ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERJALAN KAKI DAN BERSEPEDA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 PONTIANAK

dokumen-dokumen yang mirip
TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK

HUBUNGAN KESEGARAN JASMANI DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI

SURVEI TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS XI (SEBELAS) SMA MUHAMMADIYAH 1 BABAT KABUPATEN LAMONGAN

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 21 SURABAYA DAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 36 SURABAYA

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

Hubungan Antara Gaya (Yundhi Arfianto) Kata kunci: Gaya Hidup sehat, Tingkat Kesegaran Jasmani, Kelas VIII

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

KESEGARAN KARDIORESPIRASI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2015/2016. E-Journal

Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Volume 05 Nomor 01 Tahun 2017, 44-48

PROFIL KONDISI FISIK MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN TAHUN ANGKATAN 2014 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Perbedaan Bersepeda Dan Berjalan Kaki Ke Sekolah Terhadap Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA PROGRAM IPA DAN SISWA PROGRAM IPS KELAS XII DI SMA NEGERI 1 LAMONGAN

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA SMPN 4 DEPOK BERDASARKAN PRESTASI BELAJAR

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA KELAS XI SMA ISLAM BRAWIJAYA, SMA TARUNA NUSA HARAPAN, DAN SMA TAMAN SISWA DI KOTA MOJOKERTO

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

TINGKAT KESEGARAN JASAMANI SISWA KELAS V SDN 011 AIR EMAS KECAMATAN SINGINGIN JURNAL. Oleh DADANG SETIAWAN

Keywords: The level qf physical fitness, elementary school Group IV Donokerto Turi. Tingkat Kesegaran Jasmani...(Tri Harti)1

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PESERTA EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DI MTS HASYIM ASY ARI PIYUNGAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINGKAT KESEGARAN JASMANI PADA SISWA SMP NEGERI 2 KREMBUNG DAN SMP NEGERI 2 SIDOARJO. Bayu Sri Widodo.

PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK

ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SMA PUTERA KELAS X (Study Pada SMA PGRI 1, SMA Negeri 2 dan 3 Jombang) Alamsyah Permana Putra

EVALUASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN, DAN REKREASI STKIP PGRI TRENGGALEK

HUBUNGAN TINGGI BADAN, BERAT BADAN, VO2MAX

DESKRIPSI PENGUASAAN KONSEP VEKTOR DAN JENIS KESALAHANNYA DITINJAU DARI TINGKAT PENCAPAIAN KOGNITIF PADA MAHASISWA PENDIDIKAN FISIKA

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENJASORKES SISWA KELAS V SD NEGERI 2 SUKOHARJO III PRINGSEWU TAHUN PELAJARAN 2014/2015

HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS X, XI DAN XII SMAN 3 NGANJUK

THE DIFFERENCE OF CARDIORESPIRATORY ENDURANCE LEVEL BETWEEN STRIKERS AND DEFENDERS OF FOOTBALL EXTRACURRICULAR AT SMA NEGERI 1 KOTA MUNGKID

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SD NEGERI 02 BALEDONO DI KECAMATAN PURWOREJO

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI

KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLAVOLI SISWA EKSTRAKULIKULER KELAS VIII SMP NEGERI 1 PURING KEBUMEN Abstrak

SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SMA NEGERI 2 BOJONEGORO (Studi pada siswa kelas X SMA Negeri 2 Bojonegoro)

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

ARTIKEL ILMIAH SURVEI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA PUTRA SMA NEGERI 4 KOTA JAMBI SKRIPSI OLEH THOMI PRADODO A1D408107

SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN

TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA KELAS IV, V DAN VI SD NEGERI DELEGAN 2 KECAMATAN PRAMBANAN KABUPATEN SLEMAN YOGYAKARTA

IDENTIFIKASI TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWI SMK WIDYA KARYA TAHUN AJARAN (studi pada siswi SMK Widya Karya, Kabupaten Sidoarjo)

KETERAMPILAN BERMAIN BOLABASKET SISWA PUTRA KELAS X SMA NEGERI 2 KLATEN TAHUN AJARAN 2015/2016

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

PROFIL TINGKAT KEMAMPUAN FISIK DAN KETERAMPILAN PADA ATLET KEMPO PRAPON KOTA PONTIANAK

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PEGAWAI ADMINISTRASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS TANJUNGPURA

IN PRAMBANAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

HUBUNGAN ANTARA DAYA TAHAN JANTUNG DAN PARU-PARU DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 TARIK TAHUN AJARAN

TINGKAT PENGETAHUAN STRATEGI DAN TAKTIK BAGIPEMAIN SPIRIT FUTSAL AKADEMI KULON PROGO TAHUN 2015 ARTIKEL E-JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK

SURVEI KETERAMPILAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA PUTERA USIA TAHUN DI SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH SIRAMAN, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

EFEKTIFITAS GABUNGAN TES SUBJEKTIF DAN TES OBJEKTIF DALAM MENGEVALUSI HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMP NEGERI 11 BANDA ACEH

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF BIOLOGI PESERTA DIDIK KELAS XI SMK ISLAM DDI PONIANG MAJENE

PENDAHULUAN. Andri Irawan

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

KEMAMPUAN GURU DALAM MENERAPKAN KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PELAJARAN PENJASORKES DI SMK

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

TINGKAT PEMAHAMAN AKTIVITAS RENANG PADA SISWA KELASXI SMAN 1 JOGONALAN KABUPATEN KLATEN T.A 2016/2017

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TERHADAP HASIL BELAJAR TEKNIK DASAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DI SMPN 14 PONTIANAK

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA SD ISLAM TERPADU NURUL ILMI KOTA JAMBI

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI (THE PHYSICAL FITNESS) MAHASISWA PENJASKESREK ANGKATAN STKIP BINA BANGSA GETSEMPENA BANDA ACEH

TINGKAT KOORDINASI MATA- TANGAN-KAKI MAHASISWA PJKR FKIP UMMI ANGKATAN TAHUN 2016/2017

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA BERDASARKAN POLA TRANSPORTASI KE SEKOLAH YANG BERBEDA (Studi Pada Kelas VIII SMP Negeri 3 Sampang)

SURVEI KEBUGARAN JASMANI ATLET RENANG USIA TAHUN

Jurnal Sport Science, Vol 4. No 2. hlm

HUBUNGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRGA DAN KESEHATAN DI SEKOLAH

MOTIVASI DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA PADA SISWA KELAS VIII SMP. (Jurnal) Oleh THOMAS WAHYU WIDYA SANJAYA

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

PERBANDINGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA SMPN 1 SAMBENG DENGAN SISWA MTs 45 ASSA ADAH KANDANGAN

PERSEPSI SISWA SMP MUHAMMADIYAH SANDEN TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

UPAYA MENINGKATKAN TIGA ASPEK KEBUGARAN JASMANI DALAM PERMAINAN TRADISIONAL PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 06 LIANG PINOH UTARA

TINJAUAN STATUS GIZI DAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 05 AIR TAWAR BARAT KECAMATAN PADANG UTARA JURNAL

The Counselor Role in Developing the Talents of Students Through the Placement Services in the Fields SMP 27 By:

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL SISWA KELAS VII SEKOLAH MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI BINTAN TIMUR TAHUN PELAJARAN

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

Diajukan Oleh: WINDA ASTUTI A

Bravo s Jurnal Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan STKIP PGRI Jombang ISSN:

PEMAHAMAN TEKS DISKUSI OLEH SISWA SMP NEGERI 2 PONTIANAK TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI. Universitas Nusantara PGRI Kediri. Disusun Oleh : NIM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

KEMAMPUAN PUKULAN SERVIS PANJANG, LOB DAN SMASH DALAM PERMAINAN BULUTANGKIS PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BULUTANGKIS SMP MUHAMMADIYAH 2 DEPOK

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KESEGARAN JASMANI MELALUI METODE LATIHAN SIRKUIT DI SMAN 12 PADANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )

2016 MOTIVASI KETERLIBATAN SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI BANDUNG

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PENJASORKES DI SMP NEGERI 3 PAINAN KAB. PESISIR SELATAN JURNAL

PENGARUH LATIHAN KOORDINASI MATA KAKI TERHADAP KEMAMPUAN KETEPATAN SHOOTING PADA MAHASISWA UKM SEPAK BOLA PUTRA

PROFIL INDEKS MASSA TUBUH DAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PJKR UNIVERSITAS ISLAM 45 BEKASI TAHUN 2015/2016

THE DIFFERENCES OF SOCIAL VALUES OF THE STUDENTS WHO PARTICIPATE SPORTS AND NON SPORTS EXTRACURRICULAR AT STATE HIGH SCHOOL 1 IMOGIRI BANTUL

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN METODE DEMONSTRASI PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SISWA SD KELAS III

Transkripsi:

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 2, Desember 2015 ANALISIS TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANTARA SISWA YANG BERJALAN KAKI DAN BERSEPEDA PADA SISWA PUTRA KELAS VIII MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 1 PONTIANAK Putra Sastaman B. Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Jalan Ampera No. 88 Pontianak 78116 Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. Metode penelitian ini adalah metode survey. Populasi seluruh siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak yang berjumlah 91 siswa, pengambilan sampel menggunakan teknik cluster sampling dengan jumlah sampel 41 siswa. Alat pengumpul data yang digunakan adalah Tes Kebugaran Jasmani Indonesia (TKJI). Teknik analisis data menggunakan rumus persentase dan pemaparan secara naratif. Penelitian ini menyimpulkan bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki berada pada kategori sedang dan tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersepeda berada pada kategori kurang. Terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak dengan perbedaan rata-rata 0,46. Ini berarti tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki lebih baik dibandingkan siswa yang bersepeda. Kata Kunci: kebugaran jasmani, berjalan kaki, bersepeda. Abstract The purpose of this study was to determine the level of physical fitness among students walking and cycling in the boy sclass VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. This research method is survey. The population in this study were all boy sclass VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. totaling 91 students, while taking samples in this study using cluster sampling with a sample of 41students. Data collection tool used is Indonesian Physical Fitness Test (TKJI). Data were analyzed using the percentage formula and exposure in a narrative. Based on the research data processing can be pulled conclusion that the level of physical fitness of students who walking in middle category and level of physical fitness of students cycling in the category less. So that there is a difference between the level of physical fitness of students walking and cycling to class VIIIs tudents on MTs Negeri 1 Pontianak with an average difference of 0.46. This shows the level of physical fitness of students who are walking better than students who are cycling. Keywords: physical fitness, walking, cycling. 170

PENDAHULUAN Olahraga merupakan suatu aktivitas yang tidak terpisahkan dalam kehidupan dan rutinitas sehari-sehari, aktivitas olahraga dapat dilakukan dimanapun, kapanpun, dan oleh siapapun, mulai dari anak-anak remaja orang dewasa sampai usia lanjut. Secara umum orang memahami olahraga merupakan salah satu aktivitas jasmani yang dilakukan dengan tujuan untuk mecapai kebugaran jasmani. Dalam Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 disebutkan bahwa olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, dan mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. Olahraga tidak hanya diartikan untuk mengembangkan potensi jasmani, lebih dari itu yakni rohani dan sosial. Adolf Ogi Penasehat khusus Sekertaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyampaikan bahwa Sport teaches life skill-sport remains the best school of life. Jadi olahraga sebagai sarana mengembangkan potensi jasmani, rohani, sosial, dan sekaligus sebagai sekolah kehidupan. Aktivitas olahraga merupakan pemotong garis diskrimanasi dan kesenjangan sosial karena olahraga tidak membedakan suku, agama, ras, bahasa, warna kulit, dan perbedaan usia ketika melakukan olahraga bersama ataupun ketika menyaksikan pertandingan-pertandingan olahraga, semua berkumpul menjadi satu menikmati aktivitas olahraga. Oleh karena olahraga bisa menjadi suatu alat pemersatu masyarakat, bangsa, dan negara agar menjadi lebih damai dan rukun. Namun, disatu sisi olahraga juga bisa menimbulkan perpecahan yang diakibatkan karena adanya persaingan dan kompetisi untuk menjadi yang terbaik. Olahraga bukan hanya sekedar ajang untuk memperoleh medali, bukan ajang untuk adu otot, dan juga bukan semata-mata untuk meraih prestasi namun lebih dari itu yakni sebagai sarana untuk meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia yang lebih baik menuju hidup yang lebih berkualitas, seperti peningkatan kesehatan jasmani, rohani, sosial, dan emosional. Seperti yang dikemukakan oleh Mutohir dan Maksum (Mutohir, dkk., 2011: 4) bahwa olahraga bukan untuk mencari kemenangan tetapi sebagai instrumen meraih kesempurnaan hidup, baik fisik, mental, dan sosial. Melalui 171

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 2, Desember 2015 olahraga akan menjadi manusia yang pantang menyerah, memiliki daya juang, badan menjadi bugar, dan akan menjunjung tinggi nilai kejujuran dan sportivitas. Aktivitas gerak yang semakin banyak akan meningkatkan daya tahan tubuh sehingga tingkat kebugaran jasmani pun akan semakin baik. Kebugaran jasmani berhubungan dengan kemampuan organik dari seseorang untuk melakukan tugasnya sehari-hari tanpa merasa lelah dan mempunyai cadangan kekuatan serta tersedianya energi untuk menghadapi dengan baik setiap keadaan darurat yang tiba-tiba muncul. Padahal satu-satunya pelajaran yang memberikan kontribusi terhadap kebugaran jasmani di sekolah adalah Penjasorkes. Ini mengindikasikan bahwa perlunya suatu program yang lebih terarah dan tepat agar pembelajaran Penjasorkes mampu memberikan kontribusi yang memadai bagi anak didik di sekolah. Mutohir dan Maksum (Mutohir, dkk., 2011: 9) mengemukakan bahwa secara umum baik diusia anak-anak sampai usia dewasa tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia berada pada kategori sedang atau bisa. Aktivitas siswa tidak hanya saat berada di sekolah tetapi juga lebih banyak di luar sekolah. Mulai dari aktivitas saat bangun tidur, berangkat ke sekolah, pulang dari sekolah, dan aktivitas lainnya. Artinya banyak aktivitas siswa yang akan mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa tersebut. Aktivitas berangkat dan pulang sekolah para siswa dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari berjalan kaki, naik sepeda sampai berkendaraan umum, baik roda dua maupun roda empat. Semua aktivitas ini juga akan mempengaruhi tingkat kebugaran jasmani siswa. Siswa yang bugar akan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik, akan lebih fokus, dan lebih aktif. Hal ini akan sangat membantu para guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa di sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA). Aktivitas berangkat dan pulang sekolah seperti ini dilakukan oleh siswasiswi dari salah satu sekolah yang berada di Pontianak, Kalimantan Barat yaitu Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak adalah salah satu sekolah dengan segudang prestasi baik dari bidang 172

akademik, seni, dan olahraga. Tentunya dengan segudang prestasi yang diraih tidak terlepas dari kontribusi para siswa-siswinya yang cerdas, aktif, kreatif, dan memiliki kondisi yang fit dalam beraktivitas baik di sekolah maupun di luar sekolah. Dari data Tata Usaha Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak didapat bahwa jumlah siswa kelas VII sampai kelas IX dari 18 kelas yang ada adalah sebanyak 660 orang siswa. Berdasarkan dari jumlah siswa keseluruhan ditemukan fakta di lapangan bahwa aktivitas siswanya berangkat dan pulang sekolah dengan berjalan kaki, bersepeda, dan kendaraan umum atau kendaraan pribadi baik yang roda 2 maupun yang roda 4. Dan dari pengamatan langsung di lapangan menunjukkan bahwa aktivitas berjalan kaki dan bersepeda ke sekolah ini banyak dilakukan oleh siswa putra yang duduk di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. Melihat kedua aktivitas yang dilakukan para siswa yaitu berjalan kaki dan bersepeda merupakan aktivitas untuk meningkatkan kebugaran jasmani, maka timbul sebuah pertanyaan bagaimanakah tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki, dan bagaimana pula tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersepeda, kemudian apakah terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani dari kedua aktivitas yang berbeda ini yaitu antara berjalan kaki dan bersepeda. Beranjak dari perihal di atas, pengkajian lebih lanjut tentang masalah sebenarnya yaitu bagaimana tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda sangat perlu dilakukan untuk menjawab semua pertanyaanpertanyaan tersebut. Oleh karena itu, peneliti perlu melakukan sebuah penelitian dengan judul Analisis Tingkat Kebugaran Jasmani antara Siswa yang Berjalan Kaki dan Bersepeda pada Siswa Putra Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. Untuk memperjelas variabel penelitian menjadi gejala-gejala yang akan diungkapkan dalam penelitian, maka diberikan definisi terhadap variabel-variabel penelitian, yaitu variabel tingkat kebugaran jasmani, berjalan kaki, dan bersepeda. 173

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 2, Desember 2015 Tingkat berarti derajat atau taraf (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007: 793). Menurut Mutohir dan Maksum (Mutohir, dkk., 2011) Kebugaran jasmani adalah kesanggupan tubuh untuk melakukan aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Corbin dan Lindsey (Mutohir, dkk., 2011: 10) mengjelaskan Kebugaran jasmani didefinisikan sebagai kemampuan melakukan kegiatan sehari-hari dengan penuh vitalitas dan kesiagaan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih cukup energi untuk beraktivitas pada waktu senggang dan menghadapi hal-hal yang bersifat darurat. Sebagaimana dikemukakan oleh Wahjoedi (2000: 85) Kebugaran jasmani adalah kemampuan tubuh untuk melakukan tugas dan pekerjaan sehari-hari dengan giat, tanpa mengalami kelelahan yang berarti serta dengan cadangan energi yang tersisa ia masih mampu menikmati waktu luang dan menghadapi hal-hal darurat yang tidak terduga sebelumnya. Berjalan jalan kaki usianya sama dengan peradaban manusia. Pada dasarnya tidak ada definisi khusus mengenai jalan kaki. Karena satiap orang yang normal akan melakukan aktivitas ini untuk berpindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Jalan kaki merupakan aktivitas alamiah manusia (Jenny Gichara, 2009: 2). Senada dengan itu, menurut Iknoian (2000: 12) Berjalan kaki adalah olahraga yang aman, tapi bagi orang yang meningkatkan aktivitas atau mencoba teknik yang berbeda atau dasar latihan yang baru secara tiba-tiba akan menimbulkan tekanan pada bagian tubuh atau otot dan jaringan tubuh yang tidak terbiasa. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1042) Bersepeda adalah mengendarai kendaraan beroda dua atau tiga, yang mempunyai setang, tempat duduk, dan sepasang pengayuh yang digerakkan oleh kaki untuk menjalankannya. Selanjutnya Carmichael dan Burke (1996: 4) mengatakan bahwa Bersepeda merupakan aktivitas untuk mendapatkan dan meningkatkan kondisi fisik, setiap kali satu ayunan pedal. Bersepeda merupakan cara terbaik untuk berlatih selama 20 sampai 30 menit setiap hari, 3 sampai 5 hari setiap minggu agar memperoleh kesehatan dan kebugaran yang baik. Menurut Roger, dkk. (2007: 6) Berenang, bersepeda, dan 174

lintas alam merupakan latihan aerobik lebih baik dari jalan atau jogging untuk kelentukan secara keseluruhan, ketahanan otot, dan tenaga. Bersepeda dapat meningkatkan masing-masing komponen kebugaran: kebugaran jantung, komposisi tubuh, fleksibilitas, ketahanan, dan kekuatan otot. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Yatim (2010: 23) Penelitan deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta atau kejadian-kerjadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Senada dengan hal tersebut, Arikunto (2002: 75) mengatakan bahwa Apabila peneliti bermaksud mengetahui keadaan sesuatu mengenai apa dan bagaimana, berapa banyak, sejauh mana, dan sebagainya, maka penelitiannya bersifat deskriptif. Dari ketiga pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian untuk menjawab pertanyaan bagaimana dan untuk mengetahui gejala-gejala atau kejadian-kejadian pada suatu populasi. Dalam penelitian ini data-data tentang kebugaran jasmani siswa kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak merupakan hasil dari suatu proses pertumbuhan dan perkembangan yang disertai aktivitas fisik sehari-hari baik dalam bentuk berolahraga ataupun hasil dari aktivitas latihan. Oleh sebab itu, penelitian ini sifatnya dekriptif semata-mata, tidak perlu mencari atau menerangkan saling hubungan, meguji hipotesa, membuat ramalan atau mendapatkan makna, dan implikasi. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak dengan karakteristik: (1) Siswa yang terdaftar di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak; (2) Siswa putra Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak; (3) Siswa putra yang duduk di kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak; (4) Siswa yang sehat secara fisik. Sampel dalam penelitian adalah 20 siswa putra yang berjalan kaki dan 21 siswa putra yang bersepeda dengan total sampel sebanyak 41 orang siswa dari 91 total siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak. Teknik 175

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 2, Desember 2015 pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran. Alat pengumpul data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI). Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan persentase menggunakan rumus persentase menurut Nana Sudjana (Zuldafrial, 2012: 210) yaitu: X% = n N 100 % Keterangan : X% = Frekuensi yang sedang dicari persentasenya n = Hasil observasi N = Jumlah sampel Hasil perhitungan persentase tiap aspek variabel kemudian dipaparkan secara naratif. HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah tahap pengumpulan data selesai dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah mengolah dan menganalisis data. Proses pengolahan data dilakukan dengan cara: (1) Mengadakan pengecekan ulang terhadap hasil pencatatan nilai pada formulir tes untuk memastikan nilai yang dimasukkan sudah benar dan tidak ada kesalahan dalam pencatatan; (2) Memisahkan formulir tes antara siswa yang berjalan kaki dan siswa yang bersepeda agar perhitungan datanya tidak bercampur; (3) Menghitung hasil nilai keseluruhan tes kebugaran jasmani siswa yang disesuaikan dengan tabel nilai TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk siswa putra sekolah menengah pertama usia 13-15 tahun; (4) Memasukkan hasil nilai akhir tes kebugaran jasmani setiap siswa kedalam norma TKJI (Tes Kebugaran Jasmani Indonesia) untuk menentukan kategori atau klasifikasi kebugaran jasmanis siswa yang diteliti; (5) Melakukan penghitungan rata-rata skor setiap item tes untuk menentukan kategori atau klasifikasi tiap tes yang dilakukan. 176

Langkah-langkah tersebut yang dilakukan peneliti sebagai acuan untuk melakukan anaslisis data penelitian. Untuk dapat menganalisis dan memberikan penilaian dari data hasil tes kebugaran jasmani, maka dilakukan dengan menentukan standar nilai dan kriteria penilaian tingkat kebugaran jasmani yang disesuaikan dengan norma TKJI. Tabel 1. Norma Kebugaran Jasmani No INTERVAL NILAI Klasifikasi Kebugaran Jasmani 1. 22 25 Baik sekali ( BS ) 2. 18 21 Baik ( B ) 3. 14 17 Sedang ( S ) 4. 10 13 Kurang ( K ) 5. 5 9 Kurang sekali ( KS ) Tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak termasuk dalam kategori sedang dengan rata-rata nilai 14. Untuk lebih memperjelas gambaran persentase tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 pontianak, peneliti memaparkannya dalam bentuk diagram batang berikut: Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Berjalan Kaki. 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0% 15% 35% 50% 0% Kategori Tingkat Kebugaran Jasmani Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 1. Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Berjalan Kaki 177

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 2, Desember 2015 Maka dari keseluruhan pemaparan di atas, terjawablah sub masalah pertama bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak termasuk dalam kategori sedang. Tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak termasuk dalam kategori kurang dengan rata-rata nilai 12,3. Untuk lebih memperjelas gambaran persentase tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak, peneliti memaparkannya dalam bentuk diagram batang berikut: Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Bersepeda 50% 40% 30% 20% 10% 0% 0% 0% 42.90% 47.60% 9.50% Kategori Tingkat Kebugaran Jasmani Baik Sekali Baik Sedang Kurang Kurang Sekali Gambar 2. Persentase Tingkat Kebugaran Jasmani Siswa yang Bersepeda Maka dari keseluruh pemaparan di atas, terjawablah sub masalah kedua bahwa tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak termasuk dalam kategori kurang. Perbandingan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 pontianak secara keseluruhan, peneliti memaparkan dalam bentuk diagram barang berikut. 178

rata-rata keseluruhan Berjalan Kaki Bersepeda 3 2.5 2.94 2.48 2 Perbandingan Tingkat kebugaran Jasmani keseluruhan Gambar 3. Perbandingan Tingkat Kebugaran Jasmani Keseluruhan Dari pemaparan gambar di atas, maka terjawablah sub masalah ketiga yaitu Apakah terdapat perbandingan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak, bahwa terdapat perbadingan dimana tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki lebih baik dibandingkan siswa yang bersepeda. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan; (1) Tingkat kebugaran jasmani siswa yang berjalan kaki pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak secara keseluruhan berada pada kategori sedang; (2) Tingkat kebugaran jasmani siswa yang bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak secara keseluruahn berada pada kategori kurang; (3) Terdapat perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda pada siswa putra kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Pontianak dengan perbedaan rata-rata hasil tes keseluruhan adalah 0,46. Dengan adanya perbedaan tingkat kebugaran ini menunjukkan bahwa berjalan kaki lebih nyata memberikan efek positif terhadap kebugaran tubuh. Dengan adanya perbedaan tingkat kebugaran jasmani antara siswa yang berjalan kaki dan bersepeda menunjukkan bahwa aktivitas berjalan kaki lebih 179

Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 2, Desember 2015 nyata memberikan efek positif terhadap kebugaran jasmani seseorang, bahwa jalan kaki dapat menjaga kebugaran jasmani karena dapat menguatkan otot-otot tubuh, ligamen, tendon, dan tulang, serta mengencangkan otot-otot kaki. Oleh karena itu, berjalan kaki bisa menjadi latihan atau aktivitas terprogram untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Dengan berjalan kaki secara teratur akan meningkatkan dan mempertahankan kebugaran (Iknoian, 2000: 6). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka dapat disarankan bahwa diharapkan kepada guru Penjaskes agar lebih memperhatikan tingkat kebugaran jasmani siswa, tidak hanya sekedar memberikan pembelajaran saja namun juga memberikan pembinaan melalui kegiatan-kegiatan olahraga baik di dalam sekolah maupun di luar jadwal sekolah seperti kegiatan ekstrakulikuler, serta memberikan perhatian lebih kepada siswa yang tingkat kebugaran jasmaninya berada pada kategori kurang bahkan kurang sekali. Menyadari pentingnya kebugaran jasmani untuk melakukan aktivitas sehari-hari, maka diharapkan kepada siswa hendaknya selalu meningkatkan kebugaran jasmaninya dengan senantiasa melakukan aktivitas fisik, minimal melakukan aktivitas berjalan kaki setiap hari. Karena berjalan kaki memberikan kontribusi nyata terhadap peningkatan kebugaran jasmani. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta. Baechle, T.R. & Earle, R.W. 2007. Bugar Dengan Latihan Beban. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Carmichael, C. & Burke, E.R. 1996. Bugar Dengan Bersepeda. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Gichara, J. 2009. Jalan Sehat Untuk Kebugaran dan Kekuatan Tubuh. Jakarta: Kawan Pustaka. Iknoian, T. 2000. Bugar Dengan Jalan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 180

Mutohir, dkk. 2011. Berkarakter dengan Berolahraga, Berolahraga dengan Berkarakter. Surabaya: SPORT Media. Nurhasan & Cholil. 2007. Modul Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: UPI Bandung. Wahjoedi. 2000. Tes Pengukuran dalam Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Ujung Pandang: Singaraja. Yatim, R. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC. Zuldafrial. 2010. Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Media Perkasa 181