IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB REWORK PADA PEKERJAAN KONSTRUKSI (Studi Kasus Pembangunan Apartemen Mansyur Residence) Wahyudi Ali Napitupulu 1, Syahrizal 2 dan Andy Putra Rambe 3 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA E-mail: napidyudi@gmail.com 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA E-mail: rizal_ar@ymail.com 3 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara (USU) Jl. Perpustakaan, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA E-mail: andyputrarambe@yahoo.com ; andyputrarambe@gmail.com ABSTRAK Rework sangat sering terjadi dalam dunia konstruksi. Sebaik apapun manajemen suatu pelaksanaan konstruksi, rework tetap tidak dapat dihindari. Hal ini memberikan dampak yang buruk terhadap pelaksanaan konstruksi. Namun, rework bisa diminimalisir dengan melakukan usaha-usaha pencegahan terjadinya rework dengan terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya rework tersebut. Dengan melakukan upaya pencegahan rework, maka pembengkakan biaya dan keterlambatan suatu proyek yang merupakan dampak utama rework dapat diminimalisir. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor utama penyebab, intensitas dan cara paling efektif untuk mengurangi rework pada proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence. Pada penelitian ini responden yang berpartisipasi adalah sebanyak 14 responden, responden merupakan pihak perusahaan kontraktor, konsultan dan owner pada Pembangunan Apartemen Mansyur Residence. Data responden yang sudah terkumpul diolah dengan program SPSS 16.0 dan akan didapatkan hasil analisis berupa faktor-faktor utama penyebab rework, jenis pekerjaan pada fase konstruksi yang paling berpotensi terjadi rework dan cara efektif untuk menguranginya. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: buruknya koordinasi dokumen merupakan kategori faktor desain dan dokumentasi yang menempati posisi tertinggi sebagai penyebab terjadinya rework. Pekerjaan struktur berada pada posisi tertinggi sebagai pekerjaan yang paling sering terjadi rework. Sedangkan cara yang paling efektif untuk mengurangi rework adalah meningkatkan komunikasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun antara pemilik, desainer (konsultan), kontraktor, subkontraktor, dan supplier. Kata Kunci : Rework, desain dan dokumentasi, pekerjaan struktur, koordinasi ABSTRACT Rework is very common in construction. As good as management of a construction implementation, still rework remains unavoidable. This gives the bad impact on the implementation of construction. However, rework can be minimized by doing efforts to prevent the occurrence of rework by knowing the factors cause the rework. By doing rework prevention efforts, the cost swelling and delay of a project which are the main impact of rework can be minimized. The aims of this study are to determine the main factors causing, intensity and the most effective way to reduce rework on Apartment Development project Mansyur Residence. In this study the respondents who participated were 14 respondents, the respondents are the contractor company, consultants and owner of Apartment Development Mansyur Residence. Respondents data collection was processed by SPSS 16.0 and will get the results of the analysis of the main factors causing rework, the type of work in the construction phase of the most potential rework and the effective ways to reduce it. 1
