ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN. Dio Mega Putri 1, A. Perwira Mulia Tarigan 2 ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK PELABUHAN BELAWAN DIO MEGA PUTRI

PREDIKSI PARAMETER GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLEH ANGIN UNTUK LOKASI PANTAI CERMIN

BAB V ANALISIS DATA. Tabel 5.1. Data jumlah kapal dan produksi ikan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rancu pemakaiannya, yaitu pesisir (coast) dan pantai (shore). Penjelasan mengenai

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK GELOMBANG LAUT BERDASARKA N MUSIM ANGIN DI PERAIRAN PULAU BINTAN ABSTRACT

BAB IV ANALISIS. 4.1 Data Teknis Data teknis yang diperlukan berupa data angin, data pasang surut, data gelombang dan data tanah.

Gambar 4.1 Air Laut Menggenangi Rumah Penduduk

BAB V PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

MODEL PREDIKSI GELOMBANG TERBANGKIT ANGIN DI PERAIRAN SEBELAH BARAT KOTA TARAKAN BERDASARKAN DATA VEKTOR ANGIN. Muhamad Roem, Ibrahim, Nur Alamsyah

Jurnal Gradien Vol.4 No. 2 Juli 2008 :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA WRPLOT View (Wind Rose Plots for Meteorological Data) WRPLOT View adalah program yang memiliki kemampuan untuk

Perbandingan Peramalan Gelombang dengan Metode Groen Dorrestein dan Shore Protection Manual di Merak-Banten yang di Validasi dengan Data Altimetri

Model Distribusi Kecepatan Angin untuk Peramalan Gelombang dengan Menggunakan Metode Darbyshire dan Smb di Perairan Semarang

STUDI KARAKTERISTIK GELOMBANG PADA DAERAH PANTAI DESA KALINAUNG KAB. MINAHASA UTARA

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG PECAH DI PANTAI NIAMPAK UTARA

5. BAB V ANALISA DATA

BAB IV ANALISIS DATA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. - Sebelah Utara : Berbatasan dengan laut Jawa. - Sebelah Timur : Berbatasan dengan DKI Jakarta. Kabupaten Lebak.

BAB II STUDI PUSTAKA. 2.1 Tinjauan Umum

REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN PANTAI MARUNDA, JAKARTA (Puteri Kesuma Dewi. Agus Anugroho D.S. Warsito Atmodjo)

Studi Variabilitas Tinggi dan Periode Gelombang Laut Signifikan di Selat Karimata Mulyadi 1), Muh. Ishak Jumarang 1)*, Apriansyah 2)

PREDICTING COASTLINE CHANGES IN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA USING ONE-LINE MODEL

Wind speed data analysis for predictions of sea waves in Bitung Coastal Waters

ANALISA GELOMBANG EKSTRIM DI PERAIRAN PELABUHAN BELAWAN MUHAMMAD RIZKI

ANALISA PENGARUH PARAMETER OSEANOGRAFI TERHADAP SEBARAN GUMUK PASIR DI PANTAI PARANGTRITIS TAHUN

PENDUGAAN TINGGI GELOMBANG BERDASARKAN KECEPATAN ANGIN PADA ZONA ALUR PELAYARAN DIPERAIRAN TANJUNGPINANG

Perencanaan Bangunan Pemecah Gelombang di Teluk Sumbreng, Kabupaten Trenggalek

Bab III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram alur perhitungan struktur dermaga dan fasilitas

BAB III DATA DAN ANALISA

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

KAJIAN REFRAKSI GELOMBANG DI PERAIRAN UJUNG PANGKAH KABUPATEN GRESIK, JAWA TIMUR

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA CILACAP

Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN :

KAJIAN METEO-OSEANOGRAFI UNTUK OPERASIONAL PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ada dua istilah tentang kepantaian dalam bahasa Indonesia yang sering rancu

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis wilayah Indonesia terletak di daerah tropis yang terbentang

Analisis Transformasi Gelombang Di Pantai Matani Satu Minahasa Selatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI. Disusun oleh: Firda Megawati

Gambar 15 Mawar angin (a) dan histogram distribusi frekuensi (b) kecepatan angin dari angin bulanan rata-rata tahun

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Angin adalah massa udara yang bergerak. Angin dapat bergerak secara horizontal

Analisis Karakteristik Gelombang di Perairan Pulau Enggano, Bengkulu

STUDI PARAMETER OSEANOGRAFI DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

SIRKULASI ANGIN PERMUKAAN DI PANTAI PAMEUNGPEUK GARUT, JAWA BARAT

3 Kondisi Fisik Lokasi Studi

PERENCANAAN PEMECAH GELOMBANG PELABUHAN TNI AL PONDOK DAYUNG JAKARTA UTARA

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 3 (2014), Hal ISSN :

BAB IV DATA DAN ANALISA DATA

PENUNTUN PRAKTIKUM OSEANOGRAFI FISIKA

PERENCANAAN SEAWALL ( TEMBOK LAUT ) DAN BREAK WATER ( PEMECAH GELOMBANG ) UNTUK PENGAMAN PANTAI TUBAN. Suyatno

Gambar 2.1 Peta batimetri Labuan

ANALISA PERUBAHAN GARIS PANTAI MANGGAR BARU

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI 3.1. Tahap Persiapan 3.2. Metode Perolehan Data

BAB III ANGIN, PASANG SURUT DAN GELOMBANG

ANALISIS TRANSPOR SEDIMEN MENYUSUR PANTAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE GRAFIS PADA PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG ADIKARTA

DAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI

STUDI REFRAKSI DAN DIFRAKSI GELOMBANG PADA RENCANA BANGUNAN PELABUHAN DI TANJUNG BONANG, KABUPATENREMBANG Radhina Amalia, Warsito Atmodjo, Purwanto*)

ABSTRAK ABSTRACT

PERENCANAAN PERLINDUNGAN PANTAI TANJUNG NIPAH, KALIMANTAN TENGAH

KL 4099 Tugas Akhir. Desain Pengamananan Pantai Manokwari dan Pantai Pulau Mansinam Kabupaten Manokwari. Bab 4 ANALISA HIDRO-OSEANOGRAFI

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. yang digunakan dalam perencanaan akan dijabarkan di bawah ini :

POLA ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT DI TELUK BAYUR. Yosyea Oktaviandra 1*, Suratno 2

Tingginya kasus kecelakaan laut di Indonesia saat ini yang salah satu penyebab utamanya adalah karena faktor alam.

Bulan Januari-Februari yang mencapai 80 persen. Tekanan udara rata-rata di kisaran angka 1010,0 Mbs hingga 1013,5 Mbs. Temperatur udara dari pantauan

Pengaruh Perubahan Layout Breakwater Terhadap Kondisi Tinggi Gelombang di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

Analisis Karakteristik Prakiraan Berakhirnya Gempa Susulan pada Segmen Aceh dan Segmen Sianok (Studi Kasus Gempa 2 Juli 2013 dan 11 September 2014)

KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

III. METODE PENELITIAN. data dan pengolahannya. Dalam tahap awal ini disusun hal-hal penting untuk. mengefektifkan waktu dan kegiatan yang dilakukan.

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISA DATA

SEBARAN TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) PADA PROFIL VERTIKAL DI PERAIRAN SELAT MADURA KABUPATEN BANGKALAN

PERENCANAAN BANGUNAN PENGAMAN PANTAI (REVETMENT) DENGAN BAHAN GEOBAG DI PANTAI MASCETI, KABUPATEN GIANYAR

STUDI PENGAMAN PANTAI DI DESA SABUAI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

BAB III METODOLOGI. 3.1 Tahap Persiapan

TUGAS AKHIR ANALISIS HIDRO OSEANOGRAFI DAN DESAIN DERMAGA DEAD WEIGHT TON (DWT) DI TERMINAL UNTUK KEPENTIGAN SENDIRI (TUKS)

KARAKTERISTIK PASANG SURUT DI PERAIRAN KALIANGET KEBUPATEN SUMENEP

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

Pemodelan Gelombang di Kolam Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

KAJIAN GELOMBANG RENCANA PADA PANTAI LABUHAN HAJI, LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT (NTB) Oleh : M. ARLIAN DENI HIDAYAT

Variabilitas Angin dan Gelombang Laut Sebagai Energi Terbarukan di Pantai Selatan Jawa Barat

PREDIKSI PERUBAHAN GARIS PANTAI NUSA DUA DENGAN ONE-LINE MODEL

Arah Dan Kecepatan Angin Musiman Serta Kaitannya Dengan Sebaran Suhu Permukaan Laut Di Selatan Pangandaran Jawa Barat

KAJIAN PENGARUH GELOMBANG TERHADAP KERUSAKAN PANTAI MATANG DANAU KABUPATEN SAMBAS

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

SYSTEM PLANNING. KL 4099 Tugas Akhir. Bab 4. Desain Pengamananan Pantai Pulau Karakelang, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISIS DATA

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

PERENCANAAN DERMAGA PELABUHAN PERINTIS WINDESI KAB. KEPULAUAN YAPEN, PAPUA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Halaman 1 9 Online di :

3.2. SURVEY PENDAHULUAN

Transkripsi:

ANALISIS STATISTIK GELOMBANG YANG DIBANGKITKAN OLE ANGIN UNTUK PELABUAN BELAWAN Dio Mega Putri 1, A. Perwira Mulia Tarigan 2 1 Mahasiswa Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: diomegap@yahoo.co.id 2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan Email: a.perwira.mulia@gmail.com ABSTRAK Pelabuhan Belawan merupakan pelabuhan terbesar ketiga di Indonesia dan menjadi salah satu pintu masuk bagi kota Medan khususnya dan Sumatera Utara umumnya melalui jalur laut. Seiring dengan perkembangan waktudiketahui bahwa pada bulan-bulan tertentu terjadi gelombang tinggi yang sangat mempengaruhi beragam kegiatan di laut. Analisis statistik gelombang diperlukan untuk mendapatkan beberapa karakteristik gelombang. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode kuantitatif dan data yang digunakan adalah data sekunder (data angin) kemudian dianalisis dengan menggunakan Metode Jonswap Parameters, Finith Water Depth dan Sverdrup, Munk, and Berstchneider. Dari hasil perhitungan untuk data angin rata-rata diperoleh angin dominan dari arah Timur Laut sebesar 49,17% dan untuk data angin maksimum diperoleh angin dominan dari arah Utara sebesar 32,5%. Fetch efektif terpanjang yaitu dari arah Utara sejauh 608,87 km.untuk Metode Jonswap Parameters Cara Pertama diperoleh tinggi gelombang maksimum yaitu 0,75 m, sedangkan pada Metode Jonswap Parameters Cara Kedua diperoleh tinggi gelombang maksimum yaitu 0,87 m dan Metode Finite Water Depth diperoleh tinggi gelombang maksimum yaitu 0,62 m. Berdasarkan Metode Sverdrup, Munk, and Berstchneider untuk data angin maksimum, gelombang tertinggi yaitu 3,85 m terjadi pada bulan Juni 2008. Dari hasil perhitungan gelombang dengan periode ulang tertentu diperoleh tinggi gelombang terbesar terjadi pada Metode Weibull dengan ketinggian 4,79 m pada periode ulang 100 tahun. Dari hasil perhitungan periode ulang berdasarkan Thresold Wave eights diperoleh tinggi gelombang terbesar terjadi pada Metode Gumbel dengan ketinggian 5,04 m pada periode ulang 200 tahun. Kata Kunci : Pelabuhan Belawan, gelombang, Jonswap Parameters, Sverdrup, Munk and Berstchneider ABSTRACT Belawan port is the third largest port in Indonesia and became one of the entrances to the city of Medan in particular and North Sumatra generally by sea. Along with the time it is known that in certain months occur high waves that affect a variety of activities at sea. Statistical analysis of the wave takes to get some wave characteristics.the research method used is quantitative methods and data used are secondary data (wind data) is then analyzed using byjonswap Parameters Method, Finith Water Depth and Sverdrup, Munk, and Berstchneider.From the results of calculations for the average wind data obtained by the dominant winds from the Northeast at 49.17% and for maximum wind data obtained by the dominant winds from the North at 32.5%. The longest effective fetch is from the north along 608.87 km. The first way of Jonswap Parameters Method obtained the maximum wave height is 0.75 m, whereas in the second way of Jonswap Parameters Method obtained the maximum wave height is 0.87 m and in Finite Water Depth Method obtained the maximum wave height is 0.62 m. Based Sverdrup, Munk, and Berstchneider Method for maximum wind data, the highest wave of 3.85 m occurred in June, 2008. From the calculation of the wave with a certain return period wave height obtained was greatest on Weibull method with a height of 4.79 m in the period 100-year period. From the results of the calculation period based on Thresold Wave eights obtained the largest wave height occurred on Gumbel method with a height of 5,04 m at the 200-year period. Keywords : Belawan Port, wave, JonswapParameters, Sverdrup, Munk and Berstchneider 1

1. PENDAULUAN LatarBelakang Pelabuhan Belawan (Pelabuhan terbesar ketiga di Indonesia setelah Tanjung Priok dan Tanjung Perak) terletak di Pantai Timur Sumatera dan terletak pada estuari yang dibatasi oleh sungai Belawan di bagian Utara dan Sungai Deli di bagian Selatan.Pelabuhan Belawan merupakan salah satu pintu masuk bagi kota Medan khususnya dan Sumatera Utara umumnya melalui jalur laut. Informasi angin maupun informasi gelombang tinggi merupakan bagian terpenting untuk informasi cuaca kelautan. Informasi dari berbagai media diketahui bahwa pada bulan bulan tertentu terjadi gelombang tinggi yang sangat mempengaruhi beragam kegiatan di laut, seperti terjadinya kecelakaan atau tenggelamnya kapal sehingga menelan korban jiwa maupun kehilangan harta benda yang di akibatkan oleh ketinggian gelombang yang mencapai 3 m atau lebih. Sering terjadinya gelombang tinggi di beberapa wilayah penelitian dapat mengganggu kelancaran transportasi laut antar pulau maupun antar Negara yang berdampak pada kehidupan didarat, seperti kelangkaan bahan pangan di beberapa pulau kecil dan terganggunya berbagai aktivitas pembangunan karena terlambatnya suplai bahan konstruksi. Dampak adanya gelombang tinggi seperti yang telah diuraikan dapat dicegah atau dikurangi jika variabilitas dan karakteristik gelombang di setiap wilayah penelitian dipahami dengan baik, sehingga kegiatankegiatan kelautan dapat direncanakan sesuai dengan karakter gelombang di wilayah operasinya masingmasing.perilaku gelombang tinggi dan tingkat kerawanan di wilayah Indonesia umumnya dan wilayah penelitian khususnya hingga saat ini belum dipahami dengan baik, oleh karena itu perlu dilakukan kajian. 2.TINJAUAN PUSTAKA Angin Angin yang berhembus di atas permukaan air laut akan memindahkan energinya ke air (Arnott 2010). Kecepatan angin menimbulkan tegangan pada permukaan air laut, sehingga permukaan air yang awalnya tenang akan terganggu dan timbul riak gelombang kecil di atas permukaan air. Apabila kecepatan angin bertambah, riak tersebut menjadi semakin besar dan apabila angin berhembus terus akhirnya akan tebentuk gelombang.data angin yang digunakan untuk peramalan gelombang adalah data di permukaan laut pada lokasi pembangkitan. Data tersebut dapat diperoleh dari pengukuran langsung di atas permukaan laut atau pengukuran di darat di dekat lokasi peramalan yang kemudian dikonversi menjadi data angin laut.ubungan antara kecepatan angin di laut dan di darat yang dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. ubungan Antara Kecepatan Angin di Laut dan Darat(Triatmodjo, 1999) dengan: U L U w R L = kecepatan angin yang diukur di darat = kecepatan angin di laut = nilai yang diperoleh dari hubungan kecepatan angin di laut dan di darat Data yang diperoleh tersebut selanjutnya dilakukan pengelompokan berdasarkan arah dan kecepatan. asil pengelompokan (pengolahan) dibuat dalam bentuk tabel atau diagram yang disebut dengan mawar angin/wind roseyang dapat dilihat dalam Tabel 1 dan Gambar 2. 2

Kecepatan (knot) Arah Angin U TL T Tg S BD B BL 0-10 88,30% 13-10 1,23 0,27 0,32 0,06 0,08 0,6 0,56 1,35 13-16 1,84 0,40 0,48 0,13 0,13 0,70 0,70 2,03 16-21 0,17 0,07 0,08 0,01 0,01 0,12 0,12 0,2 21-27 0,01 - - - - 0,03 0,03 - Tabel 1.Data Persentase Kejadian Angin Gambar 2. Mawar Angin Rumus-rumus dan grafik-grafik pembangkitan gelombang mengandung variable U A, yaitu faktor tegangan angin (wind-stress factor) yang dapat dihitung dari kecepatan angin. Setelah dilakukan berbagai konversi kecepatan angin, kecepatan angin dikonversikan pada faktor tegangan angin dengan menggunakan Persamaan 1. dengan: U W U A U A = 0,71 U W 1,23 =kecepatan angin dalam m/dt. = faktor tegangan angin. (1) Fetch Fetchadalah panjang keseluruhan suatu daerah pembangkitan gelombang dimana angin berhembus dengan arah dan kecepatan yang konstan. Arah angin angin masih dianggap konstan apabila perubahannya tidak sampai 15 0 sedangkan kecepatan angin masih dianggap konstan apabila perubahannya tidak lebih dari 5 knot (2,5 m/dt) ). Untuk memperoleh hasil dari fetch rerata efektif digunakan Persamaan 2 (Triatmodjo, 1999). F eff = X icos α cos α (2) dengan: F eff X α = fetch rerata efektif = panjang segmen fetch yang di ukur dari titik observasi gelombang keujungakhirfetch = deviasi pada kedua sisi dari arah angin, dengan menggunakanpertambahan6 0 sampai sudut sebesar 42 0 pada kedua sisi dari arahangin Gelombang Gelombang di laut dapat dibedakan menjadi beberapa macam yang tergantung pada gaya pembangkitnya. Gelombang tersebut adalah gelombang angin yang dibangkitkan oleh tiupan angin di permukaan laut, gelombang pasang surut dibangkitkan oleh gaya tarik benda-benda langit terutama matahari dan bulan terhadap bumi, gelombang tsunami terjadi karena letusan gunung berapi atau gempa di laut, gelombang yang dibangkitkan oleh kapal yang bergerak, dan sebagainya(triatmodjo, 1999). 3

