HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Biologi dan Ilmu Kesehatan Anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai berusia 18 (delapan belas) tahun. 1. sering ditunjukkan ialah inatensi, hiperaktif, dan impulsif. 2 Analisis meta-regresi

HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN TINGKAT AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TPA/PAUD dan TK di wilayah kota Semarang pada

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

ABSTRAK HUBUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIFITAS (GPPH) TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI KLINIK TUMBUH KEMBANG RSUP SANGLAH DENPASAR

HUBUNGAN ASUPAN SUGAR-SWEETENED BEVERAGES DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK USIA PRASEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) atau Attention

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

PREVALENSI GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA USIA TAHUN Studi Pada Siswa SMP N 5 Semarang LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN. status gizi antropometri. Pengumpulan data dilakukan di TK-PAUD Alhidayah dan Pos PAUD

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

Pedologi. Attention Deficit and Hyperactivity Disorder (ADHD) Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SUBJEK, ASUPAN ZAT GIZI, DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEKUATAN OTOT ANAK USIA SEKOLAH DI KABUPATEN PURWAKARTA

DAFTAR PUSTAKA. 1. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun Jakarta : Kementerian Kesehatan RI; 2015.

ABSTRAK PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA DEWASA MUDA OBESITAS DI STIKES INDONESIA PADANG

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP PENINGKATAN RISIKO OBESITAS

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PENGELOLAAN AWAL INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Tidur merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk anak-anak dan remaja

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

ABSTRAK PENGARUH KONSUMSI DHA TERHADAP KECENDERUNGAN GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS PADA ANAK USIA 3 6 TAHUN

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas

KONSUMSI PANGAN, PENGETAHUAN GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI KOTA SUNGAI PENUH KABUPATEN KERINCI PROPINSI JAMBI

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI BATITA UMUR 1-3 TAHUN DI DESA MOPUSI KECAMATAN BOLAANG MONGONDOW INDUK SULAWESI UTARA 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN KEIKUTSERTAAN ORGANISASI DENGAN REGULASI DIRI PADA REMAJA : STUDI KASUS DI SMA N 2 NGAWI

HUBUNGAN ASUPAN VITAMIN D, GAYA HIDUP DAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR 25(OH)D SERUM PADA PEREMPUAN USIA TAHUN

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan suatu kondisi dimana terjadi penumpukan lemak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN ANTARA SISWA KELAS VIII SMP NAWA KARTIKA ISLAMIC BOARDING SCHOOL DENGAN SMP NEGERI 1 WONOGIRI SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang ilmu kesehatan anak. Penelitian ini dilakukan di SMP N 5 Semarang.

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL ASMA dengan KUALITAS HIDUP ANGGOTA KLUB ASMA di BALAI KESEHATAN PARU MASYARAKAT SEMARANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) atau Gangguan

PREVALENSI GANGGUAN TIDUR PADA REMAJA USIA TAHUN : Studi pada Siswa SMP N 5 Semarang

BAB IV METODE PENELITIAN

HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN STATUS MENTAL EMOSIONAL PADA ANAK BERUMUR TAHUN KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: AMELIA ERVINA NIM:

ABSTRAK PENGARUH POLA ASUH IBU TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

HUBUNGAN RIWAYAT ATOPIK ORANG TUA DAN KEJADIAN ASMA PADA ANAK USIA TAHUN DI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERTUMBUHAN PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI KOTA SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami gangguan pertumbuhan. Hal ini dikarenakan pada usia ini anak yang

HUBUNGAN ANTARA DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN PERILAKU HIPERAKTIF ANAK AUTIS

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN WHR (WAIST HIP RATIO)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Gangguan pemusatan perhatian/hiperaktivitas (GPP/H) atau attention

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

ABSTRAK PENGARUH DAN HUBUNGAN ANTARA BMI (BODY MASS INDEX) DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DAN KADAR GLUKOSA DARAH 2 JAM POST PRANDIAL

PERBANDINGAN TINGGI BADAN DAN RENTANG TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional, yaitu pengukuran variabel-variabelnya

