hidup teratur dan dengan penggunaan obat baik obat sintetik maupun obat tradisional yang telah digunakan sejak dahulu (Ganong, 2003; Yayasan

dokumen-dokumen yang mirip
baik berkhasiat sebagai pengobatan maupun pemeliharaan kecantikan. Keuntungan dari penggunaan tanaman obat tradisional ini adalah murah dan mudah

amphetamin, fenfluramin, deksfenfluramine, dan sibutramin, menghambat penyerapan lemak seperti orlistat, meningkatkan pengeluaran energi yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa yang lalu, obesitas (kegemukan) diartikan dengan sehat, makmur,

badan berlebih (overweight dan obesitas) beserta komplikasinya. Selain itu, pengetahuan tentang pola makan juga harus mendapatkan perhatian yang

Pengetahuan tentang overweight dan obesitas, baik yang menyangkut penyebab, maupun akibatnya perlu diketahui orang banyak khususnya bagi remaja, guna

statistik menunjukkan bahwa 58% penyakit diabetes dan 21% penyakit jantung yang kronik terjadi pada individu dengan BMI di atas 21 (World Heart

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hampir setiap orang yang tinggal di negara maju maupun negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. mellitus meluas pada suatu kumpulan aspek gejala yang timbul pada seseorang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengidap penyakit ini, baik kaya, miskin, muda, ataupun tua (Hembing, 2004).

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

hayati ini dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan di kalangan masyarakat. Pengobatan dan pendayagunaan obat tradisional merupakan salah satu

Negara Indonesia yang kaya akan berbagai macam jenis tanaman, oleh karena itu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. macam pengobatan berdasarkan pengalaman empirik secara turun temurun. Seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. banyak peternakan yang mengembangkan budidaya puyuh dalam pemenuhan produksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak memberikan rendemen sebesar 27,13% (Tabel 3).

BAB I PENDAHULUAN. lahir dan batin. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia,

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

penyempitan pembuluh darah, rematik, hipertensi, jantung koroner, dan batu ginjal (Henry, 2001; Martindale, 2005). Asam urat dihasilkan dari pecahnya

ditandai oleh poliuria, polidipsia, penurunan berat badan walaupun terjadi polifagia (peningkatan nafsu makan), hiperglikemia, glikosuria, ketosis,

Penyakit diabetes mellitus digolongkan menjadi dua yaitu diabetes tipe I dan diabetes tipe II, yang mana pada dasarnya diabetes tipe I disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini di Indonesia, pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. saluran pembuluh darah. Akibatnya, aliran darah terganggu dan jika

BAB I PENDAHULUAN. menyukai makanan siap saji yang memiliki kandungan gizi yang tidak seimbang.

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kecenderungan pola makan yang serba praktis dan instant seperti makanan cepat

dapat dimanfaatkan untuk mengatasi gangguan kurangnya nafsu makan adalah Curcuma xanthorrhiza atau lebih dikenal dengan nama temulawak (Afifah et

putih, pare, kacang panjang serta belimbing wuluh (Ruslianti, 2008). Dalam penelitian ini akan digunakan tanaman alpukat (Persea americana Mill.

EFEK PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE TERHADAP KADAR ASAM URAT DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dampak. Dampak negatif yang terjadi ialah perubahan gaya hidup, yaitu

Kotamadya Surabaya, di Jawa Timur, dan di seluruh Indonesia diperhitungkan sebesar Rp. 1,5 milyar per hari.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. timbul dapat berupa peningkatan dari kadar kolesterol total, kadar low density

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Obesitas atau kegemukan merupakan keadaan lemak berlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan keragaman hayati.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRUKTUR HISTOLOGI PANKREAS TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus L) YANG DIINDUKSI GLUKOSA SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE PER-ORAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan dalam fisiologi sangat penting bagi semua mekanisme

1 Universitas Kristen Maranatha

I. PENDAHULUAN. makanan cepat saji atau biasa disebut junk food yang lebih banyak mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, dan jantung

Indonesia merupakan negara berkembang yang kaya akan tumbuhtumbuhan. Banyak sekali tanaman yang berkhasiat sebagai bahan obat telah digunakan secara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Daun Yakon Studi Efek Antidiabetes

diteliti untuk melihat kandungan kimia dan khasiat dari tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan sebagai antidiabetes diantaranya daun tapak dara

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol, dan disertai proliferasi miosit. Hal tersebut dapat menimbulkan

Tanaman yang lazim digunakan sebagai obat tradisional dalam pengobatan asam urat adalah sambiloto, kumis kucing, sembung, dan brotowali.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu penyebab utama kematian. Ada sekitar sepertiga penduduk dunia telah

BAB 5 SIMPULAN 5.1. Simpulan 5.2. Alur Penelitian Selanjutnya

hepatotoksisitas bila digunakan secara terus menerus dalam jangka waktu yang lama atau tidak sesuai aturan, misalnya asetosal dan paracetamol

FREDYANA SETYA ATMAJA J.

ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hipertensi adalah penyakit kardiovaskuler degeneratif kronis. Hipertensi

I. PENDAHULUAN. banyak penyakit yang muncul. Salah satu penyakit yang muncul akibat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berbagai macam penyakit degeneratif semakin berkembang pesat dikalangan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sebagai upaya penyembuhan jauh sebelum obat-obatan modern yang

BAB 1 PENDAHULUAN. darah disebabkan tubuh tidak dapat melepaskan atau menggunakan insulin secara

BAB I PENDAHULUAN. menular yang akan meningkat jumlahnya dimasa datang. Diabetes sudah merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PEMBERIAN KOMBUCHA TEA PER-ORAL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L.) TUA SKRIPSI

KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus L) JANTAN YANG TERBEBANI KOLESTEROL SETELAH PEMBERIAN KOMBUCHA COFFEE

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya terjadi peningkatan penyakit metabolik. Penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. Tanaman Jati Belanda (Guazuma ulmifolia) merupakan tanaman berupa pohon

CATATAN PERKEMBANGAN. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. Hari/tanggal Pukul Tindakan Keperawatan Evaluasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manusia lanjut usia adalah seorang yang karena usianya mengalami perubahan

BAB I PENDAHULUAN. dengan Per Mortality Rate (PMR) 13 %. Di negara-negara maju seperti

penglihatan (Sutedjo, 2010). Penyakit ini juga dapat memberikan komplikasi yang mematikan, seperti serangan jantung, stroke, kegagalan ginjal,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN Obesitas atau kegemukan pada dasarnya merupakan penimbunan lemak yang berlebihan dalam tubuh, yang timbul akibat pemasukan kalori yang lebih banyak dari yang dibutuhkan oleh tubuh. Kelebihan kalori ini disebabkan oleh gangguan psikis, metabolik dan gangguan pada pusat syaraf yang berhubungan dengan pengaturan pemasukan makanan ataupun kehidupan yang kurang aktivitas (kurang gerak). Seseorang mengalami kelebihan berat badan jika berat badannya 10-20% di atas berat badan ideal (Guyton, 1992; Rang, 2003). Bagi sebagian orang masalah ini sangat mengganggu, baik dalam hal penampilan maupun kesehatan (Rahardjo et al. 2005) karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, hipertensi, diabetes melitus, jantung koroner, perlemakan hati, keluhan sendi, kanker, hiperkolesterolemia, hipertrigliseridemia, dan batu empedu karena fungsi organ organ penting terhambat akibat terdapat penumpukan lemak yang berlebihan (Wirakusumah, 2001; Misnadiarly, 2007). Dengan melihat banyaknya risiko penyakit yang dapat ditimbulkan banyak yang berusaha untuk mengurangi atau mencari cara mengurangi berat badannya agar terlihat proporsional. Bentuk tubuh yang indah dan proporsional merupakan dambaan setiap orang, akan tetapi untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal itu bukanlah hal yang mudah karena banyak faktor yang dapat mempengaruhinya, misalnya faktor bawaan, konsumsi makanan, maupun faktor metabolisme (Anonim, 1993; Rang, 2003). Pencegahan dan penurunan kelebihan berat badan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan pembatasan kalori yang dimakan (diet) atau mengatur pola makan, banyak berolah raga,

