BAB II LANDASAN TEORI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

DOKUMEN EKSPOR IMPOR. Hertiana Ikasari, SE, MSi

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

Proses dan Prosedur Ekspor. Pertemuan ke-3

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. negara dengan tujuan ke negara lain secara legal, dalam bahasa umumnya

BAB II LANDASAN TEORI

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pengenalan transaksi ekspor impor

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

BAB I PENDAHULUAN. sumber alam, iklim, letak geografis, penduduk, keahlian, tenaga kerja,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong terjadinya integrasi pasar pasar diseluruh dunia dalam satu tempat

Kekhususan Jual Beli Perusahaan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB V PENUTUP. Berdasarkan uraian pada Bab-bab sebelumnya dapat diambil

BAB II LANDASAN TEORI

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

Amelia Febriani Kelompok 3 Buku Kerja Dokumen Produk Ekspor

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

BAB II LANDASAN TEORI

PROSEDUR EKSPOR PADA PT BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu pakar ekonomi dari Inggris, David Ricardo, menyatakan dalam teori

Lampiran 1. Prosedur Ekspor Barang Secara Umum

BAB II PROSES PERDAGANGAN LUAR NEGERI

BAB II LANDASAN TEORI

No.15/ 9 /DSM Jakarta, 27 Maret 2013 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA EKSPORTIR, PEMILIK BARANG DAN/ATAU PENERIMA DEVISA HASIL EKSPOR DI INDONESIA

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

Pendanaan Ekspor dan Impor

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR PADA PT. BATIK ARJUNA DI SUKOHARJO

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

pengangkut kepelabuhan, petugas DJBC tidak membongkar isi dari kontainer itu jika memang tidak ada perintah untuk pemeriksaan.) Setelah barang impor

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR MEBEL PADA CV. MUGIHARJO DI BOYOLALI

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

-2- teknologi, melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca perdagangan, meningkatkan produksi, dan memperluas kesempatan kerja. Di lain sisi, pemilih

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2017 TENTANG CARA PEMBAYARAN BARANG DAN CARA PENYERAHAN BARANG DALAM KEGIATAN EKSPOR DAN IMPOR

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MEMASUKI PASAR LUAR NEGERI

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

BAB II PERJANJIAN EKSPOR IMPOR DAN SISTEM PEMBAYARAN DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL. A. Pengertian dan Pengaturan Hukum dalam Transaksi Ekspor Impor

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

SURAT PERMOHONAN CUSTOMS ADVICE UNTUK IMPORTASI YANG MERUPAKAN TRANSAKSI JUAL BELI ATAU PERMOHONAN VALUATION RULING

SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR DENGAN TELEGRAPHIC TRANSFER PADA PT. BATIK DANAR HADI DI SURAKARTA

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PEMBAHASAN. A. Prosedur Transaksi Ekspor dan Impor dengan Mekanisme L/C pada Citi

BAB I. Pendahuluan. khususnya di bidang ekonomi internasional. Kelancaran serta kesuksesan

PENERAPAN METODE TELEGRAPHIC TRANSFER (TT) SEBAGAI SISTEM PEMBAYARAN EKSPOR PADA PT. KUSUMAHADI SANTOSA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. barang antar pengusaha yang masing masing bertempat tinggal di negara negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum ekspor menurut Amir (2000:100) menjelaskan. bahwa ekspor adalah mengeluarkan barang barang dari peredaran

MEKANISME PENYELESAIAN PEMBAYARAN KEGIATAN EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT DAN BILL EXCHANGE. Oleh: Suyanti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI, MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, kesinambungan dan. peningkatan pelaksanaan pembangunan nasional yang berasaskan

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ekspor adalah kegiatan pengiriman dan penerimaan barang yang dilakukan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu perdagangan yang lazim dikenal dengan perdagangan ekspor-impor.

ISSN No Media Bina Ilmiah 31

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank

BAB II LANDASAN TEORI. Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari

BAB IV. Hasil Praktek Kerja dan Analisis. 4.2 Dokumen-dokumen yang digunakan dalam sistem pembelian impor komponen

MANAJEMEN JASA-JASA BANK. /

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-28454/PP/M.XV/19/2011

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Abdulkadir Muhammad (2000:225), yang dimaksud perjanjian adalah

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian auditing menurut Al. Haryono Jusup (2001) dalam bukunya

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

1. Keputusan atas Nilai Pabean oleh Terbanding

BAB XIII PROSEDUR IMPOR - 1

PROSEDUR KEPABEANAN BEA DAN CUKAI IMPOR BARANG PADA PT. PERTAMINA LUBRICANTS

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put-29242/PP/M.XVI/19/2011. menurut Pemohon Banding : CIF USD565, menurut Terbanding : CIF USD750,000.

TEKNIS PERDAGANGAN INTERNASIONAL MEKANISME PEMBAYARAN PRODIP I KEPABEANAN DAN CUKAI 1

Pertemuan ke-4. Incoterm 2010

LKS PERDAGANGAN INTERNASIONAL VERSI MS. WORD

: bahwa yang menjadi pokok sengketa dalam sengketa banding ini adalah Penetapan Nilai Pabean sebesar CIF USD 17,507.12;

KETERKAITAN PERBANKAN DALAM TRANSAKSI WAREHOUSE RECEIPT 1. Oleh: Dr. Ramlan Ginting, S.H., LL.M 2

Penetapan Nilai Transaksi Dengan Menggunakan Rumus Tertentu, Tepatkah?

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 120/PMK.04/2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENDAG. Surat Keterangan Asal. Barang. Indonesia. Tata Cara Ketentuan. Pencabutan.

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Sistem Pembayaran Ekspor Sistem pembayaran adalah sistem yang mencakup seperangkat aturan, lembaga dan mekanisme yang digunakan untuk melaksanakan pemindahan dana guna memenuhi suatu kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem pembayaran merupakan sistem yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain. Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai dari penggunaan sistem yang kompleks dan melibatkan berbagai lembaga berikut aturan mainnya (Vendra, 2010). Ekspor adalah perdagangan dengan cara mengeluarkan barang dari dalam ke luar wilayah pabean Indonesia dengan memenuhi ketentuan yang berlaku (Roselyne Hutabarat, 1996 hal 306). Pengertian yang dikemukan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa, sistem pembayaran ekspor adalah seperangkat unsur yang teratur yang berkaitan dengan cara membayar dalam kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean Indonesia. Sistem pembayaran memiliki peran yang strategis untuk menciptakan stabilitas sistem keuangan dan mendukung pelaksanaan kebijakan moneter. Dalam kegiatan perekonomian, peran strategis sistem pembayaran terutama adalah

digilib.uns.ac.id 10 menjamin terlaksananya berbagai transaksi pembayaran dari kegiatan ekonomi dan kegiatan lainnya yang dilakukan. Perbankan mempunyai peranan yang penting dalam membantu kelangsungan proses pembayaran transaksi perdagangan internasional, karena sebagian besar atau bahkan hampir semua proses pembayaran transaksi perdagangan internasional dilakukan melalui sistem perbankan. Proses pembayaran transaksi perdagangan internasional dilakukan melalui pemindah bukuan rekening koran (account deposito, vastro account and nostro account) antar bank. Pemindah bukuan rekening tersebut wajib disertai dengan penyerahan berbagai dokumen yang di persyaratkan dalam transaksi (Sarjiyanto, dkk, 2007 hal 6). Peranan bank diperlukan untuk mengantisipasi berbagai kendala dalam transaksi perdagangan internasional. Bank-bank di seluruh dunia melakukan hubungan kerjasama (korespondensi) untuk menjalankan fungsi sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan dokumen dalam transaksi perdagangan internasional. Hubungan antar bank tersebut dibedakan menjadi dua yakni (Sarjiyanto, dkk, 2007 hal 2) : 1. Hubungan antar bank bersifat non depository correspondent Hubungan antar bank sebagai lembaga mediasi lalu lintas pembayaran dan dokumen transaksi perdagangan internasional didasarkan pada agenty arrengment. Proses tersebut dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menetapkan kantor yang sudah memiliki hubungan.

digilib.uns.ac.id 11 b. Pertukaran dokumen kontrak antar bank. 1) Contoh tanda tangan pejabat bank 2) Specimen form atau contoh surat-surat berharga 3) Tellex (testted telex) 4) SWIFT (outhomatic author key) c. Berdasarkan jenis transaksi yang dilakukan. d. Berdasarkan jenis currency yang digunakan. e. Berdasarkan settlement bank 2. Hubungan antar bank bersifat depository correspondent Hubungan antar bank yang bersifat korespondensi biasa dapat di tingkatkan menjadi bentuk kerjasama dengan adanya rekening koran (deposit account) yang dimiliki masing-masing bank. Jenis rekening koran tersebut dalam transaksi perdagangan internasional terdiri dari: a. Nostro Account Nastro Account adalah rekening koran bank nasional dalam bentuk mata uang asing yang di buka di negara lain. b. Vastro Account Vastro Account adalah rekening koran dalam bentuk mata uang nasional di bank nasional yang di buka atau dimiliki oleh bank-bank luar negeri.

digilib.uns.ac.id 12 Peranan perbankan sebagai mediator lalu lintas pembayaran dan dokumen perdagangan internasional harus mengacu pada peraturan serta ketentuan-ketentuan yang berlaku secara internasional, antara lain: 1. Uniform Customs and Practice for Documentary Credits (2007 Revision) The International Chamber of Commerce. 2. International Chamber of Commerce Uniform Rules for Bank to Bank Rembusement Under Documentary Credit Publication No.525 (URR 525). Ketentuan seragam antar bank yang menyangkut bank to bank rembusement yang diterbitkan ICC (International Chamber of Commerce) berlaku sejak mulai 1 Januari 1996. 3. International Chamber of Commerce Uniform Rules for Collection (URC:522) Publication No.522. Ketentuan seragam dalam transaksi bisnis internasional yang menyangkut documentary collection (inkaso) yang berlaku mulai 1 Januari 1996. 4. INCOTERMS:2000 (International Commercial Terms) Publication No.560. Ketentuan seragam dalam hal penyerahan barang dan pembayaran serta perpindahan tanggung jawab resiko dalam transaksi internasional. Berlaku mulai 1 Januari 2000. 5. IKPI (Iktisar Ketentuan Perbankan Indonesia) berisi ketentuanketentuan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia khususnya jilid III, tentang transaksi devisa dan perdagangan internasional.

digilib.uns.ac.id 13 B. Dokumen-dokumen ekspor Semua jenis dokumen baik yang dikeluarkan pengusaha, perbankan, pelayaran dan instansi lainnya mempunyai arti dan peranan penting. Oleh sebab itu, semua dokumen yang menyangkut kegiatan harus dibuat dan diteliti dengan seksama. Dokumen-dokumen yang diperlukan dalam melakukan kegiatan ekspor sebagai berikut: 1. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) Dokumen pabean yang digunakan untuk pemberitahuan pelaksanaan ekspor barang yang isinya antara lain jenis barang ekspor (umum, terkena pajak ekspor, mendapatkan fasilitas pembebasan dan pengambilan bea masuk dan barang ekspor lainnya), identitas eksportir, nama importir, NPWP, izin khusus (SIE, Karantina, SM), no HS, berat barang, negara tujuan, propinsi asal barang, cara penyerahan barang (FOB, CIF, dll), merek dan nomor kemasan dan lain-lain. 2. Commercial Invoice/faktur Commercial Invoice merupakan nota perincian tentang keterangan barang-barang yang dijual dan harga dari barang-barang tersebut. Commercial Invoice oleh penjual ditujukan kepada pembeli yang nama dan alamatnya sesuai dengan yang tercantum dalam L/C dan ditandatangani oleh yang berhak menandatangani. 3. Bill of Lading (B/L)

digilib.uns.ac.id 14 Bill of Lading merupakan dokumen pengapalan surat yang membutuhkan bahwa barang yang tercantum dalam dokumen sudah di muat dalam kapal. Bill of Lading diterbitkan oleh maskapai pelayaran yang merupakan tanda terima penyerahan barang, tanda bukti kontrak pengangkutan barang, dan tanda bukti atau hak atas kepemilikan barang (Document of Title). 4. Airway Bill Airway Bill adalah dokumen yang diterbitkan maskapai udara yang merupakan bukti pengangkutan barang. 5. Packing list Packing list adalah suatu daftar barang yang dibuat dan ditandatangani oleh eksportir dengan menyebut perincian barangnya (pieces, peti, coli, karung atau ball), juga mencantumkan berat kotor dan berat bersih tergantung dengan jenis barangnya, tetapi tanpa mencantumkan harga. Yang berfungsi untuk memudahkan pemeriksaan oleh Bea dan Cukai. 6. Surat Keterangan Asal (SKA) Surat keterangan yang menyatakan asal barang yang diekspor atau surat yang menyatakan bahwa barang yang diekspor tersebut benar-benar dibuat di negara Indonesia. Di Indonesia sertifikat ini diterbitkan oleh kantor Disperindag. 7. Inspection Certificate

digilib.uns.ac.id 15 Sertifikat ini memuat tentang keadaan barang yang dibuat independent surveyor, juru pemeriksa barang atau badan resmi yang disahkan oleh pemerintah dan dikenal oleh dunia perdagangan internasional yang menjelaskan mengenai hasil pemeriksaan barang pada saat pemuatan. Sertifikat ini memberikan jaminan : mutu dan jumlah barang; ukuran dan berat barang satu isi masing-masing pengepakan harga barang. 8. Marine and Air Certificate Asuransi ini merupakan persetujuan dimana pihak penanggung berjanji akan mengganti kerugian sehubung dengan kerusakan, kehilangan. Dalam kontrak FOB dan C&F importir bertanggung jawab atas asuransi barang-barang, sedangkan dalam kontrak CIF eksportir yang menutup biaya asuransi. 9. Certificate of Quality Sertifikat ini merupakan surat keterangan yang menyatakan tentang mutu barang yang diekspor. Sertifikat ini dikeluarkan oleh Badan Peneliti yang disahkan oleh pemerintah suatu negara. Sertifikat mutu wajib dimiliki oleh setiap eksportir untuk keperluan perdagangan. 10. Manufacturer s Quality Control Sertifikat mutu ini memberikan penjelasan tentang baru tidaknya barang dan apakah sudah memenuhi standar yang telah

digilib.uns.ac.id 16 ditetapkan. Sertifikat ini dibuat oleh pabrik pembuat atau suatu lembaga resmi baik swasta maupun pemerintah. 11. Sanitary, Health and Veterinary Certificate Sertifikat ini menyatakan bahwa bahan baku ekspor, tanaman, atau bahan hasil tanaman telah diperiksa dan dinyatakan bebas dari hama penyakit. Dalam sertifikat ini juga dijelaskan tingkat data tahan barang, kebersihan serta aspek kesehatan lainnya. Dokumen ini dikelola oleh jawatan resmi yang ditunjuk oleh pemerintah. 12. Weight Note and Measurement List Weight Note adalah dokumen yang berisi keterangan tentang berat barang yang diekspor, diketahui oleh surveyor atau pelayaran. Measurement List adalah dokumen yang menerangkan tentang ukuran panjang, lebar, tebal, tipis, garis tengah dan isi barang yang diekspor. Dokumen ini dibuat oleh eksportir. 13. Certificate of analisis Certificate of analisis dokumen yang memuat hasil analisa barang dari laboratorium yang dilakukan oleh laboratory Acreditation Body yang ditunjuk oleh pemerintah atau negara pembeli. 14. Consular Invoice Consular Invoice adalah invoice yang dikeluarkan oleh kedutaan (consult). Yang berhak menandatangani adalah konsul perdagangan negara pembeli, tujuannya untuk melihat dengan pasti harga jual dan tidak terjadi dumping price.

digilib.uns.ac.id 17 15. Wesel Wesel merupakan alat pembayaran, perintah yang tidak bersyarat dalam bentuk tertulis oleh sesorang kepada orang lain ditandatangani oleh orang yang menarik (drawer) dan mengharuskan pihak si tertarik (drawe) untuk membayar pada saat diminta atau pada waktu tertentu. 16. Draft (Bill of Exchange) Draft (Bill of Exchange) adalah suatu perintah tertulis tanpa syarat yang ditujukan oleh yang mengeluarkan perintah kepada orang lain untuk melakukan pembayaran pada waktu surat itu ditujukan kepadanya atau pada waktu tertentu. 17. Policy Insurance Policy Insurance adalah dokumen asuransi atas barang yang dikirim yang diterbitkan oleh perusahaan asuransi dan menyatakan pihak mana yang meminta asuransi serta kepada siapa permintaan ganti rugi (claim) dibayarkan. 18. Certificate of Fumagation Certificate of Fumagation adalah suatu sertifikat yang dikeluarkan oleh badan tertentu atau instansi tertentu yang menjelaskan mengenai tindakan anti hama atas ruangan kapal atau tumpukan barang tertentu yang telah dilakukan.

digilib.uns.ac.id 18 C. Jenis jenis Pembayaran Dalam Ekspor Pembayaran perdagangan ekspor diperlukan pengetahuan dan pemahaman ekspor dalam transaksi pembayaran ekspor untuk mengurangi resiko yang ditimbulkan. Sehingga kedua belah pihak terhindar dari resiko kerugian dengan melalui suatu kebijakan yaitu suatu perjanjian jual beli (Sales Contract). Sistem perdagangan ekspor-impor secara otomatis tidak lepas dari proses transaksi yang di dalamnya terdapat tata cara penyelesaian pembayaran ekspor-impor. Cara-cara yang ditempuh dalam penyelesaian pembayaran dalam perdagangan luar negeri (antara lain (Amir MS, 2000): 1. Pembayaran dengan Letter of Credit (L/C) Sistem pembayaran dengan L/C merupakan jaminan yang diterbitkan dari pihak bank atas penyerahan dokumen-dokumen yang sesuai sebagai dana yang dipersiapkan untuk membayar sejumlah uang kepada eksportir, asalkan eksportir dapat memenuhi syaratsyarat yang diminta di dalam L/C tersebut. Sistem pembayaran L/C lebih mendekati kesempurnaan dan dapat memelihara kedua belah pihak dengan maksud: a. Kepada penjual dipastikan akan adanya pembayaran bilamana dokumen-dokumen pengapalan lengkap sesuai syarat-syarat di dalam L/C. b. Kepada pembeli dipastikan bahwa pembayaran hanya akan dilakukan oleh bank bila sesuai dengan syarat-syarat L/C.

digilib.uns.ac.id 19 Kepastian pembayaran tergantung dengan bentuk dan jenis L/C karena pihak bank hanya melihat dan berkepentingan dalam dokumen dan tidak terlibat dalam barang-barang. Pada dasarnya terdapat tiga pihak yang ada dalam transaksi letter of credit, yaitu: a. Opener (importir), adalah pihak yang mengajukan permintaan pembukaan L/C kepada bank. b. Issuer (issuing bank), adalah bank di negara importir yang mengeluarkan L/C atas permintaan importir. c. Beneficiary (eksportir), adalah pihak yang menerima pembukaan L/C oleh importir. Gambar 2.1 Skema Penyelesaian Pembayaran Letter of Credit Importir (Applicant) 1.Barang Eksportir (Beneficiary) 6.Dokumen 3.Pembayaran 7.Penggantian pembayaran 2.Dokumen Issuing Bank (Bank Importir) 4.Dokumen Advising Bank (Bank Eksportir) 5.Penggantian pembayaran Sumber: Edward G, 2002

digilib.uns.ac.id 20 Keterangan: 1. Eksportir (beneficiary) mengirimkan barang ke importir dan mendapatkan negotiable transport document (negotiable bill of lading) dari perusahaan/agen pelayaran. 2. Eksportir menyiapkan dan menyampaikan paket dokumen ke advising/confirming bank yang berisi (a) negotiable transport document, dan (b) dokumen lain (misalnya commercial invoice, dokumen asuransi, certificate of origin, sertifikat inspeksi, dan sebagainya sesuai yang dipersyaratkan importir dalam L/C-nya. 3. Advising/comfirming bank (a) meneliti paket dokumen yang diterimanya dan memastikan bahwa dokumen tersebut sesuai dengan persyaratan L/C, dan (b) membayar eksportir. 4. Advising/confirming bank kemudian mengirim paket dokumen melalui pos atau kurir ke issuing bank. 5. Issuing bank (a) meneliti paket dokumen yang diterimanya untuk memastikan bahwa paket dokumen tersebut sesuai dengan persyaratan L/C dan (b) membayar atau mengganti pembayaran advising/ confirming bank sesuai dengan kesepakatan semula (dalam L/C). 6. Mengirim paket dokumen melalui pos atau kurir ke importir. 7. Importir membayar atau mengganti pembayaran issuing bank sesuai kesepakatan sebelumnya. 2. Pembayaran dengan Non Letter of Credit a. Wesel Inkasso (Collection Draft)

digilib.uns.ac.id 21 Sistem pembayaran dimana eksportir (penjual) mengirimkan barang kepada importir tetapi juga mengirimkan dokumen, termasuk bill of lading (dokumen kepemilikan barang) melalui bank dengan instruksi untuk menyerahkan dokumen tersebut setelah pembeli membayar melalui bank tersebut. Setelah importir mendapatkan bill of lading, dia memiliki hak untuk mendapatkan barang yang dikirimkan tersebut. Sistem pembayaran collection draft pihak importir berada di pihak yang beruntung karena: 1) Lebih murah dan mudah digunakan dibandingkan Letter of Credit. 2) Tidak perlu membayar biaya bank yang besar. 3) Tidak perlu membayar sebelum menerima dokumendokumen pemilikan barang. Pada pihak eksportir tetap menanggung sejumlah resiko atau masalah-masalah yaitu: 1) Importir mengulur-ulur waktu pembayaran. 2) Resiko ekonomi dan politik negara importir. 3) Importir membatalkan transaksi. 4) Importir tidak mengambil alih dokumen-dokumen. Penyerahan dokumen dalam collection draft dikenal dua syarat utama yaitu: 1) D/P (Document againt Payment).

digilib.uns.ac.id 22 D/P yaitu bank penagih menyerahkan dokumen apabila importir telah melakukan pembayaran. 2) D/A (Document againt Acceptence) D/A yaitu bank penagih menyerahkan dokumen apabila importir menandatangani wesel berjangka. 3. Telegraphic Transfer (TT) Basic Metode yang merupakan implementasi dari proses Telegraphic Transfer (TT) basic adalah a) Consigment b) Advance payment c) Open Account Transfer Bank atau Transfer Telex, sering disingkat menjadi TT. Secara historis Telegraphic Transfer (TT) berarti pesan kabel dari satu bank ke bank lain dalam rangka untuk efek transfer uang. Umumnya ada biaya yang terkait dengan kinerja Telegraphic Transfer (TT), dengan pengirim dan penerima membayar biaya yang kecil untuk transaksi. Pengertian Telegraphic Transfer (TT) yaitu pengiriman dana dengan telex atau pembayaran melalui bank yang ditunjuk importir di negaranya yang akan mendebit rekening koran importir sejumlah nilai transaksi ditambah komisi untuk bank, kemudian membuatkan bank draft yang ditunjukkan penyelesaian pelunasan transaksi tersebut jika syarat dan kondisinya commit terpenuhi. to user Penggunaan Telegraphi Ttransfer

digilib.uns.ac.id 23 (TT) akan dapat mempercepat proses pembayaran, karena perintah pembayaran yang diterbitkan dan ditagihkan antar bank koresponden menggunakan telex atau telegram (Soediyono R, 1995 hal 26). Definisi Telegraphic Transfer (TT) adalah pengiriman dana dengan telex. Sistem pembayaran ini juga dapat digunakan dengan cara pihak pembeli akan memberikan uang muka sebesar 30% dengan cara transfer sebesar 70% dilakukan dengan transfer setelah pihak pembeli menerima copian dokumen yang dikirimkan melalui faximile. Fungsi Telegraphic Transfer (TT) adalah pengiriman dana jenis ini jelas akan mempercepat tibanya dana tersebut kepada si penerima (payee) dan jenis ini adalah jenis remittance yang paling cepat dibandingkan dengan Mail Transfer (MT), yang menyampaikan beritanya dilakukan melalui surat. Prosedur pembayaran dengan metode open account dengan menggunakan Telegraphic Transfer (TT) adalah sebagai berikut (Sarjiyanto, dkk, 2007): 1) Secara tertulis importir meminta kepada bank yang ditunjuk dinegaranya untuk membelikan mata uang asing atau USD di pasar valas (spot market) atau bisa dikatakan bank itu telah mendebit rekening koran. 2) Bank yang ditunjuk akan mendebit rekening koran importir sejumlah nilai transaksi ditambah komisi untuk bank, kemudian membuatkan bank draft sejumlah nilai transaksi sekaligus

digilib.uns.ac.id 24 mengkredit nastro accont mereka di salah satu bank koresponden di negara eksportir. 3) Setelah mendapat kepastian bayar dalam bank draft, eksportir dapat menyiapkan barang sekaligus dokumen perlengkapannya. 4) Setelah pihak importir membayarkan sejumlah uang dari total bank draft yang diajukan, eksportir harus segera mengirimkan barang dan dokumen penyerta barangnya. 5) Setelah barang diterima importir harus segera melunasi sejumlah tagihan dalam draft yang diajukan. 6) Bank akan membantu penyelesaian pelunasan transaksi tersebut jika syarat dan kondisinya terpenuhi. b. Konsinyasi (Consigment) Konsinyasi adalah pengiriman barang-barang ekspor kepada importir di luar negeri dimana barang-barang tersebut sebagai titipan untuk dijualkan oleh importir. Apabila barang belum terjual maka tidak ada pembayaran dan barang akan dikembalikan kepada eksportir. Cara pembayaran seperti ini mengandung resiko yang sangat besar bagi penjual. Sistem pembayaran konsinyasi ini eksportir tetap memegang hak milik atas barang, sedang importir hanya pihak yang dititipkan barang untuk dijual. Maka eksportir menanggung resiko yang mungkin terjadi antara lain: 1) Tidak ada kepastian eksportir akan menerima pembayaran.

digilib.uns.ac.id 25 2) Bila pembeli telah berhasil menjual barang tersebut kepada pihak ketiga, akan tetapi pembeli menunda pembayaran kepada penjual dan menyatakan barang tersebut belum lagi terjual. Dengan demikian pembeli mendapatkan keuntungan. 3) Bila pembeli telah menjual barang tersebut kepada pihak ketiga pada saat terjadinya kenaikan atas harga barang tersebut, tetapi kemudian memberitahukan kepada penjual bahwa barang tersebut dijual kepada pihak ketiga pada saat sebelum terjadinya kenaikan harga. 4) Bila importir tidak membayar, tidak ada bukti yang diperoleh untuk menuntut importir di pengadilan. 5) Modal terlalu lama tertimbun pada barang yang diperdagangkan. Gambar 2.2 Bagan Prosedur Transaksi Konsinyasi (Consigment) Eksportir 7.Money 3.Documents 1.Sales Contract 2.Goods Bonded Warehouse 5.Document 4.Goods Final Buyer 6.Money Sumber: Makalah Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia, 2008

digilib.uns.ac.id 26 c. Pembayaran dimuka (advance Payment) Sistem pembayaran ini adalah pembeli (importir) membayar di muka kepada penjual (eksportir) sebelum barangbarang dikirim oleh penjual tersebut. Ini berarti importir memberikan kredit kepada eksportir untuk mempersiapkan barang-barangnya. Sistem advance payment boleh dilakukan atau aman bagi importir, apabila importir menyakini hal-hal sebagai berikut: 1) Eksportir akan mengirimkan spesifikasi barang secara benar dan tepat waktu. 2) Pemerintah negara eksportir tidak akan mengeluarkan larangan mengekspor barang yang dipesannya (kategori barang ekspor; barang bebas, diatur, diawasi, dan dilarang). 3) Pemerintah negaranya tidak akan melarang pembayaran dimuka atas barang yang akan di impor, karena banyak negara tidak mengijinkan hal tersebut. Importir berusaha mendapatkan kepastian pembayaran dengan cara mencari informasi tentang kredibilitas eksportir, stabilitas ekonomi dan politik negara eksportir. Namun bentuk jaminan yang paling aman adalah dengan meminta eksportir untuk mendapatkan jaminan bank yang valid yang menyatakan bank akan memberikan ganti rugi kepada importir bilamana eksportir ingkar janji.

digilib.uns.ac.id 27 Kelemahan cara pembayaran secara tunai di antaranya sebagai berikut: 1) Dalam pembelian barang, importir harus menyediakan dana, walaupun barang yang dibeli belum diterimanya. Importir dalam hal ini menanggung biaya untuk barang yang dipesan. 2) Terdapat kemungkinan barang yang dipesan tidak sesuai dengan barang yang diterima. 3) Ada kemungkinan terjadi keterlambatan datangnya barang maupun tidak adanya kejujuran pihak eksportir. 4) Karena pengekspor berada di tempat yang jauh, maka keadaan pengekspor tidak sepenuhnya diketahui pengimpor. Gambar 2.3 Bagan Prosedur Transaksi Advance Payment 6.Pengiriman barang Penjual 1.Purchase Order 2.Pembayaran Pembeli Bayar 5 Bank 4.Transfer uang Saling mendebit rekening koran 3. aplikasi transfer Bank Sumber: Amir MS, 2003

digilib.uns.ac.id 28 d. Pembayaran kemudian (Open Account) Sistem pembayaran ini adalah kebalikan dari sistem Advance Payment. Dalam hal ini yang menanggung risiko adalah eksportir, sedangkan yang mendapatkan fasilitas kredit atau penangguhan bayaran adalah importir. Disebutkan perhitungan kemudian (Open Account) karena belum dilakukan pembayaran apa-apa oleh importir kepada eksportir sebelum barang-barang dikapalkan atau tiba dan diterima importir atau sebelum waktu tertentu yang telah disepakati. Open account (sistem rekening terbuka) biasanya pada pemasaran ekspor dengan cabang atau perwakilan di luar negeri atau mitra dagang yang sudah dipercayai. Eksportir setelah melakukan pengapalan barang akan mencantumkan tanggal dan waktu tertentu kapan importir harus melakukan pembayaran. Sistem pembayaran open account dapat terjadi apabila: 1) Ada kepercayaan penuh antara eksportir dan importir. 2) Barang-barang dan dokumen akan langsung di kirim kepada pembeli. 3) Eksportir kelebihan dana. 4) Eksportir yakin tidak ada peraturan di negara importir yang melarang transfer pembayaran. Resiko-resiko yang dapat terjadi dalam sistem pembayaran open account antara lain:

digilib.uns.ac.id 29 1) Eksportir tidak mendapat perlindungan apakah importir akan membayar. 2) Dalam hal importir tidak membayar, eksportir akan kesulitan dalam membuktikannya di pengadilan karena tidak ada buktibukti. 3) Penyelesaian perselisihan akan menimbulkan biaya bagi eksportir. Gambar 2.4 Bagan Prosedur Transaksi Open Account 2. pengiriman barang + dokumen Importir 1.Purchase Order Eksportir 6.mengirim bank draft 3.membeli mata uang 5.membuat draft 7.menyerahkan draft 8.membayar Bank 4.mengkredit nastro account Bank Sumber: Amir MS, 2003 9.mendebit nastro account bank ditunjuk