BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan ciri-ciri objek atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai tujuannya. Desain

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan data guna melihat taraf (tinggi rendahnya) antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif analitik. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Pasung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. jadwal penelitian sebagai berikut:

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Arikunto (2006:26) Metode

BAB III METODE PENELITIAN. rinci (Nana Syaodih, 2007:287). Penelitian ini menggunakan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Panggungharjo Kecamatan Sewon Bantul dengan pertimbangan bahwa di. dibanding dengan desa lain di Kecamatan Sewon.

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe explanatory

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. : Kecamatan Astanaanyar dan Bojongloa Kidul

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

III. METODE PENELITIAN. untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. obyek dan subyek penelitian. Rancangan penelitian secara survei untuk

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

BAB III METODE PENELITIAN. desain yang digunakan dalam penilitian ini adalah pendekatan cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang menggambarkan dan menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian ex-post facto. Sukardi (2008: 165)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendekatan kuantitatif. Metode Penelitian Kuantitatif, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Agroindustri FPTK UPI, dengan subjek penelitian Mahasiswa bidang peminatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tata cara tersebut dikenal sebagai metode penelitian. Metode

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian Lokasi Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. mencoba meneliti hubungan diantara variabel-variabel. Karena penelitian ini

METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kombinasi ( mixed

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/ Sampel Penelitian. Penentuan lokasi penelitian diperlukan sebagai wilayah untuk memperoleh

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. organisasi pramuka di lingkungan SMP Kartika II-2 dalam menumbuhkan sikap

METODE PENELITIAN Lokasi dan waktu Penelitian Desain Penelitian Populasi dan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB III METODE PENELITIAN. Alokasi waktu penelitian tentang persepsi mahasiswa IAIN Palangka

III. METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif. Menurut Jalaludin

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi antara kedua variabel tersebut, dengan pendekatan cross sectional

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif kuantitatif, yang dipakai untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berlokasi di SMK Negeri I Limboto

BAB III METODE PENELITIAN. metode penelitian yang ilmiah pula, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai tempat praktek industri oleh mahasiswa Teknik Boga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. dengan metode kuantitatif. Menurut Koentjaraningrat (1985:29) metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data dari lapangan. Metode penelitian yang digunakan penulis

Soeharto (1989: 150) mengemukakan untuk pengambilan sampel yang tingkat homogenitasnya tinggi untuk populasi dibawah 100 dapat dipergunakan sebagai sa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

III.METODE PENELITIAN. atau menjelaskan hubungan, perbedaan, atau pengaruh satu variabel dengan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian dan Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, menurut Sugiyono

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. cukup lama digunakan sehingga mentradisi sebagai metode untuk penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sedangkan waktu penelitian ini di mulai Pada tanggal 07 Januari 2014 sampai 07

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang strategi pembelajaran batik kelas pada siswa kelas I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Masih dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang ingin membandingkan dua atau tiga suatu masalah / hal dengan

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, mengorganisir, menganalisa, serta menginterpretasikan data. Hal

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan literatur, yang terkait dengan tema yang diajukannya sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dikatakan bervariasi karena mempunyai variabel bebas (X) dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan pada data data numerial (angka), mulai dari

METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksplanasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. atau menggambarkan permasalahan yang akan dibahas. Metode penelitian juga

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian, jenis penelitian yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, dengan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. metode deskriptif kuantitatif, untuk mengetahui pengaruh antara variabel

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis respon pedagang

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpretasi obyek sesuai dengan apa adanya, bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta dan ciri-ciri objek atau subjek yang diteliti secara tepat (Sukardi, 2003 :157). Metode kuantitatif merupakan penelitian yang menggunakan angka dalam pengumpulan data, penafsiran data, serta penampilan dari hasil datanya (Suharsimi, 2013: 27)). Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Dusun Potrobayan dalam menghadapi bencana gempa bumi. Dalam penelitian ini data ditata dalam tabulasi, tabulasi merupakan proses menghitung frekuensi yang terbilang dalam masing-masing kategori, atau sering disebut dengan proses penyusunan data dalam bentuk tabel (Koentjaraningrat, 1977: 280) B. Variabel penelitian dan definisi operasional variabel 1. Variabel Variabel adalah objek penelitian yang bervariasi (Suharsimi, 2013 : 159). Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman kesiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana gempa bumi.

2. Sub variabel Untuk mengukur tingkat pemahaman kesiapsiagaan terdapat 4 parameter kesiapsiagaan yang penulis gunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut : a. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi Indikator dari pengetahuan dan sikap terhadap gempa bumi sebagai berikut; 1) Pemahaman tentang bencana gempa bumi 2) Penyebab terjadinya gempa bumi 3) Pengalaman akan bencana gempa bumi 4) Pemahaman tentang dampak dari gempa bumi 5) Sikap dan kepedulian terhadap resiko bencana. b. Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi Indikator dari rencana tanggap darurat sebagai berikut; 1) Rencana evakuasi gempa bumi 2) Alat transportasi evakuasi gempa bumi 3) Perlengkapan evakuasi gempa bumi 4) Pelatihan atau simulasi tentang bencana gempa bumi c. Sistem peringatan bencana gempa bumi Indikator dari sistem peringaan bencana sebagai berikut; 1) Sistem peringatan bencana bersifat tradisional / tehnologi tradisional 2) Sistem peringatan bencana bersifat moderm/ tehnologi modern d. Kemampuan memobilisasi sumberdaya. Indikator dari kemampuan memobilisasi sumberdaya sebagai berikut;

1) Keikutsertaan anggota keluarga dalam pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi 2) Frekuensi/ jumlah keikutsertaan saat pelatihan 3) Pendanaan dan logistik 4) Jaringan sosial 3. Definisi Operasional Variabel Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pemahaman kesiapsiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana gempa bumi. Kesiapsiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana gempa bumi merupakan perencanaan yang berupa tindakan untuk merespon jika terjadi bencana gempa bumi. Kepala keluarga yang menjadi populasi penelitian ini yaitu warga masyarakat Dusun Potrobayan. Penulis dalam penelitian ini menggunakan 4 parameter, sebagai berikut: a. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi Pengetahuan merupakan suatu pemahaman mengenai dampak dan bahaya bencana, sedangkan sikap merupakan respon yang dilakukan oleh masyarakat terhadap suatu bencana Pengetahuan mengenai bahaya bencana sangat penting diketahui oleh kepala keluarga. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana dapat berupa: 1) Pemahaman tentang bencana gempa bumi adalah pemahaman masyarakat mengenai istilah gempa bumi dan potensi bahaya dari gempa bumi tersebut

2) Penyebab terjadinya gempa bumi adalah pemahaman masyarakat terhadap penyebab gempa bumi, misal di sebabkan oleh pergerakan lempeng ataupun dari pergerakan/ letusan gunung api. 3) Pengalaman akan bencana gempa bumi adalah pemahaman masyarakat akan bahaya langsung yang disebabkan oleh bencana gempa bumi berdasarkan kejadian sebelumnya 4) Pemahaman mengenai dampak dari gempa bumi adalah pemahaman masyarakat tentang dampak-dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi, misalnya jatuhnya korban jiwa serta kerusakan bangunan serta saranaprasarana. 5) Sikap dan kepedulian terhadap risiko bencana adalah bentuk respon berupa sikap dan tindakan dalam menghadapi bencana gempa bumi b. Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi Rencana tanggap darurat merupakan seluruh kegiatan pada saat menjelang, saat darurat dan sesudah terjadi keadaan darurat yang mencakup kesiapsiagaan darurat, tanggap darurat dan pemulihan darurat, termasuk di dalamnya adalah peralihan darurat ke pemulihan. Rencana tanggap darurat bencana dapat dikelompokkan dengan indikator sebagai berikut: 1) Rencana evakuasi gempa bumi adalah pemahaman masyarakat mengenai alaur/arah evakuasi saat terjadinya gempa bumi, misal masyarakat di arahkan menuju lapangan yang jauh dari bangunan dan mengantisipasi reruntuhan akibat gempa susulan.

2) Alat transportasi evakuasi gempa bumi adalah jenis kendaraan yang digunakan masyarakat untuk proses evakuasi atau pindah ke daerah yang lebih aman, jika gempa bumi itu berpotensi tsunami maka alat transportasi itu akan membawa ke tempat/dataran yang lebih tinggi. 3) Perlengkapan evakuasi gempa bumi adalah peralatan yang mempermudah proses evakuasi korban jiwa, misal: P3K, radio, serta sekop, tangga, dll. 4) Pelatihan atau simulasi tentang bencana gempa bumi adalah kegiatankegiatan yang dilakukan guna meningkatkan kemampuan masyarakat dalam upaya menyelamatkan diri serta orang disekitarnya dari reruntuha bangunan akibat gempa bumi. c. Sistem peringatan bencana gempa bumi Sistem peringatan bencana merupakan suatu cara yang digunakan dalam peringatan saat terjadi bencana, dapat berupa: 1) Sistem peringatan bencana bersifat tradisional / tehnologi tradisional yaitu tanda atau peringatan kepada masyarakat bahwa akan terjadi bencana gempa bumi, peringatan ini dapat berupa kearifan lokal misalnya tokoh yang dipercaya di daerah tersebut, selain itu juga dapat mengamati tingkah laku binatang di lingkungan sekitar yang tidak sesuai biasanya. 2) Sistem peringatan bencana bersifat moderm/ tehnologi modern yaitu tanda peringatan yang bersumber dari lembaga resmi dapat berupa pemerintah, atau badan penanggulangan bencana gempa bumi daerah, ataupun BMKG. Informasi seperti ini didapatkan dari radio, televisi, internet, serta media cetak. Diamati dengan SIG (Sistem Informasi Geografis)

d. Kemampuan memobilisasi sumber daya. Kemampuan memobilisasi sumberdaya dapat digunakan untuk menangani dampak setelah terjadinya bencana. Kemampuan ini nantinya akan berguna untuk memberikan kebutuhan dasar yang meliputi aspek-aspek teknis sebagai berikut: perlindungan dan pendataan, penampungan sementara, air bersih dan sanitasi, penyediaan sarana MCK, pangan dan non-pangan, kesehatan, pelayanan masyarakat, pendidikan, pembersihan kota/wilayah, pengamanan, penanganan kelompok rentan, dsb. Kemampuan memobilisasi sumberdaya meliputi: 1) Keikutsertaan anggota keluarga dalam pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi adalah adanya salah satu anggota keluarga yang pernah mengikuti pelatihan mengenai bencana gempa bumi, seperti sosialisasi kesiapsiagaan, pelatihan BPBD/LSM, dan pelatihan P3K manajemen posko. 2) Frekuensi/ jumlah keikutsertaan saat pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi adalah jumlah pelatihan/sosialisasi yang pernah diikuti oleh salah satu anggota keluarga 3) Pendanaan dan logistik adalah dana yang dimiliki masyarakat guna keperluan mengantisipasi terjadinya bencana gempa bumi, seperti kas desa. 4) Jaringan sosial adalah tersedianaya jaringan sosial yang siap membantu pada saat keadaan darurat bencana, seperti keluarga, kerabat, dan tetangga.

C. Populasi dan sampel Populasi adalah keseluruhan dari subjek penelitian (Suharsimi, 2013:173). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga yang berada di Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta yang berjumlah 207 kepala keluarga. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Suharsimi, 2013: 174). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel acak sederhana (Simple Random Sampling), yakni pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi yang akan diteliti. (Sugiyono, 2011: 82). Anggota sampel diambil menggunakan gulungan kertas sebanyak 207 kepala keluarga, kemudian diambil acak. Terkait dengan besar sampel yang akan diambil, ditentukan dengan rumus Slovin dengan taraf kesalahan 10%. Educational Research menyatakan bahwa untuk riset deskriptif besarnya sampel 10% dari populasi, riset korelasi 30 subyek, riset kasual komparatif 30 subjek per kelompok, dan riset eksperimental 50 subjek perkelompok (Uhar Suharsaputra, 2012: 119) Keterangan : n = Ukuran sampel n= N 1+ Ne² N = Ukuran populasi, yaitu 207 kepala keluarga e = Margin eror/kesalahan yang akan diambil oleh peneliti, yaitu 0,1

