FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 TINJAUAN UMUM MILITER DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

dokumen-dokumen yang mirip
FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MILITER DAN POLITIK DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PEDOMAN PELAKSANAAN KERJASAMA PEMERINTAH DAERAH DENGAN PIHAK LUAR NEGERI BERDASARKAN PERMENDAGRI NO 3 TAHUN 2008 DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.

MEKANISME UMUM HUBUNGAN DAN KERJASAMA LUAR NEGERI OLEH DAERAH DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

FISIP HI UNJANI CIMAHI 2012 OTONOMI DAERAH DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

SELAYANG PANDANG KERJASAMA SISTER CITY DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DASAR HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA LUAR NEGERI OLEH PEMDA DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

KEMENTERIAN LUAR NEGERI DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PEMERINTAH DAERAH DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

MATA KULIAH ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI

SEJARAH PEPERANGAN ABAD MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

MATA KULIAH : PRAKTEK DIPLOMASI & NEGOSIASI

PERADABAN AMERIKA MODERN DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA

MATA KULIAH : SEJARAH DUNIA

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

Tanggung Jawab Komando Dalam Pelanggaran Berat Hak Asasi Manusia Oleh : Abdul Hakim G Nusantara

MATA KULIAH TEORI HUBUNGAN INTERNASIONAL

Isi. Pro dan Kontra Palestina masuk PBB

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP INTERVENSI PIHAK ASING ATAS KONFLIK INTERNAL LIBYA BERDASARKAN RESOLUSI DEWAN KEAMANAN PBB SKRIPSI

BAB IV KESIMPULAN. Dalam bab ini, penulis akan menuliskan kesimpulan dari bab-bab. sebelumnya yang membahas mengenai kelompok pemberontak ISIS dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN. dasawarsa terakhir ini dengan dilumpuhkannya beberapa pemimpin-pemimpin dictator

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BENTUK-BENTUK KERJASAMA LUAR NEGERI OLEH PEMDA DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI FISIP HI UNJANI CIMAHI 2012

BAB 5 PENUTUP. 5.1 Kesimpulan

Sambutan Presiden RI pd Farewell Presiden dg Perwira dan Prajurit TNI,di Magelang, tgl. 17 Okt 2014 Jumat, 17 Oktober 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENEGAKKAN TANGGUNG JAWAB MELINDUNGI: PERAN ANGGOTA PARLEMEN DALAM PENGAMANAN HIDUP WARGA SIPIL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2003 TENTANG TANDA KEHORMATAN SATYALANCANA DHARMA NUSA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TUGAS POKOK & FUNGSI PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN. Berdasakan hasil penelitian dan pembahasan pada Bab IV, maka

Oleh : Uci Sanusi, SH., MH

2015 DAMPAK DOKTRIN BREZHNEV TERHADAP PERKEMBANGAN POLITIK DI AFGHANISTAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEBIJAKAN PEMERINTAH FILIPINA DALAM MENANGANI GERAKAN SEPARATIS MORO DI MINDANAO RESUME SKRIPSI

PENDAHULUAN. Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. intervensi militer oleh pasukan koalisi Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Kanada dan

BAB 5 KESIMPULAN. Kebijakan nuklir..., Tide Aji Pratama, FISIP UI., 2008.

BAB I PENDAHULUAN. pemberian sanksi atas perbuatan pidana yang dilakukan tersebut. 1. pidana khusus adalah Hukum Pidana Militer.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 67 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

BAB IV KESIMPULAN. Kebijakan pemerintahan Francisco..., Fadhil Patra Dwi Gumala, FISIP UI, Universitas Indonesia

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Yofa Fadillah Hikmah, 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Rancangbangun hukum pulau-pulau perbatasan merupakan bagian penting dari ketahanan negara.

Ancaman Terhadap Ketahanan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Dengan berakhirnya Perang Dunia kedua, maka Indonesia yang

yang dihadapi pasukan mereka. Tingginya jumlah korban jiwa baik dari pihak sipil maupun pasukan NATO serta besarnya dana yang harus dialirkan menjadi

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

PERWAKILAN RI DI LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

RANCANGAN KESIMPULAN/KEPUTUSAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

ATURAN PERILAKU BAGI APARAT PENEGAK HUKUM

2017, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamb

RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENEGAKKAN KEDAULATAN INDONESIA SEBAGAI NEGARA KEPULAUAN MENUJU NEGARA MARITIM YANG BERMARTABAT (KOMISI KEAMANAN) (Forum Rektor Indonesia 2015)

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1936 sampai 1939 merupakan salah satu peristiwa penting yang terjadi

Negara Federasi dan Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

KAJIAN TERMINOLOGI TERHADAP PEMBERITAAN PERANG GAZA: TINJAUAN SEMANTIK SKRIPSI. Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. dan pelaksanaan HAM lebih banyak dijadikan objek power game diantara blokblok

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan di atas mengenai. perlindungan pihak ICRC ditinjau dari Konvensi Jenewa 1949 dan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 115 TAHUN 2015 TENTANG SATUAN TUGAS PEMBERANTASAN PENANGKAPAN IKAN SECARA ILEGAL (ILLEGAL FISHING)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sesuai dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 30 ayat (3) yaitu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

2017, No Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2010


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MATA KULIAH TEORI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL TEORI-TEORI KERJASAMA INTERNASIONAL. Oleh : Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si

Westget Mall diperkirakan merupakan supermarket milik Israel yang sering dikunjungi orang-orang asing.

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

BAB V KESIMPULAN. Benturan intervensi..., Rina Dewi Ratih, FISIP UI, 2008.

Penganugerahan Warga Kehormatan Korps Brimob Polri kepada Presiden RI, 15 Nov 2013 di Mako Brimob Jumat, 15 November 2013

BAB V KESIMPULAN. mencari mitra kerjasama di bidang pertahanan dan militer. Karena militer dapat

I. PENDAHULUAN. dalamnya. Untuk dapat mewujudkan cita-cita itu maka seluruh komponen yang

BAB V PENUTUP Kesimpulan

UNIT EKSPLANASI NEGARA BANGSA DALAM POLITIK LUAR NEGERI DOSEN : AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TOPIK KHUSUS DIPLOMASI INTERNASIONAL

Transkripsi:

FISIP IP UNJANI CIMAHI 2017 MATA KULIAH HUBUNGAN SIPIL MILITER TINJAUAN UMUM MILITER DOSEN : DR. AGUS SUBAGYO, S.IP., M.SI

PERTEMUAN II Definisi Militer Karakteristik Militer Doktrin Militer Tujuan Dibentuknya Militer 2

DEFINISI MILITER Militer adalah angkatan bersenjata dari suatu negara dan segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. Militer juga lazim disebut dengan istilah tentara atau angkatan bersenjata. Militer biasanya terdiri atas para prajurit atau serdadu. 3

DEFINISI MILITER Kata lain yang sangat erat dengan militer adalah militeristik, yang artinya : perilaku tegas, kaku, agresif dan otoriter "seperti militer". Militeristik adalah sifat, dimana sipil pun bisa bersikap militeristik. Karena lingkungan tugasnya terutama di medan perang, militer memang dilatih dan dituntut untuk bersikap tegas dan disiplin. Dalam kehidupan militer memang dituntut adanya hirarki yang jelas dan para atasan harus mampu bertindak tegas dan berani karena yang dipimpin adalah pasukan bersenjata. 4

DEFINISI MILITER Militer adalah sebuah organisasi yang diberi otoritas oleh organisasi di atasnya (negara) untuk menggunakan kekuatan yang mematikan (lethal force) untuk membela/mempertahankan negaranya dari ancaman aktual ataupun hal-hal yang dianggap ancaman. Dalam perspektif politik pragmatis, militer adalah alat negara untuk mencapai tujuan negara, baik itu internasional ataupun lokal. Militer adalah salah satu perangkat negara yang diberi legalitas untuk melakukan kekerasan, bahkan kepada penduduk sipilnya sendiri yang dianggap pemerintah membahayakan eksistensi 5 negara.

