18 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai entitas ekonomi lazimnya memiliki tujuan jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek perusahaan bertujuan memperoleh laba secara maksimal dengan menggunakan sumberdaya yang ada, sementara dalam jangka panjang tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Rendahnya kualitas laba akan dapat membuat kesalahan pembuatan keputusan para pemakainya seperti investor dan kreditor, sehingga nilai perusahaan akan berkurang (Siallagan dan Machfoedz, 2006). Soliha dan Taswan (2002) menyatakan nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Optimalisasi nilai perusahaan yang merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan (Fama dan French, 1998). Bagi investor yang tertarik untuk berinvestasi tentunya tingkat return atau keuntungan yang akan diperoleh dari investasi yang ditanamkannya berupa 1
2 capital gain dan dividen yang merupakan bagian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham. Pemegang saham dan manajemen sering kali menimbulkan masalah yang disebut dengan agency problem. Agency problem ini dapat dipengaruhi oleh struktur kepemilikan (Wahyudi dan Pawestri, 2006: 2). Pengaruh dari konflik antara pemilik (owners) dan manajer ini akan menyebabkan penurunan nilai perusahaan, kerugian inilah yang merupakan agency cost equity bagi perusahaan (Jensen dan Meckling, 1976). Nilai perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi, dan kepemilikan insider. Profitabilitas mencerminkan kemampuan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, modal sendiri maupun total aset. Profitabilitas merupakan daya tarik utama bagi pemilik perusahaan karena profitabilitas merupakan hasil yang diperoleh melalui usaha manajemen atas dana yang diinvestasikan para pemegang saham dan juga mencerminkan pembagian laba yang menjadi haknya yaitu seberapa banyak yang diinvestasikan kembali dan seberapa banyak yang dibayarkan sebagai dividen tunai ataupun dividen saham kepada mereka. Wewenang dalam mengendalikan kebijakan dividen merupakan salah satu wewenang yang didelegasikan para pemegang saham kepada dewan direksi. Penetapan kebijakan dividen sangat penting karena berkaitan dengan kesejahteraan pemegang saham. Dalam menentukan kebijakan dividen tidaklah
3 mudah karena dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, nilai perusahaan, dan harga saham perusahaan. Utang adalah instrumen yang sangat sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi utang maka semakin tinggi harga saham sehingga nilai perusahaan semakin tinggi, namun pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil dari pada biaya yang ditimbulkannya (Soliha dan Taswan, 2002). Jensen et al. (1992) dalam Soliha dan Taswan (2002) menyatakan bahwa dengan adanya hutang dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi yang sia-sia dan akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan peningkatan nilai investasi di masa yang akan datang (Jogiyanto, 2010). Lestari et al. (2013) menyatakan semakin tinggi keputusan investasi yang dilakukan perusahaan semakin tinggi peluang perusahaan untuk mendapatkan return yang besar. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang memiliki keputusan investasi tinggi pada saat ini, menyebabkan naiknya permintaan terhadap saham perusahaan, hal ini berdampak pada semakin meningkatnya investor yang berinvestasi pada perusahaan. Dengan meningkatnya keputusan investasi yang dilakukan membawa dampak pada meningkatnya nilai perusahaan.
4 Kepemilikan insider (kepemilikan manajerial) adalah kepemilikan saham yang dimiliki oleh manajemen disuatu perusahaan. Para pemegang saham yang mempunyai kedudukan dimanajemen perusahaan baik sebagai kreditur maupun sebagai dewan komisaris disebut sebagai kepemilikan manajerial. Disini manajemen perusahaan tidak hanya sebagai pengelola perusahaan saja tapi juga sebagai pemilik perusahaan, sehingga manajer akan lebih berhati-hati dalam melakukan suatu tindakan karena setiap tindakan yang dilakukan akan berdampak pada kesejahteraannya sendiri maupun kelangsungan hidup perusahaan yang nantinya akan berdampak pada nilai perusahaan. Bidang pertambangan merupakan sumber pendapatan yang paling besar bagi Indonesia. Kondisi ekonomi pertambangan mampu berdampak positif atau negatif bagi stabilitas ekonomi Indonesia. Perusahaan yang bergerak dalam bidang pertambangan, memiliki resiko yang sangat besar dalam mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Hambatan yang kerap terjadi pada perusahaan yang bergerak di sektor pertambangan adalah adanya keterbatasan sumberdaya dengan jumlah permintaan akan kebutuhan bahan tambang. Oleh karena itu, suatu perusahaan dituntut untuk dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya dengan baik dengan demikian dapat meningkatkan nilai perusahaan, yang mengakibatkan minat investor untuk berinvestasi juga tinggi.
