PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK ATAS PENGGUNAAN DANA DESA

dokumen-dokumen yang mirip
BENDAHARA PEMERINTAH Jakarta, 5 Februari 2018

KEWAJIBAN PERPAJAKAN ATAS PENGGUNAAN DANA HIBAH PENELITIAN KOPERTIS WILAYAH III JAKARTA TAHUN 2018

Tanggal Terbit : 01 Februari 2006 DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB V PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2)

1 dari 4 11/07/ :43

PANITIA SUMPAH PEMUDA KOMITE NASIONAL PEMUDA INDONESIA KALIMANTAN TIMUR TAHUN 2014

SE-02/PJ./2006 PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN SEHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN DANA

BENDAHARA SEBAGAI PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 BAB III

C. PKP Rekanan PKP Rekanan adalah PKP yang melakukan penyerahan BKP dan atau JKP kepada Bendaharawan Pemerintah atau KPKN

Catatan: - Untuk Point 1, 3, 4 dan 5 dalam hal Wajib Pajak tidak mempunyai NPWP, besarnya tarif pemotongan adalah lebih tinggi 20% (Dua puluh persen).

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAl PAJAK SURAT EDARAN NOMOR : SE - 02 /PJ./ 2006

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

c. Biaya perjalanan dinas berupa biaya perjalanan, akomodasi dan perdiem tidak

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah. BAB III PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 22

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH

KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

Pajak Penghasilan. Andi Wijayanto

11/PMK.03/ PERUBAHAN KETIGA ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 155/KMK.03/2001

Bagian Pembukuan Yayasan Pendidikan Gunadarma 2017

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

PJ.091/PPh/S/002/ KEWAJIBAN PERPAJAKAN BENDAHARA PEMERINTAH BOGOR, 15 MEI 2017

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PPh Pasal 22. Bendaharawan Pemerintah

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PPh Pasal 21. Maksud. Dasar Hukum. Objek Pemotongan Pemotong PPh Pasal 21. Bukan Pemotong PPh Pasal 21. Penerima Penghasilan

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 11/PMK.03/2007 TENTANG

Nomor Putusan Pengadilan Pajak. Put-4/PP/M.XIIA/99/2014. Jenis Pajak : Gugatan. Tahun Pajak : 2011

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 548/KMK.04/2000 TENTANG

tempat pembayaran pajak, dan tata cara pembayaran, penyetoran dan pelaporan pajak, serta tata cara pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak diatur

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PENGHASILAN DENGAN TARIF KHUSUS YANG BERSIFAT FINAL DAN TIDAK FINAL BAB V

KEUANGAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

PEMOTONGAN/PEMUNGUTAN PAJAK OLEH BENDAHARA PEMERINTAH KPP PRATAMA JAKARTA SETIABUDI TIGA

BUKU SAKU PENGADAAN PAJAK KOMISI PENGAWAS PERSAINGAN USAHA

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

PETUNJUK TEKNIS LAPORAN KEUANGAN BOS TAHUN ANGGARAN 2012 BAB I PENDAHULUAN

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

J : DPP di dapatkan dari harga kontrak yang telah di setujui oleh kedua pihak akan tetapi DPP tersebut tidak termasuk PPN.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 549/KMK.04/2000 TENTANG

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. mekanisme pemotongan, penyetoran dan pelaporan PPh 22 pada Puslitbang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikemukakan oleh Prof. Dr. Rochmat Soemitro, S.H. dalam Siti Resmi (2009: 1):

DANA BOS (BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH)

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 80/PMK.03/2010 TENTANG

BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG PAJAK PENGHASILAN PASAL 21/26 BAB II

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 154/PMK.03/2010 Tanggal 31 Agustus 2010

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 550/KMK.04/2000 TENTANG

Sistem/Cara Pemungutan Pajak ada 3, yaitu:

I. PETUNJUK UMUM PENGHITUNGAN PPh PASAL 21 UNTUK PENGHASILAN TETAP DAN TERATUR SETIAP BULAN

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

PENUNJUKAN BENDAHARA SEBAGAI PEMOTONG/PEMUNGUT PAJAK PAJAK NEGARA BAB I

Pajak Penghasilan Pasal 22 PAJAK PENGHASILAN PASAL 22

SOSIALISASI SE-34/PJ/2017 TENTANG PENEGASAN PERLAKUAN PERPAJAKAN BAGI PTN-BADAN HUKUM NOPEMBER 2017

S-1081/PJ.313/2005 PENGENAAN TARIF ATAS JASA KONSTRUKSI (SE- 13/PJ.42/2002)

Apakah Pemilik Indekos Harus Bayar Pajak Juga?

PANDUAN LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PELAPORAN PERPAJAKAN DI DESA SAMBANGAN KABUPATEN TANAH LAUT

BAB 4 EVALUASI PPH PASAL 22 BENDAHARAWAN PEMERINTAH PADA PPPTMGB LEMIGAS. Mekanisme PPh Pasal 22 Bendaharawan Pemerintah di LEMIGAS

Peraturan pelaksanaan Pasal 21 ayat (5) Penghasilan yang Dibebankan Kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah Peraturan Pemerintah

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK. 03/2012 TENTANG

PERPAJAKAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN DANA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SUMBER DANA DRPM DIKTI TAHUN 2018

BAB I PENDAHULUAN. Dokter merupakan seseorang yang memiliki kompetensi di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak memegang peranan utama dalam keberlangsungan negara. Postur

1 of 5 21/12/ :45

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 242/PMK.03/2014 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK

154/PMK.03/2010 PEMUNGUTAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 22 SEHUBUNGAN DENGAN PEMBAYARAN ATAS PENYERAHAN B

S-48/PJ.313/2006 KONFIRMASI PENGENAAN TARIF PPh PASAL 22 DAN PASAL 23

FAKTUR PAJAK. Kode dan Nomor Seri Faktur Pajak : 10

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Landasan Hukum: Pasal 22 UU PPh. PMK No. 154/ PMK.03/ 2010 j.o. No. 224/ PMK.011/ PMK No. 253/ PMK.03/ 2008

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 154/PMK.03/2010 TENTANG

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERPAJAKAN I PENDAFTARAN NPWP, PENGAJUAN SPPKP & PEMBAYARAN PAJAK. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

4Dra.Riiyati UNIVERSITAS INDONESIA. , ip YerItas, Pro itas, 9ustItia. Prof. Dr. Heri Hermansyah, S.T., M.Eng.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 13 /PJ/2012 TENTANG

Mengenal Lebih Dekat Pajak Pertambahan Nilai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER- 31/PJ/2012

SURAT PEMBERITAHUAN MASA BAGI PEMUNGUT PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) Nomor Telepon : Nomor Faksimile : Nomor Telepon Baru Kegiatan Usaha :

Aspek Perpajakan Penggunaan Dana APBN/APBD Bagi Bendahara

Hukum Pajak. Kewajiban Perpajakan (Pertemuan #9) Semester Genap

Buku Panduan Perpajakan Bendahara Pemerintah BAB I BENDAHARA DAN KEWAJIBAN PAJAKNYA

BAB II LANDASAN TEORI PAJAK PENGHASILAN. II.1.1. Pengertian dan Pelaksanaan Pajak Penghasilan

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

LAPOR SPT TAHUNAN PPh OP MELALUI INTERNET

DANA APBN/APBD 2015 TAHUN PALEMBANG, 21 Nopember2016

Transkripsi:

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK ATAS PENGGUNAAN DANA DESA KPP PRATAMA TIMIKA MEI 2015 DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

UU No.6 Tahun 2014 tentang Desa Latar Belakang Desa memperoleh Dana yang bersumber dari APBN, yang dapat digunakan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat Permendagri No.113 Tahun 2014, Pasal 31 Bendahara Desa sebagai Wajib Pungut Pajak Penghasilan dan Pajak lainnya, wajib menyetorkan seluruh penerimaan potongan pajak yang dipungutnya ke rekening kas negara sesuai dengan ketentuan.. 2

Dasar Perpajakan Defenisi Pajak Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-undang dan dipergunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat Objek Pajak Penghasilan Pertambahan Nilai Bumi (Tanah) dan Bangunan Kendaraan Bermotor Jenis Pajak yang dikenakan atas penggunaan dana desa 3

Dasar Perpajakan Beberapa Istilah yang Penting Dipahami : Wajib Pajak Wajib Pungut Orang Pribadi / Badan usaha yang memperoleh Penghasilan Bendaharawan Pemerintah Pusat Daerah yang mengelola dana dari APBN dan APBD Termasuk diantaranya BENDAHARA DESA 4

Dasar Perpajakan Beberapa Istilah yang Penting Dipahami : SSP (Surat Setoran Pajak) SPT (Surat Pemberitahuan) Sarana Penyetoran Pajak Sarana Pelaporan Pajak 5

1 Set terdiri 4 Lembar : Lembar ke-1 Untuk Wajib Pajak Lembar ke-2 untuk KPPN Lembar ke-3 untuk dilaporkan Wajib Pajak ke KPP Lembar ke-4 untuk Bank atau Kantor Pos

Dasar Perpajakan Beberapa Istilah yang Penting Dipahami : N P W P N O M O R P O K O K W A J I B P A J A K Identitas Administrasi Pajak 7

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa 1. PPh Pasal 21 2. PPh Pasal 22 3. PPh Pasal 23 4. PPh Pasal 4 ayat (2) 5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 8

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa 1. PPh Pasal 21 Pajak yang dipotong atas pembayaran berupa gaji, upah, honorarium, dan pembayaran lain yang diterima oleh Orang Pribadi 9

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa 2. PPh Pasal 22 Pajak yang dipungut dari Pengusaha/Toko atas pembayaran atas pembelian barang dengan nilai pembelian diatas Rp. 2.000.000,- tidak terpecahpecah *)Pembayaran Tidak Termasuk PPN 10

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa 3. PPh Pasal 23 Pajak yang dipotong dari penghasilan yang diterima rekanan atas sewa (tidak termasuk sewa tanah dan atau bangunan), serta imbalan jasa manajemen, jasa teknik, jasa konsultan dan jasa lain *)Pembayaran Tidak Termasuk PPN 11

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa 4. PPh Pasal 4 ayat 2 Pajak yang dipotong atas pembayaran : 1. Pengalihan hak atas tanah dan atau bangunan 2. Persewaan tanah dan atau bangunan 3. Jasa Konstruksi Kode Isian pada SSP : Tarif 411128 402 Pengalihan Hak 5% 411128 403 Sewa Tanah dan/atau Bangunan 10% 411128 409 Jasa Konstruksi 2% 12

Jenis-Jenis Pajak terkait Penggunaan Dana Desa 5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pemungutan atas pembelian Barang/ Jasa Kena Pajak yang jumlahnya diatas Rp. 1.000.000,- tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah. 13

Review... 1. PPh Pasal 21 2. PPh Pasal 22 1,5% > Rp 2.000.000 3. PPh Pasal 23 2% 4. PPh Pasal 4 ayat (2) Sewa Tanah/ Bangunan 10% Jasa Konstruksi 2% 5. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 10% > Rp 1.000.000 14

Contoh Terkait Belanja Barang...(1) Pembelian Barang untuk Sarana dan Prasarana Desa senilai Rp 3.500.000,- (belum termasuk PPN) PPN 10% Rp 350.000 Karena sudah melebihi Rp 1juta PPh Pasal 22 1,5% Rp 52.000 Karena sudah melebihi Rp 2juta 15

Contoh Terkait Belanja Barang...(2) Pembelian Barang untuk Sarana dan Prasarana Desa senilai Rp 3.500.000,- (sudah termasuk PPN) PPN 10% Rp 318.182 Karena sudah melebihi Rp 1juta PPh Pasal 22 1,5% Rp 47.727 Karena sudah melebihi Rp 2juta 16

Ketentuan Khusus Pembelian yang tidak dipotong PPh Pasal 22 : Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, bahan bakar gas, pelumas, benda-benda pos, pemakaian air dan listrik. (Pasal 3 ayat (1) huruf e PMK-224/PMK.011/2012 stdd PMK-175/PMK.011/2013) Pembelian yang tidak dipungut PPN : 1. Pembelian barang tertentu yang mendapat fasilitas pembebasan PPN, Misal: a. Vaksin polio dalam rangka pelaksanaan Program Pekan Imunisasi Nasional (PIN), b. Buku Pelajaran/ Agama Kurikulum, Kitab Suci, c. makanan ternak, unggas dan ikan dan/atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas dan ikan, bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan, kehutanan, peternakan, penangkaran, atau perikanan, d. air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum, e. dll, diatur dlm KMK-563/KMK.03/2003, PP 38 Tahun 2003 dan PP 31 Tahun 2007 17 17

Ketentuan Khusus Apabila rekanan toko/ pengusaha/ penyedia jasa tidak mempunyai NPWP, maka dipotong 100% lebih tinggi dari tarif PPh 22 dan PPh 23 seharusnya. Jenis Pajak Tarif (Punya NPWP) Tarif (Tidak Punya NPWP) PPh Pasal 22 1,5% 3% PPh Pasal 23 2% 4% 18

