TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BEBAS) ABSTRAK

Penyiapan massa Cetak Tuang keramik. Abstrak

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK JIGGER JOLLEY

PEMANFAATAN ABU VULKANIK GUNUNG KELUD UNTUK MENGEMBANGKAN BADAN KERAMIK STONEWARE TANAH LIAT SUKABUMI. Wahyu Gatot Budiyanto

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT) ABSTRAK

PEMBENTUKAN KERAMIK DENGAN TEKNIK CETAK (MODEL BUBUT)

Resep dan Formula Glasir

Slip Tanah Liat Sebagai Bahan Penutup Permukaan Body dan Dekorasi pada Gerabah. Abstrak

Pengertian Keramik. Teori Keramik

Pengembangan Formula Badan Keramik stoneware dengan Metode Line Blend. Wahyu Gatot Budiyanto

Uji Porositas Stoneware Sukabumi dengan Campuran Serbuk Gergaji Kayu Sengon. M. Fajar Prasudi ABSTRAK

UJI PLASTISITAS BODY KERAMIK CAMPURAN LIMBAH GERGAJI KAYU SENGON

Wawasan tentang keramik: Mengenal lempung/tanah liat sebagai bahan pokok untuk produk keramik

Pengertian gerabah Kiriman I Wayan Mudra, Dosen PS Kriya Seni Gerabah adalah bagian dari keramik yang dilihat berdasarkan tingkat kualitas bahannya.

KISI-KISI UKG 2015 KRIYA KERAMIK

BAB III GAGASAN KARYA DAN PROSES BERKARYA

GLASIR ABSTRAK APAKAH GLASIR ITU?

PEMBAKARAN KERAMIK. Oleh: M. Fajar Prasudi Widyaiswara PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta. Abstrak

METODE PENCIPTAAN. A. Implemetasi Teoritis. tersendiri. Orang Jawa mengatakan bahwa nama ketupat diambil dari kata

KERAMIK. Oleh : B Muria Zuhdi

Ujicoba Lumpur Lapindo untuk Bahan Baku Pembuatan Bodi Keramik Bakaran Tinggi

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Teknik Penciptaan Boneka Pertunjukkan Keramik Tokoh Tokoh

Di dalam penggunaannya sebagai bahan keramik, tanah liat yang tergolong secondary clay kita kenal dengan nama dan jenis sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Perkembangan Teknik dan Bahan yang Digunakan pada Kriya Keramik Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Mada 1990) 1 P4N UG, Rencana Induk Pembangunan Obyek Wisata Desa Wisata Kasongan (Universitas Gajah

BAB II LANDASAN TEORI. Designer toys adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

LAPORAN AKHIR PENELITIAN HIBAH BERSAING JUDUL PENELITIAN

Standar Kompetensi guru

BAB I PENDAHULUAN. Bagi kebanyakan orang, keramik bukan merupakan hal yang asing.

Pembahasan Hasil Penelitian: USAHA PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN KUALITAS GENTENG KERAMIK MELALUI TEKNOLOGI GELASIR

BAB IV PROSES PRODUKSI. Perubahan terjadi seiring dengan perkembangan gaya hidup masyarakat

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN A. KELOMPOK DATA BERKAITAN DENGAN ASPEK FUNGSI PRODUK RANCANGAN

Evaluasi Penataan Ruang Kawasan Pengrajin Keramik Berwawasan Lingkungan Perilaku di Kelurahan Dinoyo, Kota Malang

BAB V KERAMIK (CERAMIC)

Olah rasa dengan teknik pijit/pinch dalam berkreasi melalui media tanah liat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PPPPTK SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk bisa terus bertahan hidup tentu saja sangat tergantung pada ada atau

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK JEPANG

LAPORAN PENELITIAN HIBAH BERSAING GERABAH KREATIF ELEKTROPLATING MENUJU CRAFT AWARENESS DALAM PASAR GLOBAL. Oleh:

Proses Produksi. Pemrosesan Keramik. Tatap Muka

BAB I PENDAHULUAN. dan kebudayaan tersebut terlihat ketika masyarakat pada masa itu mampu

KRIYA KERAMIK SMK. Wahyu Gatot Budiyanto dkk

BAB I PENDAHULUAN. kerang, sekam padi, atau pecahan tembikar yang dihaluskan (grog), mempunyai

BAB III PROSES BERKARYA

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

EXPORT TAHUN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

TIN107 - Material Teknik #11 - Keramik #1 KERAMIK #1. TIN107 Material Teknik

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

KERAJINAN DARI BAHAN ALAM

STUDI SIFAT CAMPURAN 75% R-LOMBOK, 15% W-LOMBOK, 10% F-LODOYO SEBAGAI BAHAN BAKU KERAMIK STONEWARE DENGAN SUHU BAKAR 1250 O C

LAPORAN AKHIR HIBAH BERSAING TEMA PERANCANGAN GAMELAN KERAMIK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN APRESIASI DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI KASONGAN YOGYAKARTA

BAB I BAB I. PENDAHULUAN. paguyuban Siti Kencana. Mereka pada umumnya mempunyai 3-5 orang pekerja

DOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) ITIK

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Keyword: Definisi, teknik dekorasi, bahan

Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:

PENERAPAN METODE FAST FIRING PROCESS PADA PEMBUATAN KERAMIK UKIR JENIS STONEWARE

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan barang dari tanah liat. Keramik pada awalnya berasal dari bahasa

METODE PENCIPTAAN KARYA. A. Implementasi Teoritis. riset yang terkait dengan informasi dan data yang akan digunakan untuk

Perbandingan Karakteristik Lempung Kasongan dan Godean Sebagai Bahan Baku Industri Gerabah Kasongan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) AYAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sofyan Alamhudi, 2014 Kajian Visual Celengan Gerabah Di Desa Arjawinangun Blok Posong Kabupaten Cirebon

EKSPLORASI IMAJINASI MASA KECIL PADA TEKO

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

UJI COBA TANAH LIAT DESA MAMBANG KECAMATAN PLANDAAN KABUPATEN JOMBANG UNTUK KERAMIK BAKARAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fina Lestari, 2013

BAB II KAJIAN TEORITIS. The Concise Colombia Encyclopedia 1995, kata keramik berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Benda keramik sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari hari, seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GERABAH MAMBANG JOMBANG: TRADISI PRASEJARAH YANG MASIH BERLANGSUNG SAMPAI SEKARANG SEBAGAI WUJUD ENKULTURASI. Oleh: Andik Suharyanto

KARAKTERISTIK KERAMIK PRODUKSI BURAT KRIASTA KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN BATU PASIR FELSPATIK DAN BATU LEMPUNG UNTUK KERAMIK HIAS

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG KERAMIK

KEDUDUKAN STRATIGRAFI DAN REKAYASA PEMANFAATAN BALL CLAY

PROSES PRODUKSI 100 YEARS OF ROYAL ALBERT 1940 ENGLISH CHINTZ MUG BY ROYAL ALBERT DI PT. DOULTON

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar Lampung Selatan

Pengertian 8/22/2015. Oleh Maria Etik Sulistiyani. Kerajinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Redesain Dapur Krusibel Dan Penggunaannya Untuk Mengetahui Pengaruh Pemakaian Pasir Resin Pada Cetakan Centrifugal Casting

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

DOKUMENTASI PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA (KRIYA KERAMIK) WADAH

PEMBUATAN GLASIR KELABU DENGAN MENGGUNAKAN PENCAMPURAN BAHAN PEWARNA BIRU DAN HIJAU

MODUL 7 PROSES PENGECORAN LOGAM

VISUALISASI KONSEP BULATAN DALAM PANDANGAN KOSMOLOGIS MELALUI RUPA INSTALASI KERAMIK

Proses Manufaktur (TIN 105) M. Derajat A

Tanah liat dihasilkan oleh alam yang berasal dari pelapukan kerak bumi. Tanah liat memiliki karakteristik:

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

ANALISIS SIFAT FISIS KERAMIK BERPORI BERBAHAN DEBU VULKANIK GUNUNG SINABUNG

Sumberdaya Lempung Dan Felspar Untuk Bahan Baku Keramik Di Daerah Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah

Keywords: Lapindo mud, Merapi ash, raw materials, ceramics.

PROSES DASAR PEMBENTUKAN LOGAM

Transkripsi:

TINJAUAN TEKNIS KERAMIK SEBAGAI ALAT SAJI BUBUR TRADISIONAL ABSTRAK Banyak istilah keramik seperti gerabah, pottery, terracotta, stoneware, porselin dan lainnya. Keramik merupakan semua barang yang dibuat dari bahan tanah atau batuan silikat sebagai bahan utama yang dalam proses pembuatannya disertai pembakaran. Bahan tanah liat yang digunakan untuk membentuk benda keramik secara umum dibedakan menjadi tiga sesuai dengan suhu pembakarannya: earthenware, stoneware, dan porselin. Pembentuk produk keramik untuk alat saji bubur tradisional dilakukan dengan teknik putar dan cetak tuang yang dilapisi dengan glasir suhu bakaran rendah dan menengah. Sebagai alat saji bubur tradisional, maka bahan yang digunakan harus bebas dari bahan-bahan beracun sehingga tidak menimbulkan efek yang membahayakan bagi pemakainya. Kata kunci: Keramik, bahan, pembentukan, glasir, pembakaran. A. PENDAHULUAN Bagi kebanyakan orang, keramik atau gerabah bukan merupakan hal yang terlalu asing, baik dari sisi penyebutan, persepsi visual atau pemahaman secara keseluruhan. Tetapi barangkali ada sedikit keraguan dan pertanyaan ketika berhadapan dengan beberapa istilah seperti gerabah, pottery, terracotta, stoneware, porselin, dan lain sebagainya. Pemanfaatan benda-benda tersebut dalam kehidupan sehari-hari kini sudah semakin luas dengan berkembangnya penelitian ilmu dan teknologi. Salah satu produk keramik yang dibahas dalam artikel kali ini adalah alat saji bubur tradisional, yang merupakan alat saji makanan khas yang dimiliki hampir di seluruh daerah di Indonesia, seperti Plered (Jawa Barat), Anjun Kanoman (Karawang), Siti Winangun (Cirebon), Bayat (Klaten), Mayong Lor (Jepara), Klampok (Banjarnegara), Kasongan dan Pundong (Bantul), Bojonegoro dan Dinoyo (Malang), Banyumulek (Lombok). Alat saji bubur tradisional ini dibuat dari bahan tanah liat yang diglasir pada bagian dalamnya, sedang pada bagian luar dibiarkan sehingga kelihatan warna dan tekstur alaminya. 1

B. PENGERTIAN KERAMIK Mendengar kata keramik biasanya masyarakat akan mengartikannya secara terbatas pada barang gerabah, seperti: periuk, belanga, kendi, asbak, dsb. Benda-benda hanyalah sebagian dari produk keramik tradisional yang ruang lingkupnya masih sangat luas. Kata keramik berasal dari bahasa Yunani yakni keramos yang berarti barang pecah belah atau barang dari tanah yang dibakar. Selanjutnya ditegaskan bahwa keramos merupakan barang yang dibuat dari tanah liat dengan melalui proses pembakaran. Dalam perkembangannya, keramik merupakan semua barang yang dibuat dari bahan-bahan anorganik bukan logam, dengan bahan tanah atau batuan silikat sebagai bahan terpenting dalam proses pembuatannya yang disertai dengan pembakaran. Tanah liat sebagai bahan pokok untuk proses pembuatan keramik mudah didapat serta memiliki sifat yang menguntungkan, yaitu apabila dicampur air dengan perbandingan tertentu, tanah liat tersebut menjadi plastis sehingga mudah dibentuk tanpa mengalami keretakan selama proses pembentukan. C. BAHAN KERAMIK Bahan tanah liat sebagai bahan utama pembuatan benda keramik mudah didapatkan, namun demikian tanah liat tersebut harus memenuhi persyataran sehingga mudah untuk dibentuk menjadi keramik. Berdasarkan bahan-bahan yang digunakan untuk membentuk benda keramik, tanah liat dapat digolongkan menjadi: 1. Earthenware dengan suhu bakar 900 0 C-1180 0 C 2. Stoneware dengan suhu bakar 1200 0 C-1300 0 C 3. Porselin dengan suhu bakar 1300 0 C-1450 0 C 2

Alat saji bubur tradisional yang dibuat termasuk dalam jenis keramik earthenware (gerabah) dan stoneware yang diglasir. Bahan tanah liat yang digunakan dalam proses pembuatan alat saji bubur tradisional meliputi: 1. Produk earthenware (gerabah) dari Bayat dan Dolon Tanah liat local 90 Pasir sungai 10 2. Produk stoneware PPPPTK-SB Yogyakarta a. Tanah liat massa plastis 1) Tanah liat Godean Tanah liat Godean 75 Ballclay Mayong Jepara 10 Kaolin Pacitan 15 2) Tanah liat Singkawang Tanah liat Singkawang 75 Ballclay Mayong Jepara 10 Kaolin Pacitan 15 3) Tanah liat Sukabumi Tanah liat Sukabumi 75 Ballclay Mayong Jepara 10 Kaolin Pacitan 15 b. Tanah liat massa tuang 1) Tanah liat Godean Yogyakarta Tanah liat Godean 10 Tanah liat Tangerang 35 Kaolin 15 Waterglass 0.3 3

