BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani kearah kedewasaan. 1 Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang bersangkutan di mana anak didik belajar. Di sekolah inilah anak

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL DAN PEDAGOGIK GURU PAI TERHADAP EVALUASI PEMBELAJARAN PAI DI SMA

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, keterampilan dan ilmu yang lebih tinggi, serta sikap dan perilaku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. didik secara benar. dengan demikian, proses pembelajaran ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional termasuk didalamnya bidang pendidikan, itulah sebabnya

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pendidikan nasional dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

peningkatan kompetensi guru melalui penataran-penataran, perbaikan saranasarana pendidikan, dan lain-lain. Hal ini dilaksanakan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, 2000, hlm 38 2 Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan Profesioanalisme

BAB I PENDAHULUAN. memainkan peranan hidup secara tepat. 1. pasal 3). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

FAKTOR SOSIOLOGIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI DI KELAS X SMA PGRI 1 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu unit kerja tidak bisa terlepas dari kegiatan administrasi

BAB I PENDAHULUAN. kembali pemikiran kita tentang makna pendidikan itu sendiri. Pendidikan terkait dengan nilai-nilai, mendidik berarti memberikan,

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung sesuai dengan harapan. Untuk mengatasi keadaan tersebut guru harus

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia yang sedang membangun sehingga dapat. bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. mengambil peran sesuai dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang. tertuang dalam UU No. 20 Tahun 2003 berikut ini:

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan. bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman.

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang, Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003, Sinar Grafika, Jakarta, 2006,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. diantara ajaran tersebut adalah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan juga berimplikasi besar terhadap kemajuan suatu bangsa. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Maju mundur suatu bangsa sebagian besar ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan itu bersifat abstrak sampai pada rumusan-rumusan yang dibentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Lebih lanjut strategi pembelajaran aktif merupakan salah satu strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah. kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Evaluasi terhadap pencapai belajar siswa adalah kegiatan wajib bagi setiap guru atau pengajar. Dikatakan wajib karena pengajar dapat menginformasikan kepada lembaga atau siswa itu sendiri. Informasi tersebut berisi tentang bagaimana dan sampai dimana penguasaan dan kemampuan yang telah dicapai siswa tentang materi dan keterampilan-keterampilan mengenai mata ajaran yang diberikan. 1 Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi hasil belajar dan evaluasi pembelajaran. Guru harus dapat membedakan, mana kegiatan evaluasi hasil belajar dan mana yang evaluasi pembelajaran. Evalusia hasil belajar menekankan kepada diperoleh informasi tentang seberapa perolehan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Adapun evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektifan proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Dengan demikian evaluasi hasil belajar menetapkan baik buruknya hasil dari kegiatan pembelajaran, sedangkan evaluasi pembelajaran menetapkan baik buruknya proses dai kegiatan pembelajaran. 2 Evaluasi terhadap proses pembelajaran dilakukan oleh guru sebagai bagian integral dari pembelajaran itu sendiri. Artinya, evaluasi harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pembelajaran. Evaluasi proses bertujuan 1 Ngalim Purwanto, Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1997), Cet VIII, hlm. 22. 2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), hlm. 190.

menilai keefektifan dan efisiensi kegiatan pembelajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program pelaksanaannya. 3 Dengan demikian, tujuan utama melakukan evaluasi belajar adalah untuk mendapatkan menformasi yanga kurat mengenai tingkat pencapaian tujuan pembalajaran oleh siswa. 4 Evaluasi yang baik haruslah berdasarkan atas tujuan pembelajaran yang ditetapkan oleh guru yang kemudian benar-benar diusahakan pencapaiannya oleh guru dan siswa. 5 Evaluasi belajat terkait pendidikan dengan tujuan pembalajaran, sekaligus tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan merupakan tujuan yang bersifat makro. Ini adalah fungsi dan tujuan pendidikan nasional sebagaimana dituangkan dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 BAB 2 pasal 3 yang berbunyi : "Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak dan serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab". 6 Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA yaitu : "Untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, serta pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah swt, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untukdapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi". 7 3 Nana Sudjana dan Ahmad Rivai, Teknologi Pengajaran, (Bandung : Sinar Baru, 1989), hlm. 142. 4 Mukhtar, Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta : Misaka Galiza, 2003), hlm. 153. 5 Nur Ubhiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), hlm. 135. 6 UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003, (Bandung : Citra Umbara, 2003), hlm. 7. 7 Depdiknas, Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran PAI, (Jakarta : Depdiknas, 2003), hlm. 5.

Pencantuman kata-kata "beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa" dalam rumusan pendidikan nasional tersebut menunjukkan bahwa pendidikan agama diharapkan berperan langsung dalam usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional, karena keimanan dan ketaqwaan dapat dicapai secara sempurna melalui pendidikan agama. Pendidikan agama di SMA ke bawah diagihkan dalam bentuk mata pelajaran PAI. Pelaksanaan PAI membutuhkan kompetensi dan performansi guru yang memahami pengelolaan pembelajaran PAI dalam pelaksanaan program pembelajaran. Kompetensi guru dalam memahami pengelolaan pembelajaran yang dimaksud adalah kemampuan : a) menguasai landasan kependidikan, b) menguasai bahan pembelajaran, c) menyusun program pembelajaran, d) melaksanakan program pembelajaran, e) menilai hasil dan proses pembelajaran yang dilaksanakan. 8 Dalam kaitan ini guru perlu memahami sistem pembelajaran yang ada. Pemahaman guru terhadap sistem pembelajaran akan mempermudah guru untuk menetapkan tujuan, melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan mengadakan evaluasi. 9 Berdasarkan petunjuk pelaksanaan kurikulum PAI tahun 2004 telah diuraikan tentang fungsi, sasaran dan aspek yang dinilai. Mengenai fungsi evaluasi dijelaskan bahwa evaluasi yang dilaksanakan adalah menilai hasil belajar berupa kompetensi siswa, penilaian juga dilaksanakan untuk mengetahui kedudukan atau posisi siswa. Adapun aspek yang dinilai mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Evaluasi terhadap aspek kognitif mencakup seluruh materi pembelajaran PAI, sedangkan aspek afektif lebih ditekankan pada penanaman nilainilai akhlak. Sementara evaluasi aspek psikomotorik dominan pada pembelajaran Al-Qur'an dan ibadah. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran sekaligus untuk mengetahui tingkat pencapaian tujuan penafsiran, maka perlu diadakan 8 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 17-19. 9 Subandijah, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1996), Cet II, hlm. 166.

penilaian atau evaluasi, sebagaimana Nana Sudjana mengartikan evaluasi adalah "memberi pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu". 10 Dengan demikian, evaluasi dalam proses belajar PAI berarti suatu kegiatan untuk menilai taraf keberhasilan atau ketercapaian tujuan proses pembelajaran PAI. Evaluasi merupakan salah satu komponen dalam proses pembelajaran yang sudah direncanakan dalam pembuatan program pengajaran. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sekaligus pengajaran yang dilakukan oleh guru. Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan evaluasi dalam proses pendidikan bersifat integratif, artinya setiap ada proses pembelajaran ada kegiatan evaluasi. Oleh karena itu, sudah sepatutnya seorang guru PAI memiliki kemampuan menyelenggarakan evaluasi. Guru PAI akan diangkat memiliki kemampuan mengevaluasi apabila ia mampu menjawab mengapa, apa, dan bagaimana evaluasi dalam kegiatan pembelajaran. Dari latar belakang permasalahan di muka, maka penulis akan melakukan penelitian yang berjudul : "PELAKSANAAN EVALUASI BELAJAR PAI DI SMA MUHAMMADIYAH GUBUG KAB. GROBOGAN TAHUN AJARAN 2004 / 2005". B. Alasan Pemilihan Judul 1. Evaluasi merupakan sebuah komponen integral yang sangat penting dalam program pembelajaran di samping tujuan, materi dan metode pembelajaran. 2. Guru PAI harus mempunyai bekal dengan sebuah kompetensi dan performansi termasuk bagaimana menyiapkan dan mengelola pembelajaran, mengelola kelas, sampai model-model pembelajaran dan evaluasi. 10 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Sinar Baru Algesindo, 2002), Cet VI, hlm. 111.

C. Penegasan Istilah Untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas dalam judul skripsi ini peneliti menjelaskan beberapa batasan-batasan permasalahan sebagai berikut : 1. Pelaksanaan Yaitu proses, cara, perbuatan melaksanakan (rancangan, keputusan, dsb). 11 2. Evaluasi Yaitu suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai (assess), keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pengajaran. 12 3. Belajar Yaitu suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tigkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. 13 4. Pendidikan Agama Islam Yaitu upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al-Qur'an dan al-hadis, melalui kegiatan bimbingan pengajaran, latihan, serta penggunaan pengalaman, dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. 14 11 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1997), Cet IX, hlm. 554. 12 Oemar Hamalik, Rencana Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta : Bumi Aksara, 2002), hllm. 210. 13 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 1995), cet III, hlm. 2. 14 Depdiknas, Op. Cit., hlm 4.

5. SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan Yaitu lembaga pendidikan formal yang bercirikan Islam milik organisasi kemasyarakatan dan keagamaan Muhammdiyah di kecamatan Gubug kab. Grobogan. Dengan demikian, maksud judul penelitian tersebut adalah suatu kajian dan penelitain terhadap pelaksanaan evaluasi belajar PAI, yang bertujuan melihat seberapa jauh kemajuan belajar para siswa telah tercapai dalam program PAI yang telah dilaksanakannya. D. Rumusan Masalah Berangkat dari latar belakang masalah dan batasan-batasan masalah di atas, maka peneliti mengangkat rumusan permasalahan yang nantinya akan dijadikan obyek penelitian utama. Rumusan tersebut ialah : 1. Bagaimana pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan? 2. Hambatan apa yang dihadapi guru dalam pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grbogan?. E. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan proses pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. 2. untuk mencari hambatan yang dihadapi guru dalam pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. F. Kajian Pustaka Dalam kegiatan ini peneliti telah melaksanakan penelusuran dan kajian berbagai sumber atau referensi yang memiliki kesamaan topik atau relevensi materi dengan pokok permasalahan peneliti ini. Hal tersebut dimaksud agar tidak terjadi

pengulangan terhadap penelitian sebelumnya melainkan untuk mencari sisi lain yang penting untuk diteliti. Referensi yang penulis telusuri dalam bentuk kajian pustaka antara lain : Kurikulum dan Pembelajaran, oleh Umar Hamalik, diterbitkan Bumi Aksara, Jakarta, 1999. Antara lain dijelaskan mengenai evaluasi belajar dan pembelajaran, bahwa evaluasi pembelajaran menurutnya diarahkan pada komponen sistem pembelajaran yang mencakup komponen input yakni perilaku awal siswa, komponen input instrumental yakni kemampuan profesioanl guru, kompoenen proses yakni prosedur pelaksanaan pembelajaran, komponen autput yakni hasil pembelajaran. Desain Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, oleh Mukhtar, diterbitkan oleh Misaka Galiza, Jakarta, 2003. Antara lain dijelaskan tentang evaluasi pembelajaran PAI, menurutnya dapat memberikan informasi mengani tingkat pencapaian keberhasil belajar PAI bagi siswa, tetapi evaluasi juga dapat memberikan informasi mengenai komponen kurikulum lainnya. Melalui kegiatan evaluasi PAI, komponen-komponen kurikulum tersebut dapat dikaji dan diketahui hubungannya dalam sistem kurikulum. Dari referensi tersebut, masih banyak referensi yang membahas tentang evaluasi belajar dan pembelajaran yang kesemuanya itu mendukung pada penelitian skripsi ini. Peneliti melihat beluma ada penelitian dan pengkajian pelaksanaan evaluasi belajar PAI. Artinya bagaimana aktifitas profesional seorang guru dalam memberikan evaluasi yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari evaluasi tersebut, pendidik kemudian membuat keputusan untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran PAI yang telah ditetapkan dapat dicapai.

