Perancangan dan Pembuatan RF downlink 436,915 MHz untuk Transmitter Satelit Nano IINUSAT-01

dokumen-dokumen yang mirip
Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 436,9 Mhz untuk Portable Transceiver Ground Station Satelit Iinusat-01

Perancangan dan Pembuatan Tahap RF Downlink 2.4 GHz Untuk Pengiriman Citra Pada Sistem Komunikasi Satelit Nano

SEMINAR TUGAS AKHIR. PERANCANGAN DAN PEMBUATAN TAHAP RF UPLINK 145 MHz PORTABLE TRANSCEIVER SATELIT IINUSAT-01 TRI HARYO PUTRA NRP

Arie Setiawan Pembimbing : Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M. Eng, Ph.D.

Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver Satelit ITS-SAT

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01

ITS-SAT. Rancang Bangun Demodulator FSK pada Frekuensi 145,9 MHz untuk Perangkat Receiver. Seminar Tugas Akhir. Respati Loy Amanda NRP.

Perancangan Dan Implementasi RF-Downlink Pada S-Band Frekuensi 2400 Mhz Untuk Stasium Bumi Satelit Nano

Dalam sistem komunikasi saat ini bila ditinjau dari jenis sinyal pemodulasinya. Modulasi terdiri dari 2 jenis, yaitu:

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PERANCANGAN DAN PERAKITAN MODULATOR FSK 9600 BAUD UNTUK PERANGKAT TRANSMITER PAYLOAD SATELIT IINUSAT-01

Perancangan dan Pembuatan Transmitter untuk Satelit ITS-SAT pada Frekuensi 436,9 MHz

Perancangan dan Pembuatan Receiver Untuk ITS-SAT pada Frekuensi MHZ

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI. Blok diagram carrier recovery dengan metode costas loop yang

Rancang Bangun Demodulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit IiNUSAT - 1

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

PEMODELAN SISTEM AUDIO SECARA WIRELESS TRANSMITTER MENGGUNAKAN LASER POINTER

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Demodulator FSK 1200 baud untuk Perangkat Receiver Payload Satelit IINUSAT-01

DAFTAR ISI. Abstrak... Abstract... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... BAB I Pendahuluan Latar Belakang...

BAB III PERANCANGAN SISTEM

1. Pengertian Penguat RF

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) A-276

PERANCANGAN DAN REALISASI PLL(88-108) MHZ DENGAN INDIKATOR LED SAAT DAERAH FREKUENSI LOCK DAN UNLOCK

Perancangan dan Pembuatan System RF Downlink Portable Ground Station Mhz Untuk Satelit Iinusat-01

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

BAB 3 PERANCANGAN DAN REALISASI

Rancang Bangun Modulator FSK 1200 Baud untuk Perangkat Transceiver Portable Satelit Iinusat-01

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada perancangan alat untuk sistem demodulasi yang dirancang, terdiri dari

BAB III PERANCANGAN. Pada perancangan perangkat keras (hardware) ini meliputi: Rangkaian

Perancangan dan Perakitan Modulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transmiter Payload Satelit IINUSAT-01

Perancangan dan Perakitan Modulator FSK 9600 Baud untuk Perangkat Transmiter Payload Satelit IINUSAT-01

REALISASI PLL SYNTHESIZER UNTUK PEMANCAR TV VHF PADA PITA FREKUENSI 174 MHz 202 MHz

FREQUENCY HOPPING SPREAD SPECTRUM TRANSMITTER DENGAN PSEUDO NOISE CODE

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT. modulator 8-QAM seperti pada gambar 3.1 berikut ini: Gambar 3.1 Blok Diagram Modulator 8-QAM

Perancangan dan Pembuatan Rangkaian RF Low Noise Amplifier (LNA)Untuk Payload Nano Satelit Frekuensi 145 MHz Iinusat-01

Rancang Bangun Modulator BPSK untuk Komunikasi Citra pada ITS-Sat

BAB II LANDASAN TEORI

Rangkaian Pembangkit Gelombang dengan menggunakan IC XR-2206

MODULATOR DAN DEMODULATOR. FSK (Frequency Shift Keying) Budihardja Murtianta

BOBI KURNIAWAN, JANA UTAMA Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

PHASE LOCK LOOP FREQUENCY SYNTHESIZER

IMPELEMENTASI,SIMULASI DAN ANALISIS PARAMETER VCO (VOLTAGE CONTROLED OSCILLATOR)

BAB III PERANCANGAN ALAT

MODULATOR DAN DEMODULATOR BINARY ASK. Intisari

Modul 6 PENGUAT DAYA. Program Studi D3 Teknik Telekomunikasi

RANCANG BANGUN PENGUAT DAYA RF

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB II DASAR TEORI. dengan cara modulasi dan gelombang elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan

MODUL PENGUAT DAYA RF 15 WATT (RANGKAIAN BUFFER)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA SISTEM

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

BAB II DASAR TEORI. Modulasi adalah pengaturan parameter dari sinyal pembawa (carrier) yang

LAPORAN PRAKTIKUM ELEKTRONIKA MERANGKAI DAN MENGUJI OPERASIONAL AMPLIFIER UNIT : VI

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

MODULASI DELTA. Budihardja Murtianta. Intisari

KOMUNIKASI DATA VIA JALA JALA LISTRIK

Rancang Bangun Modulator FM

Penguat Inverting dan Non Inverting

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKRONIKA Bagian II

Budihardja Murtianta. Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga

Osilator Wien Bridge Pembangkit Gelombang Sinus Dengan Frekuensi Ultrasonik

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

Skala 1:1. Rangkaian Pemancar FM dengan PLL. Elsa Yolanda Oktavia. Diperiksa Dilihat NO:1 POLITEKNIK NEGERI PADANG

LABORATORIUM SISTEM TELEKOMUNIKASI SEMESTER III TH 2015/2016

MODUL PENGUAT DAYA RF 15 WATT (RANGKAIAN DRIVER) LAPORAN AKHIR

PERANCANGAN DEMODULATOR BPSK. Intisari

BAB II TINJAUAN TEORITIS

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

PERANCANGAN ALAT PEMESANAN MAKANAN DI RESTORAN SECARA WIRELESS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Receiver [1]

Pemancar dan Penerima FM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA. serta pengujian terhadap perangkat keras (hardware), serta pada bagian sistem

Perancangan Sistim Elektronika Analog

BAB II LANDASAN TEORI. tergantung pada besarnya modulasi yang diberikan. Proses modulasi

Quadrature Amplitudo Modulation-16 Sigit Kusmaryanto,

POLITEKNIK NEGERI MALANG 2016

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANCAR DAN PENERIMA RADIO MOD. f c AUDIO AMPL. f LO MOD FREK LOCAL OSCIL

Makalah Peserta Pemakalah

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KOMUNIKASI DATA PROGRAM STUDI TEKNIK KOMPUTER DOSEN : SUSMINI I. LESTARININGATI, M.T

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA. Pengukuran dan analisa dilakukan bertujuan untuk mendapatkan

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISA

APLIKASI RADIO VHF PADA RANGKAIAN PENYADAP SUARA LAPORAN AKHIR

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI SISTEM. Dalam tugas akhir ini dirancang sebuah modulator BPSK dengan bit rate

Sub Sistem Pemancar Pada Sistem Pengukuran Kanal HF Pada Lintasan Merauke-Surabaya

BAB II DASAR TEORI. 2.1Amplitude Modulation and Demodulation

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

BAB III ANALISA DAN CARA KERJA RANGKAIAN

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 Perancangan dan Pembuatan RF downlink 436,95 MHz untuk Transmitter Satelit Nano IINUSAT-0 Musmulyadi ), Gamantyo Hendrantoro 2), Ir. Endroyono, DEA 3) ) Mahasiswa Sarjana Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia, Teknik Elektro ITS, email musmulyadi09@mhs.its.ac.id 2) Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Teknik Elektro ITS, Surabaya 60, email gamantyo@ee.its.ac.id 3) Dosen pembimbing Tugas Akhir, Teknik Elektro ITS, Surabaya 60, email endroyono@ee.its.ac.id Abstrak RF Downlink Satelit ini merupakan suatu RF Downlink yang dapat memancarkan sinyal dari satelit ke Ground Station untuk komunikasi data atau suara yang memiliki dimensi sangat kecil (nano satellite). RF Downlink Satelit terdiri dari berbagai macam modul seperti baseband, PAD (Packet Assembler Disassembler), RF Downlink dan RF Uplink. RF Downlink berfungsi memancarkan sinyal dari satelit hingga ratusan kilometer. Dalam perancangan dan pembuat modul RF Downlink yang bekerja pada frekuensi 435,95MHz dan RF Downlink memiliki 2 bagian utama yaitu upconverter frekuensi dan power amplifier. Upconverter berfungsi menaikan frekuensi menjadi 435,95MHz dari inputan baseband dan power amplifier berfungsi menaikan daya sinyal. Hasil pengujian menunjukan bahwa upconverter mampu menghasilkan frekuensi center 436,95 MHz dengan daya sebesar 7,6dBm. Hasil ini sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai Rf downlink untuk payload satelit IINUSAT-0. Kata Kunci : RF Downlink, payload, satelit nano, power Amplifier K I. PENDAHULUAN emajuan teknologi satelit didunia berdampak terhadap mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang ikut terpacu untuk turut serta dalam pengembangan satelit mahasiswa pertama di Indonesia yang bernama (Indonesia Inter-University Satellite) IINUSAT-0 []. Diharapkan nantinya satelit ini dapat digunakan sebagai sarana belajar dalam space engineering yang terintegrasi dalam jaringan kerjasama perguruan tinggi, serta dapat dimanfaatkan untuk kepentingan eksperimental komunikasi yang berguna untuk bantuan komunikasi darurat saat bencana, eksperimental early warning system dan informasi perikanan ke daerah nelayan. Untuk mendukung tercapainya teknologi satelit ini maka dibutuhkan sebuah transmitter yang berguna melakukan fungsi mengirim data dari satelit ke stasiun bumi control (GS-C), sehingga dalam kondisi dimanapun dan kapanpun atau dalam keadaan darurat dapat selalu mengirimkan data ke stasiun bumi control (GS-C) dengan baik. RF transmitter terdiri dari berbagai macam modul penyusunnya, salah satunya modul RF Downlink. RF Downlink ini bekerja di frekuensi 436,95 MHz. RF Downlink nantinya akan mencampur sinyal informasi tersebut kedalam frekuensi yang lebih tingi. Modul RF Downlink memperoleh inputan sinyal yang berasal dari baseband dan menghasilkan sinyal frekuensi radio yang telah dimodulasi yang selanjutnya akan dipancarkan melalui antenna keudara bebas. RF Downlink terbagi menjadi 2 tahap yaitu Upconverter dan Power Ampllifier (PA), Up-converter ini berguna untuk menaikkan frekuensi dari IF 0,7 MHz yang berasal dari digital-to-analog converter (DAC) dicampur dengan frekuensi carier yang lebih tinggi dan selanjutnya akan dikuatkan oleh Power Amplifier (PA) [2]. II. METODE PERANCANGAN Pada prinsipnya Phase Lock Loop (PLL) adalah suatu feedback control rangkaian yang terdiri atas phase detector, loop filter dan voltage controlled oscillator (VCO) [5]. Peran utama PLL dipegang oleh phase detector yang bertugas membandingkan phase input signal dari VCO dengan suatu referensi dan sebagai outputnya beda phase. Kemudian voltage pada VCO mengubah frekuensi kearah memperkecil perbedaan antara sinyal referensi dengan sinyal feedback dari VCO. Bila Gambar Diagram Blok Dasar PLL [].

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 2 loop menjadi locked, maka control voltage berada pada posisi dimana frekuensi rata-rata sinyal feedback tepat sama dengan frekuensi referensi. Kesuksesan perancangan suatu PLL sebagian besar ditentukan oleh perancangan loop filter yang baik. Hal ini disebabkan pada saat terjadi perbedaan fase, phase detector akan mengeluarkan perbedaan voltage yang berubah-ubah naik turun. Loop filter harus mampu menahan goyangan voltage tersebut sehingga perubahan voltage yang masuk ke VCO menjadi mulus. Sinyal RF yang dikirim masih lemah maka dibutuhkan penguatan daya atau power amplifier agar dapat ditransmisikan ke penerima, power amplifier seperti yang ditunjukan Gambar 2. Perancangan suatu pemancar tidak hanya terdiri dari blok PA, tetapi juga terdiri dari berbagai blokblok lainnya yang meliputi osilator, mixer, lowlevel amplifier, filter, matching network, VCO (Voltage Control Oscilator) dan combiner. Namun dari berbagai blok tersebut sebenarnya hanya tersusun dari 2 bagian utama yaitu PLL frequency synthesizer dan PA. Penempatan dan pengaturan dari susunan bangunan blok-blok ini dikenal dengan arsitektur suatu pemancar. Antena UHF dan VHF Final Amplifier Buffer&Driver Amplifier PLL Frequency Synthesizer Power Amplifier Upconverter Frekuensi RF downlink 436,95 MHz RF uplink Modulator 9600bps Demodulator 200 bps PAD (AX.25+FX.25) Gambar 3. Blok Sistem RF Payload Satelit Nano Gambar 2 Topologi Dasar Single-ended PA [] PA adalah komponen elektronika yang digunakan untuk menguatkan sinyal dimana parameter yang digunakan adalah tegangan dan daya tanpa mengubah nilai frekuensi. G db = 20 log Vout Vin G db = 0 log Pout Pin Topologi dasar dari suatu single-ended PA (gambar 2) yang meliputi perangkat aktif, kaki DC dan output filter atau jaringan matching impedansi [3]. rangkaian ini sangat tepat pada perancangan ini karena memiliki linearitas relatif lebih kecil, effisiensi tinggi, distorsi relatif besar dan disipasi daya yang dihasilkan relatif rendah. Linearitas sangat erat hubungannya dengan besar distorsi yang terjadi pada kaki transistor, sedangkan efisiensi menentukan besar catu daya yang dibutuhkan untuk memperoleh keluaran daya tertentu. Oleh karena itu linearitas dan efisiensi merupakan faktor yang sangat penting dalam melakukan perancangan PA. III. PERANCANGAN RF DOWNLINK () (2) A. PLL frequency synthesizer Pada tahap ini memiliki beberapa bagian utama sebagai penyusun Up-converter yaitu Local Oscilator (LO), Voltage Controlled Oscilator (VCO), Phase Lock Loop (PLL) dan Regulator Tegangan untuk Upconverter. Bagian LO, VCO dan PLL nantinya dikumpulkan dalam blok rangkaian sedangkan regulator akan dipisahkan sendiri dengan blok terpisah [3]. Desain rangkaian diatas diperoleh dari suatu Up-converter frekuensi dari transceiver IC ADF 7020 dengan berbagai modifikasi rangkaian yang dilakukan seperti melakukan pergantian crystal sebagai pembangkit frekuensinya dengan crystal,0952 MHz yang memiliki tingkat kestabilan frekuensi sangat tinggi, beda halnya dengan crystalcrystal yang ada dipasaran yang sering digunakan untuk mikroprosesor dan perangkat-perangkat lainnya. Modifkasi lainnya terdapat pada programmable divider yang diatur dengan logika bit sedemikian rupa agar menghasilkan keluaran frekuensi sesuai dengan yang diinginkan. Gambar 4. Rangkaian Main Blok Upconverter Frekuensi [2].

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 3 Suatu Local Oscilator (LO) yang berupa crystal,0952 MHz membangkitkan gelombang sinus dengan frekuensi,0952 MHz yang mempunyai tingkat kestabilan tinggi. Setelah gelombang dibangkitkan maka frekuensi,0952 MHz tersebut akan dimultiplier agar sesuai dengan frekuensi RF 436,95MHz. B. PA (Power Amplifier) [2]. f out = Multiplexing,0952 MHz f out = 436,95MHz Multiplexing = 436,95MHz,0952 MHz = 39,3787 kali f out = 39,3787,0952 MHz = 436,95MHz Perangcangan RF pada frekuensi 436,95 MHz, dengan banwidth 30 KHz, maka dibutuhkan sebuah Low Pass Filter (LPF) [5], komponen aktif IC ADF 7020 dengan kombinasi komponen resistor dan kapasitor seperti pada gambar 3. Gambar 5. Low pass Filter F c = 2πRC (3) Dimana F c = 436,95MHz R = 220 Ω Dengan menggunakan Persamaan 3, dapat mencari nilai kapasitansi (C) sebagai berikut : 436,93 x0 6 = C = 2π x 220x C 2π x 220x 436,95 x0 6 C =,6557 x 0-2 C =,66 pf Gambar 6. Blok diagram IC ADF7020 [2]. Pada perancangan PA desain ini akan menggunakan blok rangakaian yang menyatu dengan RF ADF7020. Spesifikasi dari driver Amplifier pada IC ADF7020 yang di rancang dapat dilihat pada table. Table. spesifikasi driver Amplifier No Parameter Satuan. Vcc 2,3 3,6 Volt DC 2. Frekuensi 80MHz 650 MHz 3 Daya input -0 dbm

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 4 Tabel 2. Spesifikasi Anggaran Berat [3]. Element Weight Iinusat- 0 PayLoad M PL = 5-2.5kg 50% Mdry Spacecraft M ss 5.5kg Subsystem Attitude control Comment 25% M Dry M gnc kg Perbandin gan dari satelit pembandi ng OBDH M OBDH 0.5kg Perbandin gn dari satelit pembandi ng Thermal M Th = 2-0.5kg 5% M Dry 5% M Dry Power M Ep.5kg Perbandin gn dari satelit pembandi ng Structure & Mechanisms M Sam = 8-2% of M inj Margin M Mar = 5-25% of weight base on design maturity Spacecraft dry weight M Dry = M PL + M ss +M Mar 2kg 2kg 0kg 0 % dari M ijn Diambil 25% Adapter M adapt 2kg Asumsi C. Penyesuaian impedansi dimana : L = 8 (nh) C = 4,7(pF) Z L = 50 Ω Setelah mengetahui nilai induktansi dari induktor, kemudian menentukan nilai impedansi induktor adalah : Z L = 2πfL (4) Z L = 2π. 436.95x0 6 Hz. 8x0 9 H Z L = 49,4Ω 50 Ω Untuk menentukan nilai impedansi pada C : Z C = 2πfC Z C = 2π.436,95x0 6 Hz. 5,6x0 2 H Z C = 0,0538 Z C = 65,048Ω 65 Ω (5) Untuk menentukan nilai impedansi input dapat dirumuskan sebagai berikut : Zin = (ZL// ZC ) + ZL (6) Zin = (50// 65) + 49,4 Zin = 28,26 + 49,4 Zin = 77,67 Ω Z C sebesar 65 Ω. Jadi C adalah sebagai berikut : Z C = 2πf C 65 Ω = 2. 3,4. 436,95x0 6.C C = 2. 3,4. 436,95x0 6. 65 (7) Rs L C ZL C =,784 x 0 C C = 5,604 x 0-2 F = 5,604 pf Gambar 7. Desain Iterasi Penyesuai Impedansi Penyesuai impedansi dibuat untuk menyesuaikan impedansi rangkaian. gambar 7. Dalam perancangan ini juga di simulasikan dengan software, yang diberikan oleh analog devices ADIsimSRD Design Studio [2], dengan hasil simulasi sebagai berikut :

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 5 20 Spectrum Analyzer IV. PENGUJIAN RF DOWNLINK 0 Conducted Power (dbm) 0-0 -20-30 -40-50 -50-40 -30-20 -0 0 0 20 30 40 50 Frequency (khz) Gambar 8. Bentuk simulasi sinyal spectrum Analyzer Perancangan RF downlink 436,95 MHz secara keseluruhan skematik dan layout PCB menggunakan software Eagle versi 5., untuk sekematik dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 0. Diagram Blok Pengukuran RF downlink 436.95 MHz [2]. Pengujian terakhir dilakukan dengan pengujian keseluruhan sistem yang terdiri dari transmitter 436.95 MHz, Baseband (Modulator FSK 9600Hz), kemudian diamati apakah telah terintegrasi dengan baik dan mampu melakukan uji komunikasi dengan suatu receiver. Konsep pengukuran dapat dilihat pada Gambar 0. Hasil pengukuran dapat dilihat pada gambar. pada frekuensi 436.95 MHz. R B W 3 0 k H z M a r k e r [ T ] V B W 0 0 k H z 7. 6 d B m R e f 2 5 d B m A t t 6 0 d B S W T 2. 5 m s 4 3 6. 9 5 0 0 0 0 0 0 M H z 20 UNCAL A AP 0 SGL CLRWR 0-0 -20-30 3DB -40-50 -60-70 C e n t e r 4 3 6. 9 5 M H z 0 0 k H z / S p a n M H z Gambar 9. RF downlink 436,95 MHz Date: 7.MAR.9964 3:3:0 Gambar. Sinyal daya output pada frekuensi 436,95MHz

JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No., (202) -6 6 Sedangkan hasil pengukuran daya maksimum terdapat pada frekuensi 436,9428 MHz seperti yang ditunjukan pada gambar 2. Daya output pada frekuensi center 7,6 (dbm) = 7,6 0 log - (mw) R B W 3 0 0 k H z M a r k e r [ T ] = 5,2 mw R e f 2 5 d B m A t t 6 0 d B V B W M H z S W T 2. 5 m s 8. 6 2 d B m 4 3 6. 9 4 2 8 0 0 0 0 M H z Gain Amplifier = 0 log 5,2 0, 20 UNCAL AP 0 A = 7,6 db CLRWR 0-0 -20-30 -40-50 -60 3DB V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengukuran dan analisa kinerja perangkat RF Downlink 436,95 MHz dengan daya 7,6dBm dapat bekerja sesuai dengan frekuensi yang diharapkan, tetapi daya output maksimum sebesar 8,60dBm pada frekuensi 436,9428 MHz, ini belum termasuk gain antenna. karena daya output belum sesuai dengan Payload satelit Nano dibutuhkan penguat tambahan. -70 C e n t e r 4 3 6. 9 5 M H z M H z / S p a n 0 M H z Perangkat RF Downlink 436,95 MHz ini dapat digunakan untuk payload satelit, serta module praktikum di laboratorium. Date: 7.MAR.9964 3:7:0 Gambar 2. Daya maksimum pada frekuensi 436,9428MHz Dengan menggeser frekuensi sedikit-sedikit maka daya maksimum 8,62dBm terdapat pada frekuensi 436,9428MHz. Seperti yang di tunjukan pada tabel. Tabel Hasil Pengukuran No Frekuensi Daya input (dbm) Daya output (dbm) 436,900-0 6,5 2 436,903-0 6,20 3 436,906-0 6,90 4 436.909-0 7,20 5 436,92-0 8, 6 436,9428-0 8,62 7 436,95-0 7,6 8 436,98-0 6,88 9 436,92-0 6,40 0 436,924-0 6,20 436,927-0 7,5 2 436,930-0 6,08 UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih Musmulyadi, ucapkan kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui PKM Karsa Cipta tahun 202 dan Penelitian Srategi Nasional 202. REFERENSI [] Reinhold L, Pavel B. RF Circuit Design Theory and Applications. United States of America: Prentice Hall; 2000 [2] Data sheet IC ADF http//:www. analogdevices.com [3] Team INSPIRE.200. Tentang INSPIRE (Indonesian Nano Satellite Platform Initiative for Research and Education). ttp//:www.inspire.co.id/web. Date : December 26, 20 [4] Browick, Chris and John Blyler. RF Circuit Design 2 nd Edition. USA: Newnes; 2008.