2) Tanah liat Singkawang Tanah liat Singkawang 50 Tanah liat Tangerang 35 Kaolin Pacitan 15 Waterglass 0.3 D. TEKNIK PEMBENTUKAN BENDA KERAMIK Pembentukan benda keramik alat saji bubur tradisional dilakukan dengan keteknikan: 1. Pembentukan dengan teknik putar (throwing) Alat saji bubur dari bahan earthenware (gerabah) yang berasal dari desa Bayat (kabupaten Klaten) dibentuk dengan alat putaran miring (kick wheel) yang dilapisi terrasigillata (bahan untuk melapisi badan benda keramik dengan formula tanah liat local 100, waterglass 0,3 dan air 200) dan digosok pada bagian luarnya. Sedangkan alat saji bubur dari bahan stoneware PPPPTK-SB dibentuk dengan alat putar listrik (electric wheel). 2. Pembentukan dengan teknik cetak tuang (casting) Casting merupakan teknik pembentukan benda keramik dengan bantuan alat cetak (terbuat dari bahan gips dengan perbandingan gips : air = 1.25 : 1) untuk mempermudah proses pembentukan. Khusus produk dengan teknik cetak ini termasuk jenis stoneware (bakaran menengah) yang dibuat di PPPPTK-SB. Keuntungan pembentukan dengan teknik cetak adalah: a. Bentuk dan ukuran sama b. Waktu relatif lebih cepat 4

E. GLASIR Glasir merupakan material yang terdiri dari beberapa bahan tanah atau batuan silikat, dimana bahan-bahan tersebut selama proses pembakaran akan melebur dan membentuk lapisan tipis seperti gelas yang melekat menjadi satu pada permukaan badan benda keramik. Sebagai benda fungsional, alat saji bubur tradisional dilapisi dengana bahan glasir frit (suhu bakar 1100 0 C) untuk produk earthenware (gerabah) dan glasir mat (suhu bakar 1196 0 C) untuk produk stoneware. Glasir yang digunakan untuk melapisi alat saji bubur tersebut merupakan glasir yang tidak mengandung racun. Dengan demikian, apabila alat saji tersebut digunakan tidak menimbulkan efek yang membahayakan bagi pemakai. Glasir yang digunakan untuk alat saji bubur tradisional adalah: 1. Glasir Frit (suhu bakar 1100 0 C), merupakan glasir siap pakai yang diproduksi oleh Balai Besar Keramik Bandung 2. Glasir Mat (suhu bakar 1196 0 C), dengan formula sbb: Feldspar 47.5 Whiting 18.6 Kaolin 14.6 Zinc Oxide 13.4 Kuarsa 5.9 Titanium 5.0 Adapun fungsi glasir dalam benda keramik adalah untuk: 1. Menambah keindahan dan kekuatan benda keramik 2. Memberikan sifat higienis 3. Mengurangi porositas terhadap air 4. Menambah nilai jual benda keramik Dalam penggunaannya, glasir yang diterapkan pada permukaan badan benda keramik harus sesuai dengan jenis tanah liat yang digunakan untuk membentuk badan benda keramik. Hal ini dimaksudkan agar antara badan benda 5

keramik dengan glasir dapat menyatu dengan kuat pada waktu proses pembakaran, tanpa mengalami perubahan bentuk. F. PEMBAKARAN Dalam proses pembakaran benda keramik alat saji bubur tradisional dilakukan dua kali, yaitu: 1. Pembakaran biskuit (suhu 800 0 C- 900 0 C) 2. Pembakaran glasir: a. Glasir frit bakaran rendah (suhu 1100 0 C) b. Glasir mat bakaran menengah (1196 0 C). Pembakaran biskuit untuk produk gerabah Bayat dan Dolon dilakukan dengan tungku tradisional dengan bahan bakar kayu, sedangkan pembakaran biskuit dan glasir untuk produk keramik stoneware dilakukan dengan tungku listrik dan tungku gas. G. HASIL TES 1. Penyusutan Dari hasil tes susut bakar, masing-masing jenis tanah liat memiliki persentase penyusutan yang berbeda-beda sebagai berikut. a. Tanah liat Bayat, Klaten, setelah dibakar glasir dengan suhu 1100 0 C mengalami penyusutan kurang lebih 16% b. Tanah liat Sukabumi, Jawa Barat, setelah dibakar glasir suhu 1196 0 C mengalami penyusutan 10% c. Tanah liat Singkawang setelah dibakar glasir suhu 1196 0 C mengalami penyusutan kurang lebih 12% d. Tanah liat massa tuang dengan campuran tanah liat Godean setelah dibakar glasir suhu 1196 0 C mengalami penyusutan kurang lebih 13%. 6

2. Porositas Dari hasil tes porositas, masing-masing jenis tanah liat memiliki porositas yang berbeda, yaitu: a. Tanah liat Bayat, Klaten, porositasnya 7% b. Tanah liat Singkawang, Kalimantan Barat, porositasnya 5.6% c. Tanah liat Sukabumi, Jawa Barat, porositasnya 6.1% d. Tanah liat massa tuang porositasnya 9.4% Porositas tanah liat cukup besar karena produk alat saji bubur tidak seluruhnya dilapisi glasir (hanya bagian dalam saja). H. PRODUK Untuk menghasilkan produk alat saji bubur tradisional dilakukan dengan teknik putar dan teknik cetak tuang. Proses pembentukan dengan teknik putar dilakukan melalui proses: pembentukan, pengeringan, pembakaran biskuit, pengglasiran, dan pembakaran glasir, sedangkan proses pembentukan dengan teknik cetak tuang dilakukan melalui proses: pembuatan model, pembuatan cetakan, dan pencetakan yang selanjutnya dilakukan proses pembakaran biskuit, pengglasiran, dan pembakaran glasir. Beberapa produk alat saji bubur tradisional: Tanah liat gerabah, teknik putar, glasir dalam, suhu 1100 0 C Tanah liat gerabah, teknik putar, glasir 7

dalam, suhu 1100 0 C Tanah liat gerabah, teknik putar, glasir dalam, suhu 1100 0 C Tanah liat stoneware, teknik putar, glasir dalam, suhu 1196 0 C Tanah liat stoneware, teknik cetak tuang, glasir dalam, suhu 1196 0 C Tanah liat stoneware, teknik cetak tuang, glasir dalam, suhu 1196 0 C Tanah liat stoneware, teknik cetak tuang, glasir dalam, suhu 1196 0 C Tanah liat stoneware, teknik cetak tuang, glasir dalam, suhu 1196 0 C 8

I. PENUTUP Berbagai teknik pembentukan keramik dapat digunakan untuk membentuk alat saji bubur tradisional, namun untuk mempercepat proses pembentukannnya dilakukan dengan teknik putar dan teknik cetak tuang. Keramik sebagai alat saji makanan dan minuman, tidak saja dilihat dari sisi bahan baku dan bentuknya saja tetapi juga fungsi atau kegunaan dan kemudahan dalam penyimpanan dan perawatannya. Bentuk keramik sebagai alat saji makanan dan minuman dapat dikembangkan, namun hal yang terpenting adalah bahwa keramik sebagai alat saji sudah selayaknya mengikuti fungsi atau kegunaan dalam proses penyajian makanana atau minuman. DAFTAR PUSTAKA Ambar Astuti, Dra., MA. 1997. Keramik-Ilmu dan Proses Pembuatnnya. Yogyakarta: Jurusan Kriya Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia. Cowley, David. 1984. Moulded & slip casting pottery & ceramics. London: B T Batsford. Pudyotomo A. Saroso. 2000. Kria Gerabah dan Keramik untuk Alat Saji Bubur Tradisional di Indonesia. Makalah Seminar. Hotel Indonesia Jakarta. 9

BIODATA PENULIS Nama : Wahyu Gatot Budiyanto NIP : 19620527 199203 1 002 Jabatan Pangkat/Golongan Spesialisasi Instansi Email : Widyaiswara Madya : Pembina /IVa : Kriya Keramik : PPPPTK Seni dan Budaya Jl. Kaliurang Km. 12,5 Sleman Yogyakarta 55581 : wgbs2006@yahoo.com 10