Modul ke: 07 Ferry Fakultas EKNOMI DAN BISNIS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN Mengukur dan Mengendalikan Aktiva yang Dikelola H Basuki Program Studi AKUNTANSI S1
Abstract Aktiva merupakan aset yang digunakan oleh perusahaan di dalam mencapai tujuan perusahaan. Namun, manajemen harus konsisten di dalam mengelola aset agar pencapaian tujuan dilakukan secara efisien dan efektif.
Kompetensi Memberikan informasi yang berguna dalam membuat keputusan yang bagus mengenai aktiva yang digunakan dan memacu para manajer agar membuat keputusan yang merupakan kepentingan perusahaan. Untuk mengukur kinerja unit usaha sebagai entitas ekonomi.
PENDAHULUAN ROI dan EVA - merupakan dua cara dalam mengaitkan laba dengan aktiva yang digunakan yang paling menarik adalah seberapa baiknya alternatif-alternatif tersebut melayani kedua tujuan di atas untuk menyediakan informasi guna pengambilan keputusan yang baik dan pengukuran kenerja ekonomi suatu unit usaha. Tujuan penting dari sebuah perusahaan yang berorientasi pada laba adalah untuk menghasilkan tingkat pengembalian (return) yang memuaskan atas modal yang digunakan. Semakin banyak sumber daya yang digunakan, seharusnya semakin besar laba yang diperoleh. Perbandingan semacam ini digunakan untuk menilai kenerja manajer unit usaha dan memutuskan cara pengalokasian sumber daya.
Mengukur Aktiva yang Digunakan Dalam memutuskan dasar investasi apa yang akan digunakan untuk mengevaluasi pusat investasi, kantor pusat menanyakan dual hal: Pertama, praktik-praktik apa saja yang akan membuat para manajer unit usaha menggunakan aktiva mereka dengan efisien dan mendapatkan jumlah dan jenis yang tepat dari aktiva baru? Mungkin, ketika laba mereka berkaitan dengan aktiva yang digunakan, para manajer unit usaha akan mencoba untuk meningkatkan kinerja mereka yang diukur dengan cara ini. Manajemen senior ingin agar tindakan yang mereka lakukan untuk tujuan ini adalah yang terbaik bagi kepentingan perusahaan secara keseluruhan. Kedua, praktik-praktik apa saja yang paling baik mengukur kenerja suatu entitas ekonomi?
Kas Hampir semua perusahaan mengendalikan kas secara terpusat karena pengendalian pusat memungkinkan penggunaan saldo kas yang lebih kecil daripada jika setiap unit usaha memegang saldo kas yang dibutuhkannya untuk menyeimbangkan perbedaan antara arus kas masuk dan arus kas keluar. Saldo kas unit usaha mungkin hanya akan merupakan selisih antara penerimaan dan pengeluaran harian. Akibatnya, saldo kas aktual pada tingkat unit usaha cenderung jauh lebih kecil dibandingkan dengan saldo kas yang diperlukan, jika unit usaha merupakan suatu perusahaan independen. Oleh karena itu, banyak perusahaan yang menggunakan rumus untuk menghitung kas yang akan dimasukkan dalam investasi. Sebagai contoh, General Motors dilaporkan menggunakan angka 4,5 % dari penjualan tahunan; Du Pont dilaporkan menggunakan biaya penjualan setiap dua bulan dikurangi penyusutan.
Piutang Manajer usaha dapat mempengaruhi tingkat piutang secara langsung, melalui kemampuan mereka untuk menghasilkan penjualan, dan secara langsung, melalui penetapan persyaratan kