BAB VII PENUTUP. pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BERITA NEGARA. BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL. SPIP. Penyelenggaraan. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

2012, No.51 2 Indonesia Tahun 2004 Nomor 5; Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Peme


BERITA DAERAH KOTA SAMARINDA SALINAN

BERITA NEGARA. No.787, 2011 KEMENTERIAN LUAR NEGERI. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Penyelenggaraan.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional (RPJMN) tahun , program reformasi birokrasi dan tata kelola

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN AGAMA SOE TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN PENGADILAN AGAMA SOE.

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 92 TAHUN 2014 TENTANG PIAGAM PENGAWASAN INTERN GUBERNUR JAWA TIMUR,

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.16 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN EVALUASI PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL BAB I PENDAHULUAN

Nomor 61 Berita Daerah Kota Yogyakarta Tahun 2010 WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR : 61 TAHUN 2010

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Penyelenggaraan organisasi pemerintahan haruslah selaras dengan tujuan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PETUNJUK PELAKSANAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PUSAT KERJASAMA LUAR NEGERI

PERANAN APIP DALAM PELAKSANAAN SPIP

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan Sub Sektor Peternakan di Provinsi Jawa Barat

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 78 TAHUN 2011 PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENOALIAN INTERN PEMERINTAH 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

INTEGRASI SPIP DAN QMS ISO 9001:2015 SEBAGAI KUNCI KEBERHASILAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI BADAN POM DALAM RANGKA MEWUJUDKAN GOOD GOVERNANCE

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR :32 TAHUN 2011

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMDIKBUD TAHUN 2012

Menimbang. Mengingat. Menetapkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2012 TENTANG

Apa sebenarnya SPI dan SPIP?

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011

GUBERNUR PAPUA PERATURAN GUBERNUR PAPUA NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 30

Kemendagri REPUBLIK INDONESIA

SATUAN PEMERIKSAAN INTERN PADA BADAN LAYANAN UMUM. Muhadi Prabowo Widyaiswara Madya Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

SPIP adalah sistem pengendalian intern diselenggarakan secara menyeluruh di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BENER MERIAH PERATURAN BUPATI BENER MERIAH NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERNAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT KABUPATEN BENER MERIAH

PERATURAN KEPALA BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI NOMOR 34i- TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI PENAJAM PASER UTARA

BUPATI PURWOREJO, PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 9 TAHUN 2010 TENTANG

BERITA KOTA NOMOR SERI : E TENTANG BEKASI. Tahun Walikota. Kotamadyaa. Nomor 17

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 21 TAHUN 2O16 TENTANG PIAGAM AUDIT INTERN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PATI

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 88 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BADUNG

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance), terutama melalui

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

Bimtek Peningkatan Maturitas Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada Setjen dan Badan Keahlian DPR.

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.32/Menhut-II/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA TENTANG REPUBLIK INDONESIA.

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06 /M/PER/XII/2011 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

2017, No Pedoman Pengawasan Intern di Kementerian Luar Negeri dan Perwakilan Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 19

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR : 05 TAHUN 2010 TENTANG SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH KABUPATEN BIMA BUPATI BIMA,

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI NEGARA PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KETUA PENGADILAN NEGERI BOGOR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PETUNJUK TEKNIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN PENGADILAN NEGERI BOGOR

LAPORAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH TRIWULAN II TAHUN 2017 LOKA PEMERIKSAAN PENYAKIT IKAN DAN LINGKUNGAN SERANG

AKUNTABILITAS PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN INSTANSI PEMERINTAH

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana telah tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perencanaan Pemb

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14A/KEPMEN-KP/2014 TENTANG

BUPATI MALUKU TENGGARA

TENTANG TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN DALAM NEGERI

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

2017, No , Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4616); 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformas

RAPAT SPIP (Sistem Pengendalian Intern Pemerintah)

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotis

BUPATI GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG

FORMULIR IDENTIFIKASI TUJUAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB V PENUTUP. - Informasi dan komunikasi dikategorikan Baik. Secara keseluruhan penerapan kelima unsur SPI dalam pengelolaan keuangan daerah

Transkripsi:

BAB VII PENUTUP 7.1 Kesimpulan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah merupakan proses yang integral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus menerus oleh pimpinan dan seluruh pegawai untuk memberikan keyakinan memadai atas tercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan pelaporan keuangan, pengamanan aset negara, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Agar tercapai tujuan SPIP sebagai suatu system pengendalian intern, harus dilaksanakan kelima unsur dari SPIP yaitu lingkungan pengendalian, penilaian resiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pemantauan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan Efektifitas Sistem Pengendalian Intern Pemerintah Dalam Mewujudkan Good Governance (Studi Kasus Pada Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian), dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara umum penerapan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian belum berjalan secara efektif. Hal ini terlihat dari masih adanya temuan hasil pemeriksaan pada kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal dan tindak lanjut terhadap hasil pemeriksaan juga belum mencapai 100%. Temuantemuan tersebut ada yang bersifat administrasi dan ada pula yang bersifat 125

menimbulkan kerugian Negara. Hal ini disebabkan Sekretariat Jenderal belum melaksanakan seluruh unsur dan sub unsur dalam SPIP. a. Unsur lingkungan pengendalian dalam SPIP memegang peranan yang penting, karena membentuk budaya dan perilaku manusia, sehingga apabila unsur lingkungan pengendalian belum terlaksana dengan optimal maka akan berpengaruh terhadap unsur-unsur yang lainnya. Hal ini dikarenakan manusia merupakan roda penggerak dan menjadi landasan dalam melaksanakan segala aktivitas dan kegiatan. b. Unsur penilaian resiko dalam hal ini terkait dengan identifikasi resiko dan analisis resiko juga belum dilakukan sepenuhnya oleh Sekretariat Jenderal. Apabila unsur penilaian resiko ini dilakukan dengan sepenuhnya, maka resiko yang dianggap dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi dapat diantisipasi sejak dini. c. Unsur kegiatan pengendalian dalam hal ini terkait dengan reviu pengelolaan sumber daya manusia juga belum dilakukan sepenuhnya oleh Sekretariat Jenderal. Hal ini ditandai dengan pelaksanaan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65/M-IND/PER/7/20014 tentang Pola Karier Pegawai Kementerian Perindustrian yang belum berjalan sesuai yang diharapkan. d. Unsur informasi dan komunikasi juga belum dilakukan sepenuhnya oleh Sekretariat Jenderal. Hal ini ditandai dengan belum terciptanya komunikasi yang efektif antara atasan dengan bawahan. 126

e. Unsur Pemantauan juga perlu ditingkatkan sehingga tindak lanjut hasil pemeriksaan bisa mencapai 100%. 2. Temuan-temuan hasil pemeriksaan pada kegiatan yang diselenggarakan oleh Sekretariat Jenderal Kementerian Perindustrian disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut: 1) kurangnya pengawasan dari pimpinan, yaitu Pejabat Pembuat Komitmen dan juga Penanggung Jawab Kegiatan, 2) Sistem Pengendalian Intern yang dinilai masih lemah; dan 3) faktor manusia, yaitu kelalaian dari pejabat pembuat komitmen, penanggung jawab kegiatan, dan juga pelaksana kegiatan 3. Belum efektifnyanya SPIP yang dilaksanakan oleh Sekretariat Jenderal dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:: a. Komitmen Pimpinan Komitmen pimpinan memegang peranan yang penting dalam sistem pengendalian intern. Komitmen yang kuat dari pimpinan tentunya akan mendorong untuk melakukan berbagai upaya dalam mewujudkan tercapainya SPIP yang efektif dengan demikian akan memelihara lingkungan kerja yang dapat menimbulkan perilaku positif guna mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Salah satu contohnya adalah komitmen pimpinan dalam pelaksanaan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 65/M-IND/PER/7/20014 tentang Pola Karier Pegawai Kementerian Perindustrian perlu ditingkatkan, mengingat 127

peraturan tersebut terkait dengan pengelolaan sumber daya manusia Kementerian, khususnya sumber daya manusia Sekretariat Jenderal. b. Sumber daya manusia SDM merupakan aset berharga bagi sebuah organisasi. SDM dalam organisasi dengan kapasitas yang memadai dan sesuai dengan bidang tugasnya akan menjadi kekuatan bagi organisasi, karena untuk melakukan tugas-tugas pengendalian yang baik dibutuhkan SDM-SDM yang memiliki kompetensi yang bagus di bidangnya masing-masing. Terkait dengan pengelolaan SDM Sekretariat Jenderal perlu adanya konsistensi dalam: - penempatan pegawai agar sesuai dengan kompetensi; - pengangkatan pejabat pada jabatan eselon III dan eselon IV seharusnya menggunakan assessment; - perlu dilakukan rotasi baik pada level staf maupun pejabat structural setidaknya dalam kurun waktu antara 2 (dua) tahun 5 (lima) tahun. c. Struktur organisasi Struktur organisasi yang jelas akan membentuk suatu sistem pengendalian dalam organisasi, karena adanya pemisahan tugas dan fungsi dan juga pengawasan berjenjang. Terkait dengan organisasi, perlu dilakukan evaluasi secara berkala. Hal ini penting dilakukan untuk mengetahu sejauh mana efektifitas organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu juga belum 128

adanya uraian jabatan sampai dengan level staf bisa menyebabkan kesalahan dalam menafsirkan tugasnya. d. Komunikasi yang efektif Komunikasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sistem pengendalian intern. Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi baik antara atasan dengan bawahan maupun dengan sesama level. Keberhasilan penyampaian informasi tersebut tergantung dari efektif atau tidaknya proses komunikasi. Salah satu bentuk komunikasi yang bisa dilakukan adalah dengan penyelenggaraan rapat rutin baik rapat yang bersifat formal maupun informal. e. Pemantauan dan Pembinaan Pelaksanaan SPIP Pemantauan dalam SPIP bertujuan untuk bertujuan untuk memastikan apakah SPI dalam suatu instansi telah berjalan dengan baik seperti yang diharapkan dan untuk memastikan bahwa terdapat perbaikan-perbaikan yang perlu dilakukan dan sesuai dengan perkembangan yang terjadi Pemantauan mutlak diperlukan untuk menjamin bahwa pengendalian intern telah dilaksanakan secara optimal. Selain itu pembinaan pelaksanaan SPIP juga perlu dilakukan secara terus menerus dengan harapan SPIP ini akan menjadi sebuah budaya. 129

7.2 Saran Sistem Pengendalian Intern sebagai salah satu upaya dalam mewujudkan good governance bukanlah sesuatu hal yang mudah dilakukan, karena dipengaruhi oleh sumber daya manusia. Sumber daya manusia sebagai salah satu kunci sukses pengendalian intern perlu didukung oleh SDM yang handal dan memiliki komitmen yang kuat. Dengan demikian tujuan utama pengendalian intern yaitu menjaga asset organisasi melalui sistem pelaporan yang handal, efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan aktivitas organisasi serta kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku dapat tercapai. Kementerian Perindustrian khususnya Sekretariat Jenderal telah berusaha menerapkan unsur-unsur Sistem Pengendalian Intern Pemerintah dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya dengan sebaik-baiknya, namun pasti akan selalu ada kekurangannya. Dari hasil analisis dan kesimpulan, penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1. Penyusunan grand design sumber daya manusia untuk jangka pendek, jangka menengah, dan juga jangka panjang. Grand design ini mencakup pengadaan (recruitment), pemeliharaan (maintenance), dan pengembangan (development). Selain itu juga diperlukan standar kompetensi jabatan baik soft competensies maupun hard competensies. Standar kompetensi jabatan mutlak diperlukan agar terjadi penempatan pegawai yang tepat dengan tempat yang tepat (the man at the right place). 130

2. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai upaya reformasi birokrasi SDM aparatur, sehingga pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab dapat berjalan secara optimal sesuai dengan tugas dan fungsinya. Peningkatan kualitas sumber daya manusia idealnya dimulai dengan pematangan SDM terdidik pada level menengah, yaitu para birokrat muda usia 30 50 tahun, berpendidikan minimal sarjana, serta memiliki pemikiran yang cukup matang dan strategis. Cara yang dapat ditempuh dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah melalui pendidikan dan pelatihan, baik berupa pendidikan formal maupun bentuk-bentuk pelatihan lainnya. Selain itu juga dapat dilakukan program magang baik pada instansi pemerintahan yang lain maupun swasta. Dengan program magang diharapkan pegawai dapat mempelajari keberhasilan suatu instansi maupun swasta, 3. Penyusunan uraian jabatan sampai dengan level staf sehingga tidak terjadi kesalahan dalam menafsirkan tugas dan wewenang masing-masing jabatan. Hal ini diperlukan mengingat dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 107.M-IND/PER/11/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perindustrian belum disebutkan secara rinci uraian tugas masing-masing jabatan. 4. Penguatan tugas dan fungsi satuan tugas (Satgas) SPIP, dimana Satgas SPIP akan membantu tugas pimpinan dalam pelaksanaan pengendalian intern, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, sampai dengan pemantauan. Dengan 131

adanya Satgas SPIP ini diharapkan akan membantu pelaksanaan tugas pimpinan dalam melakukan pembinaan dan pemantauan pelaksanaan SPIP. 5. Melakukan pemahaman (bisa berupa sosialisasi, workshop, maupun bentukbentuk sosialisasi yang lain) dan diklat mengenai Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. 6. Pelaksanaan studi banding ke instansi-instansi pemerintah yang telah berhasil dalam pelaksanaan SPIP. Dengan demkian kita dapat mempelajari kunci keberhasilan suatu instansi dalam pelaksanaan sistem pengendalian intern. 132