GAMBARAN PENGETAHUAN RADIO GRAFER TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Congrat Roentgen tahun 1895 dan unsur Radium oleh Fierre dan Marie Curie, 3

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya selalu menginginkan

dengan Praktik Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya keselamatan dan kesehatan kerja dimaksudkan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikendalikan. Salah satu pelayanan kesehatan yang ada di rumah sakit

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA D3 POLITEKNIK KESEHATAN GIGI MAKASSAR MENGENAI PROTEKSI RADIASI PADA FOTO ROENTGEN SKRIPSI


ISNANIAR BP PEMBIMBING I:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia No. 23 Tahun 1992 tentang

ANALISIS MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASIPADA INSTA LASI RADIOLOGI RSUD DR. H. M. RABAIN MUARA ENIM TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. memiliki berbagai fungsi didalam peningkatan produktivitas kerja dan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 63 TAHUN 2000 (63/2000) TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Mewujudkan derajat kesehatan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh manusia karena terpapari sinar-x dan gamma segera teramati. beberapa saat setelah penemuan kedua jenis radiasi tersebut.

PENGUKURAN LAJU DOSIS PAPARAN RADIASI EKSTERNAL DI AREA RADIOTERAPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Diterima: 6 Juni 2016 Layak Terbit: 25 Juli 2016

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan para tenaga kerjanya (Siswanto, 2001). penting. Berdasarkan data International Labour Organization (ILO) tahun 2003

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat sangat di pengaruhi oleh upaya pembangunan dan kondisi lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah sakit termasuk pelayanan laboratorium didalamnya oleh WHO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maju bahkan telah menggeser paradigma quality kearah paradigma quality

Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

Data Responden. I. Mohon diisi dengan huruf cetak Umur: Lama bekerja:

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PARA ORANG TUA TERHADAP PENGGUNAAN COTRIMOXAZOL SUSPENSI PADA ANAK DI PUSKESMAS KAYU TANGI BANJARMASIN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

GAMBARAN HITUNG JENIS LEKOSIT PADA RADIOGRAFER DI PERUSAHAAN X SURABAYA TAHUN 2012 Laily Hidayati Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini survei deskriptif dengan menggunakan kuesioner sebagai alat bantu pengumpul data.

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN PROTEKSI RADIASI PADA PEKERJA BIDANG RADIOLOGI DAN PENERAPANNYA DI RSUD TARUTUNG TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PENDERITA DIABETES MELLITUS TENTANG TERAPI KOMPLEMENTER (AKUPUNKTUR) Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari K3 menurut Suma mur (1995), bahwa hygiene perusahaan. produktif. Suardi (2007) K3 mempunyai tujuan pokok dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ketenagakerjaan, antara lain masalah keselamatan dan kesehatan kerja. Tenaga Kerja

Yossi Elisabeth Simanjuntak 1, Halinda Sari Lubis 2, Arfah Mardiana Lubis 3. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan pasar bebas yang akan berlaku pada tahun 2020,

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PERAWATAN KAKI PADA DIABETES MELLITUS. Di Poli Penyakit Dalam RSUD Dr.

Pengukuran Dosis Radiasi dan Estimasi Efek Biologis yang Diterima Pasien Radiografi Gigi Anak Menggunakan TLD-100 pada Titik Pengukuran Mata dan Timus

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

PENELITIAN PERILAKU PERAWAT DALAM MENGGUNAKAN ALAT PERLINDUNGAN DIRI DI INSTALASI GAWAT DARURAT. Di RS Kabupaten Ponorogo

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

INTISARI TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TERHADAP SWAMEDIKASI BATUK DI APOTEK PANASEA BANJARMASIN

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KETEPATAN WAKTU PENGGUNAAN OBAT DI PUSKESMAS GADANG HANYAR KOTA BANJARMASIN

ABSTRAK TINJAUAN SISTEM KESELAMATAN PASIEN PADA RS. X DIKABUPATEN CIREBON TAHUN 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU KARYAWAN LAPANGAN PERUSAHAAN LISTRIK NEGARA (PLN) BANDUNG TERHADAP KESELAMATAN DAN KECELAKAAN KERJA 2010

*MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI LABORATORIUM *

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terkait keselamatan di RS yaitu: keselamatan pasien, keselamatan pekerja atau

RENCANA PROGRAM KERJA K3 (KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA) RUMAH SAKIT BERSALIN AMANAH

BAB I PENDAHULUAN. dan didukung dengan kondisi kesuburan tanah dan iklim tropis yang dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kerja, peningkatan pendapatan dan pemerataan pembangunan. Disisi lain kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA RADIASI DI PTKMR

Keywords: PPE; knowledge; attitude; comfort

Dasar Proteksi Radiasi

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang berkualitas bagi suatu organisasi harus ada kinerja yang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

PENGUKURAN DOSIS RADIASI RUANGAN RADIOLOGI II RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT (RSGM) BAITURRAHMAH PADANG MENGGUNAKAN SURVEYMETER UNFORS-XI

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

PENGUKURAN DOSIS PAPARAN RADIASI DI AREA RUANG CT SCAN DAN FLUOROSKOPI RSUD DR. SAIFUL ANWAR MALANG. Novita Rosyida

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu pelayanan jasa yang di dalamnya terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI RADIOLOGI DIREKTUR WADIR YANMED. Ka.Instalasi. Radiologi. Kaur Instalasi. Radiologi. Penanggungjawa b / Petugas PPR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

BAB I PENDAHULUAN. kompleks, padat profesi dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU PENDERITA TUBERKULOSIS TERHADAP KETIDAKPATUHAN DALAM PENGOBATAN MENURUT SISTEM DOTS DI RSU

BAB I PENDAHULUAN. yang dipakai. Menurut American Hospital Association, 1974 dalam

BAB I PENDAHULUAN. kerja. 3 K3 di tempat kerja harus dikelola dengan aspek lainnya seperti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana dalam memberikan pelayanan menggunakan konsep multidisiplin.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Patient Safety Implementation In Ward Of Dr. Zainoel Abidin General Hospital

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2000 TENTANG PERIZINAN PEMANFAATAN TENAGA NUKLIR

EVALUASI KESIAPSIAGAAN NUKLIR DI INSTALASI RADIOMETALURGI BERDASARKAN PERKA BAPETEN NOMOR 1 TAHUN 2010

Promotif, Vol.1 No.1, Okt 2011 Hal PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PETUGAS PENANGANAN SAMPAH DI RUMAH SAKIT KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama diterapkan di berbagai sektor industri, kecuali di sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pada dekade terakhir, organisasi (perusahaan) yang sebelumnya lebih

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

Kajian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Di Puskesmas Mekarmukti Kecamatan Cikarang Utara Kabupaten Bekasi Tahun 2014

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ANALISIS IMPLEMENTASI MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI SINAR-X DI UNIT KERJA RADIOLOGI RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO SEMARANG TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah ditentukan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

TANTANGAN BADAN PENGAWAS MENGIMPLEMENTASIKAN PERATURAN PENGGUNAAN PESAWAT SINAR X UNTUK DIAGNOSTIK.

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN PASIEN DI PUSKESMAS CEMPAKA PUTIH KOTA BANJARMASIN TIMUR TENTANG CARA PENGGUNAAN OBAT TETES MATA

2015, No Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 N

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN RADIASI

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Kata Kunci: Tingkat Pengetahuan, Asam Mefenamat, Pasien Poli Gigi

BAB 1 : PENDAHULUAN. keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis, serta pengobatan penyakit yang diderita oleh

BAB I PENDAHULUAN. Secara nasional prevalensi kasus AIDS di Indonesia sebesar 8,15 artinya

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : REIHAN ULFAH J

PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN UPAYA PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMAL (Studi di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Sayidiman Magetan)

TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS TENTANG INFEKSI MENULAR SEKSUAL

GAMBARAN PROTEKSI RADIASI PADA PEKERJA BIDANG RADIOLOGI DAN PENERAPANNYA DI RSUD TARUTUNG TAHUN 2017 SKRIPSI

Transkripsi:

Jurnal Aceh Medika, 1(), 67-73 Oktober 017 GAMBARAN PENGETAHUAN RADIO GRAFER TENTANG KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DI INSTALASI RADIOLOGI RSUD dr. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH Pocut Zairiana Finzia 1, Nurul Ichwanisa 1,) Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi (ATRO) Yayasan Sihat Beurata Banda Aceh. Jl. Dr.Mr. Muhammad Hasan, Lampeuneurut Gampong, Banda Aceh-335 *email : pocutzf@gmail.com Abstract: Work health and safety is an effort to create a safe and peaceful working atmosphere for the workers as well as loss prevention; disability and death as work-related accident, fire and explosion. The aim of the study is to find out the level of radiographer literacy about work health and safety towards radiographer, in terms of the level of knowledge and radiation protection as well as contamination to patient. This is a descriptive research using purposive sampling. The population of this research is 47 radiographers who work in the Installation of Radiology at dr. Zainoel Abidin Regional General Hospital Banda Aceh. The sample is 34 radiographers who filled out a questionnaire about how a radiographer prevent their work health and safety in terms of the utilization of radiation protection, work experiences, contamination to patient in the field of radiology. The result shows that the level of knowledge of work health and safety belongs to the category of good understanding, which is 94,1%, radiation protection is 8,4%, and contamination to patient is 76,5%. Thus, radiographers can maximize the efforts to maintain work health and safety during examination and to protect themselves from work-related accident. Keywords: Work Health and Safety, Radiographer, General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Abstrak: Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi petugas yang bekerja dan juga untuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian sebagai kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan keselamatan kerja terhadap petugas radiologi, ditinjau dari tingkat pengetahuan dan proteksi radiasi serta kontaminasi terhadap pasien. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik pengambilan sampel secara purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petugas radiologi Di Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh berjumlah 47 orang, dengan sampel sebanyak 34 orang petugas radiologi yang mengisi kuesioner tentang bagaimana petugas radiologi dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja ditinjau dari pemakaian proteksi radiasi, pengalaman kerja, dan kontaminasi terhadap pasien di bidang radiologi. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan tentang kesehatan dan keselamatan kerja termasuk dalam kategori baik yaitu 94,1%, proteksi radiasi yang termasuk dalam kategori baik yaitu 8,4% dan kontaminasi terhadap pasien yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu 76,5%. Sehingga petugas dapat memaksimalkan upaya menjaga kesehatan dan keselamatan kerja pada saat melakukan pemeriksaan terhadap pasien dan usaha untuk melindungi diri dari kecelakaan kerja. Kata kunci: Kesehatan dan Keselamatan kerja, Radiografer, Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda aceh. Gambaran Pengetahuan Radiografer... 67

Jurnal Aceh Medika, 1(), 67-73 Oktober 017 Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara ekonomis dan sebagai suatu keadaan fisik, mental, serta sosial kesejahteraan. Keselamatan kerja merupakan usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi tenaga kerja yang bekerja dan juga untuk menghindari kerugian; cacat dan kematian sebagai kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan. Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja sehingga peranan kesehatan dan keselamatan kerja dalam radiologi sangat penting dalam upaya mencegah timbulnya risiko kerja. 1 Kesehatan dan keselamatan kerja bagi petugas di rumah sakit dan fasilitas medis lainnya perlu diperhatikan, demikian pula penanganan faktor potensi berbahaya yang ada di rumah sakit serta metode pengembangan program keselamatan dan kesehatan kerja perlu dilaksanakan, seperti perlindungan baik terhadap penyakit infeksi dan non-infeksi, penanganan limbah medis, penggunaan alat pelindung diri dan lain sebagainya. Selain terhadap pekerja, keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit juga fokus terhadap keselamatan dan hak-hak pasien, yang masuk ke dalam program patient safety. 1 Rumah sakit adalah institusi pelayanan masyarakat yang memenuhi modal, memenuhi teknologi dan memenuhi karya dalam pekerjaan sehari-hari yang melibatkan sumber daya manusia dengan berbagai jenis keahlian kesehatan. Keselamatan kerja di rumah sakit tidak hanya untuk pengguna rumah sakit yang meliputi pasien, pengunjung rumah sakit dan tenaga pemberi pelayanan kesehatan tetapi juga bagi pelaksana dan pengelola rumah sakit. Instalasi Radiologi merupakan suatu penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion dan non pengion dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju masyarakat sehat. Di Instalasi radiologi baik yang mempunyai fasilitas sederhana maupun yang modern merupakan organisasi memenuhi ilmu pengetahuan dan teknologi, memenuhi profesi, memenuhi mutu serta penuh risiko, sehingga tidak mengherankan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) kemungkinan dapat terjadi timbulnya penyakit mulai dari ringan sampai berakibat fatal pada petugas, Kejadian Tidak Diinginkan tersebut dapat terjadi mulai dari pra radiasi, selama radiasi maupun sesudah radiasi. 3 Radiografer adalah tenaga kesehatan yang diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan radiografi dan imejing di unit pelayanan kesehatan. Radiografer merupakan tenaga kesehatan yang memberi kontribusi bidang radiografi dan imejing dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. 4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dengan adanya kesehatan dan keselamatan kerja dapat mengurangi risiko dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja terhadap pekerja di rumah sakit. 5 Bahaya yang dihadapi petugas kesehatan dalam rumah 68

sakit atau instansi kesehatan dalam pekerjaan sehari-hari adalah dihadapkan pada bahayabahaya tertentu, misalnya bahaya infeksi, reagensia yang toksik, peralatan listrik maupun peralatan kesehatan. Secara garis besar bahaya yang dihadapi dalam rumah sakit atau instalasi radiologi adalah bahaya radiasi, bahaya infeksi dari kuman, virus atau parasit, bahaya kebakaran dan ledakan dari zat/bahan yang mudah terbakar atau meledak (obat obatan). Keselamatan radiasi atau yang lazim disebut proteksi radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang atau sekelompok orang ataupun kepada keturunananya. Tujuan dari keselamatan radiasi ini adalah mencegah terjadinya efek deterministic yang merupakan efek radiasi yang mempunyai tingkat keparahan bergantung pada dosis radiasi yang diterima dengan suatu nilai ambang, dan mengurangi terjadinya efek stokastik yang merupakan efek radiasi dosis radiasi yang diterima oleh seseorang tanpa suatu nilai ambang serendah mungkin. Ada tiga hal penting yang perlu mendapatkan perhatian untuk mencegah terjadinya kecelakan radiasi, yaitu : adanya peraturan perundangan dan standar keselamatan dalam bidang keselamatan kerja; pembangunan instalasi radiologi dilengkapi dengan sarana peralatan keselamatan kerja dan sarana pendukung lainnya yang sempurna sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya, dengan memperhatikan laporan analisis keselamatan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan ketentuan lain yang ditetapkan oleh instansi yang berwenang; dan tersedianya personel dengan bekal pengetahuan yang memadai dan memahami sepenuhnya tentang keselamatan kerja terhadap radiasi. Radiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses pembuatan gambar dan organ tubuh manusia dengan menggunakan radiasi sinar-x sebagai sumber pencatat gambar. Ilmu radiologi memiliki peranan yang sangat penting dalam bidang kedokteran atau medis dan peranan penting dalam bidang pelayanan kesehatan. Hasil gambaran radiografi akan sangat membantu dalam hal mendiagnosa suatu penyakit yang diderita oleh manusia sehingga dokter dapat memberikan pengobatan yang tepat. Instalasi Radiologi yang mempunyai tugas pokok dan fungsi sebagai penyelenggara pelayanan kesehatan yang memanfaatkan radiasi pengion dan non pengion dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat menuju masyarakat sehat. 6 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan keselamatan kerja terhadap petugas radiologi, ditinjau dari tingkat pengetahuan dan proteksi radiasi serta kontaminasi terhadap pasien. METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu salah satu cara penelitian dengan menggambarkan pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan keselamatan kerja di Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Gambaran Pengetahuan Radiografer... 69

Jurnal Aceh Medika, 1(), 67-73 Oktober 017 petugas radiologi yang berjumlah 47 orang Di Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, sedangkan sampel yang digunakan adalah 34 orang petugas radiologi dengan cara membagikan kuesioner tentang bagaimana petugas radiologi dalam menjaga kesehatan dan keselamatan kerja ditinjau dari pemakaian proteksi radiasi, pengalaman kerja, dan kontaminasi terhadap pasien di bidang radiologi. Metode pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara mengamati langsung proses petugas radiologi menjaga kesehatan dan keselamatan kerja Di Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Selain itu, dilakukan pengisian kuesioner yang berhubungan dengan proteksi radiasi, pengetahuan petugas dan kontaminasi terhadap pasien. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Di RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh, maka diperoleh data sebagai berikut: A. Pengetahuan Tentang Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan dari responden No 1 Tingkat Pengetahuan Tahu Tidak Frekuensi % 3 94,1 5,88 Jumlah 34 100 B. Alat Pelindung Diri (Proteksi Radiasi) Tabel. Distribusi Dari Proteksi Radiasi No Disiplin Proteksi Radiasi Frekuensi % 1 C. Kontaminasi terhadap pasien Tabel 3. Distribusi Kontaminasi Terhadap Pasien No 1 Ya Tidak Tingkat Pengetahuan 8 6 Hasil penelitian dari 34 responden, bahwa pengetahuan petugas Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 016 termasuk dalam kategori sangat baik terbukti dari hasil penelitian sekitar 94,1% dengan 3 respoden hal ini didapatkan karena rata-rata petugas radiologi sudah lama bekerja (berpengalaman), dan rata-rata sudah pernah mengikuti pelatihan tentang kesehatan dan keselamatan kerja sehingga pengetahuan dan pengalaman kerja seorang petugas sangat mendukung kinerja, sedangkan yang termasuk dalam kategori kurang sekitar 5,88% hal ini disebabkan petugas radiologi baru setahun bekerja, sehingga pengalaman kerja dan tingkat pengetahuannya kurang baik. Beberapa aspek yang harus dimiliki petugas dalam meningkatkan 8,4 17,6 Jumlah 34 100 Kontaminasi Terhadap Pasien Pernah Kurang Frekuensi % 6 8 76,5 3,5 Jumlah 34 100 70

pengetahuan dan pengalaman kerja pengetahuan yaitu memahami, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, memperkirakan dan sebagainya terhadap materi yang telah dipelajari. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. pengetahuan manusia diperoleh melalui panca indra sehingga pengetahuan sangat penting dalam kesehatan dan keselamatan kerja seseorang (Bloom, 010). Nanda (005) menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang pengetahuan (deficient knowledge) terdiri dari: kurang mendapatkan informasi, kurang daya ingat/hafalan, salah menafsirkan informasi, keterbatasan kognitif, kurang minat untuk belajar dan tidak familiar terhadap sumber informasi. Dari pengalaman penulis selama penelitian bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan yang cukup akan lebih aman daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Sesuatu yang benar secara abstrak, penciptaan pengetahuan tidak hanya merupakan kompilasi dari fakta-fakta, namun suatu proses yang unik pada manusia yang sulit disederhanakan atau ditiru. Penciptaaan pengetahuan melibatkan perasaan dan sistem kepercayaan (believe systems) dimana perasaan atau sistem kepercayaan itu bisa tidak disadari. Hal ini semua bisa tercapai apabila pengalaman kerja yang dimiliki petugas sudah ada disamping pengetahuan secara akademik. Proteksi Radiasi Hasil penelitian dari 34 responden, bahwa yang menggunakan proteksi radiasi petugas Instalasi Radiologi RSUD dr.zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 016 yang termasuk dalam kategori baik yaitu sekitar 8,4% hal ini karena petugas radiologinya sudah menggunakan apron saat expose, ketika melakukan pemeriksaan terhadap pasien petugas berdiri dibelakang tabir (Apron Shielding), menggunakan diafragma cahaya dan konus seperlunya. Sedangkan yang termasuk dalam kategori kurang disiplin sekitar 17,6% hal ini disebabkan petugas tidak memakai alat proteksi radiasi misalnya apron saat melakukan pemeriksaan, kurang memelihara atau memaksimalkan alat proteksi radiasi yang telah disediakan pihak rumah sakit, padahal salah satu aspek yang harus dimiliki seorang petugas radiologi dalam meningkatkan disiplin proteksi radiasi yaitu pengetahuan, dan tindakan atau sikap disiplin sehingga petugas yang telah paham terhadap objek atau materi sudah mengetahui cara memakainya dan memelihara alat proteksi radiasi yang telah dibagikan pihak rumah sakit. Proteksi radiasi merupakan suatu cabang ilmu pengetahuan atau teknik yang mempelajari masalah kesehatan manusia maupun lingkungan dan berkaitan dengan pemberian perlindungan kepada seseorang dan sekelompok orang ataupun kepada keturunananya. 6 Penelitian lain menjelaskan bahwa faktor-faktor yang terkait dengan kurang disiplin proteksi radiasi terdiri dari: tidak memakai alat proteksi radiasi saat Gambaran Pengetahuan Radiografer... 71

Jurnal Aceh Medika, 1(), 67-73 Oktober 017 melakukan pemeriksaan, tidak memelihara alat proteksi radiasi yang telah sediakan pihak rumah sakit. Disiplin proteksi radiasi sangat penting dalam membentuk kesehatan dan keselamatan kerja seseorang. 7 Kontaminasi Terhadap Pasien Hasil penelitian dari 34 responden, bahwa petugas radiologi yang melakukan kontaminasi terhadap pasien di Instalasi Radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 016 termasuk dalam kategori tinggi yaitu sekitar 76,5% hal ini disebabkan bahwa petugas radiologi tersebut sering kontak terhadap pasien misalnya lama berkomunikasi atau wawancara dan kontak langsung dengan penderita atau pasien lebih kurang 10 menit saat melakukan pemeriksaan terhadap pasien, sedangkan petugas yang termasuk dalam kategori rendah 8 responden 3,5% karena tidak sering berkontaminasi terhadap pasien. Berdasarkan analisis data bahwa petugas radiologi yang kontak terhadap pasien diperoleh secara teori 34 responden hal ini termasuk kategori yang tinggi (berisiko) karena kontaminasi terhadap pasien sangat berpengaruh dalam kesehatan petugas. Namun, secara praktek sering berkontaminasi dengan pasien saat melakukan pemeriksaan. Petugas yang berkontaminasi terhadap pasien akan mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja. Agar tidak terpengaruh kesehatan dan keselamatan kerjanya maka berkontaminasi menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan konsultasi kesehatan, artinya ketika petugas melakukan kontak terhadap pasien maka diperlukan faktor pendukung misalnya handscoon (sarung tangan), masker (penutup mulut) dan alas kaki, sehingga dapat menghindari kontak langsung dengan terbuka terhadap pasien.. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan keselamatan kerja di instalasi radiologi RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh dapat disimpulkan bahwa gambaran pengetahuan radiografer tentang kesehatan dan keselamatan kerja, gambaran pengetahuan radiografer tentang penggunaan proteksi radiasi dan gambaran pengetahuan radiografer tentang kontaminasi terhadap pasien di Instalasi Radiologi RSUD dr.zainoel Abidin Banda Aceh Tahun 016 sudah sangat baik, hanya sebagian kecil dari petugas radiologi yang perlu diberikan pemahaman tentang kesehatan dan keselamatan kerja, proteksi radiasi, dan bahaya kontaminasi terhadap pasien. DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmodjo. 1997. Kesehatan Kerja Dalam Ilmu Kesehatan Masyarakat prisipprisip Dasar, edisi 1. Jakarta: PT Rineka Cipta.. Rindley John. 006. Kesehatan dan Keselamatan kerja. Jakarta: PT. Erlangga. 3. Nanang, Fattah. 1996. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT. Rosdakarya. 4. Batan. 009. Petugas Proteksi Radiasi Radiodiagnostik, Jakarta: Pusdiklat. 7

5. Aditama, Yoga Tjandra. 000. Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. 6. Rasad, Syariar. 005. Radiologi Diagnostik. Jakarta: FKUI. 7. Akhadi, Muklis. 000. Dasar-dasar Proteksi radiasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.. Gambaran Pengetahuan Radiografer... 73