BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi dua subbab, sub bab pertama berisi tentang tinjauan pustaka berupa

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan hasil kreasi manusia yang indah, di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

intrinsiknya seperti peristiwa, plot, tokoh, latar, sudut pandang, dan lain-lain yang semuanya bersifat imajinatif. Novel adalah karya fiksi yang

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. berjudul Citra Perempuan dalam Novel Hayuri karya Maria Etty, penelitian ini

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. oleh peneliti terdahulu yang ada kaitannya dengan penelitian yang akan dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB I PENDAHULUAN. genre-genre yang lain. Istilah prosa sebenarnya dapat menyaran pada pengertian

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. karena kajian pustaka merupakan langkah awal bagi peneliti dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilukiskan dalam bentuk tulisan. Sastra bukanlah seni bahasa belaka, melainkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan atau menyampaikan suatu hal yang di ungkapkan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda, manusia dapat menghasilkan karya berupa produk intelektual (seperti puisi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH LASI NOVEL BEKISAR MERAH KARYA AHMAD TOHARI DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Untoro (2010: 217), cerpen adalah karangan pendek. novel, cerpen tidak dapat menjelaskan secara rinci unsur-unsur pembangun

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN. (fiction), wacana naratif (narrative discource), atau teks naratif (narrativetext).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari negara Jepang. Haruki Murakami, lahir 12 Januari 1949, dan menghabiskan masa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang mengamati realitas. Pernyataan ini pernah

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Sansekerta yang berarti alat untuk mengajar, buku petunjuk, buku instruksi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

BAB II LANDASAN TEORI. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis kajian penelitian ini harus ada teori

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

I. PENDAHULUAN. problematika yang dialaminya dalam kehidupan. Problematika dapat timbul

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.

ANALISIS STRUKTURAL NOVEL BERLAYAR KE SURGA KARYA RAMADHA TSULATSI HAJAR DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN PEMBELAJARAN DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. melalui cipta, rasa, dan karsa manusia. Al-Ma ruf (2009: 1) menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah karya sastra pada hakikatnya merupakan suatu pengungkapan kehidupan melalui bentuk bahasa.

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sastra sangat dipengaruhi oleh bahasa dan aspek-aspek lain. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, banyak sekali bermunculan karya-karya sastra yang nilai keindahannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Hal ini disebabkan masing-masing pengarang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah suatu hasil tulisan kreatif yang menceritakan tentang manusia dan juga

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mengarang suatu novel, seorang pengarang menggunakan pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Karya sastra merupakan kreativitas seseorang terhadap ide, pikiran, dan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. warisan leluhur nenek moyang kita sangat beragam dan banyak. menarik perhatian para ilmuwan, salah satunya berupa hikayat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

I. PENDAHULUAN. lingkungan, kebudayaan, maupun hal-hal yang memungkinkan dapat membentuk

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman pengarang. Karya sastra hadir bukan semata-mata sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. mamak atau pulang ka bako (Navis,1984: ). Dengan kata lain dikenal

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sastra disekolah. Salah satu tujuan pelajaran bahasa Indonesia di

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan struktur dunia rekaan, artinya realitas dalam karya sastra adalah realitas rekaan yang tidak sama dengan realitas dunia nyata. Karya sastra itu sendiri meskipun bersifat rekaan, tetapi tetap mengacu pada realitas dalam dunia nyata (Noor, 2009: 13). Ketika berbicara tentang karya sastra secara koheren, sifat dan fungsinya tidak dapat dipisahan. Secara garis besar fungsi karya sastra sebagaimana dikatakan Horatio (Noor, 2009: 14), adalah dulce et utile (menyenangkan dan berguna). Dianggap beguna karena pengalaman jiwa yang dibeberkan dalam kongkretisasi cerita, dan dikatakan menyenangkan karena cara pembeberannya. Oleh sebab itu, jika sebuah karya sastra menunjukkan sifat-sifat menyenangkan dan berguna yang kuat, maka karya sastra itu dapat dianggap sebagai karya sastra yang bernilai. Karya sastra berdasarkan ragam perwujudannya terdiri atas tiga macam, yaitu epik, lirik, dan drama (Teeuw, 1994: 109). Epik adalah teks yang sebagian berisi deskripsi (paparan kisah), dan sebagian lainnya berisi ujaran tokoh (cakapan). Epik ini biasa disebut prosa. Prosa merupakan ekspresi konstruktif (menyusun cerita). Prosa juga dikatakan bersifat naratif (bercerita). Bentuk prosa dalam sastra modern lebih dikenal dengan istilah cerita rekaan (cerkan). Disebut cerita rekaan karena memang direka oleh pengarang berdasarkan kenyataan yang diimajinasikan. Istilah 1

2 cerita rekaan dipakai untuk terjemahan prose-fiction (prosa fiksi). Macam-macam cerita rekaan dalam sastra modern antara lain novel, cerita pendek (cerpen), dan novela (cerita pendek yang panjang). Novel adalah cerkan yang panjang, yang mengetengahkan tokoh-tokoh dan menampakkan serangkaian peristiwa dan latar (setting) secara terstruktur (Noor, 2009:26). Nurgiantoro (2012: 11), novel merupakan salah satu karya sastra yang mengisahkan bagian penting dari kehidupan manusia dan di dalamnya terdapat peristiwa yang dialami oleh tokoh utama dengan berbagai peran dan kehidupannya. Novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, meyajikan sesuatu secara lebih banyak, lebih rinci, lebih detail, dan lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks. Perempuan menurut Sugihastuti (2000: 32) adalah sosok yang mempunyai dua sisi. Di satu sisi, perempuan adalah keindahan. Pesonanya dapat membuat lakilaki tergila-gila. Di sisi lain, perempuan dianggap lemah. Anehnya, kelemahan itu dijadikan alasan oleh laki-laki untuk mengekploitasi keindahannya. Bahkan, ada juga yang beranggapan bahwa perempuan itu hina, manusia kelas dua yang walaupun cantik tidak diakui eksistensinya sebagai manusia sewajarnya. Hal itu pula yang menjadi tema dari terbitnya sebuah karya sastra yang berbentuk novel dengan judul Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) karya Ahmad Tohari. Novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) bercerita tentang kisah hidup seorang perempuan yang menjadi korban keegoisan laki-laki.

3 Namun, berbagai macam penderitaan serta tekanan batin yang dialami tidak mematahkan semangatnya. Lasiyah, tokoh perempuan dalam novel tersebut terus berjuang untuk menjalani hidup meski sejak kecil Lasi selalu diejek teman dan orang di kampungnya karena fisik Lasi yang berbeda dari mereka. Orang-orang kampung mengatakan kalau Lasi adalah anak haram akibat perkosaan yang dilakukan seorang tentara Jepang. Hal itulah yang membuat wajah Lasi mirip orang Jepang. Novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) merupakan refleksi pandangan pengarang terhadap berbagai masalah yang terjadi di sekitar lingkungannya. Karya sastra ini merekam penderitaan dan harapan suatu masyarakat sehingga sifat dan persoalan suatu kehidupan dapat dibaca. Dengan demikian, novel ini menjadi hubungan sistem kehidupan dengan realitas sosial suatu masyarakat. Novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) merupakan struktur karya sastra yang otonom. Sebagai struktur yang otonom, unsur tersebut dibangun dari fakta-fakta cerita, tema, dan sarana-sarana sastra. Di antara ketiga unsur itu, fakta-fakta cerita dan tema merupakan unsur-unsur yang terlihat dominan ketika pembaca memaknai novel. Dominannya fakta-fakta cerita dan tema menarik perhatian dalam beberapa hal sebagai berikut. Pertama, alur yang kuat dan hubungan kausalitas yang runtut terbangun ke dalam episode-episode cerita yang dramatik. Kedua, tokoh-tokoh dalam novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) sebagai subjek yang menggerakkan peristiwa-peristiwa cerita menggambarkan tipe tokoh. Tingkah lakunya sering tidak

4 terduga dan memberikan efek kejutan bagi pembaca. Ketiga, latar novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) memberikan serangkaian cerita secara jelas. Hal ini penting untuk memberikan kesan realistis yang hendaknya dirasakan dan seolah-olah sedang benar-benar dialami oleh pembaca. Keempat, novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) mengangkat tema tentang perjuangan seorang perempuan untuk mendapatkan kehidupan yang layak. Hal ini merupakan unsur cerita yang sama dengan makna dalam pengalaman manusia sehingga menjadikan pengalaman batin pembaca begitu terikat dalam benak ingatan. Kelima, dengan ditelitinya alur, tokoh, latar, dan tema termudahkan pembaca untuk mengetahui hubungan antarunsur sebagai pembangun kesatuan unsur novel. Hubungan antarunsur yang saling terkait dapat diketahui makna cerita secara menyeluruh. Struktur karya sastra mengarahkan pada pengertian hubungan antara unsurunsur pembangunnya (intrinsik) yang bersifat timbal balik, saling menentukan, saling mempengaruhi, dan secara bersama-sama membentuk satu-kesatuan yang utuh. Analisis struktur novel merupakan prioritas pertama sebelum diterapkannya analisis yang lain. Tanpa analisis struktur novel tersebut, kebulatan makna intrinsik dari karya tidak dapat ditangkap. Dari latar belakang di atas maka penulis akan menganalisis menggunakan teori struktural yang meliputi nilai-nilai intrinsik dalam novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2).

5 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas ada beberapa permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti diantaranya: 1. Bagaimanakah unsur intrinsik novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2)? 2. Bagaimanakah gambaran perjuangan tokoh perempuan dalam memperjuangkan haknya dalam novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2). C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini secara umum bermaksud untuk memperoleh gambaran analisis novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2). Selain itu, tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1. Menjelaskan unsur-unsur intrinsik novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2). 2. Menjelaskan gambaran perjuangan tokoh perempuan dalam memperjuangkan haknya dalam novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2). D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini dapat dilihat dari dua perspektif, yakni manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Baik manfaat secara teoritis maupun praktis, keduanya memiliki peran yang baik dalam menunjang keberadaan serta perkembangan ilmu sastra pada umumnya, diantaranya:

6 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis manfaat yang akan didapatkan setelah melakukan penelitian ini, yaitu membantu mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu sastra dalam hal mengkaji novel. Hasil studi ini dapat dimanfaatkan untuk dasar pengembangan penelitian berikutnya, yaitu kajian sastra feminis. 2. Manfaat Praktis Sedangkan manfaat secara praktis temuan dari penelitian ini, yaitu membantu pembaca untuk mengetahui unsur-unsur intrinsik dalam novel dan perjuangan hidup tokoh perempuan, yang dapat digunakan sebagai cermin kehidupan dan renungan dalam memperjuangkan kesetaraan hidup perempuan. E. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini telah disesuaikan dengan rumusan masalah dan objek kajian yang telah ditentukan oleh peneliti, yakni membatasi masalah terkait dengan analisis struktural. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan karena objek material yang dikaji berupa bahan pustaka, yaitu novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) karya Ahmad Tohari. Adapun objek materialnya adalah analisis unsur-unsur intrinsik dalam novel tersebut. Kajian penelitian ini dibatasi pada kajian struktural dan gambaran perjuangan tokoh perempuan saja. Peneliti akan mempermudah dalam melakukan analisis penelitian, maka novel Bekisar Merah dan Belantik (Bekisar Merah 2) akan disingkat menjadi novel BMDB.

7 F. Landasan Teori Struktural Unsur struktural tidak cukup hanya sekedar mendata unsur tertentu pada sebuah karya fiksi, tetapi yang lebih penting adalah menunjukkan bagaimana hubungan antar unsur tersebut, dan sumbangan apa yang diberikan terhadap tujuan estetik dan makna keseluruhan yang ingin dicapai (Nurgiyantoro, 2012: 37). Pendapat di atas memberikan gambaran bahwa teori struktural merupakan usaha untuk memahami karya sastra berdasarkan unsur-unsur intrinsik yang antara lain meliputi tokoh dan penokohan, alur (plot) dan pengaluran, latar (setting) dan pelataran, tema, amanat, gaya bahasa, dan pusat penceritaan (point of view) yang membangun struktur karya sastra tersebut. Unsur-unsur tersebut harus dipandang sebagai suatu totalitas karena keterjalinan dan keterpaduan unsur-unsur tersebut sangat menentukan keutuhan makna karya sastra. Dalam hubungannya dengan analisis psikologi tokoh, penulis berpandangan bahwa tokoh dan penokohan, alur dan pengaluran serta latar dan pelataran yang lebih banyak memiliki kaitan. Menurut Chatman (dalam Nurgiyantoro, 2012: 28), unsur naratif dapat dibedakan ke dalam unsur cerita dan wacana. Cerita merupakan bentuk dari sesuatu yang diekspresikan. Suatu cerita terdiri dari peristiwa dan wujud keberadaanya atau eksistensinya. Peristiwa itu dapat berupa tindakan, aksi verbal dan nonverbal, serta kejadian. Wujud eksistensinya berupa tokoh dan unsur-unsur latar. Wacana merupakan sarana untuk mengungkapkan isi. Kesimpulannya adalah apa yang ingin dilukiskan dalam teks naratif, sedangkan wacana adalah bagaimana melukiskannya.

8 Adapun langkah-langkah analisis naratif sebagai berikut; 1. Mengidentitaskan unsur-unsur intrinsik yang membangun karya sastra secara lengkap dan jelas, mana yang tema dan mana yang tokoh. 2. Mengkaji unsur-unsur yang telah diidentifikasikan sehingga diketahui tema, alur, penokohan, dan latar dalam sebuah karya sastra. 3. Menghubungkan masing-masing unsur sehingga memperoleh kepaduan makna secara menyeluruh dari sebuah karya sastra (Nurgiyantoro, 2012: 36). G. Metode Peneltian 1. Pengumpulan Data Adapun bahan atau data utama adalah novel BMDB karya Ahmad Tohari. Penulis menggunakan penelitian kepustakaan dalam usaha untuk mengumpulkan bahan, sehingga bahan dan data seluruhnya diperoleh dari sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan objek yang diteliti. 2. Analisis Data Dalam tahap analisis data, penulis akan menggunakan teori struktural. Metode ini penulis maksudkan untuk mengungkap unsur-unsur intrinsik dan juga melihat gambaran perjuangan tokoh perempuan dalam novel BMDB karya Ahmad Tohari. 3. Penyajian Hasil Analisis Data Hasil penelitian ini disajikan secara informal yang akan dipaparkan secara deskriptif, dengan menggambarkan dan menguraikan data dalam bentuk struktur teks.

9 H. Sistematika Penulisan Tahap terakhir penelitian adalah penyajian laporan hasil penelitian. Laporan penelitian disajikan dalam urutan sebagai berikut: Bab I, merupakan bagian pendahuluan yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, tinjauan Pustaka atau penelitian sebelumnya, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penelitian. Bab II, berisi tentang tinjauan pustaka dan teori struktural karya sastra. Bab III, berisi tentang unsur-unsur intrinsik novel BMDB karya Ahmad Tohari dan Gambaran Perjuangan Tokoh Perempuan. Bab IV, berupa penutup yang berisi simpulan dari penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti tentang novel BMDB karya Ahmad Tohari.