BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hidupnya. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, serta mampu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat telah membawa konsekuensi bagi dunia pendidikan agar segera

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa pasti mempunyai tujuan yang hendak dicapai sesuai undangundang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. matematika dikehidupan nyata. Selain itu, prestasi belajar

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

R PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF LITERASI SAINS UNTUK PEMBELAJARAN IPA TERPADU PADA TEMA BIOTEKNOLOGI DI BIDANG PRODUKSI PANGAN

I. PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia, agar siswa memiliki pola pikir yang sistematis dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan, sebagaimana tercantum dalam UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran dan berpengaruh positif terhadap segala bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan berbahasa adalah kemampuan menggunakan bahasa yang meliputi mendengar atau menyimak,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Menurut undang undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hasil belajar adalah tingkah laku yang ditimbulkan dari yang tidak tahu menjadi tahu, timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. sangat banyak. Tuntutan tersebut diantaranya adalah anak membutuhkan

I. PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat. Hal ini tidak terlepas dari peranan dunia

I. PENDAHULUAN. yang ada saat ini seperti Course Builder, Visual Basic, atau Dream weaver

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

I. PENDAHULUAN. Pendidikan berkualitas menjadi hal penting yang harus dimiliki oleh setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hana Riana Permatasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai suatu proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Urip Nurdiana, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran ini oleh sebagian siswa dianggap sebagai mata pelajaran yang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri atas murid, guru, pegawai serta sarana dan prasarana sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

antara komponen-komponen pembelajaran dalam bentuk proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia mulai mendapat perhatian khusus dari pemerintah. Terbukti

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang dirumuskan dalam Undang-undang nomor 20 tahun

Tabel 1.2 Rata-Rata Hasil Ujian Nasional SMP Negeri Se-Kabupaten Klaten

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. Pendahuluan. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. berperan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya. Dengan. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yossy Intan Vhalind, 2014

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. sehari-hari dari yang sederhana sampai ke yang kompleks. Matematika. dapat bermanfaat bagi semua orang (Puspasari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN. Esa, berakhlak mulia, sehat Jasmani dan Rohani, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengembangan kepribadian dan skill dalam ranah pendidikan adalah sekolah. Salah

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Di era global ini, tantangan dunia pendidikan begitu besar, hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu usaha yang bersifat sadar, sistematis, dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan dana, manajemen dan lingkungan sudah memadai (Widyastono,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesional semakin dicari. Oleh karena itu saat ini pendidikan masih menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kurikulum merupakan suatu program yang berupa rencana tertulis yang

BAB I PENDAHULUAN. IPA merupakan mata pelajaran yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat. mendorong siswa sekolah dasar untuk meningkatkan kemampuannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pendidikan dan kemampuan yang baik. Dengan pendidikan maka

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perwujudan masyarakat Indonesia yang berkualitas dalam rangka

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan pendidikan di Indonesia ditandai dengan lahirnya berbagai inovasi pendidikan yang didalamnya terdapat inovasi kurikulum dan inovasi pembelajaran. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan inovasi dari pengorganisasian kurikulum yang dilimpahkan dari pusat ke daerah. KTSP berorientasi pada penggunaan standar yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) tentang Standar Nasional Pendidikan dalam Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005, Pasal 17 yang didalamnya terdapat standar isi yang meliputi pengelompokan mata pelajaran. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan bagian dari KTSP sebagaimana yang disebutkan dalam BSNP (2006:7) : Struktur dan Muatan KTSP pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran, yaitu; kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, oleh raga dan kesehatan. IPA merupakan salah satu disiplin ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. Menurut Srini M. Iskandar (1997:16) beberapa alasan pentingnya mata pelajaran IPA yaitu IPA berguna bagi kehidupan atau pekerjaan anak dikemudian hari, dalam hal ini salah satu contohnya yaitu pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia pada jenjang SMP, bermanfaat supaya mengetahui cara kerja sistem pernafasan, menjaga kesehatan, atau jika suatu hari melanjutkan perguruan tinggi kedokteran, dan sebagainya. Rendahnya kualitas pembelajaran IPA menjadi sorotan di Indonesia. Laporan dari Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS)