Jumlah sampel dalam penelitian ini dapat diketahui dengan rumus Slovin sebagai berikut : n= 207 1+ 207(0,1)² = 207 3,06 = 67,64 dibulatkan menjadi 68 Tabel 3. Jumlah Sampel Kepala Keluarga yang digunakan dalam Penelitian RT Jumlah kepala Perhitungan Jumlah sampel keluarga kepala keluarga 1 41 KK Jumlah KK/RT x Jumlah 13 KK sampel Jumlah KK keseluruhan 2 39 KK Jumlah KK/RT x Jumlah 13 KK sampel Jumlah KK keseluruhan 3 34 KK Jumlah KK/RT x Jumlah 11 KK sampel Jumlah KK keseluruhan 4 33 KK Jumlah KK/RT x Jumlah 11 KK sampel Jumlah KK keseluruhan 5 35 KK Jumlah KK/RT x Jumlah 12 KK sampel Jumlah KK keseluruhan 6 25 KK Jumlah KK/RT x Jumlah sampel Jumlah KK keseluruhan 8 KK Total sampel kepala keluarga 68 KK D. Teknik pengumpulan data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Kuesioner (Angket), Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden (Sugiyono, 2011 : 142). Dengan adanya kontak langsung dengan responden

dalam pengambilan angket dapat menciptakan kondisi yang cukup baik, sehingga responden dengan sukarela memberikan jawaban dari pertanyaan yang sudah penelitian ajukan (Sugiyono, 2011 : 142). Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat Dusun Potrobayan dalam menghadapi gempa bumi, karena dengan menggunakan angket ini dapat lebih mudah dalam menrincikan pertanyaan yang akan diberikan kepada responden. E. Teknik pengolahan data Pengolahan data adalah kegiatan pendahuluan dari analisis kuantitatif, dan pokok bahasannya meliputi pokok-pokok mengenai editing, koding dan dilanjutkan dengan tabulasi (Koentjaraningrat, 1977: 270-281): 1. Editing Editing yaitu meneliti kembali catatan atau data kuesioner-kuesioner untuk mengetahui kualitas data/catatan untuk keperluan proses berikutnya. 2. Koding Koding adalah usaha-usaha dalam mengelompokkan jawaban dari para responden menurut macam-macamnya. Pengelompokkan itu dilakukan dengan cara menandai masing-masing jawaban dengan kode/tanda tertentu. 3. Tabulasi Tabulasi adalah proses menghitung frekuensi yang terbilang di dalam masing-masing kategori kemudian hasil perhitungan di sajikan dalam bentuk tabel.

F. Validitas Instrumen Penelitian Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen (Suharsimi, 2013 : 211). Peneliti dalam pengujian validitas ini menggunakan pendapat dari ahli (judgment experts) (Sugiono, 2011:125). Para ahli untuk menguji validitas ini adalah anggota Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul, yang terdiri dari 3 anggota yaitu anggota pencegahan dan kesiapsiagaan, Manajer Pusdanlop, anggota teknis Pusdanlop. G. Metode analisis data Penelitian ini menggunakan analisis data statistik diskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Statistik diskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono, 2011: 147). Dalam penelitian ini bertujuan memaparkan data hasil pengamatan tanpa diadakan pengujian atas hipotesisihipotesis. Dalam melaporkan hasil penelitian, selain menggunakan kalimat serta tabel, data juga dipaparkan dalam bentuk grafik/diagram (Rianto Adi, 2004: 130). Skala pengukuran dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Variabel dalam Skala Likert akan diukur dan dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik ukur untuk menyusun item-item instrumen tes (Sugiono, 2011:

93). Jawaban pada setiap item instrumen pertanyaan tertutup menggunakan Skala Likert. Skala Likert dapat berupa kata-kata: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju. Melalui kata-kata dari Skala Likert tersebut akan diperoleh tabel yang akan mengetahui tingkat kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi gempa bumi. Skoring digunakan untuk mengetahui kesiapsiagaan kepala keluarga Dusun Potrobayan. Masing-masing pertanyaan akan diberikan lima pilihan jawaban dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Sangat Setuju bobot nilai 5 2. Setuju bobot nilai 4 3. Kurang setuju bobot niali 3 4. Tidak Setuju bobot nilai 2 5. Sangat Tidak Setuju bobot nilai 1 Tingkat kesiapsiagaan dapat diperoleh dari tingkat skoring yang diukur dalam lima parameter kesiapsiagaan yaitu, sangat siap, siap, kurang siap, tidak siap, dan sangat tidak siap. Nilai skoring tingkat kesiapsiagaan diperoleh dari pemberian asumsi skor pada setiap jawaban instrumen soal. Kemudian dari nilai skor dicari nilai yang terendah dan nilai tertinggi. Setelah itu, jika sudah diketahui nilai terendah dan tertinggi maka akan digunakan untuk mencari interval skor untuk pemberian nilai pada setiap kategori. Interval skor dapat diperoleh menggunakan rumus dari (Singgih Santoso, 2003: 76) yaitu: i = range k

Keterangan : i = interval kelas range = nilai tertinggi-nilai terendah k = jumlah kelas nilai interval pada setiap indikator : a. Pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi Variabel pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi memiliki jumlah soal sebanyak 11 butir pernyataan sehingga diperoleh nilai terendah 11 dan nilai tertinggi sebesar 55, kemudian dari nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai mencari nilai interval skor dengan rumus: i = range k i = (55-11) 5 = 8,8 dibulatkan menjadi 9 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai interval skor yaitu 9, nilai interval yang digunakan untuk menentukan nilai pada setiap kategori variabel. Kategori variabel pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi, yaitu: Tabel 4. Interval Pengetahuan dan Sikap Terhadap Risiko Bencana Gempa Bumi No Kategori Parameter Interval Skor 1 Sangat siap 51 60 2 Siap 41 50 3 Kurang Siap 31 40 4 Tidak Siap 21 30 5 Sangat Tidak Siap 11 20

b. Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi Variabel Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi memiliki jumlah soal sebanyak 12 butir pernyataan sehingga diperoleh nilai terendah 12 dan nilai tertinggi sebesar 60, kemudian dari nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai mencari nilai interval skor dengan rumus: i = range k i = (60-12) 5 = 9,6 dibulatkan menjadi 10 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai interval skor yaitu 10, nilai interval yang digunakan untuk menentukan nilai pada setiap kategori variabel. Kategori variabel Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi, yaitu : Tabel 5. Interval Rencana Tanggap Darurat Bencana Gempa Bumi No Kategori Parameter Interval Skor 1 Sangat siap 56 66 2 Siap 45 55 3 Kurang Siap 34 44 4 Tidak Siap 23 33 5 Sangat Tidak Siap 12 22 c. Sistem peringatan bencana gempa bumi Variabel Sistem peringatan bencana gempa bumi memiliki jumlah soal sebanyak 10 butir pernyataan sehingga diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi sebesar 50, kemudian dari nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai mencari nilai interval skor dengan rumus: i = range k i = (50-10) 5 = 8

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai interval skor yaitu 8, nilai interval yang digunakan untuk menentukan nilai pada setiap kategori variabel. Kategori variabel Sistem peringatan bencana gempa bumi, yaitu: Tabel 6. Interval Sistem Peringatan Bencana Gempa Bumi No Kategori Parameter Interval Skor 1 Sangat siap 46 54 2 Siap 37 45 3 Kurang Siap 28 36 4 Tidak Siap 19 27 5 Sangat Tidak Siap 10 18 d. Kemampuan memobilisasi sumberdaya. Variabel Kemampuan memobilisasi sumber daya memiliki jumlah soal sebanyak 10 butir pernyataan sehingga diperoleh nilai terendah 10 dan nilai tertinggi sebesar 50, kemudian dari nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai mencari nilai interval skor dengan rumus : i = range k i = (50-10) 5 = 8 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai interval skor yaitu 8, nilai interval yang digunakan untuk menentukan nilai pada setiap kategori variabel. Kategori variabel Kemampuan memobilisasi sumber daya yaitu: Tabel 7. Interval Kemampuan Memobilisasi Sumber Daya. No Kategori Parameter Interval Skor 1 Sangat siap 46 54 2 Siap 37 45 3 Kurang Siap 28 36 4 Tidak Siap 19 27 5 Sangat Tidak Siap 10 18

e. Kesiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana gempa bumi Tingkat kesiapsiagaan kepala keluarga yang terdiri dari 4 variabel/ parameter, yaitu pengetahuan dan sikap terhadap risiko bencana gempa bumi, Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi, sistem peringatan bencana gempa bumi, dan kemampuan memobilisasi sumberdaya memiliki jumlah soal sebanyak 43 butir pernyataan sehingga diperoleh nilai terendah 43 dan nilai tertinggi sebesar 215, kemudian dari nilai tersebut digunakan untuk mencari nilai mencari nilai interval skor dengan rumus : i = range k i = (215-43) 5 = 34,4 dibulatkan menjadi 34 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai interval skor yaitu 34, nilai interval yang digunakan untuk menentukan nilai pada setiap kategori variabel. Kategori tingkat kesiapsiagaan kepala keluarga dalam menghadapi bencana gempa bumi yaitu: Tabel 8. Interval Kesiapsiagaan Kepala Keluarga dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi No Kategori Parameter Interval Skor 1 Sangat siap 183 217 2 Siap 148 182 3 Kurang Siap 113 147 4 Tidak Siap 78 112 5 Sangat Tidak Siap 43 77

Tabel 9. Kisi-kisi Instrumen Tes Tingkat Pemahaman Kesiapsiagaan Kepala Keluarga Dalam Menghadapi Bencana Gempa Bumi Variabel Indikator No. Item Pengetahuan dan sikap a. Penyebab terjadinya gempa bumi 1 dan 2 terhadap risiko bencana b. Pemahaman tentang bencana gempa 3 bumi c. Pengalaman akan bencana gempa 4 dan 5 bumi d. Pemahaman tentang dampak dari 6,7,dan 8 gempa bumi e. Sikap dan kepedulian terhadap resiko bencana 9,10, dan 11 Rencana tanggap darurat bencana gempa bumi Sistem peringatan bencana gempa bumi Kemampuan memobilisasi sumberdaya. a. Rencana evakuasi gempa bumi 1, 2, 3, dan 4 b. Alat transportasi evakuasi gempa bumi 5 dan 6 c. Perlengkapan evakuasi gempa bumi 7, 8, 9, dan 10 d. Pelatihan atau simulasi tentang 11 dan 12, bencana gempa bumi a. Sistem peringatan bencana bersifat 1, tradisional / tehnologi tradisional 2,3,4,5,6 b. Sistem peringatan bencana bersifat 7,8,9,10 moderm/ tehnologi modern a. Keikutsertaan anggota keluarga dalam 1, 2, dan 3 pelatihan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana gempa bumi b. Frekuensi/ jumlah keikutsertaan saat 4, 5 pelatihan c. Pendanaan dan logistik 6, 7, dan 8 d. Jaringan sosial 9, 10

H. Jadwal kegiatan penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari - Agustus tahun 2017 di Dusun Potrobayan, Srihardono, Pundong, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan Proposal Seminar Pengumpulan Data Pengolahan Data Penyusunan Laporan Hasil Penelitian Tabel 10. Jadwal Kegiatan Penelitian Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus