Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck Converter Berbasis Mikrokontroler Arduino

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir dilaksanakan pada bulan Februari 2014 hingga Januari

Rancang Bangun Interleaved Boost Converter Berbasis Arduino

Rancang Bangun Modul DC DC Converter Dengan Pengendali PI

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan penulisan laporan tugas akhir dilakukan di Laboratorium

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

PERCOBAAN 5 REGULATOR TEGANGAN MODE SWITCHING. 1. Tujuan. 2. Pengetahuan Pendukung dan Bacaan Lanjut. Konverter Buck

DAFTAR GAMBAR. Magnet Eksternal µt Gambar Grafik Respon Daya Output Buck Converter dengan Gangguan Medan

NAMA :M. FAISAL FARUQI NIM : TUGAS:ELEKTRONIKA DAYA -BUCK CONVERTER

Kendali Sistem Pengisi Baterai Tenaga Surya Metode Incremental Conductance Berbasis Mikrokontrol

Rancang Bangun Prototipe Emulator Sel Surya Menggunakan Buck Converter Berbasis Arduino

PERANCANGAN CATU DAYA DC TERKONTROL UNTUK RANGKAIAN RESONANSI BERBASIS KUMPARAN TESLA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ZERO VOLTAGE SWITCHING BUCK CONVERTER DENGAN BEBAN RESISTIF BERVARIASI DAN SEBAGAI CATU DAYA UNTUK MOTOR ARUS SEARAH

Rancang Bangun Charger Baterai dengan Buckboost Konverter

BAB III DESAIN DAN IMPLEMENTASI

III. METODE PENELITIAN. dari bulan November 2014 s/d Desember Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan Catu Daya DC ini yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konverter elektronika daya merupakan suatu alat yang mengkonversikan

RANCANG BANGUN CATU DAYA DIGITAL MENGGUNAKAN BUCK CONVERTER BERBASIS MIKROKONTROLER ARDUINO. (Skripsi) Oleh NURIL ILMI TOHIR

BAB III DESAIN BUCK CHOPPER SEBAGAI CATU POWER LED DENGAN KENDALI ARUS. Pada bagian ini akan dibahas cara menkontrol converter tipe buck untuk

RANCANG BANGUN PENYEARAH AC TO DC RESONANSI SERI DENGAN ISOLASI TERHADAP FREKUENSI TINGGI

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

PENGONTROLAN DC CHOPPER UNTUK PEMBEBANAN BATERAI DENGAN METODE LOGIKA FUZZY MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA 128 TUGAS AKHIR

Andriani Parastiwi. Kata-kata kunci : Buck converter, Boost converter, Photovoltaic, Fuzzy Logic

SISTEM PENGENDALIAN MOTOR SINKRON SATU FASA BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

Perancangan Dan Realisasi Converter Satu Fasa untuk Baterai Menjalankan Motor AC 1 Fasa 125 Watt

BAB I PENDAHULUAN. digunakan, dari mulai jam, perangkat portabel hingga mobil listrik yang mulai

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Perancangan Battery Control Unit (BCU) Dengan Menggunakan Topologi Cuk Converter Pada Instalasi Tenaga Surya

DC-DC Step-Up Converter Rasio Tinggi Kombinasi Charge Pump dan Boost Converter untuk Catu Daya Motor Induksi pada Mobil Listrik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

yaitu, rangkaian pemancar ultrasonik, rangkaian detektor, dan rangkaian kendali

Desain dan Implementasi Soft Switching Boost Konverter Dengan Simple Auxillary Resonant Switch (SARC)

Materi 3: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Input ADC Output ADC IN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Konversi energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik dilakukan oleh

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

Desain dan Implementasi Catu Daya Searah Berarus Besar Bertegangan Kecil

PENYEDIA DAYA DC BERBASIS MIKROKONTROLER MC68HC908QT2

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

PERENCANAAN INVERTER PWM SATU FASA UNTUK PENGATURAN TEGANGAN OUTPUT PEMBANGKIT TENAGA ANGIN

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH PEMASANGAN MOTOR DC PADA SEKUTER DENGAN PENGENDALI PULSE WIDTH MODULATION

DISAIN SWITCHING POWER SUPPLIES

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

METODE PENGENDALIAN KONVERTER DC DC EMPAT LEVEL JENIS DIODA CLAMP

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Rancang Bangun Catu Daya DC 1V 20V Menggunakan Kendali P-I Berbasis Mikrokontroler

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

KINERJA KONVERTER ARUS SEARAH TIPE BUCK CONVERTER DENGAN UMPAN BALIK TEGANGAN BERBASIS TL494

Auto Charger System Berbasis Solar Cell pada Robot Management Sampah

Desain Inverter Tiga Fasa dengan Minimum Total Harmonic Distortion Menggunakan Metode SPWM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

Pengendalian Kecepatan Motor DC Magnet Permanen Dengan Menggunakan Sensor Kecepatan Rotari

PENGESAHAN. Laporan tugas akhir dengan judul Perancangan Kontrol PI dengan Pendekatan Orde Satu Untuk

ANALISIS PERBANDINGAN HASIL OPERASI CCM DAN DCM PADA DC CHOPPER TIPE CUK

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

Rancang Bangun AC - DC Half Wave Rectifier 3 Fasa dengan THD minimum dan Faktor Daya Mendekati Satu menggunakan Kontrol Switching PI Fuzzy

PERANCANGAN KONVERTER DC-DC RESONANSI BEBAN SERI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Desain Buck Chopper Sebagai Catu. Power LED Dengan Kendali Arus

BAB III DESAIN DAN PERANCANGAN

Simulasi Maximum Power Point Tracking pada Panel Surya Menggunakan Simulink MATLAB

TRAINER KIT SWITCHING MODE POWER SUPPLY LAPORAN PROYEK AKHIR. Oleh : CAESAR YOGA SAPUTRA OKTVIANTO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Adapun blok diagram modul baby incubator ditunjukkan pada Gambar 3.1.

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III METODE PENELITIAN

Desain dan Implementasi Self Tuning LQR Adaptif untuk Pengaturan Tegangan Generator Sinkron 3 Fasa

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

PERANCANGAN DAN REALISASI INVERTER MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER ATMEGA168

KEGIATAN BELAJAR 3 B. DASAR TEORI 1. MOSFET

RANCANG BANGUN CATU DAYA TENAGA SURYA UNTUK PERANGKAT AUDIO MOBIL

DESAIN DAN ANALISIS PROPORSIONAL KONTROL BUCK-BOOST CONVERTER PADA SISTEM PHOTOVOLTAIK

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

Rancang Bangun Inverter Multipulsa untuk Beban Penerangan Rumah Tangga Jenis Lampu Pijar

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB I PENDAHULUAN. adalah lebih hemat energi. Untuk menghidupkan lampu LED tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

BAB II LANDASAN TEORI

Perancangan dan Analisis Back to Back Thyristor Untuk Regulasi Tegangan AC Satu Fasa

Desain Switch Mode Power Supply Jenis Push Pull. Converter Sebagai Catu Kontroler

MENGURANGI RIAK ARUS OUTPUT INVERTER SATU FASA KENDALI PI DENGAN METODE VIRTUAL L TUGAS AKHIR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BOOST-UP CHOPPER 24 V/320 V DENGAN KENDALI PROPORSIONAL- INTEGRAL (PI) BERBASIS MIKROKONTROLLER

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB VI PEMANGKAS (CHOPPER)

Bidang Information Technology and Communication 336 PERANCANGAN DAN REALISASI AUTOMATIC TIME SWITCH BERBASIS REAL TIME CLOCK DS1307 UNTUK SAKLAR LAMPU

Transkripsi:

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Rancang Bangun Catu Daya Digital Menggunakan Buck Converter Berbasis Mikrokontroler Arduino Ahmad Saudi Samosir 1, Nuril Ilmi Tohir 2, Abdul Haris 3 Jurusan Teknik Elektro Universitas Lampung, Bandar Lampung Jl. Prof. Sumantri Brojonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 1 ahmad.saudi@eng.unila.ac.id 2 nurililmitohir@gmail.com 3 aharis@eng.unila.ac.id Intisari--- Seiring perkembangan teknologi saat ini, banyak aplikasi yang membutuhkan sumber dc dimana tegangan keluarannya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pemakai. Penerapan sistem buck converter sebagai salah satu regulator dc tipe switching dapat menjawab kebutuhan tersebut dengan mewujudkan sebuah sumber tegangan arus searah. Dengan memasukkan tegangan setting sesuai kebutuhan melalui keypad dan nilai pengukuran yang teraktual dari nilai arus, tegangan dan daya dapat ditampilan pada layar LCD. Serta perubahan tegangan yang terjadi tersimpan secara realtime pada data logger. Pada pengujian pada simulasi dan perangkat keras dilakukan dengan beban resistif. Dari pengujian dapat diketahui kemampuan dari catu daya yang telah dibangun yaitu memiliki kemampuan daya maksimal sebesar 170 watt, memiliki efisiensi rata-rata sebesar 80.74% dan regulasi beban rata-rata sebesar 1.89%. Kata kunci--- Catu daya, Buck Converter, efisiensi Abstract--- As the grow up of technology today, many applications require the dc power source where the output voltage can be changed according to user s requirement. The implementation of buck converter as one of switching type DC regulator can answer this requirement by realizing a dc voltage source. By setting the voltage needed through the keypad, the measurement value of current, voltage and power can be displayed on the LCD. The change of voltage will be stored in the data logger real time. Simulation and the hardware test done with resistive load show the maximum power of the built power supply is 170 watts, average efficiency is 80,74% and average load regulation is 1,89%. Keywords--- power supply, Buck Converter, Effeciency I. PENDAHULUAN Pada saat ini penggunaan akan elektronika daya semakin meluas dan telah menjadi bagian yang sangat penting pada banyak bidang. Oleh karna itu, pengembangan akan elektronika daya perlu terus dilakukan pengembangan. Salah satu bagian dari pengembangan elektronika daya tersubut adalah catu daya. Catu daya (power supply) adalah suatu rangkaian elektronik yang mengubah arus listrik bolak-balik menjadi arus listrik searah. Catu daya merupakan sebuah peralatan yang berfungsi sebagai penyedia daya untuk peralatan lainnya. Catu daya pada umumnya masih menggunakan catu daya analog dimana masih menggunakan putaran analog sehingga tidak mudah untuk mendapatkan keluaran langsung sesuai dengan keinginan yang dibutuhkan pemakai. Selain itu kestabilan yang masih kurang baik dan besarnya disipasi daya yang terjadi pada catu daya analog menjadi latar belakang sehingga diperlukan pengembangan. Seiring perkembangan teknologi digital maka

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 45 dikembangkan suatu piranti catu daya yang menggunakan teknik kendali digital. Dari permasalahan di atas maka pada penelitian ini disulkan suatu piranti yang dapat menggantikan catu daya analog yaitu catu daya digital yang dilengkapi metode regulasi pensaklaran menggunakan buck converter dan berbasiskan mikrokontroler arduino. Kelebihan dari catu daya digital ini adalah dapat didapatkan tegangan ataupun arus keluaran yang lebih stabil karena dilakukan pengendalian secara digital, didukung dengan penggunaan metode regulasi pensaklaran menggunakan buck converter. Pada catu daya digital ini pengaturan nilai tegangan yang diinginkan hanya dengan menekan untuk memasukkan tegangan setting sesuai kebutuhan melalui keypad dengan perintah yang sangat mudah dan nilai pengukuran yang teraktual dari nilai arus dan tegangan dapat ditampilan pada layar LCD yang sebelumnya diproses pada mikrokontroler. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Catu Daya dengan Regulasi Linier (Linier Regulated Power Supply) Catu daya dengan regulasi linier sedikitnya harus mempunyai tiga bagian yaitu jaringan pembangkit tegangan acuan, jaringan pengendali dan komponen elektronika. Pembangkit tegangan acuan menghasilkan tegangan acuan yang tidak terpengaruh akibat perubahan tegangan masukan. Bagian kendali terbentuk dari system untai tertutup dimana terdapat bagian umpan balik, penguat selisih dan penguat kesalahan. Komponen elektronika yang digunakan berupa transistor bipolar atau FET yang dapat melewatkan daya secara seri yang sering disebut dengan komponen pelewat seri. Peregulasian tegangan secara linier pada catu daya dapat diperlihatkan pada Gambar 1 sebagai berikut: Gbr. 1 Rangkaian Regulator Linier [1] Keluaran bagian kendali mengatur konduktifitas komponen elektronika daya. Prinsip kerjanya adalah jika tegangan keluaran catu daya lebih kecil dari tegangan yang diharapkan, maka pengendali akan meningkatkan konduktifitas komponen elektronika daya sehingga tegangan keluaran catu daya dapat naik dan sesuai dengan kebutuhan. Sebaliknya jika teganga keluaran catu daya terlalu besar dibandingkan tegangan yang dibutuhkan, maka pengendali akan mengurangi konduktifitas koponen elektronika daya sehingga tegangan keluaran akan menurun dan sesuai dengan yang dibutuhkan. B. Catu Daya dengan Regulasi Pensaklaran (Swiching Regulated Power Supply) Catu daya dengan regulasi pensaklaran pada dasarnya memanfaatkan kerja dari rangkaian converter DC ke DC. Rangkain converter DC ke DC ini dilengkapi dengan rangkaian kontrol yang mampu mendeteksi tegangan keluaran secara kontinyu dan menetapkan regulasi dengan mengontrol duty cycle saklar yang digunakan.

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 46 Gbr. 2 Rangkaian Regulator Pensaklaran Saklar yang digunakan pada umunya adalah transistor daya atau SCR. Saat komponen ini dioperasikan pada switching mode, daya disipasinya rendah yang menyebabkan rangkaian regulator ini mempunya efisiensi atau daya guna yang tinggi dibandingkan dengan regulator linier. Kerugian regulator ini adalah pengisian kapasitor keluaran dilakukan secara pulsa dan koreksi perubahan tegangan membutuhkan beberapa pulsa, sehingga respon regulasi tidak secepat catu daya linier. Selain itu pensaklaran pada kondisi ON dan OFF dari komponen transistor daya ini dapat menimbulkan riak (ripple) yang dapat mengganggu sistem dimana catu daya ini digunakan. Pada penelitian ini, converter DC ke DC yang digunakan untuk meregulasi tegangan keluaran catu daya adalah buck converter. Penjelasan prinsip kerja pengaturan tegangan dengan menggunakan jenis konverter ini dijelaskan pada subbab selanjutnya. C. Buck Converter Buck converter merupakan konverter DC- DC yang berfungsi untuk menurunkan tegangan. Gambar 3 berikut merupakan rangkaian dari buck converter: Gbr. 3 Rangkaian dari buck converter. Untuk mempermudah dalam menganalisa rangkaian buck, Gambar 4 berikut ini merupakan state dari rangkaian buck pada saat state ON dan state OFF: Gbr. 4 Rangkaian Buck pada saat State ON dan State OFF State ON Ketika berada pada state ON, switch Q1 akan berfungsi sebagai saklar yang menutup (konduksi) selama interval waktu dt, maka arus dari tegangan sumber V in akan mengalir melalui induktor L, beban dan kembali lagi ke sumber. Karena tegangan yang diberikan kepada induktor konstan, maka arus yang melewati induktor meningkat secara linier. State OFF Ketika berada pada state OFF, Q1 menjadi terbuka mengakibatkan arus dari

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 47 sumber input tidak dapat mengalir melewati switch ini. Sehingga sumber dari tegangan output sekarang berasal dari induktor dan kapasitor dimana dioda D menjadi aktif. Arus mengalir dari induktor L ke beban melalui dioda dan kembali menuju induktor L. Karena tegangan induktor menjadi lebih kecil dibandingkan saat state ON dan konstan, maka arus yang melewati induktor akan menjadi turun secara linier. Nilai tegangan masukan yang dihasilkan dapat dihitung melalui persamaan berikut : V o = D.V in (1) Gbr. 5 Blok diagram pengendali PI III. METODE PENELITIAN A. Pemodelan dan Simulasi catu daya digital Input Keypad Tegangan Setting Output LCD Tegangan Arus Untuk mendesain konverter perlu ditetapkan beberapa variabel, yaitu tegangan input, tegangan output, arus output dan frekuensi switching. Dalam menentukan besarnya nilai induktor dan kapasitor dapat menggunakan persamaan berikut : [6] (2) BEBAN Pin Digital Sensor Tegangan Mikrokontroler Arduino Mega + V_Set Pengendali PI PWM Generator - V Pin ADC Pin ADC Sensor Arus Pin Digital Pin PWM Pulsa Kontrol GATE DRIVER BUCK CONVERTER Dimana : = Tegangan keluaran = Tegangan masukan = Duty cycle = Nilai induktor (induktansi) = Ripple arus f = Frekuensi = Nilai Kapasitor = Ripple tegangan (3) D. Pengendali PI Pengendali PI adalah system pengendali gabungan antara pengendali proporsional dan integral. Blok diagram pengendali PI dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Converter AC to DC Gbr. 6 Blok Diagram Pemodelan dan Simulasi catu daya digital Secara umum pemodelan dan simulasi catu daya digital dapat direpresentasikan dengan blok diagram yang ditunjukkan pada Gambar 6 diatas. 1) Pemodelan Buck Converter Untuk memodelkan buck converter perlu ditetapkan beberapa nilai parameter, yaitu nilai tegangan masukan, tegangan keluaran, arus keluaran, frekuensi switching, nilai kapasitansi C dan nilai induktansi L. Nilai kapasitor dan induktor ditentukan dengan menggunakan persamaan 2 dan 3. Tabel 1 berikut menunjukkan nilai dari setiap parameter yang digunakan untuk memodelkan buck converter.

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 48 Tabel 1 Parameter-Parameter untuk Pemodelan Buck Converter No Parameter Simbol Nilai 1 Tegangan Masukan V in 35 V 2 Tegangan Keluaran V out 21.7 V 3 Arus Keluaran I sc 4.8 A 4 Ripple Arus I 5 % 5 Ripple Tegangan V 5 % 6 Frekuensi F 20000 Hz 7 Duty Cycle D 0.83 8 Nilai Induktor L 9 Nilai Kapasitor C Dengan nilai-nilai dari parameter di atas maka telah dapat memodelkan buck converter seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7 sebagai subsistem penyusun sistem catu daya digital untuk simulasi. Gbr. 7 Model Buck Converter B. Perancangan Perangkat Keras Catu daya digital Rancangan catu daya digital yang dibuat terdiri dari beberapa subsistem, yaitu mikrokontroler Arduino Mega 2560, rangkaian gate driver berbasis HCPL3120, rangkaian buck converter, sensor tegangan, sensor arus ACS712, beban, antarmuka masukan (menggunakan keypad) dan keluaran (menggunakan liquid crystal display, LCD). Masing-masing subsistem tersebut memiliki fungsi dan saling terhubung dengan subsistem yang lain. masukan berupa keypad dengan cara menekan nilai pada keypad tersebut. 2) Mikrokontroler akan mengolah nilai tegangan setting menjadi tegangan referensi yang akan dibandingkan dengan nilai tegangan keluaran buck converter. Error yang terjadi akan dikontrol dengan kontrol proporsional integral (PI) dengan memberikan nilai konstanta K P dan K I. Sinyal kontrol ini menjadi masukan pulse width modulator (PWM) dimana sinyal kontrol ini akan dibandingkan dengan sinyal gergaji yang dihasilkan oleh osilator mikrokontroler, sehingga akan dihasilkan pulsa kontrol yang memiliki lebar pulsa (PWM). 3) Pulsa kontrol akan dipindahkan dan dikuatkan amplitudonya oleh rangkain gate driver. 4) Pulsa kontrol yang telah dikuatkan akan mengatur switch mosfet pada buck converter untuk membuka atau menutup. Sehingga didapatkan nilai tegangan yang sesuai dengan tegangan referensi yang menunjukkan tegangan yang diinginkan. 5) Tegangan dan arus keluaran dari buck converter akan disensor dan diumpan balikkan ke mikrokontroler. Selain itu, arus dan tegangan keluaran ini ditampilkan oleh LCD. 6) Operasi ini akan terus berulang secara close loop, sehingga akan dihasilkan nilai tegangan yang sesuai dengan tegangan setting yang diinginkan. Rancangan rangkaian sistem catu daya digital secara keseluruhan ditunjukkan pada Gambar sebagai berikut : 1) Nilai tegangan yang diinginkan (tegangan setting) dimasukkan melalui antarmuka

Tegangan Keluaran ( Volt) ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 49 serta antarmuka masukan (keypad) dan keluaran (LCD). Pengujian dilakukan dengan menghubungkan catu daya digital dengan beban serta memvariasikan nilai masukan tegangan. Gbr. 10 Tampilan Pada Lcd Saat Alat Bekerja Gbr. 8 Rancangan Keseluruhan Dari Alat Yang Akan Dibangun IV.HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Pembuatan Catu Daya Digital Saat catu daya telah terhubung beban, maka catu daya akan mulai bekerja, dimana tegangan buck converter akan dikontrol sehingga akan didapatkan nilai tegangan yang sesuai dengan yang diinginkan seperti terlihat pada gambar diatas. B. Pengaruh Perubahan Setpoint Terhadap Tegangan Keluaran Perubahan tegangan keluaran terhadap waktu dilakukan dengan memvariasikan tegangan keluaran sehingga tegangan keluaran mencapai steady state pada tegangan keluaran yang diinginkan. 30 25 20 15 10 5 Tegangan aktual Setpoint Gbr. 9 Realisasi Dari Alat Yang Dibangun Gambar di atas merupakan subsistemsubsistem penyusun perangkat keras yang telah diuji dan telah dirangkai menjadi satu kesatuan. Subsistem-subsistem tersebut adalah catu daya, gate driver, buck converter, sensor arus dan tegangan, mikrokontroler 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 Waktu (Detik) Gbr. 11 Grafik Perubahan Tegangan Dan Arus Akibat Perubah Beban Saat Setpoint 20, 15, 25 Volt Pada gambar diatas dapat dilahat bahwa tegangan keluaran divariasikan dari tegangan 15 volt hingga 25 volt selanjutnya diturunkan

Efisiensi (%) Tegangan Keluaran ( Volt) Arus ( Ampere) ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 50 kembali ke 15 volt. Pada kurva diatas menunjakan bahwa tegangan keluaran akan mencapai tegangan setpoint pada 11 detik. Pada pengujian ini setiap perubahan tegangan terhadap setpoint yang terjadi akan disimpan pada data logger pada mikrokontroler yang tersimpan dalam memory card. Sehingga dari kurva diatas menunjukan bahwa tegangan keluaran sudah sesuai terhadap tegangan setpoint yang diinginkan. Untuk data tegangan keseluruhan terlampir pada lampiran C. Pengaruh Perubahan Beban Terhadap Tegangan Dan Arus Catu Daya Perubahan tegangan keluaran dengan perubahan beban ini dilakukan pengujian dengan memvariasikan beban. Saat tegangan keluaran konstan dengan perubahan beban kecil dan saat perubahn beban besar. 20 15 10 5 Tegangan Keluaran Arus 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 275 Waktu ( Detik) Gbr. 12 Grafik Perubahan Tegangan Dan Arus Akibat Perubah Beban Saat Setpoint 20, 15, 25 Volt kenaikan tetapi akan kembali steady state seiring perubahan waktu. Sehingga dari gambar diatas dapat diketuhui bahwa perubahan arus akan mempengaruhi tegangan keluaran pada catu daya tetapi akan kembali pada setpoint pada perubahan waktu. D. Efisiensi Efisiensi adalah perbandingan antara daya keluaran (Pout) dengan daya masukan (Pin). Daya masukan adalah daya yang terukur di masukan catu daya digital dan daya keluaran adalah daya yang terukur di keluaran catu daya digital pada saat berbeban. Efisiensi ini dinyatakan dalam persentase oleh persamaan 3.2 yaitu : x 100 % = x 100% Pengujian efisiensi ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar efisiensi pada catu daya digital ketika diberi beban. Dalam menguji efisiensi ini diberikan beban berupa 3 ohm sampai 80 ohm dengan berbagai variasi tegangan dari tegangan setting 5 volt hingga 20 volt 95 90 85 80 75 Pada gambar diatas menunjukan bahwa tegangan keluaran sebesar 10, 20, 25 volt. Tegangan keluaran tersebut dilakukan pengujian dengan memvariasikan beban yaitu dengan beban kecil dengan resistansi 200 ohm dan dengan beban besar dengan resistansi 8 ohm. Terlihat bahwa tegangan keluaran akan mengalami penurunan saat terjadi perubahan beban menjadi besar sedangkan saat terjadi perubahan beban menjadi kecil tegangan keluaran mengalami 70 65 60 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Beban ( ohm) Gbr. 13 Kurva Perbandingan Efisiensi dengan Perubahan Beban Saat Setpoint 5, 10, 15, 20 dan 25 Gambar 13 memperlihatkan bahwa efisiensi catu daya digital secara keseluruhan variasi tegangan dan variasi beban memilki 5 volt 10 volt 15 volt 20 volt 25 volt

Tegangan Keluaran (volt) Tegangan Kleuaran (volt) ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 51 efisiensi rat-rataa sebesar 80,74%. Dari grafik juga terlihat, bahwa efisiensi cenderung naik seiring bertambahnya beban pada setiap variasi tegangannya. Hal itu disebabkan karena arus yang terjadi cenderung semakin kecil akibat semakin besar resistansinya E. Regulasi beban catu daya digital Regulasi beban adalah parameter yang menunjukkan seberapa besar perubahan tegangan pada beban bila terjadi perubahan arus. Semakin kecil nilai regulasi beban, semakin baik kualitas catu daya digital. Untuk menghitung nilai regulasi beban menggunaka persamaan 3.1, yaitu : Dari Tabel diatas terlihat bahwa pada saat kondisi resistansi 3 ohm (dengan beban maksimum) tegangan keluaran catu daya digital sebesar 19.97 Volt saat tengangan setting 20 volt. Sementara, pada saat resistansi 80 ohm (dengan beban minimal) tegangan keluaran catu daya DC ini sebesar 20 volt.dari hasil pengujian dengan variasi beban dari beban 3 ohm sampai dengan beban 80 ohm, maka regulasi beban pada catu daya digital sebesar 0.15%. F. Perbandingan Tegangan Keluaran Alat Yang Dibangun Oleh Penulis Dengan Alat Yang Sudah Dibeli Jadi 12 10 8 6 Tabel 2 pengujian regulasi beban No Resistansi Vout Iout Pout (Ohm) (Volt) (A) (Watt) 1 3 19.97 6.33 126.41 2 5 19.98 5.35 106.893 3 8 19.98 3.15 62.937 4 9 19.98 2.91 58.1418 5 10 19.98 2.53 50.5494 6 11 20 2.23 44.6 7 13 20 1.92 38.4 8 16 20 1.62 32.4 9 20 20 1.3 26 10 26 20 0.98 19.6 11 40 20 0.66 13.2 12 80 20 0.34 6.8 4 2 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 Waktu (detik) 20 15 10 5 (a) Tegangan Aktual 0 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 Waktu(detik) (b) Gbr. 14 Kurva Perbandingan alat yang dibangun dengan alat yang dibeli jadi Pada gambar diatas menunjukan bahwa tegangan keluaran sebesar 10 volt. Tegangan keluaran tersebut dilakukan pengujian pada perangkat keras yang dibangun dan perangkat keras yang sudah dibeli jadi dengan memvariasikan beban yaitu dengan

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 52 beban kecil dengan resistansi 200 ohm dan dengan beban besar dengan resistansi 8 ohm. Terlihat pada perangkat keras yang dibeli jadi bahwa tegangan keluaran akan mengalami penurunan saat terjadi perubahan beban sehingga tegangan keluaran dari alat tersebut tidak sesuai dengan yang diinginkan saat beban besar dan saat beban kecil kembali ke tegangan yang diinginkan. Sedangkan pada perangkat keras yang telah dibangun tegangan keluaran akan mengalami penurunan dan kenaikan saat terjadi perubahan beban dan akan kembali steady steate seiring perubahan waktu. V. PENUTUP Perancangan dan pembuatan catu daya digital dengan metode regulasi pensaklaran (switching) telah berhasil dilakukan dengan kemampuan daya maksimal sebasar 170 watt. Catu daya digital yang telah dibangun memiliki efisiensi rata-rata sebesar 80.74% dan regulasi beban rata-rata sebesar 1.89%. Perbandingan hasil simulasi dan perangkat keras untuk perubahan tegangan keluaran akibat perubahan beban sebesar 0.22 volt saat setpoint 25 volt. Pengaruh perubahan setpoint terhadap tegangan keluaran untuk mencapai waktu steady state sebesar 10 detik dan pengaruh perubahan beban terhadap tegangan dan arus akan mempengaruhi tegangan keluaran pada catu daya. REFERENSI [1] Istataqomawan, Zuli, Darjat, Agung Warsito. 2002.Catu Daya Tegangan DC Variabel de ngan Dua TAHAP Regulasi (Switching dan Linier). Jurnal. Teknik Elektro Universitas Diponegoro. [2] Hendrickson. 2010. Catu Daya Menggunaka n Seven Segment. Jurusan Teknik Elektro F akultas Teknologi Industri. Universitas Gun adarma. [3] Yanis, Rifaldi, Dringhuzen J. Mamahit, S.T. M.Eng, dkk. 2013. Perancangan Catu Daya Berbasis Up-Down Binary Counter dengan 32 Keluaran. E-Jurnal Teknik Elektro dan K omputer. Jurusan Teknik Elektro Fakultas T eknik. UNSRAT. Manado. [4] Andrianto.D. 2008. Analisa Kestabilan DC- DC Konverter Dengan Metode Penambahan LC Disisi kontrol. Skripsi. Jurusan Teknik Elektro. Fakultas Teknis. Universitas Katolik Soegipranata. Semarang. [5] Ilmanda, Hermawan. Mochammad Facta. Karnoto. 2014. Pembuatan Catu Daya Arus Dc Menggunakan Topologi Inverter Jembatan Penuh Dan Penyearah Jurnal. Teknik Elektro. Fakultas Teknik Elektro. Universitas Diponegoro. Semarang [6] Pujiyatmoko, Heru. Mochammad Facta. Agung Warsito. 2014. Perancangan Catu Daya DC Terkontrol Untuk Rangkaian Resonansi Berbasis Kumparan Tesla. Jurnal. Teknik Elektro. Fakultas Teknik Elektro. Universitas Diponegoro