2 memaparkan bahwa kemampuan siswa dalam pelajaran IPA di Indonesia berada pada urutan 34 dari 38 negara, dan jauh dibawah kemampuan rata-rata secara Internasional (Buabeng dan Andoh, dalam Ritonga 2012: 2). Rendahnya pencapaian IPA dalam Ujian Nasional (UN) juga, merupakan salah satu indikator rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Khusunya untuk SMP, dalam laman kemendikbud Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nuh (Mendikbud, 2013) mengatakan peserta UN SMP yang dinyatakan lulus berjumlah 3.650.625 siswa, sedangkan yang tidak lulus berjumlah 16.616 siswa, dan pada tahun 2013 tingkat kelulusan menurun 0,02 persen dibanding tahun lalu. Khususnya untuk Kota Bandung, Jawa Barat dalam laman kemendikbud, mengenai rata-rata nilai UN IPA tertinggi, belum ada SMP di Bandung yang termasuk ke dalam sepuluh besar. Rata-rata nilai UN IPA terbesar diraih oleh SMP di kota Magelang, Jateng sebesar 9.4. Rendahnya kualitas pembelajaran IPA dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa misalnya intelegensi, minat, sikap, keadaan jasmani, motivasi, dan kemampuan awal. Sedangkan faktor dari luar diri siswa misalnya lingkungan belajar, kurikulum, model, metode, media, serta sarana dan prasarana sekolah. Faktor tersebut dapat menjadi faktor penghambat atau penunjang bagi proses belajar siswa. (Zulyka, 2012:6). Melihat beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPA, upaya pembelajaran pada mata pelajaran IPA harusnya mampu membantu peserta didik untuk meningkatkan hasil belajarnya. Seperti halnya di SMP Negeri 1 Banyuresmi Garut, pada kenyataannya masih mendapat masalah rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Khususnya pada pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia, kualitas pembelajaran masih rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan tidak tercapainya hasil ulangan harian dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pokok bahasan yang ditetapkan oleh sekolah.

3 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah manusia di SMPN 1 Banyuresmi Garut adalah sebagai berikut:

4 Tabel 1.1 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) kelas VIII SMP Negri 1 Banyuresmi Garut Tahun Ajaran 2013/2014 KD INDIKATOR KKM Membandingkan macam organ penyusun sistem 65 Mendeskripsikan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia pernapasan dan peredaran darah pada manusia Membandingkan proses inspirasi dan ekspirasi pada sistem pernapasan dan peredaran darah Contoh kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia dalam kehidupan sehari-hari dan upaya mengatasinya RATA-RATA 65 (Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Banyuresmi Garut Tahun 2014) Sedangkan untuk rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Banyuresmi Garut adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Rata-rata Nilai Ulangan Harian kelas VIII SMP Negri 1 Banyuresmi Garut Tahun Ajaran 2013/2014 No Kelas Rata-Rata Nilai 1 VIII A 56 2 VIII B 73 3 VIII C 58 4 VIII D 68 5 VIII E 54 6 VIII F 66 7 VIII G 65 8 VIII H 74 9 VIII I 53 Rata rata 63 (Sumber : Tata Usaha SMP Negeri 1 Banyuresmi Garut Tahun 2014) 65 65

5 Tabel di atas menunjukan rata-rata nilai ulangan harian kelas VIII SMP Negri 1 Banyuresmi Garut yang kurang memenuhi standar Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Hal tersebut ditunjukkan pada rata-rata nilai ulangan harian pokok bahasan mendeskripsikan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia semester gasal yang sebagian siswanya masih belum mencapai standar kriteria ketuntasan minimal (KKM), sedangkan batas nilai KKM IPA yang telah ditentukan sekolah untuk pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia adalah 6,5. Namun rata-rata siswa kelas VIII adalah 6,3. Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan guru IPA kelas VIII SMPN 1 Banyuresmi Garut, dalam pembelajaran IPA mengalami beberapa kendala yang mempengaruhi terhadap kompetensi anak didik yaitu kurangnya media yang digunakan, sehingga pembelajaran tidak menarik minat siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar yang diperoleh siswa. Mata pelajaran sains merupakan mata pelajaran yang sangat memerlukan media pembelajaran. Namun dalam pelaksanaannya disekolah, guru jarang menggunakan media pembelajaran atau hanya terpaku dengan penggunaan buku atau gambar dan model. Padahal apabila guru dapat menggunakan media pembelajaran yang cocok bukan tidak mungkin apabila motivasi dan minat belajar siswa meningkat yang akhirnya hasil belajar siswa pun meningkat. (Nuraeni, 2010:3). Melihat begitu pentingnya pendidikan IPA, sebagai orang yang terlibat di dalam dunia pendidikan khususnya sebagai perekayasa pembelajaran perlu melakukan usaha-usaha untuk bisa memecahkan masalah pembelajaran tersebut serta meningkatkan keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran IPA. Media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA. Sementara jurnal penelitian yang dilakukan oleh Fitriani et al. (2013:327) mendeskripsikan data rekapitulasi hasil evaluasi dan ulangan harian pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan media pembelajaran menunjukkan bahwa pembelajaran jarak jauh dengan media pembelajaran efektif digunakan pada pembelajaran IPA dengan dibuktikannya dengan perolehan nilai keterlaksanaan perencanaan jarak jauh menggunakan media pembelajaran digital

6 sebesar 89% sedangkan dengan menggunakan modul konvensional, keterlaksanaan pembelajaran jarak jauh yang diperoleh kurang dari 75%. Berikut adalah table keterlaksanaan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media pembelajaran pada mata pelajaran IPA. Tabel 1.3 Persentase Keterlaksanaan Pmebelajaran Jarak Jauh Pada Mata Pelajaran IPA Menggunakan Media Pembelajaran Digital Media Pembelajaran Keterlaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh Media Interaktif Digital 89% Modul Konvensional 71% (Sumber : http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/usej) Mengingat media selalu mengikuti perkembangan zaman, di era yang sarat teknologi ini, ponsel merupakan media yang paling diminati oleh orang khususnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan Telkomsel Group (Republika : 2014) orang lebih banyak menggunakan ponsel karena ponsel mudah diakses dan sudah memiliki banyak fitur-fitur yang sebagian bisa dilakukan komputer seperti mambuka buku elektronik, membuka file dokumen, dan menjalankan aplikasi-aplikasi khususnya aplikasi pembelajaran. Ponsel dengan kecanggihan tersebut sering sekali orang menyebutnya dengan smartphone. Banyaknya dewasa maupun anak-anak yang menggunakan ponsel smartphone terutama smartphone berbasis android dapat dilihat dari statistik pengguna ponsel smartphone android yang dikeluarkan oleh Telkomsel Group berikut: Tabel 1.4 Tabel Statistik Pengguna Android di Indonesia Tahun 2011-2013 Tahun 2011 2012 Mei 2013 November Kapita 170 ribu 2,5 Juta 4,7 Juta 7,2 Juta

7 (Sumber : Republika Tahun 2014) Belajar dengan menggunakan media smartphone pada mata pelajaran IPA, tidak hanya indera pendengar saja yang aktif, tetapi indera penglihatanpun dilibatkan karena semakin banyak indera yang digunakan, maka pembelajaran akan semakin baik dan pemahaman anak semakin kuat. Jadi ketika guru atau sekolah ingin menerapkan sistem pembelajaran jarak jauh saat ini tidak hanya dilakukan dengan komputer saja, tetapi dengan smartphone lebih efektif karena smartphone ringan dan mudah dibawa kemana pun. e-science IPA (singkatan dari Electronic Science) merupakan sebuah inovasi dalam pengembangan media pembelajaran yang mengarah pada kemajuan teknologi informasi dan komunikaksi. e-science IPA adalah aplikasi berupa multimedia interaktif yang dapat dijalankan pada smartphone android. Didalamnya terdapat materi pelajaran audio visual yang dapat didengarkan oleh peserta didik dan terdapat pula soal multiple choice sebagai tes dari materi sebelumnya. Mengingat pentingnya media terhadap peningkatan hasil belajar siswa, maka permasalahan diatas mendorong peneliti untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Penggunaan Aplikasi e-science IPA Berbasis Smartphone Android Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas VIII Pokok Bahasan Sistem pernapasan dan Peredaran Darah Pada Manusia di SMPN 1 Banyuresmi Garut).