2 hidup teratur dan dengan penggunaan obat baik obat sintetik maupun obat tradisional yang telah digunakan sejak dahulu (Ganong, 2003; Yayasan Pengobatan Bahan Alam Phyto Medika, 1993). Obat sintetik yang sering digunakan sebagai anti obesitas diantaranya obat golongan anoreksan seperti amphetamin, fenfluramin, deksfenfluramin, orlistat, rimonabant, hoodia, hidroksisitrat, efedrin, kafein dan tiroksin. Obat-obat sintetik ini memiliki mekanisme kerja yang berbeda-beda baik dalam menekan nafsu makan, menghambat penyerapan lemak, dan meningkatkan pengeluaran energi (Guyton, 1997; Ganong, 2003; Tan dan Raharja, 2007). Selain menggunakan obat sintetik obat tradisional juga banyak digunakan. Dewasa ini penggunaan obat tradisional di Indonesia makin meningkat dari tahun ke tahun, akan tetapi sebagian besar obat tradisional yang beredar masih diragukan khasiatnya karena belum disertai adanya dukungan penelitian ilmiah, sehingga banyak usaha yang dilakukan untuk mengembangkan obat tradisional guna memenuhi persyaratan data ilmiah tentang khasiat obat tradisional. Tanaman-tanaman yang dapat digunakan untuk membantu mengatasi kegemukan antara lain kulit kayu pulosari, daun jati belanda, rimpang bangle, daun asam jawa, rimpang kunci pepet, temu ireng, dan kemuning (Digest, 2006). Daun jati belanda yang mengandung tanin misalnya dapat mengurangi penyerapan makanan dengan cara melapisi mukosa usus yang ada dalam permukaan usus sehingga tidak terjadi penyerapan makanan (Hendri, 2006). Tanaman lain yang sering digunakan adalah buah kayu putih (Melaleuca leucadendron L.). Berdasarkan pengalaman empiris, buah kayu putih dapat membantu mengatasi kegemukan, karena buah kayu putih mengandung zat samak (tanin) yang bersifat sebagai astringen. Zat ini diketahui dapat menghambat aktivitas lipase (Iswantini et al. 2004). Lemak yang terdapat di dalam tubuh dihidrolisis pada jaringan pankreas.

3 Apabila aktivitas lipase pankreas meningkat, maka akan meningkatkan penyerapan monogliserida dan asam lemak yang berpengaruh pada obesitas (Joshita et al. 2000). Hal inilah yang akan menimbulkan penimbunan lemak dalam tubuh. Oleh karena itu, aktivitas lipase pankreas harus dihambat supaya penimbunan lemak tidak terjadi. Penelitian lain mengenai aktivitas tanaman kayu putih terhadap obesitas adalah penurunan nafsu makan dan berat badan tikus jantan dari ekstrak etanol buah kayu putih (Naur, 2010). Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa ekstrak etanol buah kayu putih memiliki efek penurunan nafsu makan dan berat badan terhadap tikus jantan pada dosis 0,5; 1,0 dan 1,5 g/kgbb secara oral. Selain itu uji kromatografi lapis tipis (KLT) menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah kayu putih mengandung senyawa tanin yang dapat melapisi mukosa usus sehingga penyerapan makanan terhambat (Naur, 2010). Penelitian-penelitian di atas menjadi latar belakang pemikiran dalam melakukan penelitian lebih lanjut mengenai aktivitas buah kayu putih terhadap penurunan nafsu makan dan berat badan tikus dengan menggunakan fraksi air dari ekstrak etanol. Hal ini dikarenakan tanin larut dalam pelarut organik polar dan tidak larut dalam pelarut organik non polar seperti benzene atau klorofom (Robinson, 1995). Air merupakan pelarut polar sehingga mampu melarutkan tanin yang memiliki sifat sebagai zat samak dan menghambat aktivitas lipase pankreas sehingga dapat menurunkan nafsu makan dan berat badan tikus jantan. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh data ilmiah mengenai efek penurunan nafsu makan dan berat badan fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bermanfaat sebagai obat tradisional pencegah kegemukan dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat.

4 Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang timbul pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Apakah pemberian fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih secara oral dapat memberikan efek penurunan nafsu makan dan berat badan tikus putih? 2. Apakah terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih dengan efek penurunan nafsu makan dan berat badan pada tikus putih? Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pemberian fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih mempunyai efek penurunan nafsu makan dan berat badan pada tikus putih, dan untuk membuktikan bahwa terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih dengan efek penurunan nafsu makan dan berat badan tikus putih. Hipotesis penelitian ini adalah pemberian fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih mempunyai efek penurunan nafsu makan dan berat badan pada tikus putih dan terdapat hubungan antara peningkatan dosis pemberian fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih dengan efek penurunan nafsu makan dan berat badan tikus putih. Dari penelitian ini diharapkan diperoleh data ilmiah mengenai efek penurunan nafsu makan dan berat badan fraksi air ekstrak etanol buah kayu putih dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan dan bermanfaat sebagai obat tradisional pencegah kegemukan dalam usaha peningkatan kesehatan masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan menuju ke arah obat herbal terstandar dan fitofarmaka agar dapat digunakan secara maksimal dan seefisien mungkin untuk meningkatkan

kesehatan sehingga turut mendukung program pemerintah di bidang obat tradisional. 5