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DALAM PEMENUHAN GIZI ANAK DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA TODDLER ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

BAB 1 PENDAHULUAN. hubungannya dengan fungsi kognitif, pembelajaran, dan atensi (Liu et al.,

ABSTRAK. PENGARUH DAN HUBUNGAN BMI (Body Mass Index) DENGAN TLK (TEBAL LIPATAN KULIT) TRICEPS DAN SUBSCAPULA

ENERGI DARI SUSU BERDASARKAN STATUS KEGEMUKAN PADA BALITA USIA BULAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PADA REMAJA USIA TAHUN DI SEMARANG: STUDI PADA SISWA SMP N 5 SEMARANG

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS 1 PSIKIATRI DEPARTEMEN/SMF ILMU KEDOKTERAN JIWA FK UNAIR - RSU dr.soetomo SURABAYA 2015

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB IV METODA PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. RSUP Dr. Kariadi Semarang

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SD ADVENT DI KOTA MEDAN TAHUN Oleh : SUNTHARA VIGNES MOOGAN

BAB 4 METODE PENELITIAN

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) DENGAN FREKUENSI SERANGAN ASMA PADA PASIEN ASMA WANITA YANG MENGGUNAKAN KONTRASEPSI HORMONAL DAN TIDAK SKRIPSI

HUBUNGAN PERSENTASE BODY FAT

PENGARUH MENGUNYAH PERMEN KARET TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI UJIAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Kata kunci : Body Mass Index (BMI), Lingkar Lengan Atas (LLA)

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 1. Ilmu kesehatan anak, khususnya bidang nutrisi dan penyakit metabolik.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN ASUPAN ENERGI SISWA SEKOLAH SEPAK BOLA (SSB) SEJATI PRATAMA MEDAN TAHUN Oleh : PUTRI FORTUNA MARBUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian ini mencakup bidang Ilmu Patologi

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS TADULAKO TAHUN MASUK 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan bagian dari sindroma metabolik. Kondisi ini dapat menjadi faktor

Hubungan Tingkat Pendidikan dan Ekonomi Orang Tua dengan Status Gizi Balita di Puskesmas Kraton, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

ABSTRAK. Kata kunci : Balita, Status gizi, Energi, Protein PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Attention deficit/hyperactivity disorder (ADHD) atau gangguan pemusatan

HUBUNGAN ANTARA GANGGUAN TIDUR DENGAN PERKEMBANGAN PADA ANAK LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Transkripsi:

HUBUNGAN GANGGUAN TIDUR DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK GANGGUAN PEMUSATAN PERHATIAN DAN HIPERAKTIVITAS (GPPH) Melysa Br. Sitepu 1, Tun Paksi Sareharto 2 1 Mahasiswa Program Pendidikan S-1 Kedokteran Umum, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2 Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro JL. Prof. H. Soedarto, SH, Tembalang-Semarang 50275, Telp.02476928010 ABSTRAK Latar Belakang : Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan perkembangan pada anak yang umum terjadi. Salah satu masalah yang dialami oleh anak dengan GPPH adalah gangguan tidur. Karbohidrat dan protein yang dihubungkan dengan kondisi status gizi diduga berhubungan dengan gangguan tidur. Tujuan : Mengetahui hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak dengan GPPH. Metode : Penelitian observasional analitik dengan desain cross sectional. Subyek penelitian adalah anak dengan GPPH usia 4-15 tahun di Kota Semarang. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC), perhitungan indeks masa tubuh (IMT) dengan mengukur berat dan tinggi badan menggunakan timbangan berat badan serta stadiometer. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil : Jumlah sampel penelitian 17 responden anak GPPH terdiri dari 15 laki-laki dan 2 perempuan yang mengalami gangguan tidur. Jenis gangguan tidur terbanyak adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Sebanyak 11 responden (64,7%) memiliki status gizi yang normal. Setelah dilakukan uji korelasi Spearman didapatkan nilai korelasi (r=0,193) yang sangat lemah. Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak dengan GPPH (r=0,193). Kata Kunci : gangguan tidur, status gizi, indeks massa tubuh (IMT), GPPH ABSTRACT CORRELATION BETWEEN SLEEP DISTURBANCE AND NUTRITIONAL STATUS IN CHILDREN WITH ATTENTION DEFICIT/ HIPERACTIVITY (ADHD) Background : Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) is a most common disorder in child development. One of the problems experienced by children with ADHD is a sleep disturbance. Intake of carbohydrates and proteins associated with a condition of nutritional status, suspect associated with sleep disorders. Aim : The purpose of this study is to examine the correlation between sleep disturbance and nutritional status in ADHD children. Methods : The study design was cross sectional. Subjects were ADHD children between 4-15 years old in Semarang. Data were collecting using Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC) questionnaires, scales and stadiometer for measuring weight and height. Subject was chosen by purposive sampling. The statistical test was using the Spearman correlation test. 1251

Result : There were 17 respondents of ADHD children consisted of 22 boys and 5 girls who had sleep disturbance. Most types of sleep disturbances is disorders of initiating and maintaining sleep. There were 11 (64,7%) respondents who had normal nutritional status. However the results of Spearman test showed no significant correlation (r=0,193) between sleep disturbance and nutritional status in ADHD children. Conclusion : There are no correlations between sleep disturbance and nutritional status in ADHD children (r=0,193). Keyword : sleep disturbance, nutritional status, body mass index (BMI), ADHD PENDAHULUAN Attention-deficit/ hiperactivity disorder (ADHD) atau Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) merupakan gangguan kesehatan mental yang paling sering terjadi pada anak-anak dengan gejala umum ialah inatensi (kesulitan memberikan perhatian), hiperaktif (aktivitas berlebihan) dan impulsif (kurang dapat mengontrol perilaku). Analisis meta-regresi yang pernah dilakukan menyebutkan bahwa prevalensi anak GPPH di dunia berkisar antara 5,29% 1 dan 7,1%. 2 Sementara di Indonesia studi pendahuluan pernah dilakukan di Sekolah Dasar Luar Biasa Alfa Kumara Wardana II Surabaya didapatkan jumlah siswa dengan gangguan hiperaktif mencapai 32,3%. 3 Etiologi GPPH pada anak belum diketahui secara pasti, namun beberapa faktor diperkirakan menjadi penyebabnya adalah faktor genetik, kerusakan otak, faktor neurokimia dan faktor psikososial. Diagnosis GPPH biasanya ditegakkan dengan menggunakan kriteria diagnosis yang terdapat di dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders IV (DSM IV) yaitu gejala berupa inatensi, hiperaktif dan impulsivitas yang menetap selama sekurang-kurangnya 6 bulan, gejala telah ada sebelum usia 7 tahun, tampak pada dua atau lebih tempat, adanya kegagalan yang bermakna secara klins pada fungsi sosial, akademik dan okupasional serta gejala tersebut tidak disebabkan oleh gangguan perkembangan pervasif, gangguan skizofrenia atau gangguan psikotik dan tidak diakibatkan oleh adanya gangguan mental lain. 4 GPPH sering memiliki kormobiditas dengan gangguan sikap menentang (54-84%), gangguan belajar (33-60%), gangguan tidur (25-50%), penyalahgunaan zat (40%), gangguan cemas (30-40%), gangguan tic (34%), gangguan mood (20-30%), serta gangguan tingkah laku (10-20%). 5 Gangguan tidur merupakan suatu kumpulan kondisi yang dicirikan dengan adanya gangguan dalam jumlah, kualitas, ataupun jadwal tidur pada seorang individu. 6 Kualitas dan 1252

kuantitas tidur yang kurang pada anak dapat mengakibatkan rasa kantuk yang berlebihan di siang hari dan penurunan tingkat atensi pada siang hari yang pada akhirnya dapat menyebabkan gangguan dalam kehidupan sosial, sekolah, dan proses pembelajaran. 7 Salah satu metode untuk skrining gangguan tidur adalah dengan SDSC (Sleep Disturbance Scale for Children) yaitu berupa suatu kuesioner yang ditanyakan kepada ibu yang memiliki anak yang diduga mengalami gangguan tidur. Kuesioner SDSC terdiri dari 26 pertanyaan, dinilai dalam 5 poin skala intensitas atau frekuensi. 8 Total skor gangguan tidur didapatkan dengan menjumlahkan seluruh skor dari keduapuluhenam pertanyaan. Berdasarkan hasil analisis Receiver Operative Characteristic (analisis ROC), kuesioner SDSC merupakan instrumenn diagnosis yang baik dengan cut-off point, yang memiliki kepercayaan diagnosis terbaik, yaitu 39. Cut-off point 39 menjadikan kuesioner SDSC memiliki sensitivitas 89% dan spesifitas 74%. Total skor di atas 39 diklasifikasikan sebagai gangguan tidur, sedangkan skor di bawah atau sama dengan 39 diklasifikasikan sebagai tidak ada gangguan tidur. 9 Salah satu faktor yang dikaitkan dengan tidur adalah faktor nutrisi. Gangguan tidur dapat menyebabkan gangguan nutrisi karena berhubungan dengan fungsi endokrin, traktur gastrointestinal, dan fungsi sirkadian. Beberapa nutrisi yang dikaitkan mempengaruhi tidur adalah makronutrien berupa karbohidrat danprotein. Asupan karbohidrat dan protein dihubungkan dengan kondisi satus gizi yang kemudian juga banyak diduga berhubungan dengan gangguan tidur. 10 Pada dasarnya, penilaian status gizi merupakan metode untuk mengetahui populasi atau individu dengan status gizi buruk atau berisiko. Antropometri adalah salah satu cara penilaian status gizi dengan pengukuran dimensi tubuh manusia dalam hal ini dimensi tulang, otot dan jaringan lemak. Di dalam klinik antropometri selain digunakan untuk menentukan status nutrisi anak, dapat pula digunakan untuk memantau tumbuh kembang seorang anak. Pengukuran antropometri minimal pada anak umumnya meliputi pengukuran berat badan, panjang atau tinggi badan, lingkar kepala (dari lahir sampai umur 3 tahun). 11 1253

METODE Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crosssectional. Kriteria eksklusi yaitu responden yang memiliki kecacatan fisik, sedang mengalami sakit atau rawat inap, mengalami gangguan jalan napas yang menjalani pengobatan serta menjalani terapi suplemen gizi. Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Besar sampel dihiting dengan rumus besar subyek untuk proporsi tunggal. Besarnya proporsi sebelumnya adalah 70% (P=0,7) maka Q= 1-P= 1-0,7= 0,3. Besarnya ketepatan relatif yang ditetapkan oleh peneliti ialah sebesar 20% (d=0,2) dan besarnya Zα= 1,64 untuk α= 0,1. Berdasarkan perhitungan dibutuhkan minimal 15 anak GPPH yang mengalami tidur sebagai subjek penelitian. Untuk mengantisipasi drop out peneliti menambahkan 10% dari jumlah sampel yang seharusnya yaitu sebanyak 2 anak, sehingga total 17 anak dijadikan sebagai subjek penelitian. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah status gizi dengan skala ordinal sedangkan variabel terikat adalah gangguan tidur pada anak GPPH dengan skala nominal. Alat atau materi penelitian yang digunakan adalah kuesioner SDSC untuk mengetahui masalah gangguan tidur, timbangan untuk mengukur berat badan dan alat ukur tinggi badan untuk mengetahui tinggi badan..kekuatan korelasi diukur dengan uji Spearman karena variabel dalam bentuk kategorik (nominal dan ordinal) dan dinyatakan dalam r (rho). HASIL Pengumpulan data dilakukan mulai tanggal 14 April 24 Mei 2016 di Kota Semarang. Sampel yang dipilih adalah anak GPPH berusia 4-15 tahun. Sebanyak 28 kuesioner dapat terkumpul setelah proses pengambilan data beberapa kali. Karakteristik subjek penelitian berupa usia, jenis kelamin, berat bada, tinggi badan, BMI, status gizi dan ada atau tidaknya gangguan tidur dibahas secara deskriptif. 1254

Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian No Karakteristik Subjek Rerata ±Sd Median N% 1 Usia (bulan) 82,706 ± 33,1338 78 2 Berat Badan (kg) 22,8412 ± 8,30083 20 3 Tinggi Badan (cm) 114,3235 ± 14,75417 113 4 Indeks Masa Tubuh (kg/m 2 ) 16,9447 ± 2,43738 16,3 5 Jenis Kelamin: a. Laki-laki b. Perempuan 15 (88,2%) 2 (11,8%) Tabel 2. Distribusi Subjek Berdasarkan Klasifikasi Gangguan Tidur Sesuai Kuesioner Sleep Disturbance Scale for Children (SDSC). Jenis Gangguan Tidur Jumlah (n)* Gangguan memulai dan mempertahankan tidur 8 Gangguan pernapasan saat tidur 0 Gangguan kesadaran saat tidur 2 Gangguan transisi tidur-bangun 2 Gangguan somnolen berlebihan 1 Hiperhidrosis saat tidur 3 *1 subjek penelitian dapat mengalami lebih dari 1 jenis gangguan tidur Berdasarkan kuesioner SDSC, gangguan tidur dapat diidentifikasi jenis gangguan tidurnya. Sebanyak 12 dari 17 anak dapat diklasifikasikan jenis gangguan tidur yang dialaminya sedangkan 5 anak lainnya belum dapat diklasifikasikan jenis gangguan tidurnya. Dari 12 subjek setelah diidentifikasi didapatkan 16 jenis gangguan tidur karena setiap subjek penelitian dapat mengalami lebih dari satu jenis gangguan tidur. Tabel 2 menunjukkan jenis gangguan tidur yang paling banyak ditemukan adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur yaitu sejumlah 8 subjek. Karakteristik tentang sebaran status gizi subyek penelitian disajikan dalam gambar berikut ini: 1255

Gambar 1. Distribusi Status Gizi Status gizi berdasarkan WHO 2010 dikempokkan menjadi 5 status yaitu sangat kurus, kurus, normal, gemuk dan obesitas. Kategori status gizi yang paling banyak pada anak GPPH yaitu status gizi yang normal sebanyak 11 (64,7%) anak. Terdapat 5 (29,4%) anak memiliki status gizi yang gemuk dan 1 (5,9%) anak yang memiliki status gizi kurus. Pada penelitian ini tidak didapatkan subjek dengan kategori status gizi sangat kurus dan obesitas. Distribusi status gizi anak hiperaktif yang mengalami gangguan tidur berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam grafik berikut: Gambar 2. Grafik status gizi berdasarkan jenis kelamin 1256

Anak GPPH yang mengalami gangguan tidur dengan status gizi yang normal terdiri dari 9 (52,9%) anak laki-laki dan semua anak perempuan yang berjumlah 2 (11,8%) orang. Sebanyak 5 (29,4%) anak laki-laki memiliki status gizi yang gemuk dan 1 (5,9%) orang dengan status gizi kurus. Tidak didapatkan anak GPPH baik laki-laki maupun perempuan yang mengalami gangguan tidur dengan status gizi obesitas dan juga sangat kurus. Hubungan gangguan tidur dengan status gizi pada anak GPPH disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3. Hubungan Gangguan Tidur dengan Status Gizi pada Anak Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas (GPPH) Correlations Status gizi Gangguan tidur Spearman's rho Status gizi Gangguan tidur Correlation 1,000,193 Coefficient Sig. (2-tailed).,458 N 17 17 Correlation,193 1,000 Coefficient Sig. (2-tailed),458. N 17 17 Hasil uji analisis menunjukkan nilai korelasi r= 0,193 (r< 1) dan nilai sigma 2-tailed yaitu 0,458 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak terdapat hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak GPPH. PEMBAHASAN Tidur bukan merupakan deaktivasi sistem saraf pusat, namun yang terjadi adalah peningkatan susunan saraf pusat di bagian tertentu untuk memberikan efek fisiologis pada tubuh manusia, seperti aktivasi hormon pertumbuhan. Kualitas dan kuantitas tidur yang kurang pada anak dapat mengakibatkan terjadinya rasa kantuk berlebih dan penurunan tingkat attensi di siang hari. 12 1257

Gangguan tidur diidentifikasi menggunakan Sleep Disturbances Scale for Children (SDSC) yang terdiri dari 26 pertanyaan dan dikategorikan menjadi dua berdasarkan jumlah skor yang didapat, yaitu disebut gangguan tidur apabila skor lebih dari 39 dan tidak ada gangguan tidur apabila skor 39. 9 Dari total sampel 28 anak pada penelitian ini didapatkan 17 anak (60,72%) mengalami gangguan tidur dan 11 anak (39,28%) tidak mengalami gangguan tidur. Hasil ini lebih sedikit dibanding hasil penelitian menurut Sleep Health Foundation yaitu sebanyak 70% 2 namun lebih banyak dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Blunden dkk yaitu sebanyak 30% 8. Pada penelitian ini didapatkan gangguan memulai dan mempertahankan tidur sebagai jenis dari gangguan tidur terbanyak yang dialami responden. Salah satu metode untuk mengetahui status pertumbuhan pada anak adalah dengan metode antropometri untuk mendapatkan Z-score pada variabel berat badan terhadap umur, tinggi badan terhadap umur, dan indeks masa tubuh (IMT) terhadap umur. Pada penelitian ini didapatkan bahwa 16 (64,7%) anak GPPH memiliki status gizi yang normal. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rivo dkk (2015) terhadap anak GPPH bahwa mayoritas subyek penelitian memiliki Indek Masa Tubuh (IMT) yang normal (73,3%). 13 Pada penelitian ini uji statistik korelasi yang digunakan adalah Spearman. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan (r= 0,193) antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak GPPH. Sebanyak 11 (64,7%) anak GPPH yang mengalami gangguan tidur memiliki status gizi yang normal. Hasil yang didapatkan berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Blunden dkk bahwa ditemukan adanya hubungan antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak GPPH. Pada penelitian Blunden dkk orangtua yang memiliki anak GPPH melaporkan gangguan tidur yang berlebih menunjukkan asupan karbohidrat, lemak dan terutama gula yang berlebih pula, meskipun begitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hal tersebut. 8 Menurut Supariasa (2002) penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. 14 Penelitian yang dilakukan oleh Blunden dkk adalah secara tidak langsung dengan metode biokimiawi yaitu menggunakan darah sampel untuk melihat jumlah kadar karbohidrat, protein dan gula sedangkan peneliti menentukan status gizi secara tidak langsung dengan metode antropometri. Sehingga hasil penelitian oleh Blunden dkk lebih sensitif dan spesifik dalam penilaian status gizi. 1258

Hal lain yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil sehingga tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya adalah seperti faktor pengisian kuesioner SDSC. Orangtua dalam mengisi kuesioner kurang memahami maksud dari pertanyaan dan arti istilah medis. Hal ini dikarenakan pendidikan yang dimiliki oleh setiap orangtua pun berbeda. Perbedaan pola hidup, lingkungan dan kebiasaan tidur tiap anak turut mempengaruhi penelitian ini. Pemberian obat ataupun suplemen untuk kesahatan tubuh oleh orangtua tidak dapat dihindarkan mungkin terjadi. Hal-hal ini yang mungkin mengakibatkan meskipun adanya gangguan tidur namun status gizi anak GPPH dalam keadaan normal. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Status gizi pada sebagian besar anak GPPH yang mengalami gangguan tidur adalah status gizi normal. Jenis gangguan tidur yang sering dialami oleh anak GPPH adalah gangguan memulai dan mempertahankan tidur. Tidak terdapat hubungan bermakna antara gangguan tidur dengan status gizi pada anak GPPH. Saran Penulis menyarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan gangguan tidur dan status gizi pada anak GPPH dengan memperhatikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi seperti food recall daily dan aktivitas yang dilakukan anak sehari-hari. Selain itu perlu dilakukan penyuluhan kepada orangtua yang memiliki anak usia dibawah lima tahun (balita) mengenai GPPH sehingga dapat dideteksi lebih dini dan dilakukan penanganan lebih lanjut. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terimakasih kepada dr. Tun Paksi Sareharto, M. Si. Med., Sp. A, dr. A. Zulfa J., M.Si. Med, Sp. And, Ph.D., dr. Alifiati Fitrikasari Sp. KJ (K) dan pihak-pihak lain yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung hingga penelitian dan penulisan jurnal ini dapat terselesaikan dengan baik. 1259

DAFTAR PUSTAKA 1. Willcutt EG. The Prevalence of DSM-IV attention-deficit/hyperactivity disorder: a metaanalytic review. Neurotherapeutics, 2012; 9: 490-9. 2. U.S. Department of Health and Human Services. Summary Health Statistics for U.S. Children: National Health Interview Survey 2012. 2013. 3. Nihayati HE, Kurnia ID, Nurhidayati S. Pengaruh Token Ekonomi : Yellow Smile terhadap Penurunan Perilaku Hiperaktif pada Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH)di SDLB Alpa Kumara Wardana II Surabaya (Skripsi). Surabaya: Universitas Airlangga; 2013. 4. Sadock BJ, SadockVA.Buku Ajar Psikiatri Klinis. Edisi 2. Jakarta : EGC; 2010: 597. 5. Taylor E, Sonuga-Barke EJ. Disorders of attention and activity. In: Rutter M, Bishop DV, Pine D, Scott S, Stevenson J, Taylor E, Thapar A, editors. Rutter s textbook of child psychiatry. 5th edn. Oxford, UK: Blackwell; 2008. 6. Free Health Encyclopedia. Sleep disorders. Available from: http://www.faqs.org/health/sick-v4/sleep-disorders.html. Cited at: January 15, 2016. 7. Mindell JA OJ. A Clinical guide to pediatric sleep: diagnosis an management of sleep problems. Developmental & Behavioral Pediatrics, 2004;25(2):132-3. 8. Blunden S, Lushington K, Lorenzen B, Ooi T, Fung F, Kennedy D. Are sleep problems under-recognised in general practice. Arch Dis Child, 2004; 89:708-12. Available from: http://adc.bmj.com/. Cited at January 4, 2016. 9. Dawson P. Sleep and sleep disorders in children and adolescents: information for parents and educators. Dalam: National Association of School Psychologists. Helping children at home and school II: handouts for families and educators. Bethesda: NASP, 2004; 301-10. 10. Cheng W, Sekartini R. Hubungan Status Gizi, Asupan Besi, dan Magnesium dengan Gangguan Tidur Anak Usia 5-7 Tahun di Kampung Melayu, Jakarta Timur Tahun 2012 (Skripsi). Jakarta: Universitas Indonesia; 2013. 11. Hendarto A, Sjarif DR. Antropometri anak dan remaja. Dalam: Sjarif DR, Lestari ED, Mexitalia M, Nasar SS, penyunting. Buku Ajar nutrisi pediatrik dan penyakit metabolik. Cetakan Pertama. Jakarta: Badan Penerbit IDAI; 2011:23-30. 12. Millman, Richard P. Excessive sleepiness in adolescents and young adults: causes, consequences, and treatment stragies. Pediatrics, 2005; 115: 1774-86. 13. Lintuuran RMW, Wiguna T, Amir N, Kusumawardhani A. Hubungan Antara Kadar Seng dalam Serum dengan Fungsi Eksekutif pada Anak dengan Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas. Sari Pediatri. Jakarta.2015;17 (4): 285-91. 14. Supariasa, IDN. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC; 2002. 1260