BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan

Tali Pusat Pada Janin

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

Puji Astutik STIKes Satria Bhakti Nganjuk ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengetahui dengan objek yang diketahui. Namun dalam pertemuan ini subjek tidak

PENGERTIAN MASA NIFAS

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB 1 PENDAHULUAN. selama 9 bulan 10 hari menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Sisa tali

BAB II TINJAUAN TEORI. Tali pusat dalam istilah medisnya disebut dengan umbilical cord.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. saat lahir kurang dari gram. Salah satu perawatan BBLR yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Praktek adalah suatu sikap yang belum tentu terwujud dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge) seseorang (overt behavior) (Notoatmodjo : 2003 : 127).

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. menghasilkan pengetahuan dan keterampilan (Hidayat, 2005).

BAB II TINJAUAN TEORITIS. berarti bahwa perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

Diah Sukarni, Eprila, Indah Puji Septeria Dosen Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Palembang

BAB II TINJAUAN TEORI

Dwi Sogi Sri Redjeki 1, Husin Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Sari Mulia Banjarmasin. ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. (Notoatmodjo, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

BAB 1 PENDAHULUAN. transisi yang baik terhadap kehidupannya diluar uterus. Bayi baru lahir

PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BERHUBUNGAN DENGAN WAKTU LEPAS TALI PUSAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Ketika bayi lahir, kondisi bayi masih lemah sehinggga butuh perhatian dan

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setelah orang melakukan pengindraan terhadap objek tertentu. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Saver (MPS) di

EFEKTIFITAS PERAWATAN TALI PUSAT TEKNIK KERING DAN TERBUKA TERHADAP LAMA PUPUT TALI PUSAT DI KOTA BANJARBARU

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehamilan risiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya

Diah Eko Martini ...ABSTRAK...

BAB II LANDASAN TEORI. perut ibu hingga bulan pertama kehidupan (Varney, 2008). Bayi baru lahir

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. konsepsi oleh ibu. Proses ini dimulai dengan kontraksi persalinan sejati, yang

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI DYSMENORRHEA PADA SISWI KELAS XI SMA NEGERI 3 SLAWI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harapan seseorang (Arifin dan Rahayu, 2011). diartikan sebagai rasa senang dan kelegaan seseorang dikarenakan

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. tertentu.penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni

BAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesehatan dan merupakan suatu ukuran mutu pelayanan kepuasan pelanggan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam kandungan dengan plasenta. Saluran ini biasanya terdiri dari tiga pembuluh

GAMBARAN CARA PERAWATAN TALI PUSAT DAN LAMA WAKTU PELEPASAN TALI PUSAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN BAKI SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan reproduksi karena seluruh komponen yang lain sangat dipengaruhi. keluarga sehat dan bahagia (Anggraini, 2010.h.10).

Aneka kebiasaan turun temurun perawatan bayi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karakteristik ibu menyusui, teknik menyusui dan waktu menyusui. Menurut WHO/UNICEF Tahun 2004 menyusui adalah suatu cara yang

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya hidup dalam lingkungan dan berperilaku hidup sehat, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

METODE PERAWATAN TALI PUSAT TERBUKA PADA BAYI DI RUANG BAYI RSUD. ULIN BANJARMASIN

PERBEDAAN LAMA LEPAS TALI PUSAT PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN KASA STERIL DIBANDINGKAN KASA ALKOHOL DI DESA BOWAN KECAMATAN DELANGGU SKRIPSI

BAB 1 SIKAP (ATTITUDE)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. perlu diperhatikan untuk ketahanan hidupnya (Muslihatun, 2010; h. 3).

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG MOBILISASI DINI DENGAN TINDAKAN MOBILISASI DINI PADA IBU NIFAS 1 HARI POST SECTIO CAESAREA

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah

HUBUNGAN PARITAS DENGAN PERAWATAN TALI PUSAT PADA BAYI BARU LAHIR OLEH IBU POSTPARTUM DI KLINIK BERSALIN HJ. S. TARIGAN DI KOTA PANGKALPINANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu komplikasi atau penyulit yang perlu mendapatkan penanganan lebih

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT BAYI DI RUMAH BERSALIN NURHIKMAH DESA KUWARON GUBUG GROBOGAN

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

BAB 1 PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG. Definisi kematian maternal menurut WHO adalah kematian seorang

GAMBARAN PENGETAHUAN TENAGA PARAMEDIS TENTANG PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DI RUMAH SAKIT SARI MULIA BANJARMASIN

Vol 1 No 2 Tahun 2017 ISSN

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkedudukan di masyarakat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002, hlm. 215).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baru dilahirkan (Saifuddin, 2010:1). Keberhasilan penyelenggaraan. gerakan keluarga berencana (Manuaba, 2010:10).

BAB I PENDAHULUAN. persallinan, bayi baru lahir, dan masa nifas.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah suatu istilah yang dipergunakan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu

BAB I PENDAHULUAN. kebidanan dalam suatu negara adalah Kematian Maternal. Kematian

Oleh : Aat Agustini ABSTRAK

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. janin yang viable. Menurut Varney (2009), primipara adalah wanita yang pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mutu tidak pernah merupakan sesuatu yang datang tiba-tiba, mutu selalu

SURAT PERNYATAAN CONTENT VALIDITY

BAB I PENDAHULUAN. janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa nifas Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas atau post partum disebut juga puereperium yang berasal dari bahasa latin dari kata puer yang artinya bayi dan paraous berarti melahirkan. Nifas yaitu darah yang keluar dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah nifas yaitu darah yang tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan hamil. Maka ketika melahirkan, darah tersebut keluar sedikit demi sedikit. Darah yang keluar sebelum melahirkan disertai tanda-tanda kelahiran, maka itu termasuk darah nifas juga (Yetti Anggraini, 2010). Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau tetap keluar darah, maka perhatikanlah bila keluarnya disaat adah (kebiasaan) haidh, maka itu darah haidh. Akan tetapi jika darah keluar terus dan tidak pada masa-masa ( adah) haidhnya 8

9 dan darah itu terus dan tidak berhenti mengalir, perlu diperiksakan kebidan atau dokter (Yetti Anggraini, 2010). Tujuan asuhan masa nifas : a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologi b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya. c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini, nutrisi, KB, menyusui, pemberian imunisasi pada bayi dan perawatan bayi sehat d. Memberikan pelayanan KB e. Mendapatkan kesehatan emosi (Yetti Anggraini, 2010). Kebijakan Program Nasional Masa Nifas : Pemerintah melalui Departemen Kesehatan, juga telah memberikan kebijakan dalam hal ini, sesuai dengan dasar kesehatan pada ibu pada masa nifas, yakni paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas (Yetti Anggraini, 2010). Tujuan kebijakan tersebut ialah : a. Untuk menilai kesehatan ibu dan kesehatan bayi baru lahir. b. Pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. c. Mendeteksi adanya kejadian-kejadian pada masa nifas.

10 d. Menangani berbagai masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu maupun bayinya pada masa nifas (Yetti Anggraini, 2010). Adapun frekuensi kunjungan, waktu dan tujuan kunjungan tersebut dipaparkan sebagai berikut : a. Kunjungan pertama, waktu 6-8 jam setelah persalinan. Tujuan : 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena persalinan atonia uteri. 2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan: rujuk bila perdarahan berlanjut. 3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah pedarahan masa nifas karena atonia uteri. 4) Pemberian ASI awal. 5) Memberi supervisi kepada ibu bagaimana tekhnik melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir. 6) Menjaga bayi agar tetap sehat dengan cara mencegah hipotermi. Bila ada bidan atau petugas lain yang membantu melahirkan, maka petugas atau bidan itu harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama(yetti Anggraini, 2010). b. Kunjungan Kedua, waktu: enam hari setelah persalinan. Tujuan : 1) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal. 2) Evaluasi adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnomal.

11 3) Memastikan ibu cukup makan, minum dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan benar dan tidak ada tanda-tanda adanya penyulit. 5) Memberikan konseling pada ibu mengenai hal-hal berkaitan dengan asuhan pada bayi (Yetti Anggraini, 2010). c. Kunjungan Ketiga, waktu : dua minggu setelah persalinan. Tujuan: Sama seperti kunjungan hari keenam. d. Kunjungan Keempat, waktu: enam minggu setelah persalinan. 1) Menanyakan penyulit-penyulit yang ada. 2) Memberikan konseling untuk KB secara dini (Yetti Anggraini, 2010). 2. Bayi baru lahir Bayi baru lahir adalah bayi yang dilahirkan baik dalam kondisi cukup bulan atau hampir cukup bulan. Bayi adalah anak usia 0-12 bulan (Saifuddin 2002). Bayi baru lahir memiliki kompetensi perilaku dan kesiapan interaksi sosial atau pada periode neonatal sejak bayi lahir sampai usia 28 hari, yang merupakan waktu berlangsungnya perubahan fisik pada bayi baru lahir. Seorang bayi baru lahir memiliki banyak reflek yang akan muncul dan menghilang, dimana menunjukkan kematangan dan perkembangan saraf yang baik di kemudian hari. Hal ini perlu dilakukan perawatan yang baik khususnya pada bayi yang baru lahir agar tidak terjadi kesalahan (Jensen, 2004).

12 Pelayanan kesehatan neonatal harus dimulai sejak bayi dilahirkan, dimana melalui pelayanan kesehatan yang diberikan untuk ibu hamil. Penanganan pertama yang dilakukan pada bayi baru lahir adalah membersihkan jalan nafas, memotong dan merawat tali pusat, mempertahankan suhu tubuh bayi, identifikasi, dan mencegah adanya infeksi. Hal ini harus rutin dilakukan kecuali bayi dalam keadaan krisis dan memerlukan perawatan khusus. Penanganan yang kurang baik pada bayi baru lahir yang sehat akan menyebabkan kelainan-kelainan yang dapat menyebabkan cacat seumur hidup bahkan kematian (Saifuddin, 2002). Masa kelahiran minggu pertama bayi merupakan masa yang sangat kritis, termasuk perawatan tali pusat. Tali pusat pada umumnya lepas pada usia lima hari, tujuh hari, bahkan dua minggu. Pada masa ini perawatan tali pusat harus benar sehingga tidak menyebabkan infeksi atau bahkan tetanus karena salah dalam memberikan perawatan (Hasselquist, 2006). 3. Tali pusat a. Pengertian Tali pusat dalam istilah medisnya umbilical cord. Merupakan suatu tali yang menghubungkan janin dengan uri atau plasenta. Sebab semasa dalam rahim, tali inilah yang menyalurkan oksigen dan makanan dari plasenta ke janin yang berada di dalamnya. Begitu janin dilahirkan, ia tidak lagi membutuhkan oksigen dari ibunya, karena sudah dapat bernapas sendiri melalui hidungnya. Oleh kerena itu sudah

13 tidak diperlukan lagi, maka saluran ini harus segera dipotong dan dijepit atau diikat (Baety, 2011). b. Fisiologi lepasnya tali pusat Pada saat tali pusat terpotong maka suplai darah dari ibu terhenti. Tali pusat yang masih menempel pada pusat bayi lama kelamaan akan kering dan terlepas. Pengeringan dan pemisahan tali pusat sangat dipengaruhi oleh jelly Wharton atau aliran udara yang mengenainya. Jaringan pada sisa tali pusat dapat dijadikan tempat koloni oleh bakteri terutama jika dibiarkan lembab dan kotor (Hamilton, 2005). Pada sisa potongan tali pusat inilah yang menjadi sebab utama terjadinya infeksi pada bayi baru lahir. Kondisi ini dapat dicegah dengan membiarkan tali pusat kering dan bersih. Tali pusat dijadikan tempat koloni bakteri yang berasal dari lingkungan sekitar. Penyakit tetanus ini diderita oleh bayi baru lahir yang disebabkan basil clostridium tetani yang dapat mengeluarkan toksin yang dapat menghancurkan sel darah merah, merusak leukosit dan merupakan Tetanospasmin yang bersifat neurotropik yang dapat menyebabkan ketegangan dan spasme otot (Jitowijoyo dan Kristiyanasari, 2010). c. Perawatan Tali Pusat 1) Pengertian Perawatan adalah proses perbuatan, cara merawat, pemeliharaan, penyelenggaraan. Hal yang paling terpenting dalam

14 membersihkan tali pusat adalah memastikan tali pusat dan area disekelilingnya selalu bersih dan kering, selalu mencuci tangan dengan menggunakanair bersih dan sabun sebelum membersihkan tali pusat. Selama tali pusat belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air. Cukup diusap saja dengan kain yang direndam air hangat (Sinsin, 2008). 2) Tujuan Perawatan Tali Pusat Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir. Penyakit ini disebabkan karena masuknya spora kuman tetanus kedalam tubuh melalui tali pusat, baik dari alat yang tidak steril, pemakaian obatobatan, bubuk atau daun-daunan yang ditaburkan ke tali pusat sehingga dapat mengakibatkan infeksi (Wiknjosastro, 2006). Menyatakan bahwa tujuan merawat tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tetanus pada bayi baru lahir, sehingga tali pusat tetap bersih, kuman-kuman tidak masuk sehingga tidak terjadi infeksi pada tali pusat bayi. Penyakit tetanus ini disebabkan oleh Clostridium tetani yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun), yang masuk melalui luka tali pusat karena perawatan atau tindakan yang kurang bersih (Saifuddin, 2002).

15 3) Cara Perawatan Tali Pusat Perawatan tali pusat merupakan salah satu perawatan neonatus terutama pada dua minggu pertama kehidupan. Ibu harus menjaga tali pusat tetap bersih dan kering sampai akhirnya terlepas (Shelov, 2004). Cara perawatan tali pusat menurut JKPK-KR (2008) adalah : a) Jangan membungkus putung tali pusat atau perut bayi atau mengoleskan cairan atau bahan apapun ke putung tali pusat. b) Mengoleskan alkohol atau betadin (terutama jika pemotongan tali pusat tidak terjamin DTT atau steril) masih diperkenankan tetapi tidak dikompreskan karena menyebabkan basah atau lembab. c) Lipat popok dibawah putung tali pusat. d) Jika putung tali pusat kotor, bersihkan (hati-hati) dengan air DTT/steril dan sabun kemudian segera keringkan secara seksama dengan menggunakan kain bersih. e) Segera mencari bantuan jika tali pusat menjadi merah, bernanah/berdarah, atau berbau. 4) Hal-hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Merawat Tali Pusat Pada dasarnya merawat tali pusat adalah tindakan sederhana. Walaupun sederhana, harus memperhatikan prinsipprinsip seperti selalu mencuci tangan dengan air bersih dan menggunakan sabun, menjaga agar daerah sekitar tali pusat tetap

16 kering serta tali pusat tidak lembab, dan tidak membubuhkan apapun pada sekitar daerah tali pusat. Karena bila hal-hal tersebut tidak diperhatikan dapat mengakibatkan infeksi, dan bila terjadi infeksi masalahnya tidak menjadi sederhana lagi (Sodikin, 2009). Metode yang sekarang digunakan untuk membersihkan tali pusat adalah dengan air matang atau air bersih tanpa diberi obatobatan seperti betadine atau alkohol (JNPK-KR, 2008). Selama tali pusatnya belum puput, sebaiknya bayi tidak dimandikan dengan cara dicelupkan ke dalam air, cukup dilap saja dengan air hangat. Alasannya untuk menjaga tali pusat tetap kering. Bagian yang harus dibersihkan adalah pangkal tali pusat bukan atasnya. Untuk membersihkan pangkal ini harus sedikit mengangkat (bukan menarik tali pusat). Sisa air yang menempel pada tali pusat dapat dikeringkan dengan kain kassa steril atau kapas, setelah itu tali pusat dikeringkan (Sinsin, 2008). Tali pusat harus dibersihkan sedikitnya dua kali dalam sehari. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat juga menimbulkan resiko infeksi. Kalaupun terpaksa ditutup tutuplah dengan longgar pada bagian atas tali pusat dengan kain kassa steril. Pastikan bagian pangkal tali pusat dapat terkena udara dengan leluasa. Intinya adalah membiarkan tali pusat terkena udara agar dapat mengering dan lepas (Ellen, 2008).

17 Sebaiknya tali pusat tidak perlu diberi apa-apa, seperti obat luka. Akan tetapi jika tidak yakin, bisa ditutupi dengan kain kassa steril. Namun jangan lupa untuk menggantinya setiap kali usai mandi, si kecil berkeringat, terkena kotoran, dan basah. Hindari hal-hal yang aneh dan berbau mistis seperti menaruh koin di atas tali pusat bayi, diberi kopi, minyak, daun-daunan, kunyit (Ellen, 2008). 5) Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Lamanya Lepasnya Tali Pusat Lepasnya tali pusat menurut (Wawan, 2010) dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah : a) Cara perawatan tali pusat, penelitian menunjukkan bahwa tali pusat yang dibersihkan dengan air, sabun dan di tutup dengan kassa steril cenderung lebih cepat puput (lepas) dari pada tali pusat yang dibersihkan dengan alkohol. b) Kelembaban tali pusat, tali pusat juga tidak boleh ditutup rapat dengan apapun, karena akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. c) Kondisi sanitasi lingkungan sekitar neonatus, Spora C. Tetani yang masuk melalui luka tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan. d) Timbulnya infeksi pada tali pusat, karena tindakan atau perawatan yang tidak memenuhi syarat kebersihan, misalnya

18 pemotongan tali pusat dengan bambu/gunting yang tidak steril, atau setelah dipotong tali pusat dibubuhi abu, tanah, minyak daun-daunan, kopi dan sebagainya. 6) Gangguan-gangguan Pada Tali Pusat Tali pusat basah, berbau, dan menunjukkan tanda-tanda radang yang jika tidak segera dibantu akan menyebabkan sepsis, meningitis, dan lain-lain (Wiknjosastro, 2005). Pada pangkal tali pusat dan daerah sekitarnya berwarna merah, ada cairan berbau, darah yang keluar terus menerus (JKPK-KR, 2008). Selain perawatan tali pusat, menurut (Wiknjosastro, 2006) masih ada perawatan pada bayi sehari-hari lainnya antara lain : a) Memandikan bayi b) Membungkus atau membedong bayi c) Merawat kuku dan rambut bayi d) Pijat bayi 4. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun

19 pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Notoatmodjo, 2007). Dalam pengertian lain pengetahuan adalah sebagai yang ditemui dan diperoleh melalui suatu pengamatan. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal pikirannya untuk mengendalikan benda atau peristiwa tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya (Notoatmodjo, 2007). Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa seseorang mengambil perilaku yang baru dalam dirinya, orang tersebut melakukan beberapa proses adopsi perilaku yaitu: 1) Kesadaran (Awareness) Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulasi. 2) Merasa tertarik (Interest) Seseorang tersebut merasa tertarik terhadap benda atau obyek yang dilihatnya. 3) Menimbang-nimbang (Evaluation) Menimbang-nimbang terhadap baik buruknya objek atau benda tersebut bagi dirinya. 4) Mencoba (Trial) Mulai mencoba perilaku yang baru setelah orang tersebut menerimanya.

20 5) Beradaptasi Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran terhadap benda atau obyek yang ia terima. Berdasarkan beberapa definisi diatas bisa diambil kesimpulan bahwa pengetahuan yang luas dapat diperoleh dari aktifitas manusia berupa pengalaman mendengar dan membaca (Notoatmodjo, 2007). b. Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang sedangkan perilaku akan bersifat langgeng apabila didasari oleh pengetahuan dan kesadaran. Secara terinci perilaku manusia merupakan reflkesi dari gejala kejiwaan yang salah satunya adalah pengetahuan. Menurut Notoatmodjo, 2007 tingkatan pengetahuan dibagi menjadi 6 (enam) yaitu: 1) Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh karena itu tahu adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur apakah orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya.

21 2) Memahami (Comprehension) Memahami dapat diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi, harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi (Application) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi atau yang sebenarnya. Aplikasi ini bisa diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjalankan materi obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja. Dapat menggunakan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan sebagainya. 5) Sintesis Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan dan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

22 keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formula baru dari formulasiformulasi yang ada. Misalnya dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori-teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian terhadap suatu evaluasi didasari suatu kinerja yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan dalam masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : 1) Faktor Internal a) Pendidikan Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidikan dapat memepengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam pembangunan. Pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010)

23 b) Pekerjaan Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan berulang dan banyak tantangan (Wawan & Dewi, 2010) c) Umur Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Semakin cukup umurtingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja (Wawan & Dewi, 2010) d) Sosial ekonomi (pendapatan) Dalam memenuhi kebutuhan primer, maupun sekunder keluarga, status ekonomi yang baik akan lebih mudah tercukupi dibanding orang dengan status ekonomi rendah, semakin tinggi status sosial ekonomi seseorang semakin mudah dalam mendapatkan pengetahuan, sehingga menjadikan hidup lebih berkualitas (Notoatmodjo, 2003). e) Pengalaman Pengalaman adalah suatu sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa

24 yang lalu. Pengalaman seseorang individu tentang berbagai hal biasanya diperoleh dari lingkungan kehidupan dalam proses pengembangan misalnya sering mengikuti organisasi (Notoatmodjo, 2003). 2) Faktor Eksternal a) Faktor Lingkungan Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok (Wawan & Dewi, 2010) b) Faktor Budaya Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat memepengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan & Dewi, 2010) c) Paparan media massa Melalui berbagai media massa baik cetak maupun elektronik maka berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat sehingga seseorang yang lebih sering terpapar media massa akan memperoleh informasi yang lebih banyak dan dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo, 2003).

25 d. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2003). Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan cara wawancara atau lewat angket yang menanyakan tentang suatu materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden (Arikunto, 2002). Pengukuran dapat di kategorikan menjadi 3 yaitu : 1) Tingkat pengetahuan baik jika jawaban responden dari kesioner yang benar 76 100%. 2) Tingkat pengetahuan cukup jika jawaban responden dari kesioner yang benar 60 75%. 3) Tingkat pengetahuan kurang jika jawaban responden dari kesioner yang benar <60% (Nursalam, 2008). 5. Sikap a. Pengertian Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Sikap disertai kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap obyek itu. Jadi sikap senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal atau suatu obyek (Gerungan, 2004).

26 1) Berorientasi kepada respon Sikap adalah suatu bentuk dari perasaan, yaitu perasaan mendukung atau memihak (favourable) maupun perasaan tidak mendukung (Unfavourable) pada suatu objek. 2) Berorientasi kepada kesiapan respon Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu, apabila dihadapkan pada suatun stimulus yang menghendaki adanya respon. 3) Berorientasi kepada skema triadik Sikap merupakan konstelasi komponen-komponen kognitif, afektif dan konatif saling berinteraksi dalam memahami, merasakan, dan berperilaku terhadap suatu objek dilingkungan sekitarnya. b. Komponen sikap Menurut Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok,yaitu: 1) Kepercayaan (Keyakinan) ide dan konsep suatu objek 2) Kehidupan emosional dan evaluasi emosional terhadap suatu objek 3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to believe) Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, berfikir, keyakinan dan emosi memegang peranan penting.

27 c. Tingkatan sikap Menurut Notoatmodjo (2003) sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: 1) Menerima (receiving) Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek ). 2) Merespon (responding) Memberi jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan 3) Menghargai (valuning) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah. 4) Bertanggung jawab (responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi. d. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap (Saifuddin, 2010) : 1) Faktor internal: a) Pengalaman pribadi Dasar pembentukan sikap yaitu pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat. Sikap mudah terbentuk jika melibatkan faktor emosional.

28 b) Faktor Emosional Suatu sikap yang dilandasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Dapat bersifat sementara ataupun menetap (persisten/tahan lama). Contoh: Prasangka (sikap tidak toleran, tidak fair) c) Pengetahuan Pengetahuan memegang peranan penting dalam membentuk sikap. Pengetahuan membuat orang mempunyai sikap tertentu terhadap objek (Notoadmodjo, 2007). d) Pikiran dan keyakinan Apabila pikiran dan keyakinan seseorang mengenai apa yang berlaku atau apa yang benar bagi objek sikap sudah berakar sejak lama, maka orang tersebut akan mempunyai sikap yang lebih didasarkan pada predikat yang dilekatkan oleh pola pikirannya dan bukan didasarkan pada objek sikap tertentu. Sikap didasari pola pikiran dan kenyakinan semacam ini biasanya sangat sulit untuk menerima perubahan (Azwar, 2011).

29 2) Faktor eksternal: a) Kebudayaan Pembentukan sikap tergantung pada kebudayaan tempat individu tersebut dibesarkan. Contoh pada sikap orang kota dan orang desa terhadap kebebasan dalam pergaulan. b) Orang lain yang dianggap penting (significant otihers) Yaitu orang-orang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak tingkah laku dan opini kita, orang yang tidak ingin dikecewakan, dan yang berrti khusus. Misalnya : orang tua, pacar, suami/istri, teman dekat, guru, maupun pemimpin. c) Media massa Media massa berupa media cetak dan elektronik. Dalam penyampaian pesan, media massa membawa pesan-pesan sugestif yang dapat mempengaruhi opini kita. Jika pesan sugestif yang disampaikan cukup kuat, maka akan memberi dasar efektif dalam menilai sesuatu hal hingga membentuk sikap tertentu. d) Institusi / Lembaga pendidikan dan Agama Institusi yang berfungsi meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk. Salah atau benar, yang menentukan sistem kepercayaan seseorang, hingga ikut berperan dalam menetukan sikap seseorang.

30 e. Pengukuran sikap Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (Notoatmodjo, 2003). B. Kerangka teori Faktor internal : 1. Pengalaman pribadi 2. Emosional 3. Pengetahuan 4. Keyakinan dan pikiran Sikap Faktor eksternal : 1. Kebudayaan 2. Media massa 3. Orang yang dianggap penting 4. Lembaga pendidikan dan agama Gambar 2.1 : Kerangka Teori Sumber : Wawan, 2010; Notoatmodjo, 2003

31 C. Kerangka Konsep Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah hubungan antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui proses penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo 2005). Dalam penelitian ini konsep-konsep yang ingin diamati adalah pengetahuan dan sikap ibu nifas tentang perawatan tali pusat. Variabel Independent Pengetahuan tentang perawatan tali pusat Variabel Dependent Sikap ibu nifas Gambar 2.2 Skema Kerangka Konsep D. Hipotesis Penelitian Hipotesis dari penelitian ini adalah : Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap ibu nifas terhadap perawatan tali pusat.