Kiki Dewi Rahmawati et al., Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa... Kata kunci: kemampuan metakognisi, metakognisi, penyelesaian masalah, polya.

dokumen-dokumen yang mirip
Karina Siti Putrianingsih et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Siswa... Karina Siti Putrianingsih, Hobri, Toto' Bara Setiawan

Linda K. et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam Pemecahan Masalah...

Norma I. M. J. et al., Analisis Pengetahuan Metakognisi Siswa...

Kiky Floresta et al., Pelevelan Adversity Quotient (AQ) Siswa...

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA KEUANGAN BERDASARKAN MODEL POLYA SISWA SMK NEGERI 6 JEMBER

Pendahuluan. Oktorica Cindra Suryanti et al., Identifikasi Berpikir Kritis Siswa dalam

Riandani Sarwindah Putri et al., Analisis Keterampilan Metakognitif Siswa dalam

Tika Nurpitasari 23, Suharto 24, Arika Indah Kristiana 25

Pendahuluan. Sekar Tyas Asih et al., Analisis Kesalahan Siswa Dalam Memecahkan...

Lina Nofianti H.U. et al., Kecerdasan Visual-Spasial dan Logika Matematika dalam...

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Key Words: creative thinking, open ended problems. Mahasiswa Prodi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Jember 41

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH DIMENSI TIGA

ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN KATEGORI KESALAHAN WATSON DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HIMPUNAN DI KELAS VII D SMP NEGERI 11 JEMBER

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

Arum Wisnanti 26, Sunardi 27, Dinawati Trapsilasiwi 28

Kata kunci: pemecahan masalah matematika, proses berpikir kreatif, tahapan Wallas, tingkat berpikir kreatif

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

Laily Anisa Nurhidayati 38, Susanto 39, Dafik 40

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

ANALISIS KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GEOMETRI DIMENSI DUA

PENALARAN MATEMATIS DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA PADA SISWA USIA 15 TAHUN DI SMA NEGERI 1 JEMBER

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH UNTUK SETIAP TAHAP MODEL POLYA DARI SISWASMK IBU PAKUSARI JURUSAN MULTIMEDIA PADAPOKOK BAHASAN PROGRAM LINIER

Doni Dwi Palupi 1, Titik Sugiarti 2, Dian kurniati 3

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

Jurnal Pendidikan Berkarakter ISSN FKIP UM Mataram Vol. 1 No. 1 April 2018, Hal

PENGEMBANGAN INSTRUMEN TES KALKULUS LANJUT 2 BERBASIS PEMECAHAN MASALAH. Fitrianto Eko Subekti dan Reny Amalia Widiyanti

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH OPEN-ENDED PADA MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT BAGI SISWA SMP

Keywords : The Level of Student's Performance, Critical Thinking, and Performance Task

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII-A SMP NEGERI 1 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL ARITMETIKA SOSIAL

R. Azmil Musthafa et al., Analisis Tingkat Kemampuan Penalaran Siswa dalam...

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 PANDANARUM PADA MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH TERBUKA BERBASIS POLYA SUB POKOK BAHASAN TABUNG KELAS IX SMP NEGERI 7 JEMBER

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

PENGARUH METODE DISCOVERY LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X SMAN 5 BATAM TAHUN PELAJARAN 2014/2015

IDENTIFIKASI KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA SMP NEGERI 12 JEMBER DALAM MENYELESAIKAN SOAL PISA KONTEN SPACE AND SHAPE

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL DI KELAS VIII SMP

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH PERSAMAAN KUADRAT PADA PEMBELAJARANMODEL CREATIVE PROBLEM SOLVING

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

Pendahuluan. Mika Wahyuning Utami et al., Tingkat Berpikir Siswa...

ANALISIS KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIK MAHASISWA CALON GURU MATEMATIKA

PROFILE METAKOGNISI SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH RELASI DAN FUNGSI KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 3 SAWIT

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL INKUIRI PADA MATERI KIMIA SEKOLAH MENENGAH ATAS

Agung Wijaya Arifandi et al., Analisis Struktur Hasil Belajar Siswa dalam Menyelesaikan Soal...

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Agustin Puspitasari et al : Analisis Kemampuan Literasi Matematika...

Wirdah Pramita N. 1, Didik S.P. 2, Arika I.K. 3

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

ANALISIS METAKOGNISI TERHADAP PEMECAHAN MASALAH DALAM MATERI KAIDAH PENCACAHAN PADA SISWA KELAS XII IPS I MAN I KUBU RAYA

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

PROFIL PENGAJUAN SOAL ARITMATIKA SOSIAL SISWA SMP DITINJAU DARI PERBEDAAN KEMAMPUAN MATEMATIKA SKRIPSI

PENGARUH STRATEGI METAKOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI PERSEPSI SISWA TERHADAP PELAJARAN MATEMATIKA

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

ANALISIS PROSES BERPIKIR SISWA MENGGUNAKAN MATH EXAMPLARS PADA SUB POKOK BAHASAN PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG DI KELAS VII MTS DARUSSA ADAH JEMBER

DISPOSISI MATEMATIS SISWA DITINJAU DARI KEMAMPUAN MENYELESAIKAN MASALAH BERBENTUK OPEN START DI SMP NEGERI 10 PONTIANAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pengembangan. Metode penelitian pengembangan memuat tiga

Asmaul Husna. Program Studi Pendidikan Matematika FKIP UNRIKA Batam Korespondensi: ABSTRAK

Abstrak. Abstract. Wijayanti, et al., Analisis Butir Soal Objektif UAS...

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DALAM STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW)

Error Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN INDUKTIF TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIKA SISWA KELAS VII TAMAN DEWASA IBU PAWIYATANYOGYAKARTA

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA DITINJAU DARI KECERDASAN MAJEMUK

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATERI PECAHAN DI SMP

Miftahul Ayu et al., Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP...

Pendahuluan. Wisas Yuan Isvina et al., Proses Berpikir Kreatif dalam Memecahkan...

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Gathut Limardani et al., Analisis Kesulitan Siswa dalam Menyelesaikan...

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA SUBBAB PERBANDINGAN BERDASARKAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH POLYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROFIL KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII-A MTs MUHAMMADIYAH 6 KARANGANYAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL BANGUN DATAR

DESKRIPSI KETERAMPILAN METAKOGNITIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH MATEMATIKA DI SMP N 1 BUKATEJA

Surabaya, Pembimbing, Prof. Dr. Siti M. Amin, M.Pd NIP LEMBAR PERSETUJUAN

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

PENERAPAN PROBLEM SOLVING DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP N 1 BANGUNTAPAN

Bella Agustin Hariyanto Bambang Soerjono. Program Sarjana, STKIP PGRI Sidoarjo Jalan Kemiri Sidoarjo. Abstak

Nurul Afisa 24, Titik Sugiarti 25, Dinawati Trapsilasiwi 26

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

ANALISIS KESALAHAN PENGOLAHAN MATEMATIKA DALAM MENYELESAIAKAN MASALAH LINGKARAN

PROSES METAKOGNISI DALAM PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA PADA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI BANYUMAS TESIS

ANALISIS KEMAMPUAN GENERALISASI MATEMATIS SISWA DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

HUBUNGAN KEMAMPUAN MEMBACA DENGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN OPEN ENDED SISWA KELAS X SMA TAMAN MADYA JETIS YOGYAKARTA

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Siti Masruha 21, Sunardi 22, Arika Indah K 23

ANALISIS METAKOGNITIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH KELILING DAN LUAS SEGITIGA. Diajukan Oleh: MEI LIA SAFITRI A

PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BIOLOGI SMP

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

Pendahuluan. Fonda Essa Habiba et al., Analisis Keterampilan Metakognisi Berpikir Kreatif dalam Menyelesaikan...

IDENTIFIKASI KESALAHAN SISWA MENGGUNAKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS (NEA) PADA PEMECAHAN MASALAH OPERASI HITUNG BENTUK ALJABAR

Vinny Dwi Librianti et al., Kecerdasan Visual Spasial dan Logis Matematis dalam...

Transkripsi:

1 Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Berbasis Polya Subpokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember (The Analysis of Student Metacognitive Skill In Solving Mathematics Story Problem Based on Polya Model in VII-A Class Junior High School 3 Jember) Kiki Dewi Rahmawati, Susanto, Arika Indah Kristiana Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan P.MIPA FKIP Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail: susanto.fkip@unej.ac.id Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan metakognisi siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika berbasis polya. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Jember pada bulan Maret 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Sampel yang diambil adalah 3 siswa yang masing-masing berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah dari 32 siswa berdasarkan hasil tes. Teknik pengumpulan data menggunakan instrument tes berbentuk soal cerita dan wawancara mendalam (in depth interview). Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang berkemampuan tinggi memiliki kemampuan metakognisi paling lengkap dibanding dengan siswa yang berkemampuan sedang dan rendah. Siswa berkemampuan matematika tinggi dapat melewati tahap-tahap perilaku metakognisi dengan baik yang sesuai pada indikator. Sedangkan siswa yang berkemampuan sedang memiliki kemampuan metakognisi lebih lengkap dibanding siswa berkemampuan rendah. Siswa yang berkemampuan sedang dapat melewati tahap-tahap perilaku metakognisi cukup baik sesuai pada indikator. Namun pada tahap perencanaan siswa tersebut tidak dapat merencanakan dengan baik, yang mempengaruhi pada tahap selanjutnya. Siswa yang berkemampuan rendah dalam melewati tahaptahap perilaku metakognisinya masih kurang, sebab ada beberapa indikator yang tidak terpenuhi. Kata kunci: kemampuan metakognisi, metakognisi, penyelesaian masalah, polya. Abstract The purpose of this research was to determine the ability of students' metacognition in solving mathematical story problems based on Polya model. This research was done in 3 Jember Senior High School in March 2015. The research method used is descriptive qualitative. Samples taken are three students, each capable of high, medium and low of 32 students based on test. The data collection technique using instrument-shaped test about the story and in-depth interviews. The results showed that high-ability students who have the most complete metacognition abilities compared with students who are capable of medium and low. High math ability students can through the stages of metacognitive behavior well appropriate in the indicator. While the students are capable of being has the ability metacognition is more complete than low-ability students. Students are capable of being able to through the stages of metacognition behavior good enough according to the indicators. But at the planning stage the student is not able to plan well, which affects the next stage. Low-ability students who through the stages of in her metacognition behavior is still less, because there are some indicators that are not fulfilled. Keywords : ability of metacognition, metacognition, polya, problem solving. Pendahuluan Matematika merupakan salah satu ilmu eksak dan terorganisir sistematik yang mendasari ilmu-ilmu lainnya dalam mengembangkan teknologi. Hal ini berarti matematika adalah ilmu dasar yang mendukung perkembangan ilmu lainnya yang berperan penting sebagai ilmu bantu dalam menginterpretasikan berbagai ide dan kesimpulan. Diajarkannya matematika diharapkan dapat melatih siswa dalam berpikir, berargumentasi dan memecahkan masalah matematika yang diaplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu tujuan matematika pada jenjang pendidikan adalah melatih kemampuan siswa berpikir logis dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan memecahkan

2 masalah sangat penting dalam pelajaran ini sebab melatih siswa untuk mengembangkan kemampuannya antara lain membangun pengetahuan matematika yang baru, memecahkan masalah dalam berbagai konteks yang berkaitan dengan matematika, menerapkan berbagai strategi yang diperlukan. Dengan demikian siswa diharapkan memiliki kemampuan metakognisi dalam menyelesaikan masalah yang rutin ataupun tidak rutin. Metakognisi ialah kemampuan siswa mengetahui proses kognisinya serta memantau dan mengatur proses berpikir mereka ketika menyelesaikan soal matematika. Dalam perannya menyelesaikan masalah metakognisi untuk mengetahui strategi apa yang harus digunakan dan sadar hambatan apa yang terjadi ketika mengerjakan masalah. Penelitian McLoughlin dan Hollingworth (2003) menunjukkan bahwa pemecahan masalah yang efektif dapat diperoleh dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menerapkan strategi metakognitifnya ketika menyelesaikan soal. Ketrampilan tersebut harus segera diketahui sejak dini, termasuk siswa jenjang menengah yaitu SMP dengan tujuan membangun dan mengambil langkah tepat dalam melatih cara berpikir yang lebih teliti dan waspada dengan apa yang dikerjakannya. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian analisis kemampuan metakognisi dalam menyelesaikan soal cerita dengan subpokok bahasan yang cocok diberikan permasalahan yaitu persamaan linear satu variabel. Hal tersebut yang memungkinkan memacu siswa menggunakan kemampuan metakognisinya untuk menyelesaikan soal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui proses kemampuan metakognisi siswa dalam menjawab permasalahan tersebut dengan judul Analisis Kemampuan Metakognisi Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Berbasis Polya Sub Pokok Bahasan PLSV Kelas VII-A SMPN 3 Jember. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan metakognisi siswa kelas VII SMPN 3 Jember. Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Deskripsi yang dimaksud adalah mengenai kemampuan metakognisi siswa dalam pemecahan masalah matematika pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Jember. Langkah awal sebelum penelitian adalah mewawancarai guru bidang studi. Untuk mengetahui karakter kelas dan materinya. Dalam penelitian ini, untuk menentukan subjek penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling, yaitu menentukan dengan sengaja kelas yang akan dijadikan sebagai penelitian. Langkah kedua menyusun instrument penelitian dan mengumpulkan data dari data tes matematika, wawancara, dan dokumentasi siswa. Dari data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan mengenai proses metakognisi siswa SMP dalam pemecahan masalah matematika. Menganalisis data yang diperoleh dari uji validitas dan reliabilitas. Prosedur penelitian merupakan uraian tentang langkahlangkah yang akan ditempuh dalam penelitian atau komponen-komponen yang harus dilakukan agar memperoleh data-data untuk dianalisis hingga dicapai suatu kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Untuk mempermudah dalam melaksanakan penelitian ini maka diperlukan alur penelitian seperti pada Gambar 1. Dari bagan pada Gambar 1 dapat dijelaskan langkahlangkah penelitian yaitu: 1. Pendahuluan, pada langkah ini yang dilakukan yaitu menentukan daerah penelitian, membuat surat ijin penelitian, melakukan validasi untuk nilai yang akan dijadikan penentu kategori siswa, berkoordinasi dengan guru untuk memilih subjek penelitian serta berkoordinasi dalam menentukan jadwal pelaksanaan penelitian. 2. Pembuatan instrumen, yang dilakukan pada langkah ini adalah membuat soal tes, kunci jawaban dan pedoman wawancara. 3. Penamaan instrumen yang telah disusun dengan nama draft I. 4. Pengujian validitas instrumen meliputi uji validitas isi, bahasa dan konstruk dengan cara memberikan soal tes, lembar jawaban dan pedoman wawancara kepada 2 dosen yang ahli di bidang pendidikan matematika dan 1 guru Matematika kelas VII SMP Negeri 3 Jember. 5. Penganalisisan data yang diperoleh dari hasil validasi. Jika draft I yang telah valid, kemudian digunakan dalam uji coba. Namun, jika tidak valid, maka harus melakukan revisi draft I sesuai dengan hasil analisis data. Hasil revisi ini disebut dengan draft I i. Selanjutnya draft I i divalidasi lagi sesuai dengan langkah sebelumnya. 6. Pengujian reliabilitas berdasarkan rumus alpha. Uji reliabilitas ini dilakukan dengan cara mengujikan tes yang telah divalidasi dosen dan guru, sedangkan uji validasi berdasarkan rumus korelasi product-moment. 7. Penganalisisan data yang diperoleh dari uji reliabilitas dan validasi. Bila memenuhi kriteria tes yang reliabel dan valid maka dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Jika tidak, maka akan dilakukan revisi dan uji reliabilitas kembali. 8. Pengujian tes berupa soal cerita kepada seluruh siswa VII-A SMP Negeri 3 Jember. 9. Dari hasil tes, memilih 3 siswa berdasrkan tingkat kemampuan siswa menggunakan rumus interval untuk diwawancarai. 10. Penganalisisan hasil tes berdasarkan kemampuan pemecahan soal cerita oleh siswa. 11. Pelaksanaan wawancara kepada 3 siswa yang berkemampuan tinggi, sedang rendah. 12. Penguraian hasil analisis data kemampuan metakognisi siswa kelas VII-A SMP Negeri 3 Jember. Pada penelitian ini metode yang digunakan meliputi metode tes, metode wawancara, dan metode triangulasi. a. Metode tes Tes yang digunakan berupa tes pemecahan masalah matematika yaitu soal cerita subpokok bahasan Persamaan Linear Satu Variabel yang terdiri dari 5 butir soal. Pada penelitian ini tes yang digunakan

3 berbentuk essay.tes uraian (essay) dipilih bertujuan untuk mengetahui mengetahui keruntutan jawaban sebagai wakil proses berpikir siswa dalam menyelesaikan soal matematika. b. Metode wawancara Wawancara dilakukan guna melengkapi data-data yang diperlukan oleh peneliti. Sehingga dari semua indikator kemampuan metakognisi, sebagian indikator dapat dimunculkan di lembar jawaban yakni ketika siswa mengerjakan soal tes, sedangkan indikator sisanya ditanyakan pada saat wawancara berlangsung. Adapun subjek wawancara adalah 3 siswa yang masing-masing berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Tujuannya adalah untuk mengetahui dan melengkapi analisa kemampuan metakognisi siswa. c. Metode Triangulasi Triangulasi merupakan pengecekan kebenaran informasi agar hasil penelitiannya dapat dipercaya, dengan memperoleh informasi dari beberapa pihak. Tujuannya adalah memverifikasi atau mengkonfirmasi informasi. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi metode dengan teknik think aloud. Triangulasi metode adalah peneliti menggunakan metode wawancara. Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan penskoran dari hasil tes siswa dan transkripsi dari hasil wawancara. Selanjutnya dipadukan antara hasil tes dan transkripsi siswa sehingga bisa dilakukan analisis. Hasil Penelitian Pengumpulan data telah dilakukan dari tanggal 17 Februari sampai dengan 13 Maret 2015 dengan rincian kegiatan uji reliabilitas, pelaksanaan tes hingga pelaksanaan wawancara terhadap seluruh subjek penelitian yaitu kelas VII. a. Hasil validasi tes Berdasarkan hasil validasi dari soal tes, nilai rerata total (V a ) untuk semua aspek dihitung berdasarkan pada rerata nilai untuk semua aspek (I i ). Kemudian setelah perhitungan yang dilakukan, diperoleh hasil V a = 4,48. Hasil tersebut menunjukkan bahwa soal tes memiliki kriteria valid. Soal yang memiliki kriteria valid tidak perlu dilakukan validasi kembali hanya dilakukan revisi sebagaimana saran dari validator kemudian dapat langsung digunakan dalam penelitian. b. Hasil validasi pedoman wawancara Berdasarkan hasil validasi, terdapat beberapa item pertanyaan yang perlu direvisi. Hal ini disebabkan karena pada penelitian ini menggunakan wawancara tidak terstruktur. Sehingga ada item pertanyaan yang diganti dan diperbaiki kata-katanya supaya lebih mudah dipahami subjek. c. Hasil Uji Reliabilitas Setelah melakukan uji validitas, soal yang sudah direvisi akan diuji cobakan untuk mengetahui tingkat reliabilitasnya. Uji coba soal tes dilakukan di kelas VII-C SMP Negeri 3 Jember. Sehingga soal dapat digunakan dalam penelitian. Untuk mengetahui reliabilitas soal digunakan rumus Cronbach s Alpha dan diperoleh koefisien reliabilitas adalah 0,64. Artinya soal tes tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa soal tes tersebut dapat dipercaya. d. Hasil Validasi berdasarkan Product-moment Berdasarkan rumus korelasi product-moment diperoleh hasil sebagai berikut. Tabel 1. Rangkuman Hasil Analisis Validitas Soal Tes No. Soal Koef. korelasi Tingkat Kevalidan Keputusan 1 0,57 Sedang Dapat digunakan 2 0,70 Tinggi Dapat digunakan 3 0,67 Tinggi Dapat digunakan 4 0,62 Tinggi Dapat digunakan 5 0,67 Tinggi Dapat digunakan Pembahasan Kemudian kegiatan penelitian tes dan wawancara dilakukan dan memperoleh hasil kemampuan metakognisi sebagai berikut : 1). Kemampuan metakognisi siswa berkemampuan tinggi Siswa berkemampuan matematika tinggi dapat melewati tahap-tahap perilaku metakognisi dengan baik yang sesuai pada indikator. Siswa ini dapat melawati tahap memahami masalah dengan cara membaca soal dan pemahaman dengan cara mengartikan dengan kata-kata sendiri, mengingat permasalahan yang sejenis, mengidentifikasi informasi yang diketahui dan ditanyakan, dan sempat mencatat alur permasalahan pada kertas buram. Jadi secara sadar dia paham dengan apa yang dikerjakan dan langkah apa yang diambil. Pada tahap analisis siswa tersebut dapat memilih gambaran dan menunjukkan prinsip-prinsip yang digunakan dengan tepat dan dapat mencari hubungan antara masalah dengan penyelesaiannya. Pada tahap eksplorasi, siswa tersebut mampu mencari informasi lain yang dibutuhkan untuk pemecahan masalah. Selalu mengidentifikasi rencana langkah-langkah penyelesaian dengan lengkap. Pada tahap pelaksanaan siswa berkemampuan tinggi selalu mengerjakan sesuai dengan rencana dengan runtut, teliti dan benar. Selama mengerjakan dia juga selalu waspada dengan tiap langkah pekerjaannya. Maka dari itu jika dalam mengerjakan dirasa mendapatkan hasil jawaban yang angkanya aneh, dia segera sadar dan mengecek kembali pekerjaannya. Dengan dia dapat menguraikan hasil jawaban dengan tepat dan dapat menguraikan kembali maksud soal. Maka dapat saya simpulkan bahwa siswa berkemampuan tinggi dapat memenuhi semua indikator yang ada. 2). Kemampuan metakognisi siswa berkemampuan sedang

4 Siswa yang berkemampuan sedang dapat melewati tahaptahap perilaku metakognisi cukup baik sesuai pada indikator. Siswa tersebut dapat melawati tahap memahami masalah dengan membaca soal dan pemahaman dengan cara dapat mengartikan dengan kata-kata sendiri dengan tepat. Mengingat permasalahan yang sejenis, mengidentifikasi informasi yang diketahui dan ditanyakan, namun dia tidak menuliskan alur rencananya. Pada tahap eksplorasi siswa berkemampuan sedang dapat mencari informasi yang relevan dari pengetahuan sbelumnya. Tahap perencanaan siswa berkemampuan sedang terlihat subjek ini tidak menuliskan rencana penyelesaiannya dengan lengkap, namun dia dapat memilih gambaran permasalahan dan merumuskan masalah dengan tepat. Pada tahap pelaksanaannya siswa berkemampuan sedang dapat menulis jawabannya dengan benar dan runtut, dia sadar dengan apa yang dikerjakannya. Pada tahap pemeriksaan siswa tersebut memeriksa jawabannya hanya beberapa soal saja. 3). Kemampuan metakognisi siswa berkemampuan rendah Siswa berkemampuan rendah dalam melewati tahap-tahap perilaku metakognisinya masih kurang, sebab ada beberapa indikator yang tidak terpenuhi olehnya. Siswa tersebut dapat melawati tahap memahami masalah dengan membaca soal dan pemahaman dengan cara mengartikan dengan kata-kata sendiri dengan baik, dapat mengingat permasalahan yang sejenis, mengidentifikasi informasi yang diketahui dan ditanyakan. Siswa berkemampuan rendah tidak mencatat alur berpikirnya pada kertas buram saat penyelesaiannya. Namun subjek ini tidak dapat melewati tahap analisis. Hal ini dikarenakan, siswa tersebut salah dalam mengaplikasikan soal pada gambar, dia seperti salah persepsi antara yang dimaksud soal dengan yang ia pikirkan. Dalam tahap perencanaan siswa ini dapat merencanakan dengan baik dan lengkap. Sehingga pekerjaannya langkah yang dia ambil sudah sesuai rencana. Sedangkan dalam operasi hitungannya dia kurang teliti yang menyebabkan kesalahan hingga akhir. Dan hal ini pun tanpa dia sadari dan tidak berpikir ulang tentang jawabannya. Namun dia langsung mengerjakan sesuai rencana dan melewati tahap pemeriksaan. Ketika ditanya, mengapa kamu mengerjakan dengan cara seperti itu?. Dia masih bingung menjawabnya. Menurutnya memang seperti itu ketika gurunya mengajari. Berarti siswa berkemampuan rendah menyelesaikan masalah dengan cara prosedural saja tanpa menyadari mengapa harus melakukan cara yang seperti itu. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1). Kemampuan metakognisi siswa berkemampuan tinggi Siswa berkemampuan matematika tinggi dapat melewati tahap-tahap perilaku metakognisi dengan baik yang sesuai pada indikator. Siswa ini dapat melawati tahap membaca, memahami masalah masalah, analisis, eksplorasi, perencanaan, pelaksanaan, dan pemeriksaan. Selama mengerjakan dia juga selalu waspada dengan tiap langkah pekerjaannya. 2). Kemampuan metakognisi siswa berkemampuan sedang Siswa yang berkemampuan sedang dapat melewati tahaptahap perilaku metakognisi lumayan baik umumnya sesuai pada indikator, namun ada beberapa indikator yang dilalui dengan tidak lengkap. Dapat melewati tahap membaca, memahami masalah, analisis, dan eksplorasi dengan baik Namun pada tahap pemeriksaan siswa tersebut hanya mampu memeriksa jawabannya sebagian soal saja. 3). Kemampuan metakognisi siswa berkemampuan rendah Siswa berkemampuan rendah dalam melewati tahap-tahap perilaku metakognisinya masih kurang, sebab ada beberapa indikator yang tidak terpenuhi olehnya. Seperti tahap analisis dan pemeriksaan. Berdasarkan penelitian mengenai analisis kemampuan metakognisi siswa berbasis Polya maka didapatkan beberapa saran sebagai berikut: 1. Analisis kemampuan metakognisi siswa dalam pemecahan masalah soal cerita menggunakan subjek penelitian kelas VII, untuk penelitian lain bisa mengambil subjek penelitian pada kelas tingkat lebih atas lagi. 2. Bagi peneliti selanjutnya, permasalahan pada soal cerita lebih kompleks lagi agar benar-benar bisa menelusuri kemampuan metakognisi. 3. Bagi guru, disarankan untuk bisa memancing kemampuan metakognisi siswa dengan memperbanyak frekuensi pemberian soal cerita yang dalam penyelesaiannya menuntut sesuai dengan tahapan Polya yang didalamnya dapat mengeksplor aktivitas metakognisi sehingga bisa meningkatkan kemampuan metakognisi. 4. Bagi siswa, sebagai tolak ukur atau refleksi diri melalui kesadaran metakognisi atas pengetahuan atau kemampuan yang dimilikinya dalam belajar. Ucapan Terima Kasih Paper disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Pendidikan Matematika, Universitas Jember. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Susanto, M.Pd. dan Ibu Arika Indah Kristiana, S.Si., M.Pd selaku dosen pembimbing tugas akhir. Daftar Pustaka [1]Arikunto,S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. [2] Hobri, dkk. 2004.Meningkatkan Kemampuan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Topik Keliling dan Luas Lingkaran dengan Pendekatan Pemecahan Masalah Model Polya pada Siswa Kelas 2 SLTP Negeri 8 Jember. Tekonobel. Vol.5 No.2. Jember : Universitas Jember.

5 [3] Hobri. 2009. Pembelajaran Matematika Berorientasi Vocational Skill dengan Pendekatan Kontekstual Berbasis Masalah Kejuruan. Malang: UM Press. [4] Nugrahaningsih, Theresia K.2008. Profil Metakognisi Siswa Kelas Akselerasi SMA dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Perbedaan Gender. Proposal disertasi tidak diterbitkan. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. [5] Nool, Nelvin R. 2012. Exploring the Metacognitive Processes of Prospective Mathematics Teachers during Problem Solving. Tarlac City: Tarlac State University. [6] Suharto dan Susanto. 2005. Pengembangan Alat Evaluasi Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa SLTP terhadap Konsep Himpunan. Pancaran Pendidikan 18(60): 107-109. [7] Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. [8] Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode dalam Model Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press