Contoh-Contoh Transaksi/ Belanja Upah Tukang Belanja Barang/Jasa Material Jasa sehubungan dengan penggunaan harta (Misal Sewa Truk/ Mesin) PPh 21 PPh 22 PPN PPh 23 PPN Jasa Catering/ Makan Minum PPh 23 Jasa Konstruksi 1. PPh Final Pasal 4(2) 2. PPN 19

PPh Pasal 21 Jenis Pembayaran Tarif PPh Pasal 21 PEMBAYARAN HONOR PANITIA/PEJABAT PENGADAAN, BENDAHARA, DAN STAF PROYEK (PNS) 1. Gol. IV, 15%, 2. Gol. III, 5%, 3. Gol. II dan I, 0% PEMBAYARAN HONOR ANGGOTA DALAM KEPANITIAAN (NON PNS) UPAH TENAGA KERJA LEPAS YANG MENERIMA UPAH HARIAN, UPAH MINGGUAN, UPAH SATUAN ATAU UPAH BORONGAN UPAH TENAGA AHLI (NON- PNS) 5% x Honor yang dibayar (untuk honor sebesar 50 Juta ke bawah) Tidak dilakukan Pemotongan PPh Pasal 21 Sepanjang Upah Diterima Tidak Melebihi Rp.200,000 (Dua Ratus Ribu Rupiah) Sehari dan Penghasilan Kumulatif Yang Diterimanya dalam 1 (Satu) Bulan Kalender Tidak Melebihi Rp.2.025.000 (Dua Juta Dua Puluh Lima Ribu Rupiah) 5% x 50% x Jumlah Upah yg Dibayar 20

CONTOH PENGHITUNGAN PAJAK 21

1. Pembayaran Honorarium Desa Sitardas membentuk suatu tim yang anggotanya terdiri dari beberapa PNS. Bendahara Desa Sitardas membayar honorarium tim pada tanggal 25 Mei 2015 dengan rincian sebagai berikut: Nama Gol Honorarium Harianto IV/a 1.200.000 Jhoni III/b 1.000.000 Jamal II/b 900.000 Bagaimanakah pemotongan pajak atas honorarium yang diterima oleh tim tersebut? 22

1. Pembayaran Honorarium Nama Gol Honorarium Tarif PPh Terutang Harianto IV/a 1.200.000 15% 180.000 Jhoni III/b 1.000.000 5% 50.000 Jamal II/b 900.000 0% 0 Jumlah 3.100.000 230.000 Kewajiban bendahara atas pembayaran tersebut : Memotong PPh 21 Final atas pembayaran honor Membuat bukti potong PPh 21 final atas pembayaran honor Menyetor PPh 21 Final paling lama tanggal 10 Juni 2015 ke Bank Melaporkan SPT Masa PPh 21 ke KPP Pratama Sibolga paling lama tanggal 20 Juni 2015 23

2. Pembayaran Upah Tukang Ucok (status belum menikah) pada bulan Mei 2015 bekerja selama 11 hari pada Desa Sitardas yaitu pembangunan jalan desa dengan menerima upah Rp.190.000 perhari. Maka penghitungan PPh 21 nya adalah sbb: Penghasilan perhari Rp.190.000 Batas penghasilan atas upah yang tidak dikenakan PPh 21 adalah Rp.200.000 Sehingga tidak terutang PPh 21 24

2. Pembayaran Upah Tukang... (lanjutan) Pada hari ke-11 bulan Mei 2015 (bulan yang sama) Ucok telah menerima penghasilan melebihi 2.025.000 yaitu 190.000 x 11 = 2.090.000 Maka PPh 21 atas penghasilan Ucok dihitung sebagai berikut: Penghasilan 11 hari : 2.090.000 PTKP 11 hari, 11 x (24.300.000/360) : 742.500 Penghasilan harian terutang PPh 21 : 1.347.500 PPh 21 yang harus dipotong pada hari ke-11 (5% x 1.347.500) : 67.375 Apabila Ucok juga menerima penghasilan yang sama pada hari ke-12, maka PPh 21 terutang adalah sbb: 12 x 190.000 : 2.280.000 PTKP 12 hari, 12 x(24.300.000/360) : 810.000 Penghasilan harian terutang PPh 21 : 1.470.000 PPh 21 (5% x 1.470.000) : 73.500 PPh 21 yang sudah dipotong pada hari ke-11 : 67.375 (-) PPh 21 yang harus dipotong pada hari ke-12 : 6.125 Apabila Ucok tidak memiliki NPWP, maka akan dipotong Bendahara 20% lebih tinggi dari tarif 5% atau menjadi dikenakan tarif 6% 25

