Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Page 1 of 30
A. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang dasar-dasar penerapan keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri konstruksi. B. Memberikan pengertian dan pemahaman kepada mahasiswa tentang aktivitas sebelum, selama, dan setelah pekerjaan konstruksi berlangsung. C. Mahasiswa diharapkan dapat mengidentifikasi dan melakukan analisis potensi bahaya terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di bidang industri konstruksi. D. Mahasiswa diharapkan mampu melakukan tindak pencegahan dan meminimalkan risiko terhadap potensi bahaya dalam pelaksanaan industri konstruksi. Page 2 of 30
Pelaksanaan pembelajaran diharapkan akan dicapai hasil pengajaran yang optimal, dengan menggunakan dua macam pembelajaran yakni sistem pembelajaran tutorial di dalam kelas teori, dan sistem pembelajaran aplikasi lapangan. Page 3 of 30
Komposisi penilaian: Nilai Tugas/Quiz/Presentasi: 40% Nilai Ujian Tengah Semester (UTS): 25% Nilai Ujian Akhir Semester (UAS): 25% Perilaku dan Kehadiran: 10% Kehadiran semester minimum 80%. Persyaratan ini wajib terpenuhi sebelum mahasiswa diperkenankan untuk mengikuti Ujian Akhir Semester. Page 4 of 30
1. Definisi dan pengertian umum industri konsruksi. 2. Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan Peraturan Pemerintah bidang industri konstruksi. 3. Prinspip-prinsip dasar penerapan K3 di bidang industri konstruksi. 4. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 5. Aktivitas-aktivitas dalam industri konstruksi. 6. Identifikasi potensi bahaya dan analisis keselamatan kerja konstruksi. 7. Ahli K3 Konstruksi. 8. Penyusunan Rencana K3 Kontrak Konstruksi (RK3K). 9. Tindakan pencegahan dan meminimalkan risiko bahaya pada industri konsruksi. 10. Prinsip-prinsip dasar K3 saat bekerja di ketinggian sektor industri konstruksi. Prinsip-prinsip dasar K3 dalam membangun dan membongkar Scaffolding. 11. Prinsip-prinsip dasar Contractor Safety Management System (CSMS). Page 5 of 30
1. Ananta, Erwin. 2016. Jurnal Ilmiah Peran Contractor Safety Management System (CSMC) Dalam Meminimalkan Risiko Kecelakaan Kerja. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press ISBN: 978-602-386-073-9 2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/Per/ M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan 4. Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum Nomor Kep. 174/MEN/1986. No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi. 5. AGC Education and Research Foundation. 1990. Construction Supervisor Participant s Manual. Wil McKnight Associates, Inc. 3rd Edition. 6. OSHA regulations 29 CFR 1926.500-503. Specific Precautions To Protect Employees Who Work At Heights. Occupational Safety & Health Administration. 7. OSHA regulations 29 CFR 1910.28. Safety requirements for scaffolding. Occupational Safety & Health Administration. 8. Praptono, Kartono. 1989. Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran pada Bangunan- Bangunan. Jakarta 1989. Page 6 of 30
Dosen Pengampu: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM Page 7 of 30
Merupakan rangkaian aktifitas dari berbagai elemen kegiatan pekerjaan konstruksi untuk mewujudkan suatu wujud fisik (bangunan, jalan, jembatan, dermaga, bandara, dll) dengan durasi waktu tertentu dan dengan sumberdaya tertentu. Merupakan kegiatan yang unik karena tidak ada yang sama satu dengan yang lainnya. Selalu dimulai pada waktu tertentu dan berakhir pada waktu tertentu dengan durasi waktu yang selalu dibatasi. Bersifat dinamis, sehingga kegiatan-kegiatan pelaksanaan konstruksi yang berpotensi terhadap bahaya juga bersifat dinamis. Page 8 of 30
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi Page 9 of 30
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi Page 10 of 30
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi Page 11 of 30
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi Page 12 of 30
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi Page 13 of 30
Ilustrasi kegiatan proyek konstruksi Page 14 of 30
Proyek Pemerintah melalui APBN / APBD Provinsi / APBD Kabupaten/Kota Proyek bantuan Luar Negeri (Hibah, Pinjaman jangka pendek, Pinjaman jangka panjang) Proyek investasi asing dari luar negeri. Proyek swasta murni secara perorangan atau korporasi. Proyek konsorsium. Proyek dari sumber dana sindikasi (Syndicate Agent) Swadaya masyarakat. Page 15 of 30
Pemilik Proyek (Owner) atau Investor. Konsultan Manajemen Proyek. Konsultan Perencana. Konsultan Pengawas. Kontraktor. Sub-Kontraktor. Pemasok (supplier). Page 16 of 30
Diatur dalam ketentuan tentang pengadaan barang/jasa pemerintah: Perpres No. 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Perpres No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Page 17 of 30
Pengguna Anggaran / Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA) Pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran Kementerian/ Lembaga/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Pejabat yang disamakan pada Institusi lain Pengguna APBN/APBD. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek. Unit Layanan Pengadaan / Pejabat Pengadaan (ULP/PP) Unit organisasi / pejabat pemerintah yang berfungsi melaksanaan pengadaan proyek pemerintah yang bersifat permanen, dapat berdiri sendiri atau melekat pada unit yang sudah ada. Panitia / Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan (PPHP) Panitia/pejabat yang ditetapkan oleh PA/KPA yang bertugas untuk menerima hasil pekerjaan. Page 18 of 30
PA/KPA ULP/PP PPK PPHP Konsultan Kontraktor Supplier Sub- Kontraktor Garis perintah dan koordinasi Garis penunjukkan pengadaan Garis penyerahan pekerjaan Page 19 of 30
Diatur dan disesuaikan oleh perusahaan masing-masing dan tidak terikat dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan No. 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Page 20 of 30
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 09/Per/M/2008 Tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI No Per.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Konstruksi Bangunan Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja Dan Menteri Pekerjaan Umum No. Kep. 174/MEN/1986. No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Tempat Kegiatan Konstruksi Page 21 of 30
PBI 1971 N.I.-2 Peraturan Beton Bertulang Indonesia PKKI 1961 N.I.-5 Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia SNI 03-1726-2002 Tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung SNI 03-1729-2002 Tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI 03-2847-2002 Tentang Peraturan desain dan persyaratan pelaksanaan konstruksi beton bertulang Indonesia SNI T-02-2003 Tentang Tata cara perencanaan konstruksi kayu Indonesia Page 22 of 30
K3 Konstruksi adalah Keselamatan dan kesehatan kerja dengan pengertian pemberian perlindungan kepada setiap orang yang berada di tempat kerja, yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Page 23 of 30
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif. Page 24 of 30
SMK3 Bidang Konstruksi adalah SMK3 pada sektor jasa konstruksi yang berhubungan dengan kepentingan umum (masyarakat) antara lain pekerjaan konstruksi: jalan, jembatan, bangunan gedung fasilitas umum, sistem penyediaan air minum dan perpipaannya, sistem pengolahan air limbah dan perpipaannya, drainase, pengolahan sampah, pengaman pantai, irigasi, bendungan, bendung, waduk, dan lainnya. Page 25 of 30
Ahli K3 Konstruksi adalah Ahli K3 yang mempunyai kompetensi khusus di bidang K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dalam: merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sistem manajemen K3 konstruksi sesuai pedoman di tempat penugasannya Bersertifikat Ahli K3 Konstruksi Page 26 of 30
Ahli K3 Konstruksi terdiri atas 3 kategori : Ahli Muda K3 Konstruksi. Ahli Madya K3 Konstruksi. Ahli Utama K3 Konstruksi. Kompetensi Ahli K3 Konstruksi dapat dilihat pada: Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan Nomor KEP 20/DJPPK/VI/2004 tanggal 30 Juni 2004 Page 27 of 30
Petugas K3 Konstruksi adalah petugas di dalam organisasi Pengguna Jasa dan/atau Organisasi Penyedia Jasa yang telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum. Page 28 of 30
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi Penyedia Jasa dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi. Page 29 of 30
Bahaya K3 Konstruksi adalah suatu keadaan yang belum dikendalikan sampai pada suatu batas yang memadai dalam pekerjaan konstruksi. Risiko K3 Konstruksi adalah perpaduan antara peluang dan frekuensi terjadinya peristiwa K3 dengan akibat yang ditimbulkannya dalam kegiatan konstruksi. Page 30 of 30