SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA JAMAN ORDE BARU

dokumen-dokumen yang mirip
KONSEP PEMBANGUNAN LAMA (SEBELUM 1970-AN)

Prinsip dan Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan

Prinsip dan Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan

PEREKONOMIAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. kantong-kantong kemiskinan sebagian besar berada di sektor pertanian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hasil pekerjaan membangun, sedangkan ekonomi adalah suatu ilmu yang

Konsep Dasar Ekonomi Pembangunan. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Kondisi Ekonomi Pembangunan di Indonesia. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1989 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1989/1990

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari pembangunan ekonomi di antaranya adalah untuk. meningkatkan pertumbuhan ekonomi, disamping dua tujuan lainnya yaitu

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1992 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1992/1993

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 SUMBER :

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/1996

I. PENDAHULUAN. Distribusi Persentase PDRB Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengembangkan kegiatan ekonominya sehingga infrastruktur lebih banyak

I. PENDAHULUAN. membangun infrastruktur dan fasilitas pelayanan umum. pasar yang tidak sempurna, serta eksternalitas dari kegiatan ekonomi.

UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. kestabilan harga. Masalah pertumbuhan ekonomi adalah masalah klasik

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pertumbuhan ekonomi bukanlah merupakan persoalan baru. namun merupakan masalah makroekonomi yang bersifat jangka panjang.

BAB I PENDAHULUAN. (growth). Pembangunan ekonomi yang mengalami pertumbuhan yaitu apabila tingkat

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1995 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1995/96

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1985 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1985/1986

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

SATUAN ACARA PENGAJARAN ( SAP )

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Isi pembukaan Undang-undang Dasar 1945 diantaranya menyatakan bahwa

UU 2/1991, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992. Tentang: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1991/1992

Media Tugas Referensi. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar. Pengajaran Kuliah Mimbar

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dengan tujuan mencapai kehidupan yang lebih baik dari

PERSIAPAN RPJMN TERKAIT PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAN PENINGKATAN PEMERATAAN

UU 3/1993, ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1993/1994

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1982 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kuliah 6. Paradigma Pentahapan. 4/4/2016 Marlan Hutahaean 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1983 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1983/1984

KEBIJAKAN EKONOMI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pembangunan ekonomi adalah proses yang dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1980 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1980/1981

BAB 1. PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia menetap diperkotaan. Jumlah Desa di Indonesia. lebih 375 buah ( Rahardjo Adisasmita, 2006:1 ).

alah satu dinamika pembangunan suatu wilayah diindikasikan dengan laju pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut. Oleh karena

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Indonesia yang berada di masing masing Provinsi dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-undang No.13 Tahun 2003 Pasal 1, Tenaga Kerja adalah

BAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB. Feni Fasta, SE, M.Si SISTEM PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Isu mengenai ketimpangan ekonomi antar wilayah telah menjadi fenomena

BAB I PENDAHULUAN. kultural, dengan tujuan utama meningkatkan kesejahteraan warga bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Pembangunan secara tradisional diartikan sebagai kapasitas dari sebuah

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 1986 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1986/1987

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. wilayah telah dilaksanakan oleh beberapa peneliti yaitu :

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Panjang tahun merupakan kelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. negara. Inflasi itu sendiri yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi karena sebab-sebab sebagai berikut pertama perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya melalui pemanfaatan sumberdaya. pendapatan perkapita yang berkelanjutan (Sukirno, 1985).

I. PENDAHULUAN. yang menyebabkan GNP perkapita (Gross National Product) atau pendapatan

PERTUMBUHAN EKONOMI DAN PERUBAHAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dapat meningkatkan

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN A. VISI DAN MISI PEMBANGUNAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

Pengantar Makro Ekonomi. Pengantar Ilmu Ekonomi

Tentang: ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1988/1989 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

I. PENDAHULUAN. Salah satu faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. proses di mana terjadi kenaikan produk nasional bruto riil atau pendapatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. sosial, sikap-sikap masyarakat, dan institusi-institusi nasional, disamping tetap

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan bidang pertambangan merupakan bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pembangunan di bidang ekonomi ini sangat penting karena dengan

PEMBANGUNAN PERTANIAN & KEBIJAKAN PEMERINTAH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1979 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 1979/1980

BAB I PENDAHULUAN. Sektor Pertanian memegang peran stretegis dalam pembangunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pokok penelitian. Teori yang dibahas dalam bab ini meliputi definisi kemiskinan,

PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN SRI HAYATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi dalam daerah tersebut

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Demokratisasi Pembangunan Ekonomi Nasional dan daerah

BAB II KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

PERTEMUAN KE 12 Peran dan Kebijakan Pemerintah. B. Uraian Materi PERAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH. pemerintah haruslah diarahkan untuk:

Perekonomian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. fenomena yang relatif baru bagi perekonomian Indonesia. perekonomian suatu Negara. Pertumbuhan ekonomi juga diartikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran merupakan salah satu masalah yang selalu dihadapi dan sulit

Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional Tahun 1988 Ekonomi

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Masalah besar yang dihadapi negara sedang berkembang adalah disparitas

VIII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. produktivitas tenaga kerja di semua sektor.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II PERAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL A. STRUKTUR PEREKONOMIAN INDONESIA

PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Era reformasi saat ini telah banyak perubahan dalam berbagai bidang

I. PENDAHULUAN. Dalam konteks ekonomi pembangunan, perluasan terhadap ekspor. merupakan faktor penentu kunci pertumbuhan ekonomi di negara berkembang.

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju tidaknya suatu negara. Menurut Adam Smith (2007) tidak ada masyarakat

Transkripsi:

Modul ke: SEJARAH PERKEMBANGAN EKONOMI INDONESIA JAMAN ORDE BARU Perkembangan ekonomi Indonesia jaman Orde Baru Fakultas Ekonomi dan Bisnis Yusman, SE., MM. Program Studi Manajemen S 1 www.mercubuana.ac.id

Pembangunan Ekonomi Indonesia Masa ORBA Di masa Orde Baru, pemerintah menerapkan sistem ekonomi Indonesia yang berdasarkan Demokrasi Ekonomi. Sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945, antara lain menyatakan bahwa, salah satu tujuan Negara Indonesia adalah untuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak terlepas dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945, yaitu Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, sebagaimana dijabarkan lebih lanjut dalam pasal 23, 27, 33, dan 34 UUD 1945. Melaksanakan keadilan sosial tidak lain adalah dengan serta merta dinikmati oleh seluruh rakyat. Ini antara lain berarti bahwa segala bentuk kesenjangan sosial dan dan kesenjangan dalam pembagian kekayaan nasional harus ditiadakan. Apabila kita perhatikan arti keadilan social sebagaimana diutarakan di atas, maka ini mengandung dua

Pembangunan Ekonomi Indonesia Masa ORBA makna sebagai berikut : 1. Sebagai prinsip pembagian pendapatan yang adil : Tercermin pada Sila keadilan sosial menghendaki adanya kemakmuran yang merata di antara seluruh rakyat. Jadi di sini yang dikejar bukan saja masyarakat yang makmur, tetapi tingkat pertumbuhan dari pendapatan masyarakat juga harus meningkat. Demikian juga prinsip pembagian pendapatan yang adil tercermin dalam melaksanakan keadilan sosial bahwa, segala bentuk kesenjangan dalam pembagian kekayaan nasional harus ditiadakan. 2. Prinsip demokrasi ekonomi : Dalam arti keadilan sosial antara lain dinyatakan bahwa, seluruh kekayaan alam Indonesia, seluruh potensi

GBHN DAN TRILOGI PEMBANGUNAN kemampuan bidang masing-masing, untuk kemudian dimanfaatkan bagi kebahagiaan sebesar-besarnya bagi seluruh rakyat. Strategi pembangunan inilah yang kemudian dituangkan kedalam Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) : adalah arah dan strategi Pembangunan nasional. GBHN ini kemudian dijabarkan kembali dalam REPELITA-REPELITA dengan tujuan setiap tahap pembanguan (REPELITA) adalah : meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat yang makin merata dan adil, dan meletakkan landasan yang kuat untuk tahap pembangunan berikutnya. Kemudian demi tercapainya setiap tahap pembangunan (REPELITA) tersebut, maka setiap kebijaksanaan pembangunan yang dilakukan harus berdasarkan kepada TRILOGI PEMBANGUNAN.

GBHN DAN TRILOGI PEMBANGUNAN TRILOGI PEMBANGUNAN mengandung tiga unsur pokok yang merupakan tiga dimensi, artinya mencerminkan tiga segi permasalahan dalam pembangunan sebagai satu proses kegiatan terus menerus. Oleh sebab itu tiga dimensi tersebut sebagai segi-segi bidang kegiatan yang saling berkaitan, yang dalam menelaah dapat kita bedakan, tetapi tidak dipisahkan satu dari yang lainnya. 1). Pembangunan Ekonomi, menunjukkan kepada usaha untuk meningkatkan produksi barang dan jasa-jasa di bidang-bidang yang semakin meluas dalam masyarakat secara keseluruhan. Hasil produksi masyarakat ini di sebut produksi nasional. Produksi nasional ini kemudian dipasarkan dan dinilai dengan harga pasar yang berlaku, sehingga membawa pendapatan bagi masyarakat yang bersangkutan. Pendapatan masyarakat ini dinamakan

Pembangunan Ekonomi Indonesia Masa ORBA pendapatan nasional (national income) 2). Pemerataan, dalam kaitannya dengan pendapatan nasional tersebut, samapi seberapa jauh hasil produksi nasional berada dalam jangkauan daya beli sebagin besar penduduk yang ingin membeli sejumlah hasil produksi guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hubungan ini harus dipersoalkan masalah pemerataan. Yang dimaksud dengan pemerataan dalam TRILOGI PEMBANGUNAN adalah suatu pembagian hasil produksi masyarakat yang lebih merata, sehingga dirasakan lebih adil dalam kehidupan masyarakat. 3). Stabilitas Nasional Kebijaksanaan pembangunan yang menuju pada dua sasaran kembar diatas tadi memerlukan suasana

GBHN DAN TRILOGI PEMBANGUNAN syarat pokok bagi usaha pembangunan yang kontinue. Dalam pada itu stabilitas yang bersipat dinamis harus pula merupakan hasil dari pola pembangunan yang berimbang, artinya pembangunan yang senantiasa memelihara keseimbangan antara peningkatan produksi dengan laju pertumbuhan yang cukup tinggi dan pola pembagian hasil produksi itu secara lebih merata. Namun dalam pelaksaan pembanguan pada setiap REPELITA, susunan ketiga logi tersebut berbeda penekanannya, sebagai berikut : PELITA I: Penekanan ditonjolkan pada segi stabilitas nasional (kedudukan pertama) diikuti oleh pertumbuhan ekonomi, kemudian pemerataan pembangunan.

GBHN DAN TRILOGI PEMBANGUNAN PELITA II: Pertumbuhan ekonomi menduduki tempat pertama, diikuti dengan stabilits nasional kemudian pemerataan. Sasaran yang ingin dicapai dalam PELITA II, adalah pertumbuhan ekonomi yang tinggi. PELITA III, IV dan V: Penekanan lebih menonjolkan pada segi pemerataan pembangunan (kedudukan pertama) kemudian berturutturut pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan menyusul pada urutan ke tiga yaitu stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Ketiga unsur dan TRILOGI PEMBANGUNAN tersebut merupakan unsure yang sama penting bobotnya. Karena itu ketiga-tiganya hrus dikembangkan secara serasi dan

GBHN DAN TRILOGI PEMBANGUNAN saling memperkuat didasarkan pada aspirasi yang tumbuh dalam masyarakat serta berdasarkan pertimbanganpertimbangan sosial/politik saat itu. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka sejak PELITA III, telah dilakukan berbagai langkah untuk meningkatkan peran serta masyarakat pedesaan dalam pembangunan. Untuk itu pemerintah daerah membentuk, membina dan mengembangkan suatu lembaga perkreditan pedesaan yang dikenal dengan nama lembaga dana dan kredit pedesaaan (LDKP). Peranan LDKP ini menjadi semakin penting, terutama setelah dikeluarkannya paket kebijaksanaan 27 Oktober 1988 dan 25 Maret 1989, karena selain diakui keberadaanya, LDKP dapat diberikan status sebagai bank perkreditan rakyat (BPR) setelah memenuhi persyaratan yang ditentukan.

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU Persepsi para ahli ekonomi untuk merumuskan arah dan strategi pembangunan nampaknya telah mengalami pergeseran. Pada awalnya strategi pembangunan ekonomi menitikberatkan pada konsep dorongan besar (big-push), lepas landas (take off), lompatan ke depan (leaf-forward), pembangunan tak seimbang (unbalanced growth), keterkaitan (linkage), mekanisme yang mendorong pertumbuhan (growth inducing mechanism), orientasi komersial (commercial points), pengangguran tak kentara (disguised unemployment). Strategi tersebut telah semakin berkurang, karena strategi ini ternyata sangat tidak memuaskan. Strategi pembangunan yang demikian telah menimbulkan ketimpangan ekonomi, kelebihan kapasitas produksi, kepadatan perkotaan, pengangguran, kemiskinan, dan stagnasi pedesaan.

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU Dewasa ini telah terjadi pergeseran ke arah strategi pembangunan yang baru, yang menitikberatkan kepada pembangunan pedesaan yang terpadu (integrated rural development), intensifikasi pertanian (agricultural intensification), penggunaan teknologi madya (intermediate technology), pendidikan yang layak (appropriate education), perluasan angkatan kerja (labor force expansion), promosi industri kecil dan ekspor (small industries and export promotion), penciptaan lapangan kerja (employmeny generation), perbaikan gizi dan kesehatan (nutricion and health development), pengembangan sumber daya manusia dan social (social and human recources development), distribusi pendapatan (income distribution), dan perubahan kelembagaan (institutional change).

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU Pembangunan ekonomi dipandang sebagai suatu proses multidimensional yang mencakup segala aspek dan kebijaksanaan yang komprehensif baik ekonomi maupun non-ekonomi. Akan tetapi yang penting adalah dalam menentukan sasaran pembangunan. Menurut Goulet, kehidupan yang lebih baik pada dasarnya meliputi (i) kebutuhan hidup, (ii) kebutuhan harga diri, (iii) kebutuhan kebebasan. Sementara menurut Todaro (1983:1280) sasaran pembangunan minimal yang harus ada : (i) Meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian/ pemerataan bahan kebutuhan pokok, seperti pangan, papan, sandang, pendidikan, kesehatan, dan keamanan serta lingkungan, (ii) Mengangkat taraf hidup termasuk menambah dan mempertinggi pendapatan dan penyediaan lapangan kerja, pendidikan yang lebih baik, dan perhatian

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU yang lebih besar terhadap nilai-nilai budaya manusiawi, yang semata-mata bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan materi, tetapi untuk meningkatkan kesadaran akan harga diri baik individu maupun bangsa, (iii) Memperluas jangkauan pilihan ekonomi dan sosial bagi semua individu dan bangsa dengan cara membebaskan mereka dari sikap budak dan ketergantungan, tidak hanya hubungan dengan orang lain dan Negara lain, tetapi juga dari sumber-sumber kebodohan dan penderitaan. Untuk mencapai sasaran pembangunan di atas, strategi pembangunan ekonomi harus diarahkan kepada : (i) Meningkatkan output riil/ produktivitas yang tinggi yang terus-menerus meningkat. Karena dengan output yang tinggi ini akhirnya akan dapat meningkatkan persediaan dan memperluas pembagian bahan kebutuhan pokok untuk

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU hidup, termasuk penyediaan perumahan, pendidikan, dan kesehatan, (ii) Tingkat penggunaan tenaga kerja yang tinggi dan pengangguran yang rendah yang ditandai dengan tersedianya lapangan kerja yang cukup, (iii) Pengurangan dan pemberantasan ketimpangan, (iv) Perubahan sosial, sikap mental, dan tingkah laku masyarakat dan lembaga pemerintah. Secara garis besar masalah kebijakan makroekonomi mencakup dua permasalahan pokok : a. Masalah jangka pendek atau masalah stabilisasi : Masalah ini berkaitan dengan bagaimana mengendalikan roda perekonomian dari waktu ke waktu agar terhindar dari tiga penyakit perekonomian makro yaitu : (i) inflasi, (ii) pengangguran dan (iii) ketimpangan dalam neraca pembayaran.

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU Dalam analisis jangka pendek, faktor-faktor berikut ini kita anggap tidak berubah : (a) kapasitas total dari perekonomian, (b) Jumlah penduduk dan jumlah angkatan kerja, (c) Lembaga-lembaga sosial politik dan ekonomi yang ada. b. Masalah jangka panjang atau masalah pertumbuhan Masalah ini adalah bagaiman kita mengendalikan roda perekonomian agar ada keserasian antara pertumbuhan penduduk, pertambahan kapasitas produksi, dan tersedianya dana untuk investasi. Pada dasarnya masalah jangka panjang juga berkisar pada bagaimana menghindari ketiga penyakit makro di atas, hanya perspektif waktunya lebih panjang (> 5 tahun).

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU Secara umum ada dua strategi pembangunan ekonomi yang lazim digunakan, Pertama, strategi yang berorientasi ke luar (outward-looking policies), yaitu pembangunan ekonomi dengan menempatkan ekspor sebagai motor penggerak utama. Kedua, strategi yang berioentasi ke dalam (inward-looking policies), yaitu pembangunan ekonomi yang dilandasi oleh pembangunan sektor-sektor domestic yang kuat. Dari masing-masing strategi tersebut bias diuraikan dua kategori dari kebijaksanaan perdagangan, yaitu : 1). Primary outward-looking policies : pembangunan ekonomi didorong oleh pertumbuhan ekspor komoditas pertanian dan sector primer lainnya. 2).Secondary outward-looking policies : pertumbuhan sektor industri, terutama untuk promosi ekspor barang-barang

STRATEGI PEMBANGUNAN ORDE BARU manufaktur. 3). Primary inward-looking policies : pembangunan ekonomi dengan prioritas pada swasembada komoditas pertanian. 4). Secondary inward-looking policies : pembangunan ekonomi dengan prioritas pada swasembada barangbarang industri melalui kebijaksanaan subsitusi impor.

Daftar Pustaka Dumairy, (1997),, Penerbit Erlangga, Jakarta. P.C. Soeroso, (1995), : Buku Panduan Untuk Mahasiswa, Penerbit Gramedia, Jakarta. Tulus Tambunan, (2000),, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Zulkarnain Djamin, (1993),, LPFE-UI, Jakarta.

Terima Kasih Yusman, SE., MM.