5 Tabel 1 Perkembangan Indeks Sektoral di Bursa Efek Indonesia No. Sektor 30-12-11 30-05-12 30-01-13 1 Pertanian Rp. 2,171.73 Rp. 2,135.76 Rp.2,006.20 2 Pertambangan 2,514.86 2,180.85 1,945.55 3 Industri Dasar dan 401.33 455.03 477.42 Kimia 4 Aneka Industri 1,314.03 1,207.38 1,347.23 5 Industri Barang 1,304.28 1,440.70 1,572.3 Konsumsi 6 Properti & Real Estate 229.26 286.98 358.91 7 Infrastruktur, Utilitas, 701.50 771.05 938.57 dan Transportasi 8 Keuangan 491.64 487.20 582.26 9 Perdagangan, Jasa, dan 576.32 679.71 739.16 Investasi 10 Manufaktur 986.36 1,003.71 1,150.36 Sumber: www.duniainvestasi.com/bei/statistics, 2013 Dalam tabel 1 dapat dilihat pergerakan saham pertambangan mengalami penurunan kinerja. Fandini (2013) menyatakan adanya kebijakan baru yang dikeluarkan Ditjen Minerba Kementerian ESDM yang memangkas harga batu bara acuan 6,4 persen menjadi USD105,61 per ton dibandingkan dengan sebelumnya USD112,87 per ton menjadi awal tekanan yang terjadi pada saham sektor ini. Dalam Fact Book IDX 2009, 2010, 2011, dan 2012 Bursa Efek Indonesia mencatat banyak perusahaan pertambangan secara konsisten masuk ke dalam 50 perusahaan yang sahamnya paling aktif diperdagangkan baik dari segi volume, nilai, dan frekuensinya (50 most active stocks by trading volume, 50 most active stocks by trading value, 50 most active stock by trading frequency) di tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012 (tabel 2). Ini berarti informasi keuangan perusahaan pertambangan yang tepat waktu dan akurat menjadi semakin penting dan
6 kebutuhan investor terhadap informasi tersebut menjadi semakin meningkat. Akan tetapi peneliti juga melihat bahwa laporan keuangan dari sebagian besar perusahaan-perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menunjukkan penurunan dan peningkatan yang tidak stabil terhadap aktiva lancar, total utang, dan laba operasional. Maka dari itu, peneliti tertarik untuk mengambil perusahaan pertambangan sebagai objek penelitian. Tabel 2 Perusahaan Pertambangan yang Masuk 50 Saham Teraktif di Bursa Efek Indonesia Tahun By Trading Volume By Trading Value By Trading Frequency 2009 9 11 11 2010 10 12 11 2011 10 12 12 2012 8 12 13 Sumber : Fact Book IDX 2009, 2010, 2011, dan 2012 Hasil penelitian Mardiyati et al. (2012) menyimpulkan profitabilitas memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Soliha dan Taswan (2002) yang menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai hubungan kebijakan dividen dengan nilai perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda diantara peneliti. Wijaya et al. (2010) menyimpulkan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini bertentangan dengan pandangan yang dikemukakan oleh Sumarto
7 (2007) yang menyatakan bahwa kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan menghasilkan nilai yang signifikan negatif. Soliha dan Taswan (2002) menemukan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan temuan Rustendi dan Jimmi (2008) bahwa secara parsial utang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Temuan ini menunjukkan bahwa peningkatan utang akan meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Wijaya et al. (2010) menyimpulkan bahwa keputusan investasi dan kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sari (2013) keputusan investasi positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Wahyudi dan Pawestri (2006) menyimpulkan keputusan investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian mengenai hubungan kepemilikan insider dengan nilai perusahaan telah banyak dilakukan oleh peneliti. Namun para peneliti menemukan hasil yang berbeda. Soliha dan Taswan (2002) menemukan hubungan yang signifikan dan positif antara kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan. Rustendi dan Jimmi (2008) yang menghasilkan kesimpulan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial tidak berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sementara Sulistiono (2010) juga menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan penelitian terdahulu yang hasilnya tidak konsisten, maka peneliti akan menguji kembali variabel profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi, dan kepemilikan insider tetap konsisten berpengaruh
8 atau tidak terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI periode tahun 2009, 2010, 2011, dan 2012. Dari uraian diatas dan berdasarkan hasil dari penelitian terdahulu, maka penulis melakukan penelitian ini dengan judul PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN DIVIDEN, KEBIJAKAN HUTANG, KEPUTUSAN INVESTASI DAN KEPEMILIKAN INSIDER TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Kajian Empiris Perusahaan di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2009-2012) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh peneliti maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Apakah variabel profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 1.2.2 Apakah variabel kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 1.2.3 Apakah variabel kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 1.2.4 Apakah variabel keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan? 1.2.5 Apakah variabel kepemilikan insider berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
9 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, dapat diketahui tujuan penelitian ini adalah: 1.3.1 Untuk menguji pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. 1.3.2 Untuk menguji pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. 1.3.3 Untuk menguji pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan. 1.3.4 Untuk menguji pengaruh keputusan investasi terhadap nilai perusahaan. 1.3.5 Untuk menguji pengaruh kepemilikan insider terhadap nilai perusahaan. 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharap dapat memberi kontribusi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 1.4.1 Kontribusi Praktis Hasil dari penelitian ini diharap dapat bermanfaat untuk memperoleh informasi sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalam pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Selain itu dapat memberikan informasi bagi investor sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk berinvestasi agar mengetahui faktorfaktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
10 1.4.2 Kontribusi Teoretis Penelitian ini diharap dapat memberi bukti empiris menyangkut pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi, dan kepemilikan insider terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan sebagai informasi serta pengembangan untuk penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk memfokuskan permasalahan, maka ruang lingkup dalam penelitian ini difokuskan pada kajian dan pembahasan mengenai pengaruh profitabilitas, kebijakan dividen, kebijakan hutang, keputusan investasi, dan kepemilikan insider terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan yang dikelompokkan ke dalam jenis pertambangan yang terdaftar Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2012 yang tidak mengalami kerugian selama tahun penelitian, perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial serta yang membagi dividen. Data untuk analisis penelitian ini diambil dari laporan tahunan meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan ekuitas, laporan arus kas, dan harga saham perusahaan pertambangan periode tahun 2009-2012.