada konsumen, serta social media juga dapat digunakan oleh para pengusaha muda untuk melakukan analisis terhadap behavior para pelanggannya (Firdaus, 2013). Namun, penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, diantaranya adalah membuat kecanduandan mengganggu tidur. Ketergantungan menggunakan smartphone dapat menyebabkan memburuknya kualitas tidursiswa. Siswa cenderung terlibat dalam pesan teks dan merasa cemas ketika tidak

3 menerima balasan dari teman-teman mereka, bahkan pada malam hari ketika mereka seharusnya tidur (Sahin, et al. 2013). Tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh setiap orang. Setiap orang memerlukan kebutuhan istirahat dan tidur yang cukup agar tubuh dapat berfungsi secara normal. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi yang optimal (Guyton, 2007). Manfaat tidur akan terasa ketika seseorang mendapatkan tidur yang berkualitas. Kualitas tidur yang baik akan menghasilkan kesegaran dan kebugaran di saat terbangun. Tidur yang tidak adekuat dan berkualitas buruk dapat menyebabkan gangguan keseimbangan fisiologis dan psikologis (Indrawati, 2012) Dampak fisiologis yang muncul akibat buruknya kualitas tidur meliputi penurunan aktivitas sehari-hari, rasa lelah, kondisi neuromuskular yang buruk, proses penyembuhan menjadi lambat, daya tahan tubuh menurun, dan ketidakstabilan tanda vital. Selain itu, dampak psikologis dari gangguan tidur meliputi stress, depresi, cemas, tidak konsentrasi, dan koping tidak efektif (Bukit, 2005). Gangguan-gangguan yang dialami karena kualitas tidur yang buruk ini dapat mempengaruhi aktivitas sehari-hari (Indrawati, 2012). Kualitas tidur pada mahasiswa merupakan variabel yang penting untuk diteliti dan ditelaah karena buruknya kualitas tidur akan berdampak pada menurunnnya kemampuan untuk berkonsentrasi, membuat keputusan, dan berpartisipasi dalam aktivitas sehari-hari (Nilifda, 2014). Menurut Susanto (2006), dewasa muda yang mengalami hambatan dalam proses belajar disebabkan oleh rasa mengantuk dan lelah akibat kurang tidur, sehingga menurunnya konsentrasi ketika belajar. Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang serius karena gangguan tidur dapat mempengaruhi proses belajar, gangguan memori dan kesehatan emosi. Dengan berkonsentrasi,

4 seseorang tidak mudah mengalihkan perhatiannya terhadap masalah lain di luar yang dipelajarinya. Selain itu, dengan berkonsentrasi dapat diperoleh hasil yang optimal, salah satu contohnya adalah mendapatkan hasil prestasi belajar yang memuaskan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di kampus 2 Universitas Muhammadiyah Malang pada tanggal 11-12 Mei 2015 dengan melakukan wawancara kepada 20 mahasiswa PSIK UMM, menyatakan bahwa 90% mahasiswa merasa cemas jika beraktivitas tanpa membawa smatphonenya dan 85% mahasiswa selalu memainkan smartphone-nya sebelum tidur. Dari 20 mahasiswa 70% menyatakan bahwa mulai tidur malam diatas jam 23.00, 40% mulai tidur mlam dibawah jam 23.00. Selanjutnya 50 % menyatakan bahwa membutuhkan >60 menit untuk dapat tertidur, 30% membutuhkan 31-60 menit untuk dapat tertidur, dan sisanya 20% menyatakan bahwa membutuhkan waktu 16-30 menit untukdapat tertidur. Sebanyak 75% mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan perhatian yang penuh saat proses belajar, 65% mahasiswa menyatakan sering menguap / merasakan kantuk saat kuliah berlangsung. Dari 10 mahasiswa dengan IPK >3.00, 100% memiliki durasi tidur > 6 jam. Dari 5 mahasiswa dengan IPK <2.50, 80% memliliki durasi tidur < 6 jam, 20% memiliki kebiasaan mengkonsumsi obat tidur. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara penggunaan smartphone dengan kualitas tidur padamahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut. 1. Bagaimana gambaran penggunaan smartphone pada mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang.

5 2. Bagaimana kualitas tidur mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Adakah hubungan antara penggunaan smartphone dengan kualitas tidur mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Mengetahui hubungan penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi bagaimana gambaran penggunaan smartphone pada mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Mengidentifikasi bagaimana kualitas tidur pada mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 3. Menganalisis adakah hubungan antara penggunaan smartphone dengan kualitas tidur pada mahasiswa PSIK Universitas Muhammadiyah Malang. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan referensi mahasiswa terkait dengan kualitas tidurnya guna mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik dan kesehatan psikisnya. 2. Institusi Pendidikan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi mengenai hubungan penggunaan smartphone dengan kualitas tidur, serta untuk menambah kepustakaan jurusan Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

6 3. Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber dan referensi bagi ilmu keperawatan bidang mata kuliah kebutuhan dasar manusia, khususnya dalam kebutuhan istirahat dan tidur. 4. Sebagai Dasar Penelitian Selanjutnya Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan informasi bagi penelitian lain yang akan mengembangkan topik yang berkaitan dengan kualitas tidur. 1.5 Keaslian Penelitian Penelitian tentang penggunaan smartphone dengan kualitas tidur belum pernah diteliti sebelumnya. Adapun penelitian yang pernah dilakukan terkait dengan penelitian ini, antara lain: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Gema Mesquita (2010) berjudul Quality of sleep among university students. Effects of nighttime computer and television use. Sebuah penelitian deskriptif cross-sectional untuk mengetahui efek kebiasaan menonton televisi dan menggunakan internet terhadap kualitas tidur mahasiswa. Responden terdiri dari 710 mahasiswa berusia 17-25 tahun. Analisis kualitas tidur dalam kaitannya dengan penggunaan internet mengungkapkan bahwa 58,06% dari responden yang mengakses internet pukul 19:00-21.00; 71,43% antara 19:00-22:00; 73,33% antara 19:00 dan 24:00; dan 52,38% antara 19:00 dan 03:00 (p = 0,0251). Sedangkan hubungan antara paparan televisi dan kualitas (p = 0,9303). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan internetantara 19:00 dan 24:00 meningkatkan risiko kurang tidur pada dewasa muda, di dibandingkan dengan menonton televisi. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel independennya. Pada

7 penelitian tersebut variabel dependennya adalah penggunaan komputer dan televisi, sedangkan pada penelitian saya variabel independennya adalah penggunaan smartphone. 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nila Nathan dan Jamie Zeitzer (2013) berjudul A survey study of the association between mobile phone use and daytime sleepiness in California high school students.tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara penggunaan ponsel, terutama pada malam hari, dan kantuk pada siang hari. Sebanyak sebanyak 202 siswa menjadi responden dalam penelitian ini. Penggunaan ponsel setiap hari, bahkan jika hanya untuk sesaat, dilaporkan oleh 84,4%. Selain itu, 8,3% dilaporkan menggunakan ponsel mereka untuk menelepon setiap hari dan 17,6% dilaporkan menggunakannya untuk mengirim pesan teks setiap hari. Hasil analisis regresi logistik menunjukkan bahwa penggunaan ponsel untuk menelepon dan mengirim pesan teks setelah setelah lampu dipadamkan terkait dengan gangguan tidur (durasi tidur pendek, kualitas tidur yang buruk secara subjektif, kantuk di siang hari yang berlebihan, dan gejala insomnia) independen kovariat dan independen satu sama lain. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel dependen yaitu kantuk pada siang hari. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Violaine Kubiszewsk berjudul Association between electronic media use and sleep habits: an eight-day follow-up study Penelitian ini menguji hubungan antara stimulasi elektronik sepanjang hari, aktivitas akhir pada malam hari selamasatu minggu, ketersediaan media elektronik di kamar tidur dan masalah tidur pada 332 siswa sekolah menengah (53% perempuan; usia rata-rata 12,9). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ponsel (odds

8 ratio [OR] ¼ 2,5[1.20-5.38]) dan MP3 player (OR ¼ 2,5 [1.13-5.70]) ditemukan dapat menyebabkan masalah tidur. Menatap layar pada malam hari selama satu jam atau lebih dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi dari masalah tidur (OR ¼ 3,10 [1,24-7,78]), khususnya akan tidur larut malam (OR ¼ 3.4[1.59-7,271]) dan kesulitan bangun pada pagi hari (OR ¼ 2,15 [1.01-4.6]). Kesimpulan dari penelitian ini adalah kepemilikan danpola penggunaan media elektronik yang digunakan oleh remaja berkaitan dengan terganggunya kualitas tidur terganggu dan terlambat waktu tidur. Perbedaan dengan penelitian tersebut terletak pada variabel independennya. 4. Penelitian yang dilakukan oleh Wydia Khristianty Putriny Syamsoedin berjudul Hubungan Durasi Penggunaan Media Sosial dengan Kejadian Insomnia pada Remaja di SMA Negeri 9 Manado. Penelitian ini bersifat survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik pengambilan Purposive Sampling yaitu sebanyak 62 sampel. Hasil penelitian menggunakan analisis uji statistik Pearson Chi Square dengan tingkat kemaknaan α = 0,05 atau 95%. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 < α = 0,05. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu ada hubungan durasi penggunaan media sosial dengan kejadian insomnia pada remaja di SMA Negeri 9 Manado. Perbedaan dengan penelitian tersebut adalah variabel dependen dan independennya.