G. Metode Penelitian 1. Fokus penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah pelaksanaan evaluasi hasil belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. 2. Informan Penelitian Informan dalam penelitian adalah guru PAI SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. Melalui para guru PAI peneliti ingin mendapatkan informasi tentang pelaksaan evaluasi belajar PAI. 3. Metode Pengumpulan Data Dalam pengumpulan data, digunakan beberapa metode antara lain : a. Metode Wawancara (Interviu) Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan Tanya jawab, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sumber data. 15 Wawancara merupakan sebuah percakapan antara dua orang atau lebih yang pertanyaannya diajukan oleh peneliti kepada subyek atau sekelompok subyek peneliti untuk dijawab. 16 Metode ini digunakan untuk mengadakan wawancara dengan guru PAI SMA Muhammadiyah Gubug dan bertujuan untuk mencari data tentang pelaksanaan evaluasi belajar dengan data tes dan nontes sekaligus untuk menguatkan data dari data dokumen b. Metode Dokumentasi Yaitu metode untuk mencari data-data otentik yang bersifat dokumentasi baik data itu berupa catatan harian, memori dan catatan penting. Dokumen ini dimaksudkan adalah semua data yang terkait dengan penelitian. 17 15 Muhamad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung : Angkasa, 1987), hlm. 83. 16 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti Kualitatif, (Bandung : Pustaka Setia, 2002), hlm. 132. 17 Koentjoroningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta : Gramedia, 1987), hlm 63.

Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang evaluasi seperti dokumen soal tes semesteran, mid semester dan ulangan harian. Data tentang jumlah siswa, keadaan pengajaran dan data yang bersifat dokumen lainnya. c. Analisis Data Yaitu proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 18 Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil wawancara dan lainnya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan menyajikan sebegai temuan. 19 Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka metode analisis data dalam penelitiana dalah deskriptif analisis yaitu mengandalkan pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan, kemudian dibandingkan dengan teori. Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah mengadakan pembahasan dan menganalisa. Data yang dihasilkan adalah data lunak yang berupa kata-kata yang diperoleh dari wawancara dan dokumentasi. Menurut Lexy J. Moleong, bahwa proses analisa data dengan menalaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, kemudian mengadakan reduksi data dengan jalan membuat abstraksi. Langkah selanjutnya adalah menyusunnya dalam satuan-satuan, satuan-satuan itu kemudian dikategorikan pada langkah berikutnya. Kategori-kategori itu 18 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitataif, (Bandung : Remaja Rosadakarya, 1996), cet VII, hlm. 103. 19 Noeng Muhajir, Metodologi Penelitian Kualitataif, (Yogyakarta : Bayu Indra Grafika, 1996), cet VII, hlm. 104.

dilakukan sambil membuat koding (kode). Tahap akhir dari analisis data adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. 20 H. Sistematika Penulisan Skripsi Untuk memudahkan dalam pembahasan dan pemahaman dalam penulisan skripsi ini, peneliti membagi menjadi lima bab degan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : Pendahuluan berisi ; latar belakang masalah, alasan pemilihan judul, penegasana istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : Landasan teoritis tentang pelaksanaan evaluasi belajar PAI meliputi ; pengertian evaluasi belajar PAI, prinsipprinsip evaluasi belajar PAI, tahap-tahap dan tekknik evaluasi belajar PAI. BAB III : Data hasil penelitian dari kondisi realistik di lapangan melipiti; 1. Profil guru PAI SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. 2. Pelaksanaan hasil belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. 3. Hambatan dalam pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. BAB IV : Pembahasan dan analisis data meliputi ; 1. Pembahasan terhadap pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. 2. Pembahasan teradap hambatan dalam pelaksanaan evaluasi belajar PAI di SMA Muhammadiyah Gubug Kab. Grobogan. BAB V : Penutup yang berisi simpulan, saran-saran dan penutup. 20 Lexy J. Moleong, Op. Cit., hlm. 190