REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

Tabel 1. Hasil Gaya Dalam pada Balok 639 dan Kolom 501 untuk struktur 2D dan Struktur 3D

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN ARMADA II DI MAGELANG. Bakhtiar Ali Afandi, Mansyur Arifudin, Himawan Indarto *), Ilham Nurhuda

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL KUDUS BERDASARKAN SNI

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN RASUNA SOLO

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KULIAH DI YOGYAKARTA


PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAH SAKIT ISLAM GIGI DAN MULUT RSI SULTAN AGUNG SEMARANG

ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL FAVE SOLO BARU

PERENCANAAN STRUKTUR KONDOTEL GRAND DARMO SUITE SURABAYA

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

EFISIENSI KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL TAHAN GEMPA WILAYAH 4 DENGAN EFISIENSI BALOK

REDESAIN STRUKTUR GEDUNG RUSUNAWA T-24 PARAKAN DI TEMANGGUNG

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL PERSONA JAKARTA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG HOTEL CEMPAKA, KRANGGAN TEMANGGUNG

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.9, Agustus 2013 ( ) ISSN:

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PERPAJAKAN PUSAT KOTA SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG PASCASARJANA POLTEKES SEMARANG

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERPUSTAKAAN PUSAT YSKI SEMARANG

Desain Penampang Struktur Beton dengan SAPCON. Contoh Aplikasi SAPCON untuk Struktrur Frame 2D.

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

BAB IV PERENCANAAN AWAL (PRELIMINARY DESIGN)

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

PROSENTASE DEVIASI BIAYA PADA PERENCANAAN KONSTRUKSI BALOK BETON KONVENSIONAL TERHADAP BALOK BETON PRATEGANG PADA PROYEK TUNJUNGAN PLAZA 5 SURABAYA

PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BETON BERTULANG DENGAN PENAMPANG PERSEGI. Oleh : Ratna Eviantika. : Winarni Hadipratomo, Ir.

Perencanaan Kolom Beton Bertulang terhadap Kombinasi Lentur dan Beban Aksial. Struktur Beton 1

Yogyakarta, Juni Penyusun

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

Bayu Dwi Satrio, Gema Putra Pratama, Sri Tudjono *), Hardi Wibowo *)

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

PERHITUNGAN PLAT LANTAI (SLAB )

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL BANDUNG

ANALISIS PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG PERSEGI BERLUBANG MENGGUNAKAN PCA COL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

ABSTRAK. Kata Kunci: gempa, kolom dan balok, lentur, geser, rekomendasi perbaikan.

ANALISA EFISIENSI KONSTRUKSI BETON BERTULANG BERDASARKAN SK SNI T DAN SK SNI TUGAS AKHIR

EVALUASI DESAIN STRUKTUR GEDUNG TRAINING CENTRE II UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB 3 METODE PENELITIAN

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

PERENCANAAN STRUKTUR HOTEL GRANDHIKA SEMARANG

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB IV POKOK PEMBAHASAN DESAIN. Perhitungan prarencana bertujuan untuk menghitung dimensi-dimensi

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG GEDUNG KANTOR TUJUH LANTAI DI PONTIANAK. Arikris Siboro 1), M. Yusuf 2), Aryanto 2) Abstrak

PERENCANAAN STRUKTUR APARTEMEN ALAM INDAH TEMANGGUNG

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Verifikasi Hasil Penulangan Lentur Balok Beton SAP2000

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB V PENULANGAN STRUKTUR

PERENCANAAN STRUKTUR SEMARANG MEDICAL CENTER HOSPITAL JALAN KH. AHMAD DAHLAN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

ANALISA STRUKTUR GEDUNG DAN KAPASITAS KOLOM AKIBAT BEBAN STATIK EQUIVALEN BERDASARKAN PERATURAN GEMPA 2012

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

PERENCANAAN GEDUNG BEDAH SENTRAL TERPADU (GBST) RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGUJIAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG KONVENSIONAL

PERENCANAAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG HOTEL HORISON PEKALONGAN. Andy Purwanto, M. Tri Prayogy Ilham Nurhuda * ), Parang Sabdono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

PERANCANGAN HOTEL 7 LANTAI DAN 1 BASEMENT YOGYAKARTA (SNI 1726:2012 & SNI 2847:2013)

DESAIN BALOK ELEMEN LENTUR SESUAI SNI

PENGARUH VARIASI DIMENSI BENDA UJI TERHADAP KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG

4. e = = = 54,882 mm. Kelompok : IV. Halaman : TUGAS PERENCANAAN STRUKTUR BETON Semester Ganjil

VISUALISASI PEMBELAJARAN DESAIN PENULANGAN DINDING GESER DENGAN BAHASA PEMROGRAMAN DELPHI

ABSTRAK. Kata Kunci : Pracetak, Tulangan Tambahan ABSTRACT

PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG HOTEL 8 LANTAI DI JALAN AHMAD YANI 2 KUBU RAYA

ANALISA STRUKTUR DAN KONTROL KEKUATAN BALOK DAN KOLOM PORTAL AS L1-L4 PADA GEDUNG S POLITEKNIK NEGERI MEDAN

TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG DEWAN KERAJINAN NASIONAL DAERAH (DEKRANASDA) JL. KOLONEL SUGIONO JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

fc ' = 2, MPa 2. Baja Tulangan diameter < 12 mm menggunakan BJTP (polos) fy = 240 MPa diameter > 12 mm menggunakan BJTD (deform) fy = 400 Mpa

LAPORAN TUGAS AKHIR (KL-40Z0) Perancangan Dermaga dan Trestle Tipe Deck On Pile di Pelabuhan Garongkong, Propinsi Sulawesi Selatan. Bab 6.

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Surat Pernyataan Kata Pengantar DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN

STUDI PENGARUH EKSENTRISITAS TERHADAP FAKTOR REDUKSI PADA KOLOM BETON BERTULANG BUJURSANGKAR DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM VISUAL BASIC 6.

DESAIN TULANGAN LENTUR PELAT PADA STRUKTUR FLAT PLATE BER-HOLLOW DUA ARAH DENGAN METODE LEBAR EFEKTIF. Abstrak. Abstract

STRUKTUR BETON BERTULANG II

PERENCANAAN STRUKTUR UNIT GEDUNG A UNIVERSITAS IKIP VETERAN SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERENCANAAN GEDUNG PERKANTORAN DI KOTA PADANG

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ICT UNIVERSITAS DIPONEGORO - TEMBALANG SEMARANG

ABSTRAK. Kata Kunci : Pracetak, Cor penuh, Beban gempa, Sambungan Balok-Kolom ABSTRACT

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

Transkripsi:

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*) ABSTRAK Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedarto, SH., Tembalang, Semarang 50239, Telp.: (024) 7474770, Fax.: (024) 7460060 Perkembangan bangunan bertingkat tinggi di Indonesia saat ini telah menggunakan konsep struktur rangka kaku murni yang terdiri dari komponen utama struktur yakni balok dan kolom yang saling terhubung (terikat). Desain struktur gedung kantor Jasa Raharja menggunakan konsep Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK), pemilihan konsep SRPMK dimaksudkan agar tidak akan terjadi kegagalan struktur pada saat gempa terjadi. Analisa struktur menggunakan program komputer SAP2000 untuk mendapatkan nilai dan arah gaya dalam yang digunakan dalam mendesain struktur tersebut. Standart ketentuan peraturan yang berlaku adalah SK SNI 03-2847- 2002. Hasil analisis menunjukan bahwa struktur gedung kantor Jasa Raharja aman dan mampu dipertanggungjawabkan secara analisis. Kata kunci: Balok, kolom, dan SRPMK ABSTRACT The development of high-rise building in Indonesian are currently using the concept of pure rigid frame structure consisting of a main component of the structural beam and column are connected (bound). Jasa Raharja s office building structure design by using the concept of Special Moment Frame System (SMFS). Selection of SMFS concept intended to prevent structural failure would happen when an earthquake occurs. Frame structure analysis used SAP 2000 computer software to obtain the value and direction of the force that is used to design structure. Standard terms applicable regulation is "SK SNI03-2847-2002". The results of the analysis showed that the structure of Jasa Raharja s office building is safe and able to be accounted by analysis. Keyword: Beam, column, and SMFS PENDAHULUAN Pada awalnya letak kantor lama Jasa Raharja cabang Jawa Tengah berada di jalan Imam Bonjol Semarang. Melihat kinerja perusahaan yang cukup baik dalam berkiprah sebagai penyedia asuransi kecelakaan transportasi di Jawa Tengah terutama di Semarang dan kapasitas gedung lama yang dinilai tidak cukup untuk mengimbangi eksistensi perusahaan yang terus berkembang, maka dibutuhkan gedung baru dengan kapasitas yang lebih besar, yakni dengan merelokasi gedung yang dahulu dipakai di jalan Imam Bonjol untuk dipindahkan ke jalan Sultan Agung Semarang dengan membangun gedung baru 9 lantai sebagai kantor. Faktor yang paling berpengaruh dalam

desain gedung tersebut adalah kekuatan struktur yang terkait dengan keamanan, perilaku, dan ketahanan struktur dalam menerima beban-beban yang bekerja. Desain struktur gedung kantor Jasa Raharja mengacu pada peraturan Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Sedangkan dalam menganalisa perilaku/pengaruh gempa terhadap struktur gedung tersebut, ketentuan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) digunakan sebagai acuan. Dengan demikian dalam penulisan ini dapat diketahui proses desain suatu permodelan dan pembebanan struktur berdasarkan ketentuan yang berlaku dengan akurasi yang paling mendekati keadaan sebenarnya. STUDI KASUS Pada gedung kantor Jasa Raharja cabang Jawa Tengah, konsep Sistem struktur yang direncanakan adalah Sitem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) yang memiliki faktor keutamaan struktur I = 1 dan faktor reduksi gempa maksimum R = 8,5 yang telah ditetapkan dalam SNI Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2003). Sedangkan komponen struktur utama dari gedung Jasa Raharja yang ditinjau adalah elemen balok (3-4 D) dan elemen kolom (D-3) dengan konstruksi rangka beton bertulang yang memiliki mutu beton (f c) = 30 MPa, mutu tulangan (fy) polos = 240 MPa dan ulir = 400 MPa. Adapun konfigurasi stuktur gedung kantor Jasa Raharja yang ditinjau tersaji seperti pada gambar di bawah ini: Gambar 1: Konfigurasi struktur gedung kantor Jasa Raharja cabang Jawa Tengah dan bagian komponen struktur utama yang ditinjau

PERHITUNGAN STRUKTUR Perhitungan Balok Adapun analisa perhitungan berdasarkan SNI 03-2847-2002 pada salah satu balok yang ditinjau yakni balok 3-4 D yang bekerja momen (Mu) dengan desain selimut (p) = 40 mm, D (diameter tulangan), dt (tinggi efektif), (faktor reduksi kuat rencana), dan nilai tinggi tegangan persegi ekuivalen pada diagram tegangan suatu penampang (a) adalah sebagai berikut: Baja tulangan yang dibutuhkan untuk lentur: (1) Cek momen nominal (Mn): (2) (3) Tabel 1: Hasil rekapitulasi perhitungan balok yang ditinjau Kondisi Mu (knm) dt (mm) ØMn (knm) As (mm 2 ) Kebutuhan Tulangan 1 333,339 676 393,018 1900,66 5D22 2 196,51 687 322,668 1520,23 4D22 3 334,04 676 393,018 1900,66 5D22 4 196,51 687 322,668 1520,23 4D22 5 145,326 687 322,668 1520,23 4D22 Gambar 2: Letak kritis (kondisi) bagian balok yang ditinjau Menurut SNI 03-2847-06 Pasal 23.3.2.2 dinyatakan bahwa kapasitas momen positif dan negatif minimum pada sembarang penampang di sepanjang bentang balok tidak boleh kurang dari ¼ kali kapasitas momen maksimum yang disediakan pada kedua muka kolom tersebut. Kapasitas momen positif / negatif terbesar pada bentang ¼ Kapasitas momen positif / negatif terbesar

Kapasitas momen positif / negatif terkecil pada bentang Maka (syarat terpenuhi) Desain tulangan geser direncanakan dengan 3 leg D12 dan dipasang dengan spasi 175 mm di daerah sepanjang 2h (1500 mm) dari muka kolom, sedangkan untuk jarak maksimum tulangan geser pada balok SPRMK, SNI-03-2847-2002 pasal 23.3.3.4 mensyaratkan. Sehingga untuk daerah lapangan (diluar 2h dari muka kolom dipasang dengan spasi 300 mm). Perhitungan Kolom Perhitungan kolom menggunakan cara manual yang merujuk pada peraturan SNI 03-2847-2002 pasal 12 dan pasal 23, sedangkan gaya-gaya dalam didapat dari analisa SAP 2000. Perhitungan kapasitas kolom Kapasitas penampang kolom dinyatakan dalam bentuk diagram interaksi P-M kolom yang ditinjau (D-3), seperti yang tersaji pada gambar di bawah ini: Gambar 3: Diagram interaksi P-M kolom D-3 Cek kuat kolom

Kuat kolom ØMn harus memenuhi, dimana Mc adalah jumlah Mn dua kolom yang bertemu di joint, diperoleh dari diagram interaksi P-M. Sedangkan Mg adalah jumlah Mn dua balok yang bertemu di joint. 1. Kolom lantai atas Gaya aksial terfaktor di kolom atas Dari diagram interaksi P-M kolom diperoleh M 2. Kolom yang di desain Gaya aksial terfaktor di kolom desain Dari diagram interaksi P-M kolom diperoleh M 590 + 560 = 1150 > 911,129 knm 3. Kolom lantai bawah Gaya aksial terfaktor di kolom bawah Dari diagram interaksi P-M kolom diperoleh M 500 + 560 = 1060 > 911,129 knm = 1953,95 kn = 590 knm = 2671,22 kn = 560 knm = 3397,75 kn = 500 knm Gambar 4: Diagram interaksi P-M kolom D-3 Cek biaxial kolom Syarat biaxial kolom adalah ØPn > Pu, dimana Pn didapat dari diagram interaksi P-e, dan e adalah nilai eksentrisitas pada kolom.

Tabel 2: Hubungan P-e Kondisi P ( kn ) Mn ( KN-m) e ( m ) Pn max 8026,6 0 0 Balance 2330,31 580,67 0,15 Keruntuhan Tarik 1000 540 0,65 Gambar 5: Diagram interaksi P-e kolom D-3 Berdasarkan grafik hubungan P-e didapatkan nilai P untuk masing-masing eksentrisitas adalah sebagai berikut: Px= 6700 kn Py= 7300 kn Hubungan Balok & Kolom Kekuatan M nt (tulangan atas): C 1 = 0,85.f c. b.a

T 1 C = A st. f y = T, maka: Kekuatan M nb (tulangan bawah): C 2 T 2 C =0,85.f c. b.a = A sb. f y = T, maka: V u netto = T 1 + T 2 - V u = 1200,076 kn Kontrol tegangan geser horisontal maksimum yang harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: < 1,5.f c 4,920< 45 N/mm 2 (memenuhi syarat) Berdasarkan SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Srtuktur Beton Untuk Bangunan dan Gedung, untuk kapasitas geser beton ditentukan sebagai berikut: V s + V c = V u V s = V u - V c = 774,568 kn Digunakan tulangan geser rangkap 2D18 mm ( A s = 508,938mm 2 ) Jumlah lapis sengkang = =3,805 4 lapis

KESIMPULAN Sistem struktur yang digunakan pada desain gedung kantor Jasa Raharja ini adalah konsep Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dengan faktor reduksi gempa maksimum (R) = 8,5. Dari hasil analisa struktur dengan menggunakan software SAP 2000 dapat diketahui bahwa gaya dalam yang terjadi pada komponen kolom, semakin ke bagian bawah semakin besar nilai gaya dalam tersebut. Oleh sebab itu dalam mendesain suatu kolom bangunan tinggi, hendaknya direncanakan dimensi penampang kolom yang besar untuk lantai bawah dan dimensi penampang kolom yang semakin kecil untuk lantai atasnya. Proses perhitungan dalam mendesain struktur gedung kantor Jasa Raharja cabang Jawa Tengah telah sesuai dengan peraturan SNI 03-2847-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung sehingga mampu dipertanggungjawabkan secara analisis. DAFTAR PUSTAKA Badan Standardisasi Nasional. (2002). Standar Nasional Indonesia: Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002). Bandung: Author; Badan Standardisasi Nasional. (2003). Standar Nasional Indonesia: Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Bandung: Author; American Concrete Institute (ACI) 318 05; Kusuma, G.H. & Vis, W.C. (1997). Dasar-Dasar Perencanaan Beton Bertulang: Berdasarkan SKSNI T-15-1991-03 (Seri Beton 1). Jakarta: Erlangga; Imran, I. & Hendrik, F. (2008). Seismic Design for Flexural Member in a Special Moment Resisting Frame. Jakarta: Himpunan Ahli Konstruksi Indonesia; Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Jawa Tengah. (2012). Harga Satuan Pekerjaan Bahan dan Upah Pekerjaan Konstruksi Kota Semarang. Semarang: Author; Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. (1987). Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung. Jakarta: Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum.