*Koresponndensi penulis: Abstract

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II STUDI PUSTAKA

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

ANALISIS PENGARUH BENTUK SHEAR WALL TERHADAP PERILAKU GEDUNG BERTINGKAT TINGGI ABSTRAK

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

ANALISIS PORTAL BETON BERTULANG PADA STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT BANYAK DENGAN TINGKAT DAKTILITAS PENUH DAN ELASTIK PENUH


ANALISIS DINAMIK RAGAM SPEKTRUM RESPONS GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN MENGGUNAKAN SNI DAN ASCE 7-05

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PERHOTELAN DI KOTA PADANG

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

Perencanaan Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa Berlantai 4: Studi Kasus Gedung Baru Kampus I Universitas Teknologi Yogyakarta ABSTRACT

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

MODIFIKASI PERENCANAAN UPPER STRUKTUR SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN MENENGAH PADA GEDUNG PERKANTORAN DAN PERDAGANGAN JL. KERTAJAYA INDAH TIMUR SURABAYA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG CONDOTEL MATARAM CITY YOGYAKARTA. Oleh : KEVIN IMMANUEL KUSUMA NPM. :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

Modifikasi Perencanaan Struktur Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Kota Probolinggo Dengan Metode Sistem Rangka Gedung

Perencanaan Gempa untuk

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

TUGAS AKHIR ANALISA PEMBESARAN MOMEN PADA KOLOM (SRPMK) TERHADAP PENGARUH DRIFT GEDUNG ASRAMA MAHASISWI UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS GEDUNG TRANS NATIONAL CRIME CENTER MABES POLRI JAKARTA. Oleh : LEONARDO TRI PUTRA SIRAIT NPM.

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA UNTUK GEDUNG BERTINGKAT MENENGAH. Refly. Gusman NRP :

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

PEMODELAN DINDING GESER PADA GEDUNG SIMETRI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA (RUSUNAWA) KOTA PROBOLINGGO DENGAN METODE SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III STUDI KASUS 3.1 UMUM

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL AMARIS SIMPANG LIMA SEMARANG

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG WISMA SEHATI MANOKWARI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM GANDA

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

PERENCANAAN BANGUNAN TINGKAT TINGGI DENGAN SISTEM STRUKTUR FLAT PLATE CORE WALL

MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UGM KOMPLEKS KINANTI MENGGUNAKAN METODE PRACETAK (PRECAST) DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

PERENCANAAN GEDUNG BETON BERTULANG BERATURAN BERDASARKAN SNI DAN FEMA 450

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS STUDENT PARK APARTMENT SETURAN YOGYAKARTA

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil. diajukan oleh: AGUNG PRABOWO NIM : D

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ada beberapa hal yang menyebabkan banyaknya bangunan tinggi diberbagai

Jl. Banyumas Wonosobo

ANALISIS HUBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DPRD-BALAI KOTA DKI JAKARTA

PERENCANAAN PORTAL BAJA 4 LANTAI DENGAN METODE PLASTISITAS DAN DIBANDINGKAN DENGAN METODE LRFD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERILAKU SAMBUNGAN BALOK PRACETAK UNTUK RUMAH SEDERHANA TAHAN GEMPA AKIBAT BEBAN STATIK

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG MENARA BRI SEMARANG. Linda Permatasari, Rahadhiyan Putra W, Parang Sabdono *), Hardi Wibowo *)

( STUDI KASUS : HOTEL DI DAERAH KARANGANYAR )

PENGARUH BRACING PADA PORTAL STRUKTUR BAJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional VII 2011 Teknik Sipil ITS Surabaya Penanganan Kegagalan Pembangunan dan Pemeliharaan Infrastruktur

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

DAMPAK PEMBATASAN WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL PADA BANGUNAN GEDUNG TINGKAT RENDAH

Modifikasi Perencanaan Struktur Gedung Tower C Apartemen Aspen Admiralty Jakarta Selatan Dengan Menggunakan Baja Beton Komposit

Modifikasi Struktur Gedung Graha Pena Extension di Wilayah Gempa Tinggi Menggunakan Sistem Ganda

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

3.4.5 Beban Geser Dasar Nominal Statik Ekuivalen (V) Beban Geser Dasar Akibat Gempa Sepanjang Tinggi Gedung (F i )

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

MODIFIKASI PERENCANAAN APARTEMEN BALE HINGGIL DENGAN METODE DUAL SYSTEM BERDASARKAN RSNI XX DI WILAYAH GEMPA TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. maka kegiatan pemerintahan yang berkaitan dengan hukum dan perundangundangan

STUDI PENEMPATAN DINDING GESER TERHADAP WAKTU GETAR ALAMI FUNDAMENTAL STRUKTUR GEDUNG

Gambar 4.1 Bentuk portal 5 tingkat

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

PERANCANGAN STRUKTUR HOTEL IBIS BUDGET SEMARANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Iswandi Imran (2014) konsep dasar perencanaan struktur

menggunakan ketebalan 300 mm.

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN PENULANGAN DINDING GESER (SHEAR WALL) BERDASARKAN TATA CARA SNI Febry Ananda MS 1, Johannes Tarigan 2

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR RANGKA GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

PERANCANGAN MODIFIKASI STRUKTUR GEDUNG BPK RI SURABAYA MENGGUNAKAN BETON PRACETAK DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB 1 PENDAHULUAN. hingga tinggi, sehingga perencanaan struktur bangunan gedung tahan gempa

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

TUGAS AKHIR RC

PERANCANGAN STRUKTUR ATAS HOTEL 10 LANTAI DENGAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS (SRPMK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN STRUKTUR BANGUNAN RUMAH SUSUN DI SURAKARTA

KEBUTUHAN MATERIAL PADA PERENCANAAN PORTAL BETON BERTULANG DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG BERTINGKAT TINGGI MENGGUNAKAN SOFTWARE ETABS, SAP2000 DAN SAFE

Transkripsi:

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS SRIWIJAYA PALEMBANG DENGAN PENAHAN LATERAL KOMBINASI SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN DAN DINDING STRUKTURAL Sendi S. R. Sanjaya 1*, Hanafiah 2, Rozirwan 3 1,2,3 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya *Koresponndensi penulis: sendissrs_ssrs@yahoo.co.id Abstract Indonesia is an earthquake prone areas, to reduce the risk of the disaster required the construction of earthquake resistant buildings. The structure usually design base on the elastic analysis that would be multiplied by load factor to simulate the ultimate condition. Actually, the behavior of building subject to seismic loads are inelastic. Concrete structure is the most commonly material in the construction. In high-rise buildings quake resistant, generally the forces at column is enough to resist the quake loads so need to use rigid structural elements such as shearwall to resist combined shear force, moment and axial force due to earthquake. With using shearwall, the majority of quake loads will be absorbed by shearwall. This essay took the topic about Sriwijaya University dorm building with lateral resistant combined moment resisting frame system and shearwall. Building were designed according to SNI 03-2847-2002 and SNI 03-1726-2002. From the result of the calculation have been done, the result is dimension and rebar reinforcement of the struktural elements. Beam dimension 25 x 40 cm, column dimension 40 x 40 cm, slab thickness 16 cm and shearwall thickness 25 cm. Joint displacement deviation due to x axis quake load and y axis quake load is 5,52 mm and 5,71 mm, where that result not exceed service limit and ultimate limit of building. Key Words : earthquake, concrete, lateral resistant, mrfs, shearwall 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Asrama adalah bangunan tempat tinggal bagi orang yang bersifat homogen. Asrama mahasiswa tidak hanya sebagai tempat untuk istirahat dan belajar yang nyaman layaknya dirumah, tetapi perlu juga dilengkapi fasilitas untuk pengembangan diri dan lokasi tempat tinggal yang dekat dengan kampus. Dalam memaksimalkan pegunaan lahan yang terbatas gedung asrama dibangun bertingkat. Namun, bangunan bertingkat tinggi rentan mengalami kerusakan akibat gempa. Gempa adalah suatu gejala fisik yang ditandai dengan bergetarnya bumi dengan berbagai intensitas. Jenis-jenis gempa, antara lain gempa vulkanik, gempa tektonik, gempa runtuhan, dan gempa buatan. Gempa merupakan bencana alam yang berpengaruh pada bangunan, akibat gempa mencakup kerusakan struktural dan non struktural yang dapat mengakibatkan korban jiwa. Dalam hal ini perencanaan gedung asrama digunakan penahan lateral untuk menahan beban gempa. Penahan lateral dapat berupa sistem rangka pemikul momen, dinding struktural, dan kombinasi antara sistem rangka pemikul momen dan dinding struktural. Dari penahan lateral tersebut juga pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud melakukan penelitian untuk perencanaan gedung tahan gempa pada gedung asrama mahasiswa dengan penahan lateral kombinasi sistem rangka pemikul momen dan dinding struktural dengan menggunakan metode analisa dinamis respons spektrum SNI 03-1726-2002. 1.2 Rumusan Masalah Didalam perancangan struktur gedung asrama digunakan penahan lateral untuk menahan beban gempa. Karena penahan lateral berfungsi menahan beban gempa yang mungkin sewaktu-waktu dapat terjadi dengan kekuatan yang tidak dapat kita prediksi. Dalam penelitian ini akan digunakan penahan lateral kombinasi sistem rangka pemikul momen dan dinding struktural. Oleh karena itu, perlu dilakukan perencanaan dimensi dan penulangan elemen struktur atas yang dengan menggunakan metode analisa dinamis respons spektrum SNI 03-1726-2002. 1.3. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan ini adalah : 1. Agar dapat mempelajari bagaimana cara menganalisa dan merencanakan struktur bangunan tahan gempa 2. Merencanakan dimensi dan penulangan struktur atas gedung asrama. 124

1.4. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penyusunan laporan tugas akhir ini ada dua jenis, yaitu: 1. Data Primer Data primer dalam hal ini adalah data gambar dan denah arsip jurusan teknik arsitektur Universitas Sriwijaya. 2. Data Sekunder Data sekunder dalam hal ini adalah studi literatur yang merupakan referesi dalam pembuatan laporan yang berhubungan dengan pembuatan tugas akhir. 1.5. Lingkup Penulisan lingkup penyusun laporan ini membahas tentang perencanaan dan perhitungan struktur atas gedung asrama meliputi kolom, balok, pelat dan penahan lateral. Perhitungan dilakukan untuk mengetahui besarnya dimensi balok, kolom dan simpangan yang terjadi akibat beban gempa dengan menggunakan bantuan program perancanaan struktur SAP 2000 14. 2. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadi dasar analisis struktur bangunan seperti balok, kolom, plat lantai, dan penahan lateral terhadap metode yang digunakan yaitu metode SNI 03-1726-2002. Pengerjaan laporan ini menggunakan analisis dinamis respons spektrum. Uraian singkat balok, kolom, plat lantai, dan penahan lateral, metode desain, pembebanan dan pengertian serta rumus-rumus adalah sebagai berikut : 2.1. Konstruksi Bangunan Konstruksi bangunan merupakan suatu kerangka pokok fisik bangunan yang dirancang untuk dapat menahan beban-beban bangunan. Dalam konstruksi bangunan terdapat komponen struktur seperti balok, kolom, plat lantai, dan tangga. 2.1.1. Pelat Menurut Istimawan Dipohusodo (1999), pelat lantai merupakan salah satu komponen struktur konstruksi baik pada gedung maupun jembatan dan biasanya dibangun dengan konstruksi beton bertulang. Berdasarkan perilaku pelat lantai dlam menahan beban yang bekerja, pelat lantai dibagi menjadi dua yaitu pelat satu arah (one-way slab) dan pelat dua arah (twoway slab). 2.1.2. Balok Balok adalah elemen struktur yang menyalurkan beban-beban tributary dari slab lantai ke kolom penyangga yang vertikal. Pada umumnya elemen balok dicor secara monolit dengan slab, dan secara struktural ditulangi di bagian bawah atau di bagian atas. Balok juga berfungsi sebagai pengekang dari struktur kolom. Pada balok berlaku pula panjang bentang teoritis l harus dianggap sama dengan bentang bersih L ditambah dengan setengah panjang perletakan yang telah ditetapkan. 2.1.3. Kolom Kolom adalah elemen vertikal dari rangka (frame) struktural yang memikul beban dari balok. Kolom dapat diklasifikasikan berdasarkan bentuk dan susunan tulangnya, posisi beban pada penampang, dan panjang kolom dalam hubungannya dengan dimensi lateral. 2.2 Sistem Rangka Pemikul Momen Sistem rangka pemikul momen adalah suatu sistem struktur yang pada dasarnya memiliki rangka ruang pemikul beban gravitasi secara lengkap. Dalam bentuknya di lapangan, sistem rangka pemikul ini terdiri dari balok dan kolom yang membentuk portal dan di desain strong column weak beam. Dimana beban lateral dipikul rangka pemikul momen terutama melalui mekanisme lentur sehingga sendi plastis dan Joint pada struktur ini perlu perencanaan khusus. 2.3. Dinding Struktural Dinding struktural dinding geser adalah dinding campuran beton dan tulangan dengan mutu tertentu yang berfungsi sebagai penahan gaya geser pada suatu gedung yang ditimbulkan oleh beban lateral, dimana struktur dengan dinding geser sangat kaku dan portalportal bertulang ikut menahan beban gempa sehingga meningkatkan kekakuan dalam menahan gaya lateral. 2.4. Analisa Dinamis Spektrum (SNI-1726-2002) Metode ini digunakan untuk menghitung gaya gempa dengan menggunakan gaya dinamis gempa berupa diagram melengkung. Metode ini dipakai untuk bangunan yang tidak memenuhi syarat pada metode static ekivalen, dimana tinggi bangunan lebih dari 10 lantai atau lebih dari 40 dan bentuk denah gedung tidak beraturan atau memiliki bentuk-bentuk yang unik. 2.4.1. Pembebanan Dalam perhitungan konstruksi bangunan perlu juga dihitung pembebanan yang akan dipikul komponen struktural bangunan. Beban-beban yang bekerja pada struktur adalah : 1. Beban mati (dead load) 2. Beban hidup (live load) 3. Beban gempa (earthquake load) 2.4.2. Faktor Respons Gempa (C) Dalam mencari faktor respon gempa dibutuhkan parameter untuk desain gempa. Pembatasan Waktu Getar Alami Fundamental didapatkan dengan syarat dan tabel : ζ 125

Dimana: T = Periode natural (detik) ζ = Koefisien factor respons gempa vertikal n = Jumlah tingkat bangunan Adapun tabel koefisien faktor respons dapat dilihat pada tabel II.8. dibawah ini : Tabel II.8. Koefisien Untuk Menghitung Faktor Respons Gempa Vertikal Wilayah Gempa 1 2 3 4 5 6 (Sumber : SNI 03-1726-2002) ζ 0,20 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15 2.4.3. Faktor Keutamaan Struktur (I) Keruntuhan struktur gedung selama umur gedung dan umur gedung tersebut yang diharapkan, pengaruh Gempa Rencana terhadapnya harus dikalikan dengan suatu Faktor Keutamaan I. 3. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi pustaka. Dalam Laporan Tugas Akhir ini dibutuhkan tahapan pengerjaan yang teratur dan sistematis agar mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan di akhir penyusunan laporan. Selain tahapan pengerjaan juga dijelaskan mengenai rencana kerja. Diagram alir penelitian dan rencana kerja (flowchart) dapat dilihat pada gambar III.1. dan III.5. 3.1. Studi Literatur Sumber literatur mengenai perencanaan gedung asrama Universitas Sriwijaya didapat dari buku panduan, makalah, jurnal, maupun bacaan lain yang merupakan sumber referensi untuk mendapatkan dasardasar teori dan parameter yang diperlukan dalam menghitung pembebanan dan merencanakan gedung tahan gempa sehingga dapat digunakan untuk menganalisis dimensi balok dan kolom serta mengetahui besarnya simpangan akibat gempa dengan menggunakan metode yang ada terhadap struktur bangunan. Adapun diagram alir penelitian dapat dilihat pada diagram dibawah ini : 2.5.4. Faktor Modifikasi Respons Struktur (R) Nilai faktor daktilitasnya dan faktor reduksi gempanya harus ditentukan dengan cara-cara rasional, misalnya dengan menentukannya dari hasil analisis beban dorong statik (static push-over analysis). 2.4.4. Beban Geser Dasar Nominal (V) Nilai akhir respons dinamik struktur gedung terhadap pembebanan gempa SNI-1726-2002 nominal akibat pengaruh Gempa Rencana dalam suatu arah tertentu, tidak boleh diambil kurang dari 80% nilai respons ragam yang pertama. Bila respons dinamik struktur gedung dinyatakan dalam gaya geser dasar nominal V, maka persyaratan tersebut dapat dinyatakan menurut persamaan berikut : Dimana : V = Beban geser dasar nominal statik ekivalen (kn) C = Faktor respon gempa (detik) I = Faktor keutamaan gedung R= Faktor reduksi gempa W t = Berat total bangunan (kn) 3.2. Permodelan Struktur Struktur bangunan yang digunakan adalah struktur portal lima lantai. Pembebanan yang digunakan dalam penelitian ini berupa beban mati (dead load), beban hidup (live load) dan beban gempa (earthquake). Terkait dengan pembebanan terhadap gempa, lokasi bangunan terletak di wilayah zona gempa dua. Data-data yang ada tersebut kemudian akan dianalisis lebih lanjut menggunakan bantuan program analisa struktur. Berikut ini merupakan permodelan struktur yang akan dianalisis : 126

120 I Batu kali Pasir Aanstamping 80 70 34 120 Sanjaya, et al.: Perencanaan Struktur Gedung Asrama Mahasiswa Universitas Sriwijaya Palembang dengan Penahan Lateral 3.3. Analisis Metode yang digunakan dalam menganalisis struktur gedung ini adalah SNI 03-1726-2002 dan menggunakan metode dinamis respons spektrum. Dalam analisis dilakukan perhitungan pembebanan dan menghitung gaya gempa dengan metode analisa dinamis respons spektrum di dalam menganalisis perhitungan strukturnya. Untuk mempermudah maka dibantu dengan bantuan program analisa struktur. Tahap-tahap yang harus dilakukan adalah : 1. Merencanakan denah gedung yang akan dianalisis. 2. Menentukan dimensi kolom, balok, plat lantai dan dinding geser yang akan digunakan. 3. Merencanakan nilai beban yang akan bekerja terhadap bangunan. Fungsi Gedung : Gedung Asrama Jenis Struktur : Beton Bertulang Jenis Tanah : Tanah Keras Letak Wilayah Gempa : Wilayah Gempa 2 Mutu Beton : K-300 (f c = 24,9 MPa) Mutu Baja : BJTD-40 (f y = 400 MPa) Berat Jenis Beton : 2400 kg/m 3 Bangunan : 5 (17,5 meter) Dimensi Gedung Asrama Mahasiswa Gedung asrama mahasiswa didesain 5 lantai dengan ukuran 43,5 m x 33 dengan bentuk gedung L dan tinggi tiap lantai 3,5 m sehingga tinggi total bangunannya adalah 17,5 m. Desain gedung asrama mahasiswa dapat dilihat pada gambar IV.1., IV.2. dan IV.3 di bawah ini : ± 17.50 ± 14.00 ± 10.50 ± 7.00 ± 3.50 ± 0.00-2.00 (Sumber: Arsip Arsitek Universitas Sriwijaya ) Gambar IV.1. Tampak Depan ± 17.50 ± 14.00 ± 10.50 ± 7.00 ± 3.50 ± 0.00-2.00 400 400 400 400 400 400 400 (Sumber: Arsip Arsitek Universitas Sriwijaya) Gambar IV.2. Tampak Samping 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 300 300 100 A 100 B C D E 100 150 pompa F cuci G H jemur J 400 cuci K L M 150 100 jemur 300 300 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Data Umum Struktur Pada bab ini akan dilakukan perhitungan terhadap struktur atas bangunan. Bangunan ini menggunakan penahan lateral kombinasi sistem rangka pemikul momen dan dinding struktural. Adapun datadata yang digunakan pada bangunan tersebut adalah sebagai berikut : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (Sumber: Arsip Arsitek Universitas Sriwijaya) Gambar IV.3. Tampak Atas 127

Tabel IV.5 Kinerja Batas Layan Akibat Gempa Arah Y Gambar IV.4. Tampak 3D Bangunan s x ξ 1 3 202 23,58 70 Ok 2 3 3,54 17,74 70 Ok 3 3 4,76 14,24 70 Ok 4 3 5,35 6,89 70 Ok 3 5,71 4,2 70 Ok 4.2. Kinerja Batas Layan Perhitungan kinerja batas layan akibat simpangan arah X dan Y dapat dibaca dari grafik dan dihitung sebagai berikut: Perubahan simpangan, S = simpangan lantai atas simpangan lantai bawah. yang diizinkan = 0,03/R x tinggi tingkat yang bersangkutan atau 30 mm Tabel IV.2 Kinerja Batas Layan Akibat Gempa Arah X s 1 3 1,72 1,72 12,35 Ok 2 3 3,01 1,29 12,35 Ok 3 3 4,12 1,11 12,35 Ok 4 3 4,96 0,84 12,35 Ok 3 5,52 0,56 12,35 Ok Tabel IV.3 Kinerja Batas Layan Akibat Gempa Arah Y s 1 3 202 2,02 12,35 Ok 2 3 3,54 1,52 12,35 Ok 3 3 4,76 1,22 12,35 Ok 4 3 5,35 0,59 12,35 Ok 3 5,71 0,36 12,35 Ok 4.3. Kinerja Batas Ultimit Perhitungan simpangan untuk kinerja batas ultimit ditunjukkan sebagai berikut : Faktor pengali, ξ = 1,373 x R = 1,373 x 8,5 = 11,673 yang diizinkan, max = 0,02 x H Tabel IV.4 Kinerja Batas Ultimit Akibat Gempa Arah X s x ξ 1 3 1,72 20,08 70 Ok 2 3 3,01 15,06 70 Ok 3 3 4,12 12,96 70 Ok 4 3 4,96 9,81 70 Ok 3 5,52 6,54 70 Ok 4.4. Perhitungan Tulangan Data-data material dan dimensi elemen strukturan yang dipakai: f c f y Pelat lantai (h) Dinding geser (h) Balok (b/h) Kolom (b/h) = 24,9 MPa = 400 MPa = 16 cm = 25 cm = 25x40 cm = 40x40 cm Tabel Rekapitulasi Tulangan Tipe Balok 45 x 30 Kolom 60 x 30 Pelat Dinding Geser Jenis Tulangan Tulangan Utama Sengkang Tulangan Utama Arah X Arah Y Tumpuan Lapangan Banyak/Jarak Tulangan 6D14 3D14 Tumpuan D10-60 Lapangan D10-160 8D19 Sengkang D14-100 Tumpuan D12-130 Lapangan D12-240 Tumpuan D12-190 Lapangan D12-240 Arah X 2D16-300 Arah Y 2D16-300 5. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil analisis dan perhitungan material struktur gedung asrama yang telah disajikan pada bab 128

sebelumnya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut: 5.1 Kesimpulan 1. Dari perhitungan perencanaan dimensi dan tulangan elemen struktur yang telah dilakukan dapat disimpulkan keseluruhan perhitungan baik perhitungan dengan bantuan program SAP 2000 maupun dengan kontrol secara manual dinyatakan aman. 2. Dalam perhitungan dimensi struktur pada gedung asrama mahasiswa, didapat dimensi balok 40 cm x 25 cm, dimensi kolom 40 cm x 40 cm, tebal pelat lantai 16 cm, dan tebal dinding geser 25cm. 3. Hasil analisis dari laporan didapat besarnya simpangan tidak melampaui kinerja batas layan dan kinerja batas ultimit struktur gedung. 4) Dipohusodo, Istimawan. 1994. Struktur Beton Bertulang. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta. 5) Hariyanto, Agus. 2011. Analisis Kinerja Struktur Pada Bangunan Bertingkat Tidak Beraturan Dengan Analisis Dinamik Menggunakan Metode Analisis Respons Spektrum. Universitas Sebelas Maret : Surakarta. 6) Imran, Iswandi dan F. Hendrik. 2010. Perencanaan Struktur Gedung Beton Bertulang Tahan Gempa. Institut Teknologi Bandung : Bandung. 7) Suhendro, Bambang. Prof., Ir., M.Sc., Ph.D.. dan B. Triatmodjo. Prof., Dr., Ir., DEA. 2012. Belajar SAP 2000 Analisis Gempa. Zamil Publishing : Yogyakarta. 8) Sunggono kh, Ir. 1995. Buku Teknik Sipil. Nova : Bandung. 5.2 Saran 1. Analisa dalam laporan ini hanya merencanakan struktur atas gedung saja, tetapi tidak merencanakan struktur bawah gedung. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan lengkap perlu dilakukan studi lebih lanjut. 2. Dalam permodelan pelat lantai dan dinding geser ada baiknya dibagi menjadi pias-pias kecil agar didapat hasil yang lebih akurat. UCAPAN TERIMA KASIH : Ucapan Terima Kasih disampaikan kepada Bapak Dr. Ir. Hanafiah, M.S. dan Bapak Ir. H. Rozirwan, M.T. selaku Pembimbing yang sangat membantu dan membimbing dengan sangat baik dalam proses penyelesaian penelitian ini. Serta terima kasih kepada kak Irwandra Septiadi, ST (Alumni Teknik Sipil Unsri 2008) yang banyak sekali menolong dalam pembelajaran aplikasi program SAP 2000 14. DAFTAR PUSTAKA 1) Departemen Pekerjaan Umum. SNI 03-1726- 2002 Standar Perencanaan ahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung. Departemen Pemukiman Dan Prasarana Wilayah : Bandung. 2) Departemen Pekerjaan Umum. SNI 03-2847- 2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional : Bandung. 3) Departemen Pekerjaan Umum. SNI 1726:2012 Tata Cara Perencanaan ahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung Dan Non Gedung. Badan Standarisasi Nasional : Bandung. 129