4. Pembayaran atas Jasa Bapak Rudi selaku bendahara Desa Sitardas menggunakan jasa penebangan hutan kepada rekanan yang tidak memiliki NPWP dengan nilai penyerahan Rp. 10.000.000,- Atas transaksi tersebut bendahara wajib memotong PPh 23 sebesar 4% (bukan 2%), karena rekanan tidak memiliki NPWP dengan perhitungan sbb: PPh 23 (4% x 10.000.000) = Rp.400.000 Wajib Pungut PPN (karena > Rp 1juta) PPN = 10% x Rp 10.000.000 = Rp 1.000.000 26

5. Pembayaran atas Pelaksanaan Konstruksi (Pembangunan Fisik) Desa Sitardas melakukan tender pekerjaan konstruksi fisik (peningkatan kualitas jalan) yang dilakukan oleh CV. Andalan (NPWP 02.554.013.3-126.000). Kontraktor tsb memiliki kualifikasi grade kecil dengan nilai paket pekerjaan sebesar Rp.200.000.000 dan PPN sebesar Rp.20.000.000. Maka pajak yang harus dipotong oleh Bendahara Desa atas paket pekerjaan fisik tersebut adalah: Nilai kontrak : Rp.200.000.000 PPN : Rp. 20.000.000 + Total tagihan dari rekanan (CV. Andalan) : Rp.220.000.000 PPh Pasal 4 ayat 2 yang dipotong: 2% x 200.000.000 = 4.000.000 Total PPh dan PPN = Rp 20.000.000 + Rp 4.000.000 = Rp 24.000.000 Dibayar kepada rekanan CV. Andalan = (220 juta 24 juta) = Rp 196.000.000 27

PERHATIAN!!! Untuk memudahkan pengadministrasian baik itu penyetoran dan pelaporan pajak, dianjurkan kepada bendaharawan untuk bekerja sama/berbelanja HANYA dengan rekanan yang telah memiliki NPWP DAN telah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP). Mintalah Faktur Pajak dari rekanan yang telah dikukuhkan sebagai PKP, setiap melakukan transaksi pembelian barang. Faktur Pajak dibuat/diterbitkan oleh rekanan bukan oleh bendaharawan. Setiap rekanan yang telah memiliki NPWP BELUM TENTU berhak menerbitkan Faktur Pajak. PASTIKAN rekanan tersebut telah dikukuhkan sebagai PKP.

Batas Waktu Setor Pajak Jenis Pajak Batas Waktu Pembayaran Batas Waktu Pelaporan PPh Pasal 21 Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikut PPh Pasal 22 Pada hari yang sama saat Tgl. 14 bulan berikut penyerahan barang PPh Pasal 23 Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikut PPh Pasal 4 ayat (2) Tgl. 10 bulan berikutnya Tgl. 20 bulan berikut Pajak Pertambahan Nilai Tgl 7 bulan berikutnya Tgl. 14 bulan berikut 29

Cara Penulisan/ Pengisian di SSP Jenis Pajak PPh Pasal 21 Identitas NPWP dan Nama Wajib Pajak Bendahara Kode 411121-100 411121 402 Yang Menandatangani Bendahara PPh Pasal 22 Rekanan 411122 900 Bendahara PPh Pasal 23 Bendahara 411124-100 411124 104 411128 402 Bendahara PPh Pasal 4 ayat (2) Bendahara 411128-403 Bendahara 411128 409 Pajak Pertambahan Nilai Rekanan 411211-900 Bendahara 30

BEA METERAI Ketentuan Penggunaan Meterai Tempel : Surat yang memuat Jumlah Uang *) Meterai yang digunakan Rp 250.000 s.d. Rp 1.000.000 Meterai Rp 3.000 Diatas Rp 1.000.000 Meterai Rp 6.000 Dokumen Perjanjian/ Kontrak Meterai Rp 6.000 *) yang menyebutkan penerimaan uang

Kontak Kantor Pelayanan Pajak PratamaTimika Jl. Cendrawasih 2A, Kel. Kwamki Kota Timika 32

Terima Kasih 33