Menentukan Tinggi Gelombang Berdasarkan PeramalanGelombang di Laut Dalam Jonswap Parameters Cara Pertama (Kamphuis, 2000) mo = U2 0,0016 ( gf U 2 )1 2 g (3) Jonswap Parameters Cara Kedua (Kamphuis, 2000) mo = 0,243 xu2 g (4) Finith Water Depth Cara Ketiga (Kamphuis 2000) = U2 0,24{tanh[0,49(d ) 0,75 ]tanh[ g 0,0031(F ) 0,57 0,87 tanh [0,49(d ) 0,75 ] ]} (5) Sverdrup, Munk and Berstcheineder = 1,6 x 10-3 ( gf U 2 A )1 2 U2 A g (6) Periode Ulang Gelombang Metode Gumbel Dalam Metode Gumbel, data probabilitas ditetapkan untuk setiap tinggi gelombang sebagai berikut: P( s sm) = 1 m 0,44 N T 0,12 (7) dengan: P( s sm) : probabilitas dari tinggi gelombang representatif ke-m sm : tinggi gelombang urutan ke-m. M : nomor urut tinggi gelombang signifikan. : 1,2,3,.N : jumlah kejadian gelombang selama pencatatan. N T Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut dengan  dan B adalah perkiraan dari parameter skala dan lokal yang diperoleh dari analisis regresi linear: sr=  y r+b (8) y r = -ln{- ln(1 1 )} (9) LT R y m= -ln{- ln P( s sm)} (10) dengan: sr T r K L : tinggi gelombang signifikan dengan periode ulang Tr : periode ulang (tahun) : panjang data (tahun) : rerata jumlah kejadian pertahun =N T / K Metode Weibull Rumus probabilitas yang digunakan untuk Metode Weibull adalah sebagai berikut: P( s sm) = 1 m 0,22 0,27 k N 0,23 T 0,2+ k (11) dengan: P( s sm) sm : probabilitas dari tinggi gelombang representatif ke-myangtidak dilampaui. : tinggi gelombang urutan ke-m. 4

m N T k : momor urut tinggi gelombang signifikan. : 1,2,3,.N : jumlah kejadian gelombang selama pencatatan : parameter bentuk dalam laporan ini dipakai k=0,75 Tinggi gelombang signifikan untuk berbagai periode ulang dihitung dari fungsi distribusi probabilitas dengan rumus sebagai berikut dengan Aˆdan Bˆ adalah perkiraan dari parameter skala dan lokal yang diperoleh dari analisis regresi linier: sm = Â y m + B (12) Dimana y m diberikan oleh bentuk berikut : y m= -ln{1- P( s sm)} 1/k (13) Sedangkan y rdiberikan oleh bentuk berikut: y r= { ln(lt r )} 1/k (14) dengan: sr : tinggi gelombang signifikan dengan periode ulangt r T r : periode ulang (tahun) K : panjang data (tahun) L : rata - rata jumlah kejadian per tahun = N T /K Analisis Periode Ulang dengan Metode Thresold Wave eights(kamphuis, 2000) Persamaan Distribusi Normal: T R = + S (1 1 λt R ) (15) Persamaan Distribusi Log Normal : T R =e (In +S ln {1 1 }) λt R (16) Persamaan Distribusi Gumbel: T R = γ β In ( In 1 ) = γ β ln (ln { λt R }) (17) P λt R 1 Persamaan Distribusi Weibull : T R = γ + β ( In 1 Q )1/α = γ + β (ln{λt R }) 1 α (18) 5

3. METODOLOGI PENELITIAN Tahapan metodologi dalam penelitian ini digambarkan pada bagan alir berikut : Mulai Studi Literatur Pengumpulan Data Pengolahan Data Perhitungan Fetch Analisis Data Angin - Windrose Perhitungan Wind Stress Factor Analisis indcasting AnalisisFrekuensi Periode Gelombang Metode Distribusi Normal, Log Normal, Gumbel dan Weibull Kesimpulan dan Saran Selesai Gambar2.Diagram Lengkap Metodologi Penelitian 6

4.ANALISIS DATA DAN PEMBAASAN Analisis Data Angin Data angin yang digunakan adalah data angin rata-rata dan data angin maksimum selama tahun 2006 hingga tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 2 dan Tabel 3. Dari data angin tersebut kita dapat membuat wind rose untuk mencari arah angin dominan dapat dilihat pada Gambar 3 dan Gambar 4. Pengolahan data angin sama seperti yang dilakukan oleh Rizki (2014) dan Purba (2015). Tabel 2. Kecepatan dan Arah Angin Rata rata an 2006-2015 2006 2007 2008 2009 2010 Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Januari 2,9 NE 3,8 W 5,8 W 3,4 N 3,8 NE Februari 3,0 N 3,4 NE 5,9 NE 3,1 N 4,1 N Maret 3,5 NE 4,9 N 5,4 NE 3,6 N 4,3 N April 3,4 NE 4,0 NE 5,1 NE 4,0 NE 3,6 N Mei 3,3 NE 4,3 NE 5,6 NE 4,0 NE 3,2 NE Juni 4,2 NE 3,7 NE 4,9 NE 3,7 NE 3,2 NE Juli 4,3 NE 4,2 NE 5,1 E 4,1 NE 3,3 NE Agustus 4,3 E 5,6 E 3,7 E 3,3 NE 3,2 NE September 4,6 NE 6,1 E 4,2 NE 3,0 NE 2,7 NE Oktober 5,6 SW 4,8 NE 4,0 NE 3,3 NE 2,9 N Nopember 4,4 N 5,2 NE 3,4 W 3,2 NE 2,6 N Desember 3,5 NW 5,4 W 3,7 W 3,2 NE 2,4 N 2011 2012 2013 2014 2015 Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Januari 2,2 N 2,6 NE 3,5 NE 3,5 W 5,2 N Februari 2,7 N 2,7 NE 4,2 W 4,7 N 6,4 N Maret 2,6 N 2,7 NE 3,3 N 4,6 N 5,3 N April 2,8 NE 2,6 NE 4,7 N 5,1 NE 4,1 N Mei 3,0 N 2,5 NE 6,4 N 5,0 N 5,8 NE Juni 2,8 NE 2,4 NE 5,4 N 5,0 N 4,8 N Juli 2,9 NE 2,3 NE 4,3 N 5,0 N 5,3 E Agustus 2,9 N 2,2 NE 7,3 E 5,1 E 4,2 NE September 2,9 NE 2,0 NE 5,1 NE 6,3 S 5,5 NE Oktober 2,3 NE 2,0 NE 4,6 N 6,0 N 5,0 N Nopember 1,7 N 2,1 NE 5,1 N 5,7 N 3,9 N Desember 1,5 N 2,0 NE 6,4 NW 6,9 NW 3,4 W Sumber : BMKG Stasiun Maritim Belawan Gambar 3. Wind Rose Angin Rata-rata di Pelabuhan Belawan 2006-2015 7

Tabel 3. Kecepatan dan Arah Angin Maksimum 2006-2015 2006 2007 2008 2009 2010 Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Januari 20 N 15 W 23 W 20 W 18 NE Februari 17 NE 18 NE 23 NE 25 N 21 N Maret 18 NE 24 SW 24 NE 28 W 25 N April 18 NE 23 SW 26 NE 23 W 16 N Mei 22 NE 24 W 40 W 30 N 17 W Juni 32 SW 18 SW 46 NE 18 W 19 W Juli 26 W 20 N 30 SW 38 SW 19 E Agustus 20 NE 32 SW 26 SW 40 NE 22 SW September 24 E 30 W 25 N 20 SW 21 NE Oktober 30 SW 24 W 30 E 25 W 20 N Nopember 14 N 24 W 18 N 28 N 16 S Desember 18 N 24 W 18 N 24 E 21 NE 2011 2012 2013 2014 2015 Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Kec Arah Januari 15 W 14 N 12 NE 12 N 16 N Februari 15 E 14 NE 12 E 14 W 17 N Maret 16 E 20 N 12 N 15 N 14 N April 18 N 25 W 25 E 15 NE 30 N Mei 16 N 25 W 18 NW 16 E 20 SW Juni 15 NE 12 W 18 N 13 NW 15 NE Juli 14 N 15 W 20 N 15 W 15 E Agustus 18 N 15 W 24 N 28 N 15 N September 18 NE 12 W 15 E 24 N 15 NE Oktober 28 SW 12 N 16 N 15 SE 30 N Nopember 18 NE 15 N 12 NW 12 S 12 NW Desember 15 SW 12 W 15 E 15 N 10 N Sumber : BMKG Stasiun Maritim Belawan 8

NORT WEST 33% 26,4% 19,8% 13,2% 6,6% EAST SOUT WIND SPEED (Knots) >= 22 17-21 11-17 7-11 4-7 0-4 Calms: 0,00% AnalisisPanjang Fetch Efektif Gambar 4. Wind Rose Angin Maksimum di Pelabuhan Belawan 2006-2015 Panjang Fetch dihitung berdasarkan arah angin yang berpengaruh pada lokasi Pelabuhan. Pelabuhan Belawan ini berada di Pantai yang menghadap ke timur laut, sehingga arah angin yang berpengaruh adalah arah Utara, Timur Laut, dan Timur. Perhitungan fetch efektif dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Perhitungan Panjang Fetch Efektif di Pelabuhan Belawan x (km) x.cos α α Cos α utara timur timur timur utara laut laut timur 42 0,7431 78,23 440,18 250,46 58,13 327,09 186,11 36 0,8090 1047,76 298,87 229,05 847,63 241,78 185,30 30 0,8660 1164,83 347,76 232,21 1008,74 301,16 201,09 24 0,9135 1146,77 291,51 225,45 1047,57 266,29 205,95 18 0,9511 1346,25 322,91 218,95 1280,42 307,12 208,24 12 0,9781 1358,52 306,46 213,27 1328,76 299,75 208,60 6 0,9945 416,63 282,59 225,15 414,34 281,03 223,91 0 1,000 436,7 230,96 232,29 436,7 230,96 232,29-6 0,9945 380,43 229,41 262,97 378,33 228,15 261,52-12 0,9781 289,04 226,67 292,61 282,71 221,70 286,20-18 0,9511 280,89 230 292,52 267,15 218,75 278,21-24 0,9135 264,8 222,21 411,65 241,89 202,99 376,04-30 0,8660 290,42 207,17 25,34 251,50 179,41 21,94-36 0,8090 271,65 222,13 0 219,76 179,70 0-42 0,7431 218,77 219,43 0 162,57 163,06 0 Total 13,5106 8226,2 3648,94 2875,4 F efektif utara = 8226,2 = 608,87 km 13,5106 F efektif timur laut = 3648,94 = 270,08 km 13,5106 F efektif timur = 2875,4 = 212,82 km 13,5106 Dari hasil analisis fetch diatas didapat fetch efektif terpanjang dari arah Utara yaitu sebesar 608,87 km Data fetch ini akan digunakan dalam menghitung tinggi gelombang di laut dalam. Untuk Metode Jonswap Parameters dan Finith Water Depth data angin yang digunakan adalah data angin rata-rata sedangkan untuk Metode Sverdrup, Munk, and Berstchneider data angin yang digunakan yaitu data angin maksimum.perhitunganuntuk metode metode ini dapat dilihat pada Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8dan diagram waverose dapat dilihat pada Gambar 5, Gambar 6 dan Gambar 7. 9

No Tabel 5. asil Perhitungan Tinggi Gelombang (Jonswap Parameters Cara Pertama) Arah Angin Kec. Angin (Knot) Kec. (UL) RL UW UA Fetch Eff (km) F* (km) Tinggi Gel. 1 Januari NE 3,5 1,7990 1,824 3,2814 3,0620 608,87 637,058 0,38597 2 Februari W 4,2 2,1588 1,770 3,8211 3,6927 608,87 438,026 0,46547 3 Maret N 3,3 1,6919 1,838 3,1097 2,8662 608,87 727,067 0,36129 4 April N 4,7 2,4201 1,740 4,2109 4,1615 608,87 344,908 0,52456 5 Mei N 6,4 3,2768 1,638 5,3673 5,6087 608,87 189,878 0,70698 6 Juni N 5,4 2,7628 1,700 4,6967 4,7595 608,87 263,677 0,59994 7 Juli N 4,3 2,1845 1,764 3,8535 3,7313 608,87 429,027 0,47033 8 Agustus E 7,3 3,7693 1,491 5,6201 5,9353 608,87 169,555 0,74815 9 September NE 5,1 2,6343 1,717 4,5230 4,5440 608,87 289,285 0,57277 10 Oktober N 4,6 2,3558 1,746 4,1133 4,0431 608,87 365,403 0,50963 11 November N 5,1 2,6343 1,717 4,5230 4,5440 608,87 289,285 0,57277 12 Desember NW 6,4 3,2982 1,638 5,4024 5,6538 608,87 186,859 0,71267 NORT WEST 10% 20% 30% 40% EAST 50% WAVE EIGT 0.00-0.20 0.20-0.40 0.40-0.60 0.60-0.80 0.80-1.00 SOUT Gambar 5. Wave Rose 2006 2015 (Jonswap Parameters Cara Pertama) No Tabel 6. asil Perhitungan Tinggi Gelombang (Jonswap Parameters Cara Kedua) Arah Angin Kec. Angin (knot) Kec. (UL) RL UW UA Tinggi Gel 1 Januari NE 3,5 1,7990 1,824 3,2814 3,0620 0,2322 2 Februari W 4,2 2,1588 1,770 3,8211 3,6927 0,3378 3 Maret N 3,3 1,6919 1,838 3,1097 2,8662 0,2035 4 April N 4,7 2,4201 1,740 4,2109 4,1615 0,4290 5 Mei N 6,4 3,2768 1,638 5,3673 5,6087 0,7792 6 Juni N 5,4 2,7628 1,700 4,6967 4,7595 0,5611 7 Juli N 4,3 2,1845 1,764 3,8535 3,7313 0,3449 8 Agustus E 7,3 3,7693 1,491 5,6201 5,9353 0,8726 9 September NE 5,1 2,6343 1,717 4,5230 4,5440 0,5115 10 Oktober N 4,6 2,3558 1,746 4,1133 4,0431 0,4049 11 November N 5,1 2,6343 1,717 4,5230 4,5440 0,5115 12 Desember NW 6,4 3,2982 1,638 5,4024 5,6538 0,7918 10

NORT WEST 10% 20% 30% 40% EAST 50% WAVE EIGT 0.00-0.20 0.20-0.40 0.40-0.60 0.60-0.80 SOUT 0.80-1.00 Gambar 6.Wave Rose 2006 2015(Jonswap Parameters Cara Kedua) No Tabel 7. asil Perhitungan Tinggi Gelombang (Finith Water Depth) Arah Angin Kec. Angin (knot) Kec. (UL) RL UW UA Fetch Eff (km) F* (km) Tinggi Gel. 1 Januari NE 3,5 1,799 1,824 3,281 3,0620 608,87 637,058 0,317 2 Februari W 4,2 2,158 1,770 3,821 3,6927 608,87 438,026 0,383 3 Maret N 3,3 1,691 1,838 3,109 2,8662 608,87 727,067 0,297 4 April N 4,7 2,420 1,740 4,210 4,1615 608,87 344,908 0,432 5 Mei N 6,4 3,276 1,638 5,367 5,6087 608,87 189,878 0,584 6 Juni N 5,4 2,762 1,700 4,696 4,7595 608,87 263,677 0,495 7 Juli N 4,3 2,184 1,764 3,853 3,7313 608,87 429,027 0,387 8 Agustus E 7,3 3,769 1,491 5,620 5,935 608,87 169,555 0,618 9 September NE 5,1 2,634 1,717 4,523 4,544 608,87 289,285 0,472 10 Oktober N 4,6 2,355 1,746 4,113 4,043 608,87 365,403 0,420 11 November N 5,1 2,634 1,717 4,523 4,544 608,87 289,285 0,472 12 Desember NW 6,4 3,298 1,638 5,402 5,653 608,87 186,859 0,589 NORT WEST 10% 20% 30% 40% EAST 50% WAVE EIGT 0.00-0.20 0.20-0.40 0.40-0.60 0.60-0.80 SOUT 0.80-1.00 Gambar 7. Wave Rose 2006 2015 (Finite Water Depth Cara Ketiga) 11

Tabel 8. asil Perhitungan Tinggi Gelombang (Sverdrup, Munk,and Berstchneider) 2006 2007 2008 2009 2010 Arah Arah Arah Arah Arah Januari 1,77 N 1,38 W 2,01 W 1,77 W 1,61 NE Februari 1,55 NE 1,61 NE 2,01 NE 2,12 N 1,75 N Maret 1,61 NE 2,06 SW 2,06 NE 2,32 W 2,12 N April 1,61 NE 2,01 SW 2,17 NE 2,01 W 1,46 N Mei 1,94 NE 2,06 W 3,24 W 2.46 N 1,55 W Juni 2,60 SW 1,61 SW 3,85 NE 1,61 W 1,68 W Juli 2,17 W 1,77 N 2,46 SW 3,04 SW 1,68 E Agustus 1,77 NE 2,60 SW 2,17 SW 3,24 NE 1,94 SW September 2,06 E 2,46 W 2,12 N 1,77 SW 1,75 NE Oktober 2,46 SW 2,06 W 2,46 E 2,12 W 1,77 N November 1,33 N 2,06 W 1,61 N 2,32 N 1,46 S Desember 1,61 N 2,06 W 1,61 N 2,06 E 1,75 NE 2011 2012 2013 2014 2015 Arah Arah Arah Arah Arah Januari 1,38 W 1,33 N 1,19 NE 1,19 N 1,46 N Februari 1,38 E 1,33 NE 1,19 E 1,33 W 1,55 N Maret 1,46 E 1,77 N 1,19 N 1,38 N 1,33 N April 1,61 N 2,12 W 2,12 E 1,38 NE 2,46 N Mei 1,46 N 2,12 W 1,61 NW 1,46 E 1,77 SW Juni 1,38 NE 1,19 W 1,61 N 1,28 NW 1,38 NE Juli 1,33 N 1,38 W 1,77 N 1,38 W 1,38 E Agustus 1,61 N 1,38 W 2,06 N 2,32 N 1,38 N September 1,61 NE 1,19 W 1,38 E 2,06 N 1,38 NE Oktober 2,32 SW 1,19 N 1,46 N 1,38 SE 2,46 N November 1,61 NE 1,38 N 1,19 NW 1,19 S 1,19 NW Desember 1,38 SW 1,19 W 1,38 E 1,38 N 1,01 N Analisis Perhitungan Periode Ulang Gelombang (Triatmodjo 1999) asil perhitungan periode ulang gelombang dengan menggunakan Metode Gumbel dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9.Perhitungan Gelombang Dengan Periode Ulang (Metode Gumbel) No. Urut sm P Y m sm Y m 2 Y m ( sm sm ) 2 1 3,00 0,9433 2,840 8,5271 8,0656 0,0018 2 2,77 0,8421 1,761 4,8692 3,1011 0,0312 3 2,32 0,7409 1,204 2,7963 1,4496 0,0073 4 2,30 0,6397 0,806 1,8498 0,6496 0,0008 5 2,06 0,5385 0,478 0,9847 0,2285 0,0102 6 1,90 0,4372 0,189 0,3582 0,0357 0,0268 7 1,89 0,3360-0,087-0,1644 0,0076 0,0065 8 1,85 0,2348-0,370-0,6836 0,1369 0,0006 9 1,81 0,1336-0,699-1,2617 0,4886 0,0021 10 1,79 0,0324-1,232-2,2022 1,5178 0,0421 Total 21,67 4,8785 4,89 15,0733 15,6811 0,1295 12

asil perhitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa periode ulang tertentu dapat dilihat pada Tabel 10. Tabel 10. Gelombang Dengan Periode Ulang Tertentu (Metode Gumbel) Periode Ulang () Y r sr σ nr σ r sr 1,28σ r sr + 1,28σ r 10 2,2504 2,76 0,7803 0,09 2,64 2,88 25 3,1985 3,08 1,0621 0,13 2,91 3,24 50 3,9019 3,31 1,2766 0,15 3,12 3,51 100 4,6001 3,55 1,4921 0,18 3,32 3,78 asil perhitungan periode ulang gelombang dengan menggunakan Metode Weibull dapat dilihat pada Tabel 11. Tabel 11.Perhitungan Gelombang Dengan Periode Ulang (Metode Weibull) No. Urut sm P Y m sm Y m 2 Y m ( sm sm ) 2 1 3,00 0,9488 4,273 12,8297 18,2585 0,0230 2 2,77 0,8439 2,283 6,3125 5,2121 0,0501 3 2,32 0,7390 1,482 3,4419 2,1963 0,0008 4 2,30 0,6341 1,007 2,3111 1,0140 0,0216 5 2,06 0,5293 0,686 1,4132 0,4706 0,0001 6 1,90 0,4244 0,453 0,8584 0,2052 0,0068 7 1,89 0,3195 0,280 0,5292 0,0784 0,0012 8 1,85 0,2146 0,150 0,2779 0,0226 0,0014 9 1,81 0,1097 0,057 0,1029 0,0032 0,0026 10 1,79 0,0048 0,008 0,0143 0,0001 0,0028 Total 21,67 4,76807 10,679 28,0911 27,4611 0,1102 asil perhitungan tinggi gelombang signifikan dengan beberapa periode ulang tertentu dapat dilihat pada Tabel 12. Periode Ulang () Tabel 12.Gelombang Dengan Periode Ulang Tertentu (Metode Weibull) Y r sr σ nr σ r sr 1,28σ r sr + 1,28σ r 10 3,0406 2,77 1,6737 0,19 2,54 3,01 25 4,7527 3,30 2,5883 0,29 2,93 3,67 50 6,1641 3,74 3,3468 0,37 3,26 4,21 100 7,6617 4,20 4,1533 0,46 3,61 4,79 Analisis Perhitungan Periode Ulang Gelombang Berdasarkan Thresold Wave eights (Kamphuis, 2000) asil perhitungan periode ulang gelombang dengan menggunakan Metode Distribusi Normal, Distribusi Log Normal, Metode Gumbel dan Metode Weibull dapat dilihat pada Tabel 13, Tabel 14, Tabel 15 dan Tabel 16. 13

Tabel 13. Gelombang dengan Periode Ulang Tertentu (Metode Distribusi Normal) Periode Ulang () t λ S 20 50 100 200 1,5 7,5 0,757 2,875 3,63 3,63 3,63 3,63 2 4,1 0,612 3,125 3,73 3,73 3,74 3,74 2,5 0,6 0,468 3,375 3,80 3,83 3,84 3,84 Tabel 14. Gelombang dengan Periode Ulang Tertentu (Metode Log Normal) Periode Ulang () t λ ln s 20 50 100 200 1,5 7,5 1,03 0,29 3,73 3,74 3,74 3,74 2 4,1 1,13 0,21 3,81 3,82 3,82 3,82 2,5 0,6 1,21 0,15 3,85 3,88 3,89 3,89 Tabel 15. Gelombang dengan Periode Ulang Tertentu (Metode Gumbel) Periode Ulang () t λ β ϒ 20 50 100 200 1,5 7,5 0,41 1,71 3,76 4,14 4,42 4,71 2 4,1 0,49 1,74 3,90 4,35 4,69 5,03 2,5 0,6 0,47 2,79 3,94 4,38 4,71 5,04 Tabel 16. Gelombang dengan Periode Ulang Tertentu (Metode Weibull) Periode Ulang () t λ α β ϒ 20 50 100 200 1,5 7,5 1,30 0,30 1,70 2,74 2,88 2,98 3,09 2 4,1 1,00 0,34 1,87 3,37 3,68 3,91 4,15 2,5 0,6 1,10 0,48 2,60 3,70 4,06 4,33 4,59 5. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Dari hasil perhitungan untuk data angin rata-rata diperoleh angin dominan dari arah Timur Laut sebesar 49,17% dan untuk data angin maksimum diperoleh angin dominan dari arah Utara sebesar 32,5%. Panjang fetch efektif terpanjang yaitu dari arah Utara sejauh 608,87 km. 2. Untuk Metode Jonswap Parameters Cara Pertama diperoleh tinggi gelombang maksimum yaitu 0,75 m, sedangkan pada Metode Jonswap Parameters Cara Kedua diperoleh tinggi gelombang maksimum yaitu 0,87 m dan Metode Finite Water Depth diperoleh tinggi gelombang maksimum yaitu 0,62 m. Berdasarkan Metode Sverdrup, Munk, and Berstchneider untuk data angin maksimum, gelombang tertinggi yaitu 3,85 m terjadi pada bulan Juni 2008. 3. Dari hasil perhitungan gelombang dengan periode ulang tertentu diperoleh tinggi gelombang terbesar terjadi pada Metode Weibull dengan ketinggian 4,79 m pada periode ulang 100 tahun. Dari hasil perhitungan periode ulang berdasarkan Thresold Wave eights diperoleh tinggi gelombang terbesar terjadi pada Metode Gumbel dengan ketinggian 5,04 m pada periode ulang 200 tahun. Saran 1.Untuk mendapatkan hasil analisis yang lebih baik diperlukan suatu studi yang lebih lanjut terhadap gelombang yang didukung oleh data lapangan yang lebih lengkap dan dalam jangka waktu yang cukup lama, sehingga nantinya dapat berguna dalam merencanakan dan memilih layout bagi pengembangan Pelabuhan Belawan ke depannya, agar dapat memberikan kemudahan bagi alur pelayaran. 14

6. DAFTAR PUSTAKA Davidson, R. & Arnott. (2010), Introduction to Coastal Processes and Geomorphology, Cambridge University Press. Edy, enry. 2013, Model Distribusi Kecepatan Angin Dan Pemanfaatannya Dalam Peramalan Gelombang Di Wilayah Timur Indonesia (Pulau Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku Dan Papua, Volume 14 No. 01 Maret 2013 ISSN : 977 197997. Kamphuis, J.W.(2000), Introduction to Coastal Engineering and Management, World Scientific. Kaunang, Josua Abimael, M. I. Jasin, J. D. Mamoto. 2016, Analisis Karakteristik Gelombang Dan Pasang Surut Pada Pantai Kima Bajo Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Sipil Statik Vol.4 No.9 September 2016 (567-576) ISSN: 2337-6732 Rizki, Muhammad. 2014, Analisa Gelombang Ekstrem di Perairan Pelabuhan Belawan, Universitas Sumatera Utara. Perdana, Dinda Satria, Nizar Achmad dan Edy Sriyono.2015, Predicting Coastline Changes In Daerah Istimewa Yogyakarta Using One-Line Model. Jurnal Teknik Vol. 5 No. 2 Oktober 2015 ISSN : 2088-3676. Purba, Viola erta. 2015, Prediksi Parameter Gelombang yang Dibangkitkan Oleh Angin Lokasi Pantai Cermin, Universitas Sumatera Utara. Ratu, Yoshua Aditya,Muh. I. Jasin dan Jeffry D. Mamoto.2015, Analisa Karakteristik Gelombang Di Pantai Bulo Rerer Kecamatan Kombi Kabupaten Minahasa. Jurnal Sipil Statik Vol.3 No.1, Januari 2015 (38-48) ISSN: 2337-6732. Siswanto, Aries Dwi. 2012, Studi Karakteristik Gelombang di Kabupaten Bangkalan Sebelum Jembatan Suramadu. Jurnal Kelautan Vol.5 No.1, April 2012 ISSN: 1907-9931. T.Thevasiyani a,n, K.Perera b.2014, Statistical Analysis of Extreme Ocean Waves in Galle, Sri Lanka, University of Peradeniya, Sri Lanka. Triatmodjo, Bambang. (1999), Teknik Pantai (Edisi Kedua), Beta Offset, Yogyakarta. Wiryawan, A. & Andarmawan, L. 2008, Perencanaan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Samudra Cilacap, Universitas Diponegoro. Yoshiaki Toba (3).& Momoki Koga (4).(nd). 2016, A Parameter Describing Overall Conditions of Wave Breaking,Whitecapp 15

16