BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
MENGENAL SISTEM PAKAR

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

Untung Subagyo, S.Kom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

SISTEM PAKAR. Entin Martiana, S.Kom, M.Kom

BAB 2 LANDASAN TEORI

2/22/2017 IDE DASAR PENGANTAR SISTEM PAKAR MODEL SISTEM PAKAR APLIKASI KECERDASAN BUATAN

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT DAN HAMA PADA TANAMAN SEMANGKA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR. Jurusan Teknik Informatika

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DALAM MEMBANGUN SUATU APLIKASI

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

Struktur Sistem Pakar

BAB II LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

By: Sulindawaty, M.Kom

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG BERBASIS WEB (STUDI KASUS : DINAS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA KAB INHIL)

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

Sistem Pakar Kerusakan pada Perangkat Keras (Hardware) di SMA Negeri 11 Kabupaten Tangerang

Jurnal Komputasi. Vol. 1, No. 1, April Pendahuluan. Hal 1 dari 90

SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

PENGEMBANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS PENYAKIT CABAI PAPRIKA BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EXPERT SYSTEM DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE UNTUK DIAGNOSA DINI PENYAKIT-PENYAKIT HEWAN TERNAK DAN UNGGAS

BAB I PENDAHULUAN. seperti yang dilakukan oleh para ahli. Sistem Pakar merupakan salah satu bidang

TAKARIR. : diagram aktifitas yang memodelkan alur kerja. suatu proses. dipakai. berurutan. : perangkat untuk simulasi hasil aplikasi pada IDE

Pengantar Kecerdasan Buatan (AK045218) Sistem Pakar. Sistem Pakar 1/17

BAB 2 LANDASAN TEORI. berkonsultasi dengan seorang pakar atau ahli. Seorang pakar adalah seseorang yang

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT

Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar

IMPLEMENTASI INFERENCE ENGINE DENGAN RANGKAIAN MUNDUR PADA SISTEM PAKAR UNTUK SIMULASI SELEKSI TERNAK

(hiperglisemia) yang disebabkan oleh kekurangan hormon insulin. Sedangkan terapi dalam bidang farmakologi kedokteran mempelajari bagaimana penggunaan

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

BAB III ANALISA SISTEM

APLIKASI SHELL SISTEM PAKAR

BAB II DASAR TEORI. Sistem pakar atau Expert System biasa disebut juga dengan knowledge

BAB I PENDAHULUAN. hidup menjadi lebih praktis dan efektif, apalagi dengan hadirnya perangkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sistem Berbasis Pengetahuan. Program Studi Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer Universitas Putra Indonesia YPTK Padang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Expert System. MATA KULIAH : Model & Simulasi Ekosistem Pesisir & Laut. Syawaludin A. Harahap 1

Gambar 3.1 Arsitektur Sistem Pakar (James Martin & Steve Osman, 1988, halaman 30)

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT PADA TANAMAN ANGGREK MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

INTELEGENSI BUATAN. Sistem Pakar. M. Miftakul Amin, M. Eng. website :

APLIKASI WEB PADA SISTEM PAKAR FORWARD CHAININGUNTUK DETEKSI KERUSAKAN PC (PERSONAL COMPUTER)

PEMANFATAN TEOREMA BAYES DALAM PENENTUAN PENYAKIT THT

BAB VI SISTEM PAKAR. Bahan Ajar Kecerdasan Buatan

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

BAB 2 LANDASAN TEORI

NASKAH PUBLIKASI. SISTEM PAKAR PERAWATAN FACIAL ACNE PADA KLINIK dr.ve MEDICAL DERMATIC BERBASIS WEB

SISTEM PAKAR DIAGNOSIS KERUSAKAN SEPEDA MOTOR NON MATIC

SISTEM PAKAR PENDETEKSI PENYAKIT MATA BERBASIS ANDROID

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Konferensi Nasional Sistem Informasi 2013, STMIK Bumigora Mataram Pebruari 2013

BAB III LANDASAN TEORI

SISTEM PAKAR DENGAN BEBERAPA KNOWLEDGE BASE MENGGUNAKAN PROBABILITAS BAYES DAN MESIN INFERENSI FORWARD CHAINING

Sistem Pakar untuk Mendiagnosa Penyakit Kucing Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK PERTOLONGAN PERTAMA MENDIAGNOSA DEMAM Shela Shelina Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 164

APLIKASI SISTEM PAKAR DETEKSI KERUSAKAN MOTOR MATIC MENGGUNAKAN METODE FOWARD CHAINING. Agustan Latif

BAB I PENDAHULUAN. tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

SISTEM PAKAR BERBASIS WEB UNTUK DIAGNOSA HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN MELON

SISTEM PAKAR DALAM HAL MENDETEKSI PENYAKIT TANAMAN PERKEBUNAN SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR 20 BAB III TEORI DASAR SISTEM PAKAR DAN SISTEM KONTROL BERBASIS SISTEM PAKAR

BAB I PENDAHULUAN. bagus dan enak dilihat. Proses cat pada mobil adalah bagian dari proses kerja yang

SISTEM PAKAR PENGOBATAN HERBAL

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PADA MESIN FOTOCOPY CANON MENGGUNAKAN FORWARD CHAINING

Kecerdasan Buatan dan Sistem Pakar

BAB III LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dipaparkan teori-teori yang melandasi di dalam pembangunan sistem pakar yang penulis akan buat.

Pembangunan Aplikasi Sistem Pakar untuk Diagnosis Penyakit Tanaman Padi

MERANCANG SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT JANTUNG DENGAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sama dengan kemampuan seorang pakar dibidang keilmuan tertentu.

BAB II. Beberapa aplikasi pendeteksi penyakit pada tanaman antara lain :

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pakar Definisi Pakar (Human Expert) adalah seseorang yang telah mempelajari fakta- fakta, buku teks, dan pengetahuan bidangnya, serta mengembangkan pengetahuan yang telah terdokumentasi dengan mempelajari kasus-kasus yang pernah ditemukan. (Sri Kusumadewi,2003) Kriteria Seorang Pakar: Secara khusus keahlian seorang pakar termasuk kumpulan perilaku, diantaranya sebagai berikut: Dapat mengenali (recognizing) dan formulasi masalah, Memecahkan masalah secara cepat dan benar, Menjelaskan solusi, Mampu belajar dari pengalaman, Merestrukturisasi pengetahuan, Menentukan relevansi atau hubungan, Memahami limit atau batas kemampuan. 2.2 Definisi dan Ciri-ciri Sistem Pakar Definisi Sistem Pakar Sistem pakar (expert system) adalah salah satu teknik kecerdasan buatan yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar yang baik dirancang agar dapat menyelesaikan suatu permasalahan tertentu dengan meniru kerja dari para ahli. Dengan sistem pakar ini, orang awampun dapat menyelesaikan masalah yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini juga akan membantu

aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman. Ada beberapa definisi tentang sistem pakar, antara lain : (Sri Kusumadewi, 2003: 109). Ciri-ciri Sistem Pakar Adapun ciri-ciri sistem pakar adalah sebagai berikut: Terbatas pada domain keahlian tertentu Dapat memberikan penalaran untuk data data yang tidak pasti Dapat mengemukakan rangkaian alasan-alasan, yang diberikan dengan cara yang dapat dipahami Berdasarkan pada kaidah atau rule tertentu Dirancang untuk dapat dikembangkan secara bertahap Keluarannya bersifat anjuran. 2.3 Keunggulan dan Kelemahan Sistem Pakar Keunggulan Sistem Pakar 1. Menghimpun datadalam jumlah yang sangat besar. 2. Menyimpan data tersebut untuk jangka waktu yang panjang dalam suatu bentuk tertentu. 3. Mengerjakan perhitungan secara cepat dan tepat dan tanpa jenuh mencari kembali data yang tersimpan dengan kecepatan tinggi. Kelemahan Sistem Pakar 1. Masalah dalam mendapatkan pengetahuan dimana pengetahuan tidak selalu bisa didapatkan dengan mudah, karena kadang kala pakar dari masalah yang kita buat tidak ada, dan kalaupun ada kadang-kadang pendekatan yang dimiliki pakar berbeda-beda. 2. Untuk membuat suatusistem pakar yang benar-benar berkualitas tinggi sangatlah sulit dan memerlukan biaya yang sangat besar untuk pengembangan dan pemeliharaannya.

3. Boleh jadi sistem tak dapat membuat keputusan. 4. Sistem pakar tidak 100% menguntungkan, walaupun seorang tetap tidak sempurna atau tidak selalu banar. Oleh karena itu perlu di uji ulang secara teliti sebelum digunakan Berikut ini merupakan perbandingan antara kemampuan pakar manusia dan sistem komputeryang menjadi pertimbangan pengembangan sistem pakar: Tabel Perbandingan Pakar manusia dan Sistem komputer Factor Human Expert Expert System Ketersediaan waktu Hari kerja Setiap saat Geografis Lokal / tertentu Dimana saja 2.4 Komponen Utama Sistem Pakar Sistem Berbasis Pengetahuan diturunkan dari istilah knowledge based expertsystem. Sistem ini merupakan sistem yang menggunakan pengetahuan manusia yang telah disimpan dalam komputer untuk menyelesaikan permasalahan yang memerlukan kepakaran seorang ahli (Buliali, dkk., 2007) Gambar 2.4 Komponen Utama Sistem Pakar

A. Basis Pengetahuan (Knowledge Base) Basis pengetahuan merupakan inti dari program sistem pakar, dimana basis pengetahuan ini merupakan representasi pengetahuan (knowledge representation) dari seorang pakar. Basis pengetahuan ini tersusun atas fakta dan kaidah. Fakta adalah informasi tentang objek, peristiwa, atau situasi.kaidah adalah cara untuk membangkitkan suatu fakta baru dari fakta yang sudah diketahui. B. Basis Data atau Memori Kerja (Working Memory) Basis data adalah bagian yang mengandung semua fakta-fakta, baik fakta awal pada saat sistem mulai beroperasi maupun fakta-fakta yang didapatkan pada saat pengambilan kesimpulan sedang dilakukan. Dalam prakteknya, basis data berada didalam memori komputer. Kebanyakan sistem pakar mengandung basis data untuk menyimpan data hasil observasi dan data lainnya yang dibutuhkan selama pengolahan. C. Mesin Inferensi (Inference Engine) Mesin inferensi adalah bagian yang mengandung mekanisme fungsi berpikir dan pola-pola penalaran sistem yang digunakan oleh seorang pakar. Mekanisme ini akan menganalisa suatu masalah tertentu dan selanjutnya akan mencari jawaban atau kesimpulan yang terbaik. Secara deduktif mesin inferensi memilih pengetahuan yang relevan dalam rangka mencapai kesimpulan. Dengan demikian sistem ini dapat menjawab pertanyaan pemakai meskipun jawaban tersebut tidak tersimpan secara eksplisit didalam basis pengetahuan. Mesin inferensi memulai pelacakannya dengan mencocokkan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan dengan fakta-fakta yang ada dalam basis data. Beberapa tipe teknik yang digunakan dalam proses inferensi, antara lain: a) Pelacakan kebelakang (backward chaining), yaitu memulai penalarannya dari sekumpulan hipotesa menuju fakta-fakta yang mendukung hipotesa tersebut. Jadi proses pelacakan berjalan mundur dimulai dengan menentukan

kesimpulan yang akan dicari kemudian fakta-fakta pembangun kesimpulan atau a Goal Driven b) Pelacakan kedepan (forward chaining), merupakan kebalikan dari backward chaining, yaitu memulai dari sekumpulan data menuju kesimpulan. Suatu kasus kesimpulannya dibangun berdasarkan fakta-fakta yang telah diketahui atau data driven c) Backward Chaining dan Forward Chaining, yaitu gabungan dari kedua teknik tersebut. D. Antarmuka Pemakai Antarmuka (User Interface) pemakai adalah bagian penghubung antara program sistem pakar dengan pemakai. Pada bagian ini akan terjadi dialog antara program dan pemakai. Program akan mengajukan pilihan penelusuran atau berbentuk menu pilihan. Program sistem pakar akan mengambil kesimpulan berdasarkan jawaban dari pemakai tersebut 2.5 Kategori Pengembangan Sistem Pakar Berdasarkan kegunaannya, sistem pakar memiliki beberapa kategori pengembangan, antara lain: Tabel 2. 1 Kategori Pengembangan Sistem Pakar (Arhami, 2004) No. Kategori Masalah yang diselesaikan 1. Debugging Menentukan dan mengimplementasikan cara-cara untuk mengatasi kegagalan fungsi, contoh: memberikan resep obat terhadap suatu kegagalan. 2. Desain Menentukan konfigurasi komponen-komponen sistem yang cocok dengan tujuan kinerja tertentu yang memenuhi kendala-kendala tertentu, contoh: PEACE untuk membangun desain pengembangan sirkuit elektronik. 3. Diagnosis Pengembangan sistem pakar terbesar adalah dibidang diagnosis, yaitu menentukan sebab kegagalan fungsi dalam situasi kompleks yang didasarkan pada gejala-gejala yang teramati, contoh: mendiagnosa kerusakan mobil.

4. Instruksi Mendiagnosa dan mengoreksi defisiensi dalam pemahaman domain subjek, contoh: melakukan instruksi untuk diagnosis, debugging dan perbaikan kinerja. 5. Interpretasi Menganalisa data yang tidak lengkap, tidak teratur dan data yang kontradiktif, contoh: interpretasi citra. 6. Kontrol Mengontrol kegiatan yang membutuhkan presisi waktu yang tinggi, contoh: sensor data dan kode alarm. 7. Monitoring Membandingkan observasi terhadap rencana hasil, contoh: Computer Aided Monitoring System. 8. Perencanaan Merencanakan serangkaian tindakan yang mencapai sejumlah tujuan dengan kondisi awal tertentu, contoh: perencanaan suatu pekerjaan berdasarkan jumlah tenaga kerja, biaya dan waktu sehingga pekerjaan lebih efisien 9. Prediksi Menduga akibat yang mungkin terjadi dari situasi tertentu, contoh: prediksi cuaca besok berdasarkan data-data sebelumnya. 10. Seleksi Mengidentifikasikan pilihan terbaik dari sekumpulan (list) kemungkinan, contoh: Umumnya sistem mengidentifikasikan permasalahan secara spesifik, kemudian mencari solusi yang paling mendekati kebenaran. 11. Simulasi Memproses operasi dari beberapa variasi kondisi yang ada dan menampilkannya dalam bentuk simulasi, contoh: program PLANT yang meggabungkan prediksi dan simulasi, program tersebut mampu menganalisis hama. 2.6 Modul Penyusun Sistem Pakar Suatu sistem pakar disusun oleh tiga modul utama, yaitu : a) Modul Penerimaan Pengetahuan (Knowledge Acquisition Mode) Untuk mendapatkan pengetahuan sistem pakar dilakukan proses penerimaan pengetahuan. Proses ini dilakukakan melalui interaksi dengan pakar penerimaan pengetahuan dilakukan dengan bantuan Knowledge Engineer

(KE), yaitu seorang spesialis sistem yang menterjemahkan pengetahuan yang dimiliki seorang pakar menjadi pengetahuan yang akan tersimpan dalam basis pengetahuan pada sebuah sistem pakar. Jadi peran knowledge engineer adalah sebagai penghubung antara suatu sistem pakar dengan pakarnya. Selengkapnya ditunjukkan pada gambar dibawah ini: SISTEM PAKAR KNOWLEDGE ENGINEER PAKAR Gambar 2. 1 Modul Penerimaan Pengetahuan b) Modul Konsultasi (Consultation Mode) Sistem pakar pada modul konsultasi apabila sistem memberikan konsultasi berupa jawaban atas permasalahan yang diajukan oleh pemakai. Pada modul ini pemakai yang awam berinteraksi dengan sistem dengan memasukkan data dan jawaban pertanyaan sistem. Data yang dimasukkan oleh pemakai ditempatkan dalam database sistem dan kemudian diakses oleh pembangkit inference untuk mendapatkan kesimpulan c) Modul Penjelasan (Explanation Mode) Modul penjelasan adalah menjelaskan proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh sistem dan bagaimana suatu keputusan dapat diperoleh. 2.7 Cara Representasi Menurut Nita Merlina dan Rahmat Hidayat dalam bukunya Perancangan Sistem Pakar (2012:19), Pengetahuan merupakan kemampuan untuk membentuk model mental yang menggambarkan objek dengan tepat dan merepresentasikannya dalam aksi yang dilakukan terhadap suatu objek.representasi pengetahuan merupakan metode yang digunakan untuk mengodekan pengetahuan dalam sebuah sistem

asian dimaksudkan untuk menangkap sifat sifat penting problem dan membuat informasi itu dapat diakses oleh prosedur pemecah masalah.lah satu representasi pengetahuan yang terdapat dalam sistem pakar yaitu adalah Kaidah Produksi. Pada pengetahuan ini disajikan dalam aturan-aturan yang berbentuk pasangan keadaan-aksi : IF keadaan terpenuhi atau terjadi THEN suatu aksi akan terjadi. Sistem pakar yang basis pengetahuannya disajikan dalam bentuk aturan produk disebut dengan sistem berbasis-aturan. 2.8 Siklus Pengembangan Sistem Pakar Salah satu siklus pengembangan sistem pakar adalah siklus Expert System Development Life Cycle. Tahapan-tahapan pada siklussiklus Expert System Development Life Cycle, dapat dilihat pada skema Gambar 2.2 Identifikasi & Analisa Masalah Akuisisi & Representasi Pengetahuan Keterlibatan User Pembangunan Prototipe Testing, Verifikasi, dan Validasi Perbaikan Implementasi & Integrasi Maintenance Gambar 2. 2 Skema Expert System Development Life Cycle

Adapun penjelasan pada skema Expert System Development Life Cycleadalah: a) Identifikasi dan Analisa Masalah Identifikasi masalah berhubungan dengan pengenalan situasi/lingkungan penyebab timbulnya masalah. Sedangkan analisa masalah meliputi evaluasi karakteristik dari masalah yang ada, serta penjelasan dari proses input dan outputnya b) Akuisisi dan Representasi Pengetahuan Akuisisi masalah merupakan proses dimana perekayasa pengetahuan (knowledge engineer) memperoleh dan mengkodekan pengetahuan berdasarkan apa yang dapat pakar lakukan. Sedangkan representasi pengetahuan merupakan tahap pengolahan pengetahuan yang berasal dari proses akuisisi, kedalam bentuk yang mudah diakses oleh sistem pakar yaitu dalam mencari solusi c) Pembangunan Prototipe Pembangunan prototipe yang dimaksud adalah merancang pembangunan sistem dalam scope yang kecil, yaitu membangun konstruksi aturan-aturan yang telah didapatkan dari proses akuisisi, serta disesuaikan dengan hasil representasi pengetahuan d) Verifikasi, Validasi, dan Pengujian Pada proses ini pengetahuan yang sudah ada direpresentasikan dan dibuat prototipenya pada proses sebelumnya kemudian dikonfirmasikan kembali kepada pakar untuk dilakukan verifikasi, validasi, dan Pengujian, untuk mengetahui apakah pengetahuan tersebut sudah benar apa belum. Apabila pengetahuan tersebut besesuai maka perlu dilakukan penyempurnaan atau kembali ke proses sebelumnya, dan kemudian di verifikasi dan pengujian ulang sehingga didapatkan pengetahuan yang sesuai

e) Implementasi dan Integrasi Implementasi dan integrasi merupakan tahap pembangunan aplikasi. Pengetahuan yang sudah diverifikasi dan sudah valid tersebut, kemudian diintegrasikan kedalam aplikasi sistem pakar secara utuh f) Pemeliharaan Maintenance merupakan proses yang dilakukan setelah sistem pakar sudah terbangun, yaitu membuat mekanisme pengoperasian serta perawatannya. Proses maintenance menghasilkan keluaran yang dapat menjadi acuan bagi proses perluasan atau pengembangan aplikasi sistem pakar kedepannya. 2.9 Bahasa Pemograman Android Dalam pembuatan aplikasi ini menggunakan BahasaPemrograman Android merupakan bahasa pemrogramanadalah sistem operasi berbasis Linux yang dirancang untuk perangkat bergerak layar sentuh seperti telepon pintar dan komputer tablet,antarmuka pengguna Android umumnya berupa manipulasi langsung, menggunakan gerakan sentuh yang serupa dengan tindakan nyata, misalnya menggeser, mengetuk, dan mencubit untuk memanipulasi objek di layar, serta papan ketik virtual untuk menulis teks. Selain perangkat layar sentuh,aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan kit pengembangan perangkat lunak Android (SDK). 2.10 Central Processing Unit Central Processing Unit disingkat CPU berfungsi untuk menjalankan program-program yang disimpan dalam memori utama dengan cara mengambil instruksi-instruksi, menguji instruksi tersebut dan mengeksekusinya satu persatu sesuai alur perintah. Komputer berfungsi sebagai alat pemindahan data, penyimpanan data, pengolahan data dan kontrol data/sistem. Komputer terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak dan manusia. Bagian-bagian antar muka perangkat keras pada CPU Komputer (Casing CPU), yaitu : motherboard/motherboard, card, memori, harddisk, floppy disk, CD/VCD/DVD-R atau RW, power supply, kipas heatsink, kabel IDE, kabel FDD

dan BIOS. Bagian-bagian tersebut saling terhubung dan bekerja sama sehingga proses komputer dapat berjalan sesuai fungsinya. Selain itu, perangkat lunak terdiri dari : OS (Operating Systems), seperti Windows 98/2000/XP atau Linux dan berbagai jenis program aplikasi lainnya.