BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus HIV (Human. Immunodeficiency Virus) (WHO, 2007) yang ditemukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan menurunnya kekebalan tubuh manusia. 1 HIV yang tidak. terkendali akan menyebabkan AIDS atau Acquired Immune Deficiency

57 2-TRIK: Tunas-Tunas Riset Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Human Immunodefficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) yang

BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. HIV dalam bahasa inggris merupakan singkatan dari. penyebab menurunnya kekebalan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. abad ini, dan menimbulkan kekhawatiran di berbagai belahan bumi. Pada tahun

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 21 TAHUN 2011 T E N T A N G PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

SKRIPSI. Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh :

PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit menular maupun tidak menular sekarang ini terus. berkembang. Salah satu contoh penyakit yang saat ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. (AIDS) pada tahun 1981 telah berkembang menjadi masalah kesehatan. (UNAIDS) dalam laporannya pada hari AIDS sedunia tahun 2014,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Human Immunodeficiency Virus (HIV) (Depkes RI, 2006). Seseorang yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah HIV-AIDS, mulai dari penularan, dampak dan sampai

BAB I PENDAHULUAN. Sumber : Ditjen PP & PL, Kemenkes RI, 2014 [1]

BAB 1 PENDAHULUAN. kekebalan tubuh manusia, sedangkan Acquired Immunodeficiency Syndrom. penularan terjadi melalui hubungan seksual (Noviana, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

MODUL PEMBELAJARAN DAN PRAKTIKUM MANAJEMEN HIV AIDS DISUSUN OLEH TIM

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tahun 2013 menjelaskan. HIV atau Human Immunodefisiensi Virus merupakan virus

Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS Melalui Serosurvey Di Kabupaten Sinjai Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Sitti Fatimah 1, Hilmiyah 2

PERAN CERAMAH TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG AIDS PADA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 SURAKARTA SKRIPSI

2016 GAMBARAN MOTIVASI HIDUP PADA ORANG DENGAN HIV/AIDS DI RUMAH CEMARA GEGER KALONG BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

Peran Psikologi dalam layanan HIV-AIDS. Astrid Wiratna

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan HIV/AIDS di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan karena

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 1, Maret 2017 ISSN

1 Universitas Kristen Maranatha

NOMOR : 6 TAHUN 2013 TENTANG

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Human Immunodeficiensy Vyrus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) termasuk salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Acquired Immune Deficiency Syndrom (AIDS) merupakan sekumpulan gejala

BAB I PENDAHULUAN. diselesaikan. Pada akhir abad ke-20 dunia dihadapkan dengan permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 pasal 5 ayat 1, yang

HIV/AIDS (Human Immunodeficiency/Acquired Immune Deficiency. Syndrome) merupakan isu sensitive dibidang kesehatan. HIV juga menjadi isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Terdapat hampir di semua negara di dunia tanpa kecuali Indonesia. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV) semakin mengkhawatirkan secara kuantitatif dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

H.I.V DAN KANKER; PSIKOLOGI SEPANJANG PERJALANAN PENYAKIT. Oleh: dr. Moh. Danurwendo Sudomo, Sp.Ok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Acquired immune deficiency syndrome (AIDS) adalah suatu. kumpulan gejala penyakit kerusakan sistem kekebalan tubuh, bukan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukan kasus-kasus baru yang muncul. Acquired Immuno Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 25 TAHUN 2016 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KABUPATEN PROBOLINGGO

I. Identitas Informan No. Responden : Umur : tahun

BAB I PENDAHULUAN. narkoba ataupun seks bebas di kalangan remaja. Pergaulan bebas ini akan

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai masalah di masyarakat. Angka kematian HIV/AIDS di

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka morbiditas dan angka mortalitas yang disebabkan oleh infeksi Human

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG PENANGGULANGAN HIV/AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

PENJABAT BUPATI SEMARANG AMANAT PENJABAT BUPATI SEMARANG SELAKU KETUA KPA KABUPATEN SEMARANG DALAM RANGKA PERINGATAN HARI AIDS SEDUNIA TAHUN 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini di berbagai belahan bumi mengalami masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Millennium Development Goals (MDGs), sebuah deklarasi global yang telah

BAB I PENDAHULUAN. gejala penyakit yang disebabkan oleh virus HIV ( Human Immunodeficiency

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency

WALIKOTA GORONTALO PERATURAN DAERAH KOTA GORONTALO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai kemampuan menggunakan RNA-nya dan DNA penjamu. imun, hal ini terjadi karena virus HIV menggunakan DNA dari CD4 + dan

PENANGGULANGAN HIV / AIDS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus penyebab Acquired

BAB 1 PENDAHULUAN. Pandemi Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS), saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome

BAB 1 PENDAULUAN. menyerang system kekebalan tubuh manusia. AIDS (Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak kasus pertama dilaporkan pada tahun 1981, Acquired Immune

BAB 1 PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immunodeficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

HIV/AIDS. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB 1 PENDAHULUAN. merusak sel-sel darah putih yang disebut limfosit (sel T CD4+) yang tugasnya

BAB I PENDAHULUAN. hangat dibahas dalam masa sekarang ini adalah penyakit HIV/AIDS (Human

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH TENTANG PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TENGAH,

2. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4431);

BAB 1 PENDAHULUAN. Immunodeficiency Virus (HIV)/ Accuired Immune Deficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. AIDS (Aquired Immuno Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan

RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Human Immunodeficiency Virus (HIV), merupakan suatu virus yang

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN DAERAH KOTA BEKASI NOMOR 03 TAHUN 2009 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN HIV DAN AIDS DI KOTA BEKASI

BAB V KESIMPULAN, SARAN, DAN IMPLIKASI. Menderita penyakit yang belum ada obatnya adalah merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dari dua jenis virus yang secara progresif merusak sel-sel darah putih yang disebut

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan suatu kumpulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PENANGGULANGAN HIV & AIDS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 6

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan jumlah kasus Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS)

BAB I PENDAHULUAN. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat bukan karena penyakit

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh Human Immunodeficiency Virus (HIV). Virus HIV ditemukan dalam cairan tubuh terutama pada darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu. Virus tersebut merusak kekebalan tubuh manusia dan mengakibatkan turunnya atau hilangnya daya tahan tubuh sehingga mudah terjangkit penyakit infeksi.( Nursalam, 2007) Menjadi ODHA (Orang Dengan HIV - AIDS) merupakan suatu yang berat dalam hidup, dimana permasalahan yang kompleks selalu dihadapi setiap hari, bukan hanya berurusan dengan kondisi penyakit, tetapi kondisi penyakit yang disertai dengan stigma sosial yang sangat diskriminatif. Tentunya secara otomatis bukanlah hal yang mudah diterima. Seseorang akan merasa bahwa dirinya tidak berguna, tidak ada harapan, takut, sedih, marah dan muncul perasaan lainnya. Bagi orang yang dinyatakan positif HIV pasti akan mengalami atau menghadapi isu isu kompleks seperti permasalahan bio, psiko, sosial dan spiritual. ( Departemen Kesehatan RI, 2003) Jumlah penderita HIV - AIDS di Indonesia hingga September 2009 terdapat 18.442 kasus HIV - AIDS. Fakta ini didapat berdasarkan laporan - laporan yang diterima dari 32 provinsi di Indonesia. Dari laporan tersebut dapat disimpulkan, penyebab utama penularan penyakit mematikan ini lebih banyak disebabkan oleh faktor hubungan seks. Sejumlah 49,7% pada kasus heteroseksual, IDU (Insert Drug User)40.7 % dan homoseksual antar lelaki sebanyak 3.4% penderita. Pada kelompok umur yang paling rentan dan paling banyak terkena AIDS adalah pada kelompok umur 20-29 tahun (49,57%), berikutnya kelompok umur 30-39 tahun (29,84%) dan kelompok umur 40-49 tahun (8,71%). ( Hana, 2009 ). Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah mencatat jumlah

penderita HIV - AIDS di Jateng selama rentang waktu antara 1993 hingga 2009 telah mencapai sebanyak 2.290 orang terdiri dari 1.461 orang yang telah terjangkit virus HIV dan 829 orang merupakan penderita AIDS ( Ngestiono, 2009 ) Sedangkan di kota Semarang jumlah penderita HIV terhitung sejak tahun 1995-2008 mencapai 674 orang. Berdasarkan data Dinkes Kota Semarang, dalam kurun waktu empat tahun terakhir jumlah penderita HIV terus meningkat dan jumlah pengidap AIDS di Kota Semarang juga ikut naik. Terdapat 11 pengidap pada tahun 2005, 17 pengidap pada tahun 2006, 26 pengidap pada tahun 2007, dan 15 pengidap pada tahun 2008 (Suyarti, 2009 ) Melihat prevalensi diatas maka masalah HIV - AIDS saat ini bukan hanya masalah kesehatan dari penyakit menular semata, tetapi sudah menjadi masalah kesehatan bagi semua orang. Oleh karena itu penanganan tidak hanya ada pada segi medis tetapi juga psikososial dengan berdasarkan pendekatan kesehatan melalui upaya pencegahan primer, sekunder dan tertier, maka oleh karena itu perlu diadakannya manajemen kasus HIV - AIDS. Manejemen kasus HIV - AIDS merupakan ilmu yang multidisiliner yang menggabungkan antara pendekatan psikologi dan pendekatan sosial. Pendekatan yang mempunyai tiga sisi utama yaitu Bio, Psiko dan Sosial. Karena kemampuan inilah Manajemen kasus HIV - AIDS dilihat penting untuk digunakan sebagai cara mendesak perubahan serius bagi sistem kesehatan dan sosial yang melingkupi kehidupan ODHA. Istilah manajemen kasus telah digunakan oleh berbagai disiplin dan lembaga untuk menguraikan kegiatan koordinasi bagi para klien dan pasien. Manajemen kasus ini berkonsentrasi pada upaya meningkatkan kondisi kesehatan pasien berdasarkan intervensi keperawatan yang spesifik ( Departemen Sosial, 2008 ) HIV - AIDS juga tidak hanya mempengaruhi kesejahteraan fisik seorang individu tetapi juga kualitas hidup secara keseluruhan mereka yang terinfeksi. Kualitas hidup menurut Wikipedia(2009) merupakan komponen penting dalam evaluasi kesejahteraan dan kehidupan pasien ODHA. Kualitas hidup tidak boleh dikacaukan dengan konsep standar hidup, yang terutama didasarkan pada pendapatan. Sebaliknya, indikator standar kualitas hidup tidak hanya mencakup

3 kekayaan dan lapangan pekerjaan, tetapi juga membangun lingkungan, kesehatan fisik dan mental, pendidikan, rekreasi dan waktu senggang, dan milik sosial. Dalam konteks ini, penyakit HIV - AIDS dipandang sebagai suatu beban stress yang dapat mempengaruhi kualitas hidup dengan berbagai dimensinya. Pada awalnya, klien merasa tidak nyaman, malu, cemas, dan masalah-masalah lainnya. Bila kemampuan adaptasinya tidak mencukupi, tidak menutup kemungkinan pasien bisa putus asa, depresi, dan jatuh pada kondisi buruk kesehatannya. Hal ini akan menurunkan kemampuan bertahan hidup pasien. (Depkes RI. 2003) Lembaga Swadaya Masayrakat ( LSM ) Graha Mitra yang letaknya di Jl. Trajutrisno Raya No.20 Semarang merupakan lembaga sosial nirlaba independen yang aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan di masyarakat. Graha Mitra mempunyai banyak program di dalamnya, diantaranya adalah program HIV - AIDS. Di dalam program ini terdapat banyak hal yang dilakukan di antaranya adalah penyuluhan pada kelompok kunci dan masyarakat, pemeriksaan infeksi menular seksual, konseling HIV, tes HIV, pelayanan manajemen kasus, kelompok dukungan sebaya, pelatihan kader HIV dan pelatihan peningkatan ekonomi ODHA. Manajemen kasus di Graha Mitra tiap tahun mengalami peningkatan, pada tahun 2006 melayani 10 ODHA, pada tahun 2007 melayani 19 orang, pada tahun 2008 melayani 22 orang dan pada tahun 2009 melayani 14 orang. Pada tahun 2009 mengalami penurunan dikarenakan kurangnya kesadaran untuk melakukan tes VCT ( Voluntery Concelling and Testing ) dan mendapatkan pelayanan kesehatan. Disamping itu juga terdapat beberapa permasalahan di dalam manajemen kasus tersebut diantaranya keterbatasan petugas manajemen kasus yang kadang harus menangani permasalahan banyak klien dalam waktu yang bersamaan, sulitnya kerjasama antara klien dan petugas manajemen kasus, beberapa ada yang drop out therapy, muncul hubungan ketidak saling percayaan, tidak mempunyai identitas diri sehingga ketika membutuhkan pelayanan Jamkesmas terkendala dan keterlambatan diagnosa tes yang didapatkan sudah dalam stadium yang tinggi sehingga baru mendapatkan pelayanan manajemen kasus dalam waktu sebentar

kemudian meninggal dunia. Dari asumsi sementara penurunan minat untuk mendapatkan pelayanan dikarenakan kurang baiknya manajemen kasus HIV - AIDS. Pada saat ini sudah ada 65 klien yang dikelola oleh manajer kasus HIV - AIDS di Graha Mitra. Kelompok dampingan Graha Mitra adalah waria. Waria menurut Wikipedia (2009) adalah laki-laki yang lebih suka berperan sebagai perempuan dalam kehidupannya sehari-hari. ODHA waria disini memiliki mobilitas yang tinggi untuk menularkan HIV, mereka juga tidak memiliki tanda pengenal untuk memeriksakan ke pelayanan kesehatan dan disamping itu mereka juga mendapatkan dua tekanan diskriminasi dan stigmatisasi. Yang pertama mereka sudah dipandang sebagai waria dan yang kedua mereka terkena HIV - AIDS. Melihat semakin banyaknya kasus HIV - AIDS dan semakin pentingnya pelayanan yang bersifat komperhensif dan berkesinambungan maka manajemen kasus ini dianggap sebagai upaya kuratif dan rehabilitatif ODHA waria. Tidak hanya kuratif dan rehabilitatif akan tetapi juga pemberdayaan dan pencegahan HIV kepada pasangan jika terkena HIV. Disamping pelayanan medis dan perawatan masih sangat dibutuhkan ODHA waria untuk mempertahankan kesehatannya, mereka juga membutuhkan serangkaian pelayanan lain seperti dukungan sosial, psikologis dsb, dalam menghadapi situasi kehidupan yang dijalaninya sehari hari dalam lingkungan alamiahnya dan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Oleh karena itu pelayanan perawatan dukungan dan pengobatan HIV - AIDS sebaiknya diberikan secara terpadu yang terkait dengan isu biopsikososial (Akhjar, 2009 ) Adanya fenomena di atas, penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang.

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang.. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum pada penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus pada penelitian ini adalah : a. Untuk mendeskripsikan pola manajemen perawatan, dukungan dan pengobatan. b. Untuk mengetahui tingkat kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra. c. Untuk menganalisis hubungan manajemen kasus HIV - AIDS terhadap kualitas hidup ODHA waria di LSM Graha Mitra Semarang. d. Untuk mendeskripsikan karakteristik ODHA waria. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. ODHA waria a. Memberikan informasi tentang pola pelayanan manajemen kasus yang dapat diakses di LSM Graha Mitra dalam hal perawatan, dukungan dan pengobatan ( PDP ).

2. Graha Mitra Semarang a. Memberikan masukan dan informasi untuk dapat lebih meningkatkan kualitas pelayanan dalam manajemen kasus HIV - AIDS bagi klien. b. Dapat mengetahui kualitas hidup ODHA waria. 3. Peneliti dan Peneliti Selanjutnya Meningkatkan pengalaman dan wawasan bagi peneliti sendiri dalam pelayanan manajemen kasus HIV - AIDS yang holistik dan terpadu kepada pasien. serta sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan hal tersebut. 4. Perawat Perawat dapat memperoleh pengetahuan dan pemahaman tentang permasalahan pada ODHA, sehingga perawat dapat memilih strategi penatalaksanaan yang lebih efektif dalam menangani masalah ODHA. E. Originalitas Penelititan Table 1.1 Originalitas Penelitian No Nama / Tahun Sample Hasil 1 Wong M, Hays RD / 2008 Simple Random sampling, Di Los Angeles, California dari 2251 ODHA. 2 Morineau / 2009 Total sampling, Di Negara Cambodia berjumlah 6`45 sampel 3 Janeen Hughes / 2004 4 Elisabete Cristina / 2002 Simple Random sampling di Negara Afrika Selatan dari 200 ODHA Consrtuctive sampling, Di Sao Paulo Brazil. Dari sampel berjumlah 365 orang. Peningkatan kualitas hidup dialami pasien yang sering mendapatkan pelayanan MK. Peningkatan kualitas hidup sebanyak 48.8% sampai 95.7%. setelah pemberian obat ART Ada hubungan antara kesehatan berhubungan dengan kualitas hidup Kualitas hidup baik, dipengaruhi oleh faktor fisik dan psikologi. Faktor yang masih kurang adalah ekonomi dan hubungan sosial

7 Originalitas Penelititan ini adalah : 1. Variable dalam penelitian ini adalah manajemen kasus HIV- AIDS dan kuliatas hidup ODHA waria 2. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ODHA waria yang di layani oleh LSM Graha Mitra Semarang yang berjumlah 65 orang. 3. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, dengan pendekatan cross sectional 4. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuisioner. F. Bidang Ilmu komunitas. Bidang keilmuan yang terkait dengan penelitian ini adalah ilmu