DEFINISI MILITER Merupakan sebuah organisasi dalam suatu negara yang menjadi alat bagi pemerintah untuk menjaga ketahanan sebuah negara dari serangan asing. Sebuah organisasi kekerasan fisik yang sah. Sebagai alat negara yang menjunjung tinggi supremasi sipil. Kelompok yang memegang senjata. Segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata. Memiliki perilaku tegas, kaku, otoriter, dan sistem 6 yang hierarkis.

DEFINISI MILITER Marx, adalah unsur yang utama dari kekuasaan politik dalam negara; siapapun yang ingin merebut dan memgang kekuasaan politik haruslah memiliki tentara yang kuat. M.Wilbur, adalah sistem organisasi politik yang menempatkan kekuatan senjata sebagai semacam "penengah yang normal" dalam distribusi kekuasaan dan pelaksanaan kebijakan Sementara itu militer sendiri memiliki latar belakang terlahir dari sebuah negara/kerajaan dimana para tentara direkrut dari masyarakat biasa yang dibentuk, dididik, dan dilatih sehingga menjadi personil yang tangguh serta fasilitas yang diterima mereka adalah hal yang membedakan mereka dari masyarakat biasa. 7

KEISTIMEWAAN MILITER Memiliki Senjata. Militer diberi kewenangan oleh negara untuk memiliki senjata dan memproduksi senjata untuk membela bangsa dan negara. Memiliki Hukum Militer. Militer diberi kewenangan menyelenggaran peradilan militer dimana setiap pelanggaran hukum yang dilakukan oleh personil militer diproses melalui peradilan militer, dan bukan peradilan sipil / umum. Memiliki Kewenangan Penggunaan Kekerasan. Militer diberi kewenangan untuk menggunakan cara-cara kekerasan, termasuk membunuh dalam upaya membela 8 negara dari setiap ancaman.

KARAKTERISTIK MILITER Sistem Komando. Artinya, setiap perilaku, tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh personil militer harus didasarkan pada perintah atasan / komandan / panglima. Spirit Kesatuan. Artinya, memiliki semangat juang, jiwa korsa, dan militansi antar personil untuk menjaga soliditas dan solidaritas dalam rangka menjunjung tinggi kehormatan satuan. Atribut Yang Seragam. Artinya, memiliki pakaian, baju, dan perlengkapan senjata yang lengkap dan seragam. Disiplin. Artinya, dididik dan dilatih secara terencana dan sistematis agar supaya terampil dan terlatih dalam 9 melaksanakan tugas pokok militer.

FUNGSI MILITER Militery Mission Militer berfungsi utama untuk melakukan peperangan dengan negara lain yang mengancam kedaulatan negara Civic Mission Militer berfungsi tambahan untuk melakukan kegiatan penanganan kegiatan sosial kemanusiaan, seperti penanggulan bencana, menolong rakyat di daaerah konflik, dan lainlain. 10

TUJUAN DIBENTUKNYA MILITER The Engine of War The Deterence Of War Militer dibentuk untuk mesin peperangan dan pertempuran di medan perang apabila terjadi kondisi perang. Militer berada digarda terdepan untuk berperang menghadapi musuh dari luar dalam keadaan perang. Militer dibentuk sebagai efek penggetar bagi musuh agar supaya tidak menyerang. Militer yang kuat di suatu negara akan mengurungkan negara lain untuk melakukan serangan terhadap negara tersebut. 11

RELASI MILITER DAN PERANG Masa Lalu Militer berfungsi untuk berperang dan bertempur secara fisik. Militer dipersenjatai dengan peralatan yang canggih dan modern Militer dan Perang ibarat dua sisi dari satu keping mata uang. Masa Kini dan Masa Depan Militer tidak hanya berfungsi untuk peperangan dan pertempuran, namun untuk tujuan sosial kemanusiaan. Peperangan saat ini dan masa depan adalah peperangan non fisik seperti perang ekonomi, perang teknologi, psy war, dan 12 perang dunia maya.

DOKTRIN MILITER Setiap militer di suatu negara pasti memiliki doktrin militer. Doktrin militer disusun berdasarkan pengalaman sejarah, karakter negara, dan tergantung pada hakekat ancaman masing-masing negara. Namun, secara prinsip doktrin militer secara universal adalah : Kill or To Be Killed / Membunuh atau Terbunuh. Doktrin ini bersifat universal karena militer ada di dunia dan dibentuk oleh setiap negara karena memang bertugas utama untuk berperang melawan musuh. 13

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Kepulauan Solomon Kepulauan Solomon terletak di Samudra Pasifik, disebut negara kepulauan karena memiliki 992 pulau. Negara ini merdeka dari penjajahan tahun 1976, hingga tahun 1998 negara ini mampu membentuk pemerintahan yang stabil. Namun mulai tahun 1998-2006, mereka tidak memiliki angkatan bersenjata. Hal ini terjadi karena sering terjadi konflik, kejahatan dan kekerasan, sehingga Australia dan Selandia Baru melucuti angkatan bersenjata mereka. Apabila terjadi perang, Kepulauan Solomon akan membayar angkatan bersenjata Australia untuk melindungi negara tersebut.. 14

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Kosta Rika Kosta Rika terletak di Amerika Tengah yang berbatasan dengan Nikaragua, Panama, Laut Karibia dan Samudra Pasifik. Sejak tahun 1948, Presiden Kosta Rika saat itu, Jose F Ferrer, menghapus militer dari negaranya. Di antara negara-negara di wilayah Ameriak Tengah, Kosta Rika memiliki stabilitas politik yang stabil dan aman. Untuk penegakan hukum, keamanan dan lain-lain dibebankan kepada institusi kepolisian. Kekuatan militer Kosta Rika bergantung pada 21 negara. Apabila ada negara yang menyatakan perang maka 21 negara ini termasuk Amerika Serikat, Kuba, dan Chile bersedia membelanya berdasarkan perjanjian yang telah disepakati. 15

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Samoa Samoa adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik dan mempunyai 11 distrik. Samoa diakui oleh PBB pada tanggal 15 Desember 1976. Hingga kini, Samoa tidak memiliki kekuatan militer, walaupun ada institusi kepolisian, namun jelas tidak dapat dianggap sebagai kekuatan militer. Samoa menjalin kerjasama baik dengan beberapa negara dan khususnya Selandia Baru yang dikukuhkan dengan perjanjian pada tahun 1962 untuk meminta bantuan pertahanan militer apabila ada 16 invansi dari negara lain.

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Republik Palau Republik Palau adalah negara kepulauan yang terletak di Samudra Pasifik serta berbatasan dengan Papua Barat, Maluku Utara, Sulawesi Utara, dan Filipina. Negara ini merdeka pada tahun 1994 dari Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik yang diperintah Amerika Serikat. Republik Palau terdiri dari 8 pulau utama dan sedikitnya 250 pulau kecil. Negara ini mempunyai kekurangan dalam kekuatan militer. Kekuatan kepolisian hanya bertugas untuk melindungi warga sipil. Apabila negara ini diserang maka kekuatan militer Amerika Serikat akan memberikan perlindungan. 17

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Andorra Andorra adalah sebuah negara kecil yang terletak di Eropa bagian barat daya. Negara mewah ini terkenal dengan sektor pariwisata dan status bebas cukai. Dengan mengandalkan 10 orang warga negaranya sebagai kekuatan militer, tentunya tindakan ini tidak ditanggapi secara serius oleh negaranegara lain dan Andorra juga tidak diundang dalam Perjanjian Versailles. Namun, kepolisian Andorra tetap difungsikan untuk membantu menjaga perdamaian. Negara yang memberi perlindungan apabila Andorra di serang negara lain adalah Perancis dan Spanyol karena kedua negara ini berbatasan dengan Andorra. Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO juga ambil bagian dalam memberi perlindungan kepada negara kecil ini. 18

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Grenada Grenada adalah sebuah negara kepulauan yang terletak di bagian paling selatan Kepulauan Windward, Karibia. Letaknya sekitar 161 km di sebelah utara Venezuela dan berbatasan langsung dengan Trinidad and Tobago. Grenada sempat mencuri perhatian dunia karena intervensi Amerika Serikat pada tahun 1983. Pada saat itu terjadi pemberontakan rezim pro Kuba dan setelah itu Grenada tidak mempunyai kekuatan militer yang memadai. Dukungan militer Grenada diperoleh dari Amerika Serikat, dikarenakan negara-negara tetangganya tidak memiliki sistem kekuatan militer yang cukup kuat. 19

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Kepulauan Marshall Kepulauan Marshall adalah negara yang terletak di Samudra Pasifik serta berbatasan dengan Nauru, Kiribati, Mikronesia dan Pulau Wake. Tadinya, Kepulauan Marshall termasuk negara Mikronesia, dan pada tahun 1944 Amerika Serikat memasukannya ke dalam Wilayah Perwakilan Negara Pasifik. Amerika Serikat sangat protektif kepada negara kepulauan ini, sehingga bersedia dan bertanggung jawab penuh kepada keamanan dan pertahanan negara ini. Kepulauan Marshall juga menjadi tempat pelaksanaan uji coba nuklir oleh Amerika dan kompensasi warga akibat radiasi masih berlangsung 20 hingga kini.

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Liechtenstein Liechtenstein adalah negara kecil yang kaya, terletak diantara Austria dan Swiss. Negara berbahasa Jerman ini pernah mengalami krisis moneter akibat perang dan pada tahun 1868 pemerintahnya menghapus sistem pertahanan militernya, alasannya karena masalah keuangan. Swiss menjadi negara yang bersedia membela Liechtenstein apabila di invasi oleh negara lain. 21

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Nauru Nauru adalah negara republik kecil di dunia yang terletak di Samudra Pasifik dan merdeka pada tahun 1968. Negara ini sempat terisolir dari dunia luar karena maskapai penerbangan nasionalnya, Air Nauru, pernah berhenti beroperasi. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama karena China memberikan bantuan untuk mengoperasikan kembali maskapai penerbangan itu. Karena populasi penduduknya yang kecil, Nauru tidak mempunyai kekuatan militer tetapi lembaga kepolisian tetap difungsikan untuk menjaga kestabilan. Berdasarkan perjanjian, Australia ditunjuk Nauru sebagai pemasok kekuatan militer. Pada saat Jerman menyerang Nauru, Australia membela negara kecil ini. 22

NEGARA YANG TIDAK MEMILIKI MILITER Vatikan Vatikan tidak memiliki pertahanan keamanan, keadaan ini tidak mengejutkan karena kepala negaranya dipimpin oleh seorang Paus yang dipilih oleh dewan Kardinal. Institusi kepolisian difungsikan untuk menjaga keamanan publik, lalu lintas, pengendalian massa, penegakan hukum dan lain-lain. Tentu saja pihak kepolisian Vatikan tidak bisa dianggap sebagai kekuatan militer negara tersebut dan untuk kebutuhan pertahanan keamanannya. Italia bertanggung jawab atas kebutuhan pertahanan keamanan Vatikan karena negara mungil ini terletak di tengah-tengah Kota Roma. Walaupun pemerintah Vatikan pernah membayar Swiss untuk kekuatan militernya. 23

Sekian & Terimakasih 24

Dr. Agus Subagyo, S.IP., M.Si Komplek Tirta Kencana Blok C No 7 Jln Pasantren Cibabat Cimahi Phone / fax : (022) 6612003 HP : 081 21 4047 45 Email : subagyo1978@mail.com subagyoeti@yahoo.com.au Facebook : agus subagyo Twitter : subagyoagus Instagram : agussubagyo1978 Blog : https://agussubagyo1978.wordpress.com 25