BAB I PENDAHULUAN. obesitas yang meningkat terus-menerus. Obesitas ini menjadi salah satu

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas menjadi hal yang paling diperhatikan di dunia karena prevalensi obesitas yang meningkat terus-menerus. Obesitas ini menjadi salah satu masalah kesehatan yang paling berpengaruh karena banyak sekali masalah kesehatan lain yang dapat timbul karena obesitas. Masalah kesehatan yang sering dikaitkan erat dengan dengan obesitas adalah penyakit kardiovaskular (Soegih, 2009). Obesitas sangat sulit diatasi bila telah terjadi sejak masa-masa kritis kehidupan seperti pada masa remaja. Kelompok usia remaja mengalami periode transisional berupa perubahan komposisi tubuh akibat perubahan distribusi lemak viseral dan subkutan (Pardede, 2002). Selain itu, kesulitan mengatasi obesitas dapat disebabkan karena sekali sel lemak terbentuk maka akan sulit membuangnya sehingga remaja obese akan berisiko untuk menjadi obesitas atau berat badan berlebih dan menetap hingga dewasa (In-Iw, 2011). Di Indonesia, kelompok umur tahun memiliki prevalensi kegemukan lebih besar pada remaja laki-laki dibandingkan dengan perempuan yaitu secara berturut-turut sebesar 2,9 % dan 2,0 %. Kecenderungan prevalensi remaja kurus relatif sama pada tahun 2007 dan 2013 namun sebaliknya prevalensi gemuk naik dari 1,4 persen (2007) menjadi 7,3 persen (2013) (Kemenkes, 2013). Sedangkan pada usia remaja SMA, prevalensi status gizi pada remaja umur tahun di 1

2 Provinsi Yogyakarta menurut Kemenkes (2013) adalah 2% memiliki berat badan yang sangat gemuk dan 9% memiliki berat badan gemuk. Saat remaja obesitas tidur akan terjadi perubahan tonus otot dinding dada yang disertai dengan penurunan kadar oksigen dan peningkatan kadar karbondioksida serta gerakan lidah yang jatuh kearah faring sehingga menyebabkan tidur gelisah sehingga kualitas tidurnya buruk (Syarif, 2003). Kualitas tidur yang buruk pada remaja dengan status gizi obesitas dapat menyebabkan mengantuk saat menerima pembelajaran di sekolah dan mengalami hipoventilasi sehingga terjadi defek neurokognitif (Lowry, 2012). Hipoventilasi pada remaja obese atau Obesity Hypoventilation Syndrom (OHS) menyebabkan rasa mengantuk yang berlebihan di siang hari sehingga terjadi penurunan konsentrasi belajar serta performa yang buruk di sekolah dikarenakan kesulitan menyelesaikan tugas (Calleto, 2011). Beberapa penelitian menyatakan adanya hubungan antara obesitas dengan kualitas tidur remaja, namun bila dikaitkan dengan kualitas belajar belum dilakukan penelitian secara komprehensif. Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa secara longitudinal menunjukkan adanya hubungan antara tidur yang kurang dengan obesitas pada remaja (Lowry, 2012). Selain itu adapula penelitian yang menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan konsentrasi (William, 2013). Berdasarkan keterangan di atas dan memperbaiki penelitian sebelumnya, peneliti tertarik melakukan penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dengan konsentrasi belajar remaja SMA. 2

3 B. Perumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada remaja di Yogyakarta? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dan konsentrasi belajar pada remaja di Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan dari penelitian ini : a. Mengetahui kualitas tidur remaja di Yogyakarta b. Mengetahui konsentrasi belajar remaja di Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah bahan kajian dan sumbangan pemikiran tentang kualitas tidur dengan konsentrasi belajar siswa. 2. Manfaat Praktik a. Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengalaman mengenai penelitian dan dapat menerapkan ilmu yang dimiliki selama menjalani pendidikan di S1 Gizi Kesehatan UGM. 3

4 b. Bagi Remaja Memberikan informasi pentingnya menjaga berat badan bagi remaja serta kualitas tidur yang baik sesuai dengan umurnya. c. Bagi Pemerintah Menjadi salah satu referensi dalam mengambil kebijakan dalam upaya menciptakan status gizi yang optimal serta pembelajaran yang efektif pada siswa Sekolah Menengah Atas. d. Bagi Peneliti Lain Dapat dijadikan sebagai acuan untuk dilakukan penelitian lanjutan. E. Keaslian Penelitian 1. Association of Sleep Duration with Obesity among US High School Students (Lowry et al., 2012). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebiasaan lama tidur dan obesitas pada siswa SMA. Hasil penelitian ini adalah pada siswa perempuan ditemukan hubungan yang bermakna antara waktu tidur yang pendek ( 4 jam, OR = 1,5) dan tidur yang lebih panjang ( 9 jam, OR = 1,54) dengan obesitas. Persamaan pada penelitian ini adalah variabel kualitas tidur, variabel obesitas, dan desain penelitian. Perbedaan dari penelitian ini adalah cara sampling dan tidak ditelitinya variabel konsentrasi belajar. 2. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Konsentrasi Pada Mahasiswa Angkatan 2009 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (William, 2013). Penelitian ini bertujuan untuk untuk menilai apakah ada hubungan antara 4

5 kualitas tidur dan konsentrasi pada mahasiswa. Hasil penelitian ini diketahui bahwa jumlah responden yang memiliki kualitas tidur dan konsentrasi yang baik adalah 18 orang (39,13%), responden dengan kualitas tidur baik dan konsentrasi buruk adalah 13 orang (28,26%), responden dengan kualitas tidur buruk dan konsentrasi baik adalah 10 orang (21,73%), dan responden dengan kualitas tidur dan konsentrasi buruk adalah 5 orang (10,86%). Berdasarkan hasil uji Chi Square, dijumpai tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas tidur dengan konsentrasi (p= 0,575). Persamaan dari penelitian ini adalah desain penelitian, variabel kualitas tidur dan konsentrasi belajar. Perbedaan dari penelitian ini adalah penelitian dilakukan pada populasi berstatus gizi normal. 3. Pengaruh Pola Tidur terhadap Konsentrasi Belajar Siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta (Evanora, 2010). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pola tidur terhadap konsentrasi belajar siswa SMA Negeri 4 Yogyakarta. Hasil penelitian ini diketahui bahwa sebagian besar siswa memiliki waktu tidur yang cukup yaitu 63,5 %, sedangkan konsentrasi belajar sebagian siswa adalah cukup. Berdasarkan hasil uji Chi Square diketahui bahwa tidak ada pengaruh antara pola tidur dengan konsentrasi belajar siswa (p= 0,058, x 2 = 5,771). Persamaan dari penelitian ini adalah desain penelitian dan variabel konsentrasi belajar. Perbedaan dari penelitian ini adalah subyek penelitian, variabel kualitas tidur, dan variabel obesitas. 4. Hubungan Pola Tidur terhadap Asupan Energi dan Obesitas pada Remaja SMP di Kota Yogyakarta (Utami, 2013). Tujuan penelitian ini 5

6 adalah untuk mengetahui hubungan antara pola tidur terhadap asupan energi dan obesitas pada remaja SMP Kota Yogyakarta. Hasil penelitian ini diketahui bahwa terdapat perbedaan jumlah asupan energi yang bermakna pada kelompok tidur pada durasi <8,5 jam dan 8,5 jam dengan asupan energi yang lebih tingggi pada durasi tidur <8jam, tetapi tidak ditemukan perbedaan asupan energi pada kualitas tidur yang berbeda). Persamaan dari penelitian ini adalah desain penelitian dan variabel obesitas. Perbedaan dari penelitian ini adalah subyek penelitian, variabel kualitas tidur, dan variabel konsentrasi belajar. 6