The result of this study indicates that: the poor document coordination is a category of design and documentation factor which occupies the highest position as the cause of the rework. Structural work is at the highest position as the most common work of rework. The most effective way to reduce rework is to improve communication, both between superiors with subordinates and between owners, designers (consultants), contractors, subcontractors, and suppliers. Keywords: Rework, design and documentation, structural work, coordination 1. PENDAHULUAN Ada beberapa penyebab yang dapat mengakibatkan pembengkakan biaya dalam pelaksanaan konstuksi, antara lain yaitu buruknya perencanaan dan koordinasi dari sumberdaya, terjadi kesalahan akibat pemakaian teknologi informasi yang tidak efektif dan masih banyak lagi. Hal-hal seperti inilah yang dapat menghambat pelaksanaan pekerjaan dalam proyek tersebut dan dapat menimbulkan kerugian bagi pihak kontraktor apabila semua tidak diperhitungkan dengan baik sejak awal. Kesalahan-kesalahan ini yang nantinya dapat menimbulkan rework (pekerjaan ulang). Rework adalah aktivitas di lapangan yang harus dikerjakan lebih dari sekali, ataupun aktivitas yang menghilangkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari proyek diluar sumber daya dimana tidak ada change order yang dikeluarkan dan change of scope yang diidentifikasi (Fayek dkk,2004). Sebaik apapun manajemen suatu pelaksanaan konstruksi, rework tetap tidak dapat dihindari. Namun, rework bisa diminimalisir dengan melakukan usaha-usaha pencegahan terjadinya rework dengan terlebih dahulu mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya rework tersebut. Dengan melakukan upaya pencegahan rework, maka pembengkakan biaya dan keterlambatan suatu proyek yang merupakan dampak utama rework dapat diminimalisir. 2. LANDASAN TEORI 2.1 Defenisi Rework Kata rework diterjemahkan dalam Kamus Inggris-Indonesia sebagai kata kerja yang mempunyai arti mengerjakan kembali ; mengolah lagi, dan akan seterusnya dipakai. Menurut Josephon dkk (2002) Rework adalah mengerjakan sesuatu paling tidak satu kali lebih banyak, yang disebabkan oleh ketidakcocokan dengan permintaan. Love dkk (2002) mendefenisikan Rework sebagai melakukan pekerjaan di lapangan lebih dari sekali ataupun aktivitas yang memindahkan pekerjaan yang telah dilakukan sebelumnya sebagai bagian dari proyek. 2.2 Batasan Defenisi Rework Adapun batasan ataupun hal-hal yang tidak termasuk rework adalah sebagai berikut: (fayek dkk,2004) 1. Perubahan scope pekerjaan mula-mula yang tidak berpengaruh pada pekerjaan yang sudah dilakukan. 2. Perubahan desain atau kesalahan yang tidak mempengaruhi pekerjaan dilapangan. 3. Kesalahan fabrikasi off-site yang dibetulkan off-site. 4. Kesalahan off-site modular fabrication yang dibetulkan off-site. 5. Kesalahan fabrikasi on-site tapi tidak mempengaruhi aktivitas di lapangan secara langsung (diperbaiki tanpa mengganggu jalannya aktivitas konstruksi). 2.3 Faktor-Faktor Penyebab Rework Faktor-faktor penyebab rework ini dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu faktor desain dan dokumentasi, faktor manajerial dan faktor sumber daya. Selengkapnya dijelaskan pada gambar berikut. 2
REWORK Desain & Dokumentasi Manajerial Sumber Daya Kesalahan Desain Jadwal yg terlalu padat Materil salah kirim Pekerja kurang pengalaman Perubahan Desain kontrol Material terlambat Pekerja kurang pengetahuan Detail Tidak Jelas Constructability teamwork Buruknya alur informasi Banyaknya kerja lembur pengetahuan ttg karakter bahan informasi lapangan informasi thd keadaan alam Salah prosedur kerja Salah keputusan Buruknya Kondisi Dokumen peralatan Gambar 2.1 Faktor-Faktor Penyebab Rework Sumber: Winata dan Hendarlim (2005) 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada proyek konstruksi yang sedang berlangsung di kota Medan yaitu Proyek Pembangunan Apartement Mansyur Residence. 3
Pengajuan dan persetujuan judul Perumusan masalah Tujuan Penelitian Pembatasan Masalah Pengumpulan dan Pengolahan Data Studi Lapangan Studi Pustaka Kuesioner Buku, jurnal, dan tugas akhir Perumusan kuesioner Penyebaran kuesioner Pengumpulan daan skoring kuesioner Input data SPSS Hasil Kesimpulan dan saran Gambar 3.1 Flowchart Penelitian 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Faktor-Faktor Penyebab Rework 1. Dari hasil uji validitas terhadap 14 responden tersebut diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel (r tabel = 0,532) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item tersebut adalah valid. 2. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas lebih besar dari nilai koefisien alpha yang sesuai dengan jumlah butir pertanyaan yang diskoring yaitu untuk 6 butir nilai koefisiennya 0,226 dan untuk 8 butir nilai koefisienya 0,278. Sehingga dengan demikian seluruh item pertanyaan penelitian dinyatakan reliabel. 4
3. Dari hasil pengujian dilihat bahwa nilai Asymp.Sig.(2-tailed) adalah 0,162 (0,162 > 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut terdistribusi normal. 4. Dari hasil perhitungan maka persamaan linier berganda sebagai berikut : Y = -0,454+ 0,748X 1 + 0,141X 2 + 0,263X 3 5. Diperoleh nilai koefisien determinasi berganda = 0,703 yang artinya 70,3% penyebab rework dipengaruhi oleh tiga variabel yang telah ditentukan dan 29,7% dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel yang telah ditentukan dalam penelitian ini. 6. Dari hasil analisa diketahui nilai F hitung = 7,877 dan nilai sig = 0,0055 sedangkan nilai F tabel = 3,805 dan α yang ditetapkan 0,05. Karena nilai F 7,877 > 3,805 dan nilai sig 0,0055 < 0,05 dapat disimpulkan bahwa HO ditolak dan HI diterima. Artinya bahwa seluruh variabel bebas secara simultan mempunyai pengaruh/hubungan yang signifikan terhadap variabel terikat. 7. Untuk hasil uji t dapat dilihat pada tabel 4.11. Nilai T tabel = 1,771 dan α yang ditetapkan 0,05, jika T hitung < T tabel maka HO diterima dan sebaliknya sedangkan untuk nilai sig > 0,05 maka HO diterima dan sebaliknya. 8. Berdasarkan hasil analisa diketahui nilai koefisien beta terbesar dimiliki oleh variabel faktor desain dan dokumentasi yaitu 0,748 dengan t hitung sebesar 3,498. Maka variabel faktor desain dan dokumentasi menjadi variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi penyebab terjadinya rework. 9. Faktor desain dan dokumentasi buruknya koordinasi dokumen (nilai mean: 3,7143, deviasi standar: 0,825) menjadi faktor yang paling berpengaruh pada penyebab terjadinya rework. 4.2 Intensitas Rework pada Berbagai Jenis Pekerjaan 1. Dari hasil uji validitas terhadap 14 responden tersebut diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel (r tabel= 0,532) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item tersebut adalah valid. 2. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas lebih besar dari nilai koefisien alpha yang sesuai dengan jumlah butir pertanyaan yang diskoring yaitu untuk 7 butir nilai koefisiennya 0,252 dan untuk 6 butir nilai koefisienya 0,226 (Tabel 2.1 diinterpolasi). Sehingga dengan demikian seluruh item pertanyaan penelitian dinyatakan reliabel. 3. Pada pekerjaan gedung pekerjaan struktur menjadi prioritas ke-1 yaitu pada kesalahan diameter, jenis dan kualitas tulangan tidak sesuai dan pemasangan dan penyambungan tulangan tidak sesuai (nilai mean: 4,14, deviasi standar: 0,864) merupakan kesalahan utama penyebab terjadinya rework. 4. Pekerjaan pondasi menjadi prioritas ke-2 dimana kesalahan pengukuran dan pemasangan bouplank (nilai mean: 4,0714, deviasi standar: 1,20667) merupakan kesalahan utama penyebab terjadinya rework. 4.3 Cara Efektif Mengurangi Rework 1. Dari hasil uji validitas terhadap 14 responden tersebut diketahui bahwa nilai koefisien korelasi (r hitung ) lebih besar dari nilai r tabel (rtabel = 0,532) sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh item tersebut adalah valid. 2. Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa koefisien reliabilitas lebih besar dari nilai koefisien alpha yang sesuai dengan jumlah butir pertanyaan yang diskoring yaitu untuk 6 butir nilai koefisiennya 0,226 (Tabel 2.1 diinterpolasi). Sehingga dengan demikian seluruh item pertanyaan penelitian dinyatakan reliabel. 3. Dari hasil uji analisis deskriptif meningkatkan komunikasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun antara pemilik, desainer ( konsultan ), kontraktor, subkontraktor, dan supplier (nilai mean: 4,29, deviasi standar: 0,825 ) merupakan cara paling efektif untuk mengurangi rework. 4 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dari pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 5
1. Faktor-faktor penyebab rework pada proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence yaitu faktor desain dan dokumentasi, faktor manajerial dan faktor sumber daya dimana faktor desain dan dokumentasi sebagai faktor utama (dominan) penyebab rework. 2. Pekerjaan yang paling sering terjadi rework pada proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence adalah pekerjaan struktur atas yaitu terjadinya kesalahan pada diameter, jenis dan kualitas tulangan yang tidak sesuai serta pemasangan dan penyambungan tulangan yang tidak sesuai. 3. Cara yang paling efektif untuk mengurangi rework pada proyek Pembangunan Apartemen Mansyur Residence adalah meningkatkan komunikasi, baik antara atasan dengan bawahan maupun antara pemilik, desainer ( konsultan ), kontraktor, subkontraktor, dan supplier. 5.2 SARAN 1. Konsultan perencana perlu mengadakan koordinasi serta memantau perkembangan desain dan dokumentasi, sehingga segala bentuk perubahan dapat teratasi dan mencegah terjadinya kesalahan. 2. Kontraktor perlu memperhatikan masalah perencanaan dan penjadwalan kerja yang harus tetap disesuaikan dengan sumber daya yang ada, sehingga persoalan kerja lembur akibat jadwal yang padat dapat dihindari. 3. Kontraktor perlu memperhatikan kemampuan dan pemahaman tentang pekerjaan konstruksi terhadap stafnya dilapangan sehingga dalam menjalankan fungsinya sebagai pelaksana dilapangan akan berjalan sesuai prosedur yang sudah ditetapkan. 4. Kontraktor dan konsultan harus senantiasa berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan kode etik profesinya. 5. Diharapkan untuk peneliti selanjutnya supaya melakukan penelitian identifikasi faktor-faktor penyebab rework selain pada konstruksi gedung misalnya pembangunan bendungan. DAFTAR PUSTAKA Andi, et al., 2005. Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Pekerjaan Konstruksi, CED, Vol. 7, No. 1, 22 29. Aprilian, Tomas. 2010. Analisis Produktivitas Tenaga Kerja Pada Pekerjaan Struktur Rangka Atap Baja. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Fayek, A.R., Dissanayake, M., Campero, O., Wolf, H., & Van Tol, A., 2004. Measuring and Classifying Construction Filed Rework: A Pilot Study. Husein Umar. 2000. Metodologi Penelitian. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta. J.Supranto. 2001. Statistik teori dan aplikasi. Edisi 6. Jakarta : Erlangga. Love, P.E.D., 2002. Influence of Project Type and Procurement Method on Rework Cost in Building Construction Projects, Journal of Construction Engineering and Management. 128 (1), pp. 18-29. Manik, Manoa. 2011. Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Rework pada Proyek Konstruksi. Tugas Akhir, Universitas Atmajaya. Yogyakarta. Nazir,Mohammad. 1983. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Samuel Winata, Yanto Hendarlim. 2005. Faktor-Faktor Penyebab Rework Pada Pekerjaan Konstruksi. Journal Teknik Sipil Universitas Kristen Petra Volume 7, No. 1,22-29. Santosa, Purbayu Budi, dan Ashari, 2005.Analisis Statistik dengan Microsoft Excel dan SPSS. Penerbit Andi. Yogyakarta. Soeharto,I. 2001. Manajemen Proyek dari Konseptual Sampai Operasional, Edisi Kedua, Erlangga. Jakarta. Sudarto.2007.Identifikasi Permasalahan pada Faktor Internal yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Jasa Konstruksi di Indonesia. Jurnal Teknologi, Edisi no.2. Tahun XXI, Juni 2007, 102-110 ISSN 0215-1685, Universitas Indonesia, Depok. Sugiyono. 2012. Statistika untuk Penelitian. AlfaBeta. Bandung. Susenobroto, Aloysius Yudit. 2010. Faktor-Faktor Penyebab Rework pada Proyek Konstruksi Gedung. Tugas Akhir, Universitas Atmajaya. Yogyakarta. Sutrisna, Nana, dkk.2013. Analisis Rework Pada Proyek Konstruksi Gedung di Kabupaten Badung. Jurnal Spektran Vol. 1, No. 2, Juli 2013, Universitas Udayana. Walpole, Ronald. E., 1995. Pengantar Statistik. PT. Gramedi Pustaka Utama. Jakarta. 6