BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

SISTEM PENYALURAN AIR LIMBAH DAN DRAINASE

BAB I PENDAHULUAN I. 1. LATAR BELAKANG

Tabel 1.1: Persentase Rumah Tangga dengan Sumber Air Minum Bukan Leding menurut Provinsi untuk Wilayah Pedesaan. Perdesaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

SISTEM SANITASI DAN DRAINASI

MENGELOLA AIR AGAR TAK BANJIR (Dimuat di Harian JOGLOSEMAR, Kamis Kliwon 3 Nopember 2011)

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

Pokok Bahasan : Konsep Ekologi 2 Sub Pokok Bahasan : a. Lingkungan alamiah dan buatan b. Ekologi kota c. Ekologi kota sebagai lingkungan terbangun

menyebabkan kekeringan di musim kemarau,

TIPOLOGI EKOSISTEM DAN KERAWANANNYA

PENGERTIAN GREEN CITY

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Sekretariat : BAPPEDA KOTA BOGOR, Lantai 3 Jl. Kapten Muslihat No Bogor

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

DAYA DUKUNG LINGKUNGAN UNTUK PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. Dalam siklus hidrologi, jatuhnya air hujan ke permukaan bumi merupakan

PEMBANGUNAN PERKOTAAN BERKELANJUTAN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

INDOCEMENT AWARDS STR WRITING COMPETITION

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

- 1 - PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DI PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. terletak dalam satu kawasan (Ayres dan Ayres,2002). Kawasan ini bertujuan

BAB III TINJAUAN TEORI SUSTAINABLE ARCHITECTURE

Geografi KEARIFAN DALAM PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM II. K e l a s. C. Pertanian Organik

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 08 TAHUN 2010 TENTANG KRITERIA DAN SERTIFIKASI BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkotaan Yogyakarta mulai menunjukkan perkembangan yang sangat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Arsitektur dan Lingkungan. Lilis Widaningsih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pencemaran Lingkungan

: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

SOLUSI MENGATASI BANJIR DAN MENURUNNYA PERMUKAAN AIR TANAH PADA KAWASAN PERUMAHAN

PERTEMUAN 10 LIMPASAN

No pemeliharaan dan pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal dasar pembangunan. Penerapan prinsip Keuangan Berkelanjutan sebagai per

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Perancangan. Pusat perbelanjaan modern berkembang sangat pesat akhir-akhir ini.

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Rawa adalah wadah air beserta air dan daya air yan

Bab IV DRAINASE BERWAWASAN LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah peran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti perangkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Penyelenggaraan Penataan Ruang

DAFTAR ISI. Tabel SD-1 Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama Tabel SD-2 Luas Kawasan Hutan Menurut Fungsi/Status... 1

Modul 1: Pengantar Pengelolaan Sumber Daya Air

BAB III TINJAUAN TEMA ARSITEKTUR HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

pemakaian air bersih untuk menghitung persentase pemenuhannya.

BAB I: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mestinya sudah mengarah pada pertanian yang mempertahankan keseimbangan

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN

BAB III LANDASAN TEORI. A. Hidrologi

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN AIR HUJAN

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat pada dua dekade belakangan ini. Pesatnya pembangunan di Indonesia berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. hidrologi di suatu Daerah Aliran sungai. Menurut peraturan pemerintah No. 37

ANALISIS CURAH HUJAN DI MOJOKERTO UNTUK PERENCANAAN SISTEM EKODRAINASE PADA SATU KOMPLEKS PERUMAHAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2002 TENTANG KETAHANAN PANGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

KONSEP KAMPUS HIJAU Green-Safe-Disaster Resilience (Hijau-Keselamatan-Ketahanan Bencana)

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel Jumlah Penduduk per Kabupaten di DIY Tahun Kabupaten / Kota Gunung-

4/12/2009. Water Related Problems?

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Infrastruktur adalah bangunan yang mendukung dan atau meningkatkan

BAB III LANDASAN TEORI

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk

BAB VIII PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. dan alam sekitarnya. Alam memberikan dampak besar bagi kehidupan

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. khusunya di kawasan perumahan Pondok Arum, meskipun berbagai upaya

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

HISTORY OF ECO-INDUSTRIAL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Daya Dukung Daya dukung merupakan salah satu konsep yang serbaguna dan populer didalam konteks politik lingkungan saat ini. Seperti halnya dengan konsep keberlanjutan, daya dukung dapat diterapkan pada hampir berbagai interaksi antara manusia dan lingkungan, pada berbagai skala dan memilki kemampuan dan kelebihan dalam hal perhitungan dan posisi kuantitatif yang dapat diterima ( Sayre, 2007). Daya dukung sangat mempengaruhi keberlangsungan hidup manusia, hewan dan tumbuhan. Secara umum, kerusakan daya dukung alam dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1. Faktor internal Kerusakan yang berasal dari alam itu sendiri misalnya, letusan gunung merapi, gempa bumi dan sebagainya. 2. Faktor eksternal Kerusakan yang terjadi karena ulah manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya misalnya kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan industri berupa pencemaran darat, air, laut dan udara. 2.2. Daya Dukung Air Daya dukung air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/ atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat atau pun kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Konsep daya dukung berasal dari bidang biologi. Konsep daya dukung ini pertama kali digunakan oleh ahli biologi Amerika Serikat, Park dan Burgess (1921) dan diartikan sebagai jumlah maksimum suatu spesies tertentu yang dapat dipertahankan di suatu wilayah tertentu. 3

Konotasi dari daya dukung ketersediaan air terutama diwujudkan dalam hal berikut: Subjek utama daya dukung ketersediaan air adalah manusia dan sistem sosial-ekonomi dan lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia atau lebih luas komunitas biologis dan kebutuhan mereka untuk bertahan hidup Daya dukung ketersediaan air memiliki atribut spasial dan temporal Sistem daya dukung sumberdaya air adalah sistem yang kompleks sosial ekonomi dan ekologi yang terintegrasi yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang rumit dan kompleks, saling tergantung dan interaksional antara daya dukung ketersediaan air dengan sistem ekonomi dan dengan ekologi. Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 121 Tahun 2015 tentang Pengusahaan Sumber Daya Air pada pasal 1 yang dimaksud dengan : Sumber daya air adalah air, sumber air, dan daya air yang terkandung di dalamnya. Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas atau dibawah permukaan tanah, termasuk air laut yang berada di darat. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, atau di bawah permukaan tanah. Daya air adalah potensi yang terkandung dalam air dan/atau pada sumber air yang dapat memberikan manfaat atau kerugian bagi kehidupan dan penghidupan manusia serta lingkungannya. Air permukaan adalah semua air yang terdapat dipermukaan tanah. Air tanah adalah air yang terdapat di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. 4

2.3. Green Settlement ( Permukiman Hijau) Kota hijau adalah kota yang didesain dengan mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, dihuni oleh orang-orang yang memiliki kesadaran untuk meminimalisir (penghematan) penggunaan energi, air dan makanan, serta meminimalisir buangan air limbah, pencemaran udara dan pencemaran air ( Richard,1987). Kota hijau merupakan respon untuk menjawab isu perubahan iklim melalui tindakan adaptasi dan mitigasi. Pengembangan kota hijau berarti pembangunan manusia kota yang kaya inisiatif dalam melakukan perubahan dan gerakan kolektif dari seluruh unsur pemangku kepentingan kota. Dalam prosesnya upaya ini memerlukan prakarsa yang bertitik tolak dari berbagai praktek dalam penerapan nilai-nilai pembangunan perkotaan berkelanjutan (Zulkifli, 2014). Konsep Permukiman berwawasan Lingkungan mempunyai prinsip dasar pembangunan yang berkelanjutan menurut Research Triangle Institute, 1996 terdiri atas aspek diantaranya ekonomi (kesejahteraan), ekologi (lingkungan), equity (pemerataan), engagement (peran serta) dan energi (Budihardjo, 1999). Permukiman hijau sebagai metafora dari pembangunan kota berkelanjutan yang berlandaskan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan. Misi dari permukiman hijau ini adalah terwujudnya permukiman yang ramah lingkungan yang dapat memanfaatkan secara efektif dan efisien terhadap sumber daya alam. Kementrian Pekerjaan Umum menyatakan kota hijau merupakan kota yang dibangun dengan tidak mengikis atau mengorbankan aset kota-wilayah (city-region), melainkan terus menerus memupuk semua kelompok aset meliputi manusia, lingkungan terbangun sumber daya alam, lingkungan dan kualitas sarana perkotaan. Menurut United Nations Urban Environmental Accords, ada tujuh atribut kota hijau, yaitu : 1. Energi meliputi : efisiensi energi, energi terbarukan dan perubahan iklim. 5

2. Pengurangan limbah meliputi zero waste, peningkatan tanggungjawab produsen dan tanggungjawab konsumen. 3. Transportasi meliputi : transportasi umum, mobil bersih dan pengurangan kemacetan. 4. Urban Design meliputi : green building, perencanaan kota dan green jobs. 5. Urban Nature meliputi : Ruang Terbuka Hijau, restorasi habitat dan konservasi cagar alam. 6. Kesehatan Lingkungan meliputi : pengurangan bahan beracun, sistem makanan sehat dan udara bersih. 7. Air meliputi : akses air bersih, konservasi air dan pengurangan limbah. Beberapa strategi perencanaan kawasan permukiman yang berwawasan lingkungan dapat dilihat pada prinsip-prinsip dibawah ini (Grant, et al, 1996) : Mengelola dan memelihara lingkungan supaya berfungsi dengan semestinya. Seperti contohnya tempat pembuangan sampah, drainase lingkungan dan sistem pembuangan. Meminimalkan pengaruh bangunan pada lingkungan disekitarnya. Seperti contohnya : pemanfaatan ruang, fasilitas pelayanan, jaringan infrastruktur sebaiknya direncanakan secara efisien. Melindungi sumber-sumber alam dan sumberdaya lahan untuk generasi selanjutnya. Seperti contohnya : melindungi pemakaian sumber daya air, tanah dan udara. Mengurangi limbah yang dihasilkan oleh bangunan hunian Seperti contohnya : mengolah limbah yang berasal dari bangunanbangunan sehingga tidak menimbulkan polusi terhadap lingkungan disekitarnya, menanam tanaman-tanaman yang dapat melindungi ekologi kawasan. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam menggalakkan pemeliharaan lingkungan. Seperti mensosialisasikan pentingnya 6

permukiman yang berkelanjutan sehingga masyarakat turut serta memelihara lingkungan Mensosialisasikan pentingnya lingkungan sosial yang sehat. Seperti : keamanan lingkungan, kesehatan lingkungan dan partisipasi masyarakat. Pemanfaatan lahan dengan memaksimalkan bangunan akan mengakibatkan semakin besarnya pengaruh bangunan terhadap lingkungannya. Konsep perancangan bangunan hunian yang berwawasan lingkungan lebih kepada komponen berikut (Budihardjo, 1993) : Teknologi hijau, hemat energi dan sumber daya, contohnya : mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, menggunakan energi secara efisien dan bijaksana. Pemanfaatan sumber-sumber alam yang tersedia, contohnya : menggunakan sumber daya matahari yang dapat dimanfaatkan secara maksimal. 2.4.Air Hujan Hujan merupakan suatu proses alam yang terdapat dalam siklus hidrologi dan sangat dipengaruhi oleh iklim. Keberadaan hujan sangat penting dalam kehidupan, karena hujan dapat mencukupi kebutuhan air yang dibutuhkan oleh semua makhluk hidup. Selain itu, air hujan dijadikan sebagai sumber air yang sangat penting terutama di daerah yang tidak terdapat sistem penyediaan air bersih, kualitas air permukaan yang rendah serta tidak tersedia air tanah. Hal ini terdapat dalam Al-Qur an Surah Al- Furqan 25 : 48-49 dalam arti :...Kami turunkan air hujan yang bersih dari langit. Dengan air hujan itu Kami suburkan tanah-tanah yang tadinya tandus. Dengan air hujan itu Kami beri minum makhluk-makhluk Kami (berupa) hewan ternak dan seluruh manusia. 7

Kandungan air hujan berbeda-beda pada setiap tempat misalnya, kandungan air hujan yang turun di permukaan laut akan berbeda dengan hujan yang turun didaratan, kandungan air hujan yang turun di tempat padat penduduk dan industri akan berbeda dengan kandungan air hujan yang jarang penduduk dan industrinya. Air hujan dapat dijadikan sebagai air minum tetapi disarankan agar melakukan pengolahan terlebih dahulu agar aman bagi kesehatan. Berdasarkan UNEP (2001), beberapa keuntungan penggunaan air hujan sebagai salah satu alternatif sumber air bersih adalah sebagai berikut : 1. Meminimalisasi dampak lingkungan : penggunaan instrumen yang sudah ada (atap rumah, tempat parkir, taman, dan lain-lain) dapat menghemat pengadaan instrumen baru dan meminimalisasi dampak lingkungan. 2. Kondisi darurat : Air hujan sebagai cadangan air bersih sangat penting penggunaannya pada saat darurat atau terdapat gangguan penyediaan air bersih, terutama pada saat terjadi bencana alam. 3. Sebagai cadangan air bersih : pemanenan air hujan dapat mengurangi kebergantungan pada sistem penyediaan air bersih. 4. Pemanenan air hujan merupakan teknologi yang mudah dan fleksibel dan dapat dibangun sesuai dengan kebutuhan. Pembangunan, operasional dan perawatan tidak membutuhkan tenaga kerja dengan keahlian tertentu. Sebelum mengembangkan sistem pemanenan air hujan, faktor-faktor berikut perlu dipertimbangkan : 1) Luas daerah tangkapan hujan dan kapasitas penyimpanan seringkali berukuran kecil atau terbatas, dan pada saat musim kering yang panjang tempat penyimpanan air mengalami kekeringan. 2) Pemeliharaan sistem penampungan hujan lebih sulit dan jika sistem tidak dirawat dengan baik dapat berdampak buruk pada kualitas air hujan yang terkumpul. 8

3) Pengembangan sistem penampungan air hujan yang lebih luas sebagai salah satu alternatif sumber air bersih yang dapat mengurangi pendapatan perusahaan air minum. 4) Sistem penampungan air hujan biasanya bukan merupakan bagian dari pembangunan gedung dan jarang ada pedoman yang jelas untuk diikuti bagi pengguna atau pengembang. 5) Pemerintah belum memasukkan konsep penampungan air hujan dalam kebijakan pengelolaan sumber daya air dan masyarakat belum terlalu membutuhkan instrument penampungan air hujan di lingkungan tempat tinggalnya. 6) Tangki penyimpanan air hujan berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan serangga seperti nyamuk. 7) Curah hujan merupakan faktor yang penting dalam operasional sistem penampungan air hujan. Wilayah dengan musim kering yang lebih panjang maupun dengan curah hujan yang tinggi membutuhkan alternatif sumber air atau tempat penampungan yang lebih besar. Data hujan yang diperoleh berasal dari alat penakar hujan yang merupakan hujan yang berada pada satu tempat atau satu titik (rain fall). Namun untuk suatu kawasan yang luas satu penakar hujan belum dapat menggambarkan hujan daerah tersebut, oleh karena itu diperlukan hujan kawasan yang diperoleh dari harga rata-rata curah hujan di beberapa stasiun pengamatan yang ada di dalam suatu kawasan tersebut. Salah satunya dengan melakukan alisis hidrologi menggunakan metode Polygon Thiessen (Suripin, 2004). 2.5. Rain Water Harvesting (Pemanenan Air Hujan) 2.5.1. Sistem Penampungan Air Hujan Menurut Worm dan Hattum (2006), penampungan air hujan adalah pengumpulan limpasan air hujan untuk memenuhi kebutuhan air domestik, pertanian, maupun untuk manajemen lingkungan. Terdapat tiga alasan yang mendasari pembuatan penampungan air hujan, yaitu : 9

1. Peningkatan kebutuhan air Pada saat kebutuhan air semakin meningkat dan banyaknya kerusakan pada sistem suplai air, penampungan air hujan dapat dijadikan sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan air. 2. Variasi ketersediaan air Ketersediaan air dari sumber air seperti danau maupun air tanah bersifat fluktuatif. Menampung air hujan untuk memenuhi kebutuhan domestik dapat dilakukan sebagai variasi pemenuhan kebutuhan air. 3. Sumber yang lebih dekat Sumber air tradisional biasanya terletak pada jarak yang jauh dari lokasi permukiman. Menampung air hujan dekat dengan lokasi permukiman dapat mempermudah akses dalam mendapatkan air. Menurut Worm dan Hattum (2006), beberapa kelebihan dan kekurangan dari penampungan air hujan dapat dilihat pada Tabel 2.1 dibawah ini : Tabel 2.1. Kelebihan dan Kekurangan Penampung Air Hujan No Kelebihan Kekurangan 1 Konstruksi yang sederhana 2 Perawatan yang baik karena dilakukan oleh pengguna 3 Menghasilkan kualitas air yang baik 4 5 6 Tidak memberikan dampak buruk terhadap lingkungan Penyediaan air sesuai dengan tingkat konsumsi Tidak dipengaruhi oleh kondisi geologi dan topografi Sumber : Worm dan Hattum (2006) Merupakan investasi dengan biaya yang tinggi Memerlukan perawatan yang rutin Kualitas air dipengaruhi oleh kualitas udara Pada kasus musim kering yang panjang dapat bermasalah dalam ketersediaan air Suplai terbatas pada ukuran atap dan tampungan 10

Sistem penampungan air hujan terdiri atas tiga komponen yaitu : 1. Sumber Penampung Air Hujan Menurut Worm dan Hattum (2006) tangkapan dari sistem penampungan air hujan adalah permukaan yang menerima hujan dan mengalirkannya ke sistem. Sumber penampungan air hujan dapat berupa atap, catchment area seperti pekarangan rumah dan kolam penampung air hujan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber penampung air hujan. 2. Sistem Penyaluran Air Hujan Pada umumnya, sistem penyaluran air hujan yang digunakan berasal dari permukaan atap biasanya terdiri dari talang dan pipa penyalur. Sistem penyaluran ini berguna untuk mengalirkan air hujan dari atap menuju tampungan. Menurut Worm dan Hattum (2006) untuk pengoperasian yang efektif dari sistem penampungan air hujan, desain dan konstruksi yang cermat sangat penting sebab talang dan pipa penyalur merupakan bagian yang paling lemah dalam sistem penampungan air hujan. Lebih dari 90 % air hujan yang jatuh di atap akan berhasil ditampung oleh tangki penampung jika talang dan pipa penyalur berfungsi dengan baik. Umumnya talang terbuat dari metal maupun PVC namun, pada beberapa daerah talang dibuat dengan menggunakan bambu. 3. Sistem Penampungan Air Hujan Dalam sistem penampungan air hujan yang berasal dari atap, tangki penyimpanan air merupakan bagian dari sistem penampungan air hujan. Sistem Rain Water Harvesting (RWH) adalah kombinasi beberapa komponen yang utamanya menggunakan atap rumah yang bertujuan mengumpulkan air dan menampung hasil penangkapan air dari atap pada tabung, tank bak atau media lain yang mampu menampung besarnya hujan yang dipanen ( Regional District Of Nanaimo, 2012). 11