NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat (UU RI, NO 36 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. emosional setelah menjalani rutinitas yang melelahkan sepanjang hari. Hal

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. nyeri tak tertahankan, mempengaruhi tangan, punggung, leher, lengan, bahkan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT S SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tingkat derajad kesehatan masyarakat secara makro. Berbagai

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : HERMAWAN ADI SUSANTO J PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA LOW BACK PAIN MIOGENIK DI RST. Dr. SOEJONO MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang lebih modern masyarakat juga mengalami perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fungsional sehari-hari. Dimana kesehatan merupakan suatu keadaan bebas

PERBEDAAN PENGARUH PENAMBAHAN WILLIAM S FLEXION EXERCISES PADA INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION PADA

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Cita cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dimana dijumpai beraneka ragam jenis keluhan antara lain gangguan neuromuskular,

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan zaman yang semakin maju, berbagai

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME E.C SPONDYLOSIS C3-6 DI RSUD DR.MOEWARDI

KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi

BAB I PENDAHULUAN. Nyeri punggung bawah merupakan kasus yang banyak ditemui. dalam praktek sehari-hari, umumnya menyerang semua orang tanpa

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA DROP HAND DEXTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

PENGARUH TERAPI TRANSCUTANEUS ELECTRICAL NERVE STIMULATION DAN ULTRASOUND PADA LOW BACK PAIN KINETIK

PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MWD DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP DENGAN TENS DAN LATIHAN ISOMETRIK QUADRISEP TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA OA LUTUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS TENS DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

BAB I PENDAHULUAN. lain olahraga dan pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Dalam olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Spine merupakan tulang penopang tubuh yang tersusun atas cervical

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyebab 40% kunjungan pasien berobat jalan terkait gejala. setiap tahunnya. Hasil survei Word Health Organization / WHO

BAB I PENDAHULUAN. umum dan untuk mencapai tujuan tersebut bangsa Indonesia melakukan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DENGAN MODALITAS SHORT WAVE DIATHERMI DAN TERAPI LATIHAN DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Brachial Plexus (pleksus brachialis) adalah pleksus saraf somatik yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di zaman globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS. KNEE SINISTRA DI RSUD Dr. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CERVICAL ROOT SYNDROME DENGAN MODALITAS IR, & TERAPI LATIHAN DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hasil yang optimal. Upaya kesehatan yang semula dititikberatkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berwawasan kesehatan sebagai strategi nasional menuju Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memberikan prioritas pada upaya promotif dan preventif tanpa

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya pusat rehabilitasi di Surakarta menuntut pengetahuan lebih

PERBEDAAN PENGARUH INTERVENSI SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI MANIPULASI DENGAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN LATIHAN PENDULUM

Oleh: ARIF FI AM J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. itu gerak dan fungsi dari sendi bahu harus dijaga kesehatannya. tersebut, salah satu diantaranya adalah frozen shoulder.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti saat ini, setiap orang dituntut untuk dapat

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CAPSULITIS ADHESIVA DEXTRA DI RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS LOW BACK PAIN MYOGENIC E.C. LUMBAR STRAIN DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

I Made Agus Arta Winangun Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana, Denpasar ABSTRAK

Oleh: NURUL SAKINAH J KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. punggung antara lain aktifitas sehari-hari seperti, berolahraga, bekerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS NYERI PUNGGUNG BAWAH MIOGENIK

BAB I PENDAHULUAN. klinis, histologist, dan radiologi. Penyakit ini bersifat asimetris, tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak selektif dalam menjalani kehidupan sehari-hari akan mudah. dalam beradaptasi terhadap lingkungan.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RS PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI FROZEN SHOULDER SINISTRA DI RSUD SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

I Nyoman Warta Bagian Fisioterapi RSUD Badung, Bali Program Studi S1 Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ABSTRAK

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. penelitian, ditemukan bahwa nyeri punggung bawah mengenai kira-kira %

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang (Helmi,2012). Klasifikasi

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR COLUMN FEMUR DEXTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDHI Dr. SOEHARSO SURAKARTA TAHUN 2015

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPIPADA KASUS CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSU AISYIYAH PONOROGO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 LUMBAL 1 DI RSAL DR.RAMELAN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILLATERAL DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan (promotive), pencegahan penyakit (preventive),

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

PENGURANGAN NYERI MENGGUNAKAN TERAPI INTEGRATED NEUROMUSCULAR TECHNIQUE DAN MASSAGE EFFLEURAGE PADA SINDROMA MYOFASCIAL OTOT TRAPESIUS ATAS

BAB I PENDAHULUAN. trauma, over use, repetitive injury, operasi pada sendi, hypertiroidisme,

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan termasuk salah satunya bidang kesehatan. Pembangunan di bidang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI ISCHIALGIA SINISTRA et causa HERNIA NUKLEUS PULPOSUS (HNP) DI RUMKITAL DR.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan penting sebagai penopang berat badan dalam aktivitas

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Sindroma miofasial adalah kumpulan gejala dan tanda dari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penurunan kapasitas fungsi dapat menyebabkan penurunan. patologi morfologis maupun patologi fungsional.

DI RS,AL RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh umur, psikis dan keadaan lingkungan sosial individu. Banyak. terhadap gerak dan fungsi tubuh. (Depkes RI, 1999).

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA. CERVICAL ROOT SYNDROMEDI RSUD dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas tersebut antara lain memasak, mencuci, menulis, mengetik, dan

BAB I PENDAHULUAN. integrasi penuh dari sistem tubuh. Munculnya beberapa keluhan juga sering

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI CARPAL TUNNEL SYNDROME DEXTRA DI RS AL Dr. RAMELAN SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah menyelenggarakan. bagian-bagian integral dari pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. otot, perubahan postur, sedemikian rupa sehingga mengakibatkan penekanan atau

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

MANFAAT LATIHAN STATIC ACTIVE STRETCHING DAN MC KENZIE LEHER PADA SINDROMA MIOFASIAL LEHER PENJAHIT

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL ROOT SYNDROME DI RSUD SUKOHARJO. Disusun oleh: EKO BUDI WIJAYA J KARYA TULIS ILMIAH

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS CAPSULITIVE ADHESIVA SINISTRA DI RSUD SALATIGA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FROZEN SHOULDER DEXTRA AKIBAT CAPSULITIS ADHESIVE DI RSUD KARANGANYAR

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI HERNIA NUCLEUS PULPOSUS DI VERTEBRA L5-S1 DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. yang statis dan overload dalam waktu yang lama dapat menyebabkan ketenganan

BAB I PENDAHULUAN. penelitian telah banyak di kembangkan untuk mengatasi masalah-masalah penuaan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS (OA) GENU BILATERAL DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA DI RSO Prof. Dr SOEHARSO SURAKARTA

Transkripsi:

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA Disusun oleh: DEWI FITRIANI J 100 090 060 Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Fisioterapi PROGRAM STUDI DIII FISIOTERAPI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

HALAMAN PENGESAHAN PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYDROME DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA Dipertahankan di depan dewan penguji Karya Tulis Ilmiah Mahasiswa Progam Studi Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta dan diterima untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan progam pendidikan Diploma III Fisioterapi. Hari : Sabtu Tanggal : 23 Juli 2012

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA CERVICAL SYNDROME DI RSUP. DR. SARDJITO-YOGYAKARTA (Dewi Fitriani,2012,83 halaman) ABSTRAK Cervical syndrome adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa nyeri pada sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher (tengkuk) yang disebabkan oleh berbagai gangguan maupun trauma sehingga menyebabkan rasa sakit dan dapat membatasi pergerakan pada leher karena adanya spasme (ketegangan) otot sekitar leher. Gejala tersebut berupa nyeri, terjadi spasme pada otot,gangguan sensibilitas pada segmen dermatom, gangguan postural yang terrjadi akibat menghindari posisi yang nyeri dan pada kondisi kronis timbul kontraktur otot pada regio cervical.untuk mengetahui seberapa besar permasalahan yang timbul perlu dilakukan pemeriksaan misalnya untuk nyeri dengan VAS, penurunan lingkup gerak sendi dengan goneometer. Dalam mengatasi permasalahan tersebut modalitas terapi latihan dapat diperoleh adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi dan peningkatan kemampuan fungsional. Penelitian karya tulis ini menggunakan metode studi kasus dengan pelaksanaan terapi sebanyak enam kali. Adapun hasil setelah dilaksanakan terapi selama enam kali adalah sebagai berikut : nyeri dengan VAS : nyeri gerak Tl=80 menjadi T6=70, nyeri tekan T1=60 menjadi T6=50, lingkup gerak sendi dengan goneometer gerakan fleksi-ekstensi T1 = S=30 0-0 - 40 0 menjadi T6 =S=40 0-0-45 0, laterofleksi dextra-sinistra T1=F=35 0-0-40 0 menjadi T6 = F=45 0-0-45 0, siderotasi dextra-sinistra T1 = R=35 0-0- 40 0 menjadi T6= R=50 0-0-50 0.. Kesimpulan manfaat yang didapat dari modalitas SWD, tens dan terapi latihan pada Cervical Syndrome yaitu bahwa gangguan aktivitas fungsional dapat di tangani. Saran pada kasus ini sebaiknya pengobatan untuk memperoleh hasil yang sempurna, fisioterapi hendaknya dapat membina kerjasama yang baik dengan pasien dan pihak medis serta perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui modalitas apa yang paling berpengaruh diantara modalitas yang telah diterapkan tersebut dibawah pada kondisi Cervical Syndrome. Kata kunci : Cervical Syndrome SWD TENS dan Terapi Latihan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok individu untuk memperbaiki, mengembangkan, dan memelihara gerak dan kemampuan fungsi yang maksimal selama perjalanan kehidupan individu atau kelompok tersebut. Layanan fisioterapi diberikan dimana individu atau kelompok individu mengalami gangguan gerak dan fungsi pada proses pertambahan usia dan atau mengalami gangguan akibat dari injuri atau sakit. Gerak dan fungsi yang sehat dan maksimal adalah inti dari hidup sehat (Hargiani, 2001). Cervical syndrome merupakan penyakit yang sering terjadi di masyarakat setelah nyeri pinggang sehingga dalam penanganannya dibutuhkan kerjasama yang baik antar tenaga kesehatan agar dapat menegakkan diagnosis yang tepat. Penegakan diagnosis yang tepat akan mendukung dalam pemberian pengobatan. Oleh karena itu, dalam menangani kasus cervical syndrome perlu kerjasama antar tenaga kesehatan seperti dokter, radiologi, fisioterapi, dan orthotik-prostetik. Problematik dari cervical syndrone adanya spasme, nyeri tekan dan nyeri gerak, dan juga adanya keterbatasan lingkup gerak sendi. Sehingga dapat mengalami hambatan atau gangguan dalam melakukan aktivitas duduk terlalu lama, menggajar murid, dan menulis. Dan juga bisa menghambat

untuk bersosialisasi di lingkungannya. Jadi modalitas yang bisa digunakan untuk permasalahan diatas diantaranya adalah IR, Tens, dan Terapi latihan. Melihat dari permasalahan di atas, maka peranan fisioterapi adalah heating (SWD, MWD, IR), electrical stimulation (TENS, arus interferensi), ultrasound, massage, parafin, dan terapi latihan. Pemberian Short Wave Diathermy (SWD) ditujukan untuk mengurangi spasme otot pada daerah leher dan sekitar pundak, sedangkan pemberian Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) dimaksudkan untuk mengurangi nyeri yang timbul di area leher. Pemberian terapi latihan ditujukan untuk meningkatkan lingkup gerak sendi leher sehingga pada akhirnya pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya hambatan maupun kesulitan. Sehubungan dengan adanya keinginan penulis untuk memahami peranan fisioterapi pada kasus cervical syndrome dalam mengurangi nyeri, mengurangi spasme, dan meningkatkan lingkup gerak sendi leher, maka penulis memilih judul karya tulis ilmiah: Penatalaksanaan Fisioterapi Pasien Cervical Syndrome Di RSUP. Dr. Sardjito-Yogyakarta. B. Tujuan 1. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui adanya manfaat TENS, SWD dan Terapi Latihan dalam mengurangi nyeri akibat Cervical Syndrome. b. Untuk mengetahui adanya manfaat Terapi Latihan dalam meningkatkan Lingkup Gerak Sendi (LGS) leher akibat Cervical Syndrome.

c. Untuk mengetahui adanya manfaat SWD dan Terapi Latihan dalam mengurangi spasme otot leher akibat Cervical Syndrome. d. Untuk mengetahui adanya manfaat TENS, SWD dan Terapi Latihan dalam meningkatkan aktivitas fungsional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi Kasus 1. Definisi Cervical syndrome adalah suatu keadaan yang ditimbulkan oleh adanya rasa nyeri pada sepanjang ruas-ruas tulang belakang pada leher (tengkuk) yang disebabkan oleh berbagai gangguan maupun trauma sehingga menyebabkan rasa sakit dan dapat membatasi pergerakan pada leher karena adanya spasme (ketegangan) otot sekitar leher (Turana, 2005).. 2. Etiologi Etiologi adalah ilmu pengetahuan atau teori tentang faktor penyebab suatu penyakit atau asal mula penyakit (Dorland, 2002). Nyeri pada leher dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya faktor musculoskeletal, faktor nervorum, faktor vascularisasi, dan faktor pada persendiannya (Hudaya, 2009). 3. Tanda dan Gejala Tanda dan gejala yang muncul pada kasus cervical syndrome meliputi: a. Adanya nyeri pada daerah leher yang bersifat terus-menerus. Nyeri tersebut berupa nyeri tekan pada otot-otot sekitar leher, scapula, dan pundak seperti m. sternocleidomastoideus, m. levator scapulae, m. extensor leher, m. upper trapezius, m. rhomboideus major, dan m. rhomboideus minor. Nyeri gerak pada gerakan leher yang meliputi gerak

flexi, ekstensi, rotasi kanan, rotasi kiri, lateral flexi kanan, dan lateral flexi kiri baik gerak pasif maupun aktif. b. Adanya spasme otot-otot leher, scapula, dan pundak pada m. sternocleidomastoideus, m. levator scapulae, m. extensor leher, m. upper trapezius, m. rhomboideus major, dan m. rhomboideus minor. c. Adanya keterbatasan gerak pada leher yang meliputi gerak flexi, ekstensi, rotasi kanan, rotasi kiri, lateral flexi kanan, dan lateral flexi kiri baik gerak aktif maupun pasif. d. Gangguan postural sebagai gerakan kompensasi untuk menghindari rasa nyeri, misalnya bahu menjadi asimetris atau tidak tegak. B. Teknologi Intervensi Fisioterapi Modalitas fisioterapi yang digunakan pada kasus cervical syndrome adalah Short Wave Diathermy (SWD), Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS), dan terapi latihan. 1. Short Wave Diathermy a. Definisi Suatu alat terapi yang menggunakan energi gelombang elektromagnetik yang dihasilkan arus bolak balik (Alternating Current) dengan frekuensi tinggi yaitu 27,12 MHz dan panjang gelombang 11 meter. Di dalam tubuh, medan elektromagnetik ini akan menimbulkan panas pada jaringan yang akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah (Suajatno, 1993).

2. Transcutaneus Electrical Nerve Stimulation (TENS) a. Definisi TENS merupakan suatu cara penggunaan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit dalam hubungannya dengan modulasi nyeri (Johnson, 2002 dikutip oleh Parjoto, 2006). 3. Hold Relax Hold relax (HR) merupakan merupakan teknik dari Proprioceptive Neuromuscular Facilitation (PNF) yang menggunakan kontraksi isometrik secara optimal dari kelompok otot antagonis yang memendek diikuti dengan rileksasi otot tersebut sampai terjadi penambahan LGS dan penurunan nyeri. Di dalam prosedur pelaksanaaan HR, pasien melakukan end-range isometric contraction dari otot yang mengalami spasme sebelum dilakukan penguluran (lengthening) secara pasif. Pada teknik ini, setelah terjadi prestretch pada otot yang mengalami spasme, maka otot tersebut akan mengalami relaksasi sebagai hasil dari terjadinya autogenic inhibition dan oleh karena itu maka akan lebih mudah dilakukan penguluran. Tendon golgi akan menghibisi ketegangan otot sehingga akan memudahkan penguluran.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Sesuai dengan tindakan terapi yang dilakukan kepada pasien Ny. Y usia 47 tahun dengan diagnosa cervical syndrome di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yang mulai mendapatkan penanganan fisioterapi selama enam kali terapi, mulai tanggal 03-20 Januari 2012, Setelah dilakukan penetalaksanaan fisioterapi pada pasien ini ternyata didapatkan hasil yang cukup baik dibandingkan dengan saat sebelum dilakukan tindakan fisioterapi.hasil tersebut disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut: 1. Hasil evaluasi derajad nyeri. Hasil Pengukuran No. Nyeri T1 T2 T3 T4 T5 T6 1. Nyeri diam 5 5 5 5 5 4 2. Nyeri tekan 6 6 6 5 5 5 3. Nyeri gerak 8 8 7 7 7 7 2. Hasil evaluasi LGS pasif. No. Gerak Hasil Pengukuran T1 T2 T3 T4 T5 T6 1. Flexi- S=35 0-0 S=35 0-0- S=35 0-0- S=35 0-0- S=40 0-0- S=40 0-0- Ekstensi - 45 0 45 0 45 0 45 0 50 0 50 0 2. Lateral Flexi F=35 0-0 F=35 0-0- F=35 0-0- F=40 0-0- F=45 0-0- F=45 0-0- - 40 0 40 0 40 0 45 0 45 0 45 0 3. Siderotasi R=35 0-0 R=35 0-0- R=35 0-0- R=40 0-0- R=40 0-0- R=45 0-0- - 40 0 40 0 40 0 45 0 45 0 50 0

3. Hasil evaluasi LGS aktif. No. Gerak Hasil Pengukuran T1 T2 T3 T4 T5 T6 1. Flexi- S=30 0-0 S=35 0-0- S=35 0-0- S=40 0-0- S=40 0-0- S=40 0-0- Ekstensi - 40 0 40 0 40 0 40 0 40 0 45 0 2. Lateral Flexi F=35 0-0 F=35 0-0- F=35 0-0- F=40 0-0- F=40 0-0- F=45 0-0- - 40 0 45 0 45 0 45 0 45 0 45 0 3. Sideotasi R=35 0-0 R=35 0-0- R=40 0-0- R=45 0-0- R=45 0-0- R=50 0-0- - 40 0 40 0 45 0 45 0 50 0 50 0 4. Hasil evaluasi spasme otot. No Otot-otot Hasil Pengukuran T1 T2 T3 T4 T5 T6 1. m. sternocleidomastoideus, kiri. ++ ++ ++ + + + 2. m.infraspinatus kiri ++ ++ ++ ++ + + 3. m. supraspinatus,kiri ++ ++ ++ + + + 4. m. upper trapezius,kiri ++ ++ ++ + + + 5. m. subskapularis kiri ++ ++ ++ + + + B. Pembahasan Permasalahan-permasalahan yang timbul pada pasien bernama Ny. Y usia 47 tahun dengan kondisi cervical syndrome adalah adanya nyeri, adanya keterbatasan gerak leher, dan adanya spasme otot-otot area leher. Spasme otot dan nyeri tekan terjadi pada m. sternocleidomastoideus, m. levator scapulae,

m. extensor leher, m. upper trapezius, m. rhomboideus major, dan m. rhomboideus minor sedangkan nyeri gerak leher pada gerakan flexi, ekstensi, rotasi kiri, dan lateral flexi kiri baik gerak pasif, aktif maupun gerak aktif melawan tahanan serta terjadi sehingga terjadi keterbatasan lingkup gerak sendi leher pada gerakan flexi, ekstensi, rotasi kiri, dan lateral flexi kiri baik gerak pasif maupun aktif. Melihat dari permasalahan yang ada, maka peranan fisioterapi adalah mengatasi permasalahan tersebut di atas. Terapi dilakukan terhadap Ny. Y selama enam kali, yaitu pada tanggal 3-20 Januari 2012.

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pemberian tindakan terapi dengan menggunakan SWD, TENS, dan terapi latihan terhadap Ny. Y usia 47 tahun dengan kondisi cervical syndrome selama enam kali yatu pada tanggal 3-20 januari 2012 menunjukkan hasil bahwa 1. Adanya manfaat dari penggunaan modalitas SWD, tens, dan terapi latihan terhadap penurunan nyeri pada kondisi cervical syndrome. 2. Adanya manfaat dari penggunaan modalitas terapi latihan terhadap peningkatan LGS pada kondisi cervical syndrome. 3. Adanya manfaat dari penggunaan modalitas SWD dan terapi latihan terhadap penurunan spasme pada kondisi cervical syndrome. 4. Adanya manfaat penggunaan modalitas SWD, tens, dan terapi latihan terhadap peningkatan aktivitas fungsional pada kondisi cervical syndrome B. Saran 1. Kepada pasien Pasien diharapkan mempunyai motivasi dan semangat yang tinggi untuk melakukan terapi sehingga tindakan terapi dapat dilakukan secara rutin dan teratur. Selain itu, pasien juga diminta untuk melakukan latihan-latihan yang sudah diajarkan oleh terapi pada pagi dan sore hari berupa: latihan kontraksi isometrik otot flexor leher, kontraksi isometrik otot ekstensor leher,

kontraksi isometrik otot lateral flexor leher, dan kontraksi isometrik otot rotator leher. 2. Kepada fisioterapis Sebagai salah satu tenaga kesehatan, dalam memberikan pelayanan fisioterapi harus yang professional dimana harus melakukan pemeriksaan secara lengkap dan sistematis agar diagnosis fisoterapi dapat ditegakkan sehingga dalam tindakan terapi dapat diberikan secara tepat. Fisioterapi juga dapat menggunakan berbagai modalitas fisioterapi yang ada sesuai dengan permasalahan yang timbul pada kasus cervical syndrome.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2009. Autogenic Inhibition. Diakses pada tanggal 4 Juli 2010 dari http://www.answers.com/topic/autogenic-inhibition. Dorland, W. A. Newman. 2002. Kamus kedokteran Dorland, Ed.29. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta. Dutton, Mark. 2004. Orthopaedic Examination, Evaluation, and Intervention. The Mc. Grow-Hill Companies: USA Hertling, Darlene dan Randolph M. Kessler. 2006. Managements of Common Musculoskeletal Disorders: Physical Therapy Principles and Methods, 4 th Edition. Lippincott Williams and Wilkins: USA. Hudaya, Prasetya. 2009. Patofisiologi Nyeri Leher. Disampaikan dalam seminar Nasional Pendidikan Kesehatan Manajemen Nyeri Leher dan Bahu. Munir, Rijal. 2009. Perbandingan Hold Relax dengan Strain Counter Strain (SCS) Terhadap Penambahan Range Of Motion (ROM) dan Penurunan Nyeri Pada Gangguan Fungsi Cervikal. Diakses pada tanggal 15 Juni 2010 dari http://fisiocentre.com. Parjoto, Slamet. 2006. Terapi Listrik untuk Modulasi Nyeri. Ikatan Fisioterapi Indonesia: Semarang. Pierre Rouzier, M.D, 2003. Muscles Spasms. Diakses pada tanggal 27 Juli 2012 darihttp://www.cumc.columbia.edu/student/health/pdf/m/muscle%20spasm s.pdf Santoso, J, 2009; Traksi Leher diakses tanggal 15 april 2011 dari http://fisioterapigpm.blogspot.com Sidharta, Priguna. 1984. Sakit Neuromuscular dalam Praktek Umum. PT. Dian Rakyat: Jakarta. Suharto. 2001. Penatalaksanaan Terapi Latihan Metode Mc. Kenzie pada Nyeri Tengkuk. Widiastuti, M. I. 2005.Aspek Anatomi Terapan pada Pemahaman Neuromuskuloskeletal Kepala dan Leher sebagai Landasan Penanganan Nyeri Kepala Tegang Primer. Diakses pada tanggal 20 Maret 2012 dari http://en.forkus.com