8 B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan diteliti berkenaan dengan Apakah terdapat pengaruh yang positif pada penggunaan aplikasi e-science IPA berbasis smartphone android terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII. Agar dapat memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian, maka fokus permasalahan yang telah dipaparkan sebelumnya perlu diidentifikasi menjadi rumusan masalah yang lebih khusus berbentuk pertanyaan-pertanyaan. Rumusan masalah tersebut diantaranya: 1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan aplikasi e-science IPA dengan siswa yang menggunakan media CD Interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia dilihat dari aspek pemahaman? 2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan aplikasi e-science IPA dengan siswa yang menggunakan media CD Interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia dilihat dari aspek penerapan? 3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang menggunakan aplikasi e-science IPA dengan siswa yang menggunakan media CD Interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia dilihat dari aspek analisis? C. Tujuan Penelitian Secara umum, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan aplikasi e-science IPA berbasis smartphone android terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk :

9 1. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan aplikasi e-science IPA dengan siswa yang menggunakan media CD Interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia pada aspek pemahaman. 2. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan aplikasi e-science IPA dengan siswa yang menggunakan media CD Interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia pada aspek penerapan. 3. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar antara siswa yang menggunakan aplikasi e-science IPA dengan siswa yang menggunakan media CD Interaktif pada mata pelajaran IPA kelas VIII pokok bahasan sistem pernapasan dan peredaran darah pada manusia pada aspek analisis. D. Manfaat Hasil Penelitian Hasil penelitian ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi seluruh pihak-pihak yang terkait dalam dunia pendidikan. Manfaat tersebut dapat dideskripsikan secara teoritis dan praktis, diantaranya: 1. Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran atau bahan kajian terhadap penerapan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA di setiap lembaga pendidikan. b. Sebagai salah satu terobosan yang inovatif dalam merekayasa pembelajaran. 2. Secara Praktis a. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan informasi serta bermanfaat untuk memperoleh gambaran tentang

10 penggunaan media pembelajaran yang efektif dan efisien serta memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar b. Sebagai bahan informasi bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. c. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada guru atau tutor di suatu lembaga pendidikan tentang penggunaan aplikasi e- Science IPA pada pembelajaran IPA. d. Bahan masukan dan saran bagi guru atau tutor IPA dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran. e. Bahan informasi bagi siswa bahwa aplikasi e-science IPA diharapkan dapat meningkatkan kompetensi dan hasil belajar IPA sehingga dapat membentuk generasi muda yang mandiri dan berkualitas. f. Bagi jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan sebagai bahan masukan wawasan media pembelajaran yang lebih kompleks, agar selalu mengembangkan media pembelajaran untuk keberhasilan tujuan pendidikan dan hasil belajar. E. Struktur Pembahasan 1. Dalam bab I peneliti memaparkan beberapa sub bab diantaranya : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi. 2. Dalam bab II terdapat beberapa sub pokok bahasan seperti kerangka pemikiran yang didalamnya membahas : konsep belajar dan pembelajaran, media pembelajaran, aplikasi e-science IPA, hasil belajar, mata pelajaran IPA, hasil penelitian terdahulu, asumsi, dan hipotesis. 3. Dalam bab III terdapat sub bab pokok bahasan mengenai : lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

11 4. Dalam bab IV terdapat : pengembangan aplikasi e-science IPA, hasil uji coba instrumen, deskripsi hasil penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. 5. Dalam bab V terdapat simpulan dan rekomendasi.