BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas adalah salah satu faktor yang paling umum menyebabkan umur harapan hidup (UHH) lebih pendek dan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Preeklamsia dan eklamsia merupakan masalah kesehatan yang. memerlukan perhatian khusus karena preeklamsia adalah penyebab kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. 1 Infeksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

BAB 1 : PENDAHULUAN. perubahan. Masalah kesehatan utama masyarakat telah bergeser dari penyakit infeksi ke

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB I PENDAHULUAN. Angka kematian maternal (maternal mortality) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

BAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. leiomyoma uteri, fibromioma uteri, atau uterin fibroid. 1 Angka kejadian

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut badan organisasi dunia World Health Organization (WHO)

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN jiwa dan Asia Tenggara sebanyak jiwa. AKI di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN meninggal dunia dimana 99% terjadi di negara berkembang. 1 Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Berdasarkan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB III METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian analitik retrospektif menggunakan data rekam medis.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kematian di Asia Tenggara paling banyak disebabkan oleh penyakit

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

HUBUNGAN PENAMBAHAN BERAT BADAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI RSUD PROF. Dr. MARGONO SOEKARDJO PURWOKERTO TAHUN 2011

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara progresif dan irreversible 1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Centers for Disease Control

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Angka kematian ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) merupakan

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Jumlah Paritas dengan Kematian Ibu di Kabupaten Bandung Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut World Health Organization (WHO), obesitas adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memberikan pelayanan keperawatan (Ballard, 2003). Kesalahan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal menurut WHO adalah kematian selama kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. mengarah kepada kematian. Berdasarkan Badan Kesehatan Dunia (WHO)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian wanita yang disebabkan oleh karena kehamilan

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Salah satu sasaran

BAB I PENDAHULUAN. kencing manis semakin mengkhawatirkan. Menurut WHO pada tahun 2000

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (InfoDatin, 2014). Menurut International Diabetes Federation (IDF) tahun 2015,

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Menurut Kemenkes RI (2012), pada tahun 2008 di Indonesia terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. MDG dilanjutkan dengan program Sustainable Development Goals (SDGs)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. keseluruhan yang memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate merupakan. indikator yang lazim digunakan untuk menentukan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi ketika kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari batas normal kelompok orang yang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan salah satu masa penting di dalam kehidupan. seorang wanita, selama kehamilan akan terjadi proses alamiah berupa

BAB I PENDAHULUAN. lebih sangat erat kaitannya dengan aspek kesehatan lain. Gizi lebih dan. nama Sindrom Dunia Baru New World Syndrome.

setiap tahun satu tiap 4 menit. Pendahuluan Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya perdarahan postpartum merupakan kunci bagi kesehatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang baik dan setinggi-tingginya merupakan suatu hak yang fundamental

ANALISIS FAKTOR RISIKO USIA KEHAMILAN DAN PARITAS TERHADAP KEJADIAN ABORTUS. La Ode Ali Imran Ahmad Universitas Haluoleo Kendari.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millennium Development Goals (MDG) telah menjadi tujuan milenium selama 15 tahun. MDG berakhir pada tahun 2015. Selanjutnya, MDG digantikan oleh Sustainable Development Goals (SDG) atau tujuan pembangunan berkelanjutan yang merupakan tujuan pembangunan berkelanjutan 2015-2030. SDG terdiri dari 17 tujuan (goals) terbagi menjadi 169 target dan sekitar 300 indikator. Ukuran atau indikator ini sesuai kebutuhan masing-masing negara dan masih dalam proses pembahasan. Pada tujuan ketiga yakni menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang disegala usia memiliki 13 target pencapaian. Salah satu target dari tujuan ketiga tersebut adalah mengurangi angka kematian ibu secara global menjadi kurang dari 70/ 100.000 kelahiran hidup. (1) Maternal mortality ratio (MMR) global yang pada tahun 2013 adalah 210 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. MMR di negara berkembang pada tahun 2015 mencapai 239/ 100.000 kelahiran hidup jauh tertinggal oleh negara maju yang hanya 12/ 100.000 kelahiran hidup. (2) Sub-Sahara Afrika memiliki MMR tertinggi 510/ 100.000 kelahiran hidup. Dari sisa negara berkembang, lima negara memiliki MMR rendah yaitu Asia Timur 33/ 100.000 kelahiran hidup, Kaukasus dan Asia Tengah 39/ 100.000 kelahiran hidup, Afrika Utara 69/ 100.000 kelahiran hidup, Asia Barat 74/ 100.000 kelahiran hidup, dan Amerika Latin dan Kepulauan Karibia 85/ 100.000 kelahiran hidup. 1

2 Tiga negara yang memiliki MMR tingkat sedang yaitu Asia Tenggara 140/100.000 kelahiran hidup, Asia Selatan 190/ 100.000 kelahiran hidup dan kepulauan di Samudra Pasifik. (3) Indonesia termasuk di kawasan Asia Tenggara yang telah berhasil menurunkan AKI. Berdasarkan data dari WHO, UNICEF, UNFPA, The World Bank, dan the United Nations Population Division, AKI di Indonesia menurun dari tahun 2010 sebanyak 210/ 100.000 kelahiran hidup menjadi 190/ 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. (3) Menurut WHO tahun 2014, penyebab kematian ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 28%, preeklamsi/ eklamsi 24%, infeksi 11%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah trauma obstetri 5% dan lain lain 11%. (4) Di DIY, AKI lima tahun terakhir menunjukkan penurunan yang cukup baik. Pada tahun 2008 AKI pada angka 104/ 100.000 kelahiran hidup menurun menjadi 101/100.000 kelahiran hidup pada tahun 2013. Sedangkan berdasarkan kasus kematian ibu di DIY meningkat pada tahun 2011 menjadi 56 kasus meningkat dibandingkan dengan tahun 2010 sebanyak 43 kasus. Pada tahun 2012, kasus kematian ibu menurun sebanyak 40 kasus namun, meningkat kembali tahun 2013 ada 46 kasus. (5) Pada tahun 2014 kasus kematian maternal DIY menurun enam kasus yaitu 40 kasus kematian ibu. Kasus kematian tertinggi di Kabupaten Bantul yaitu 14 kasus, Kabupaten Sleman sebanyak 12 kasus, Kabupaten Gunung Kidul 7 kasus, Kabupaten Kulon Progo 5 kasus, dan Kota Yogyakarta 2 kasus. Penyebab kematian ibu yang paling umum di

3 Yogyakarta tahun 2013 adalah penyebab obstetri langsung yaitu perdarahan 33%, eklamsi 2%, preklampsia berat 28%, sepsis/ infeksi 9%, dan lain-lain 28%. Preeklampsia masuk ke dalam lima penyebab kematian ibu hamil. Setiap tahunnya, tercatat sepuluh juta wanita mengalami preeklampsia dan 76.000 meninggal akibat preeklampsia dan gangguan hipertensi. Di Amerika Serikat, Kanada dan Eropa Barat, angka kejadian preeklampsia berkisar 2-5%. (6) Di negara berkembang, seorang wanita berpeluang tujuh kali lebih mungkin untuk mengalami preeklampsia dibandingkan wanita di negara maju. Di kawasan Afrika, angka kejadian preeklampsia dan eklampsia mencapai 4-18% dari 10-25% kasus-kasus ini akan mengakibatkan kematian ibu. Berbeda dengan negara lain, kejadian preeklampsia di Amerika Latin adalah penyebab pertama kematian ibu. (7) Preeklampsia pernah disebut the disease of theories, namun dengan adanya penelitian pada dekade ini menghasilkan hubungan sebab akibat, meningkatkan diagnosis dan bahkan prediksi, serta melakukan pencegahan. (8) Faktor risiko yang berkaitan terjadinya preeklampsia yaitu obesitas, nulipara, kehamilan ganda, usia ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, riwayat preeklampsia pada kehamilan sebelumnya, penyakit ginjal, hipertensi dan diabetes melitus yang sudah ada sebelum kehamilan, dan etnis tertentu. (9) Overweight dan obesitas termasuk dalam lima besar penyebab kematian global dan menjadi faktor risiko terjadinya preeklampsia. Anjel melaporkan bahwa di Amerika Serikat wanita subur (20-44 tahun) menunjukkan 24,5%

4 memiliki status gizi overweight dan 23% diantaranya mengalami obesitas. (10) Hubungan antara berat badan ibu hamil dengan risiko terjadinya preeklampsia bersifat progresif. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan kejadian preeklampsia dari 4,3% pada ibu dengan IMT <19,8 kg/m 2 menjadi 13,3% pada ibu hamil dengan IMT >35 kg/m 2. (9) Frederick, dkk menemukan bahwa peningkatan indeks massa tubuh (IMT) sebelum kehamilan menyebabkan peningkatan risiko preeklampsia sebesar 8%. (11) Penelitian dari Anderson tahun 2012 yang melibatkan 850.000 wanita mendapatkan hasil bahwa obesitas sangat terkait dengan preeklampsia yang terjadi pada usia kehamilan 34 minggu atau pada usia kehamilan sebelumnya. (12) Kegemukan, baik pada kelompok anak-anak maupun dewasa, meningkat hampir satu persen setiap tahunnya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 yang diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi penduduk dewasa berat badan lebih 13,5% dan obesitas 15,4%. (13) Data dari WHO, IMT para perempuan di Indonesia tahun 2010 adalah 23 kg/m 2 (22,3-23,7) meningkat menjadi 23,4 kg/m 2 sedangkan tahun 2014 (22,4-24,4). (14) Kasus kematian ibu di DIY tahun 2013 28%-nya dikarenakan preeklampsia berat. Pada tahun 2014, delapan dari 40 kematian ibu di DIY disebabkan oleh preeklampsia dan eklampsia. Kejadian kematian ibu yang disebabkan oleh preeklampsia di DIY yaitu Kabupaten Sleman lima pasien, Kabupaten Bantul dua pasien, dan Kabupaten Gunungkidul satu pasien. Namun, penelitian akan dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

5 karena di Kabupaten Sleman memiliki 26 rumah sakit diantaranya Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) yang merupakan pusat rujukan dari seluruh rumah sakit seluruh DIY dan sekitarnya sehingga kematian karena preeklampsia tidak hanya berasal dari RSUD yang merupakan tempat rujukan dari rumah sakit tipe C atau D di Kabupaten Sleman. Angka kejadian preeklampsia di RSUD Panembahan Senopati pada tahun 2013 ada 55 kasus meningkat pada tahun 2014 menjadi 60 kasus. Berdasarkan fakta kejadian preeklampsia, maka penulis akan meneliti Hubungan Peningkatan Berat Badan Ibu Hamil dengan Preeklampsia di RSUD Panembahan Senopati Bantul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan maka hal yang menjadi fokus penelitian dirumuskan sebagai berikut Adakah hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan preeklampsia di RSUD Panembahan Senopati Bantul? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan preeklampsia di RSUD Panembahan Senopati Bantul. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan dalam menekan peningkatan berat badan bagi ibu hamil sebagai tindakan preventif preeklampsia. b. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya untuk mengembangkan penelitian dengan topik serupa.

6 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Manfaat bagi peneliti yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian mengenai hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan preeklampsia. b. Bagi bidan dan dokter Penelitian ini dapat dijadikan referensi bidan dan dokter sehingga dapat melakukan pembatasan peningkatan berat badan ibu hamil. c. Bagi ibu hamil Ibu hamil dapat mengontrol peningkatan berat badan selama hamil untuk mengurangi kejadian preeklampsia. d. Bagi masyarakat Penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat mengenai hubungan peningkatan berat badan ibu hamil dengan preeklampsia sehingga dapat turut melakukan pencegahan. E. Keaslian Penelitian Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Mutia Fatriani dengan judul Pengaruh Pertambahan Berat Badan pada Trimester III Terhadap Kejadian Preeklampsia Berat dan Eklampsia pada Ibu Hamil tahun 2014. Metode yang digunakan adalah penelitian observasional dengan desain case control. Subjek penelitian yaitu wanita hamil di rumah sakit yang terdaftar dari Desember 2013 sampai April 2014 (84 responden). Hasil penelitian berdasarkan hasil t-test, terdapat perbedaan rata-rata antara

7 peningkatan berat badan ibu pada trimester ketiga dari kelompok kasus dan kelompok kontrol adalah 3,571 +-1,051 kg (P = 0,0011). Berdasarkan uji Chi- Square mengungkapkan, ada hubungan antara berat badan ibu pada trimester ketiga dengan kejadian preeklampsia berat dan eklampsia (p <0,001). Kesimpulan penelitian ada pengaruh yang signifikan antara berat badan ibu ditrimester ketiga dengan kejadian preeklampsia berat dan eklampsia di RSUP Sardjito dan RSKIA Sadewa Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan terletak pada variabel penelitian, metode penelitian, tempat, dan waktu penelitian. (15) Penelitian yang hampir sama dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Hermanto Quedarusman, John Wantania, Juneke J. Kaeng dengan judul Hubungan Indeks Massa Tubuh Ibu dan Peningkatan Berat Badan saat Kehamilan dengan Preeklampsia tahun 2013. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan desain case-control. Jumlah sampel untuk kelompok kasus 38 orang dan untuk kelompok kontrol 38 orang. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok IMT berisiko empat kali lebih besar untuk menderita preeklampsia dibandingkan kelompok IMT normal (OR= 4,32 95% IK= 1,15-16,12), sedangkan kelompok IMT obesitas berisiko lima kali lebih besar untuk menderita preeklampsia dibandingkan kelompok IMT normal (OR= 5,06 95% IK= 1,46-12,67). Kelompok dengan peningkatan berat badan tinggi berisiko hampir tiga kali lebih besar untuk menderita preeklampsia dibandingkan wanita dengan peningkatan berat badan saat hamil normal (OR=2,53 95% IK= 0,99-31,81). Hasil penelitian ini

8 menunjukkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara indeks massa tubuh ibu dan peningkatan berat badan saat kehamilan dengan preeklampsia. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan terletak pada variabel, metode, tempat, dan waktu penelitian. (16) Penelitian sebelumnya juga hampir mirip dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Sri Minarti, Artathi Eka Suryandari, dan Misrina Retnowati dengan judul Hubungan Penambahan Berat Badan dengan Kejadian Preeklampsia pada Ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto tahun 2011. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan retrospektif. Sampel penelitian ini adalah ibu hamil aterm yang mengalami preeklamsi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto tahun 2011 sebanyak 90 orang. Metode analisis data menggunakan Chi- Square. Penambahan berat badan selama hamil pada ibu hamil di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto Tahun 2011 paling banyak dalam kategori normal sebanyak 47 orang (52,2%). Kejadian preeklamsi pada ibu hamil paling banyak pada kategori berat sebanyak 58 orang (64,4%). Ada hubungan antara penambahan berat badan dengan kejadian preeklamsi pada ibu hamil (p = 0,004). Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan terletak pada variabel penelitian, tempat, dan waktu penelitian. (17) Penelitian sebelumnya serupa dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Achmad Semi Rahayu S dengan judul Hubungan Obesitas Maternal Prakehamilan dengan Kejadian Preeklampsia Di Rumah Sakit Umum Muntilan Kabupaten Magelang tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian

9 yaitu penelitian observasional dengan menggunakan desain studi kasus kontrol dengan pendekatan kuantitatif. Subjek penelitian adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 20 minggu dan postpartum 48 jam yang dirawat dari 1 April 2013 hingga 31 Maret 2014 di Rumah Sakit Muntilan Kabupaten Magelang (90 kasus dan 90 kontrol). Data dikumpulkan berdasarkan catatan medis. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara obesitas sebelum hamil dan kejadian preeklampsia. Perempuan hamil yang memiliki Indeks massa tubuh (BMI) = 25 kg/ m 2 memiliki risiko 4,7 kali lebih tinggi (OR: 4,7 95% CI: 2,47-9,08). Kesimpulan dari penelitian ini adalah prakehamilan obesitas dengan BMI = 25 kg/ m 2 meningkatkan risiko untuk preeklampsia 4,7 kali. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilaksanakan terletak pada variabel penelitian, tempat, dan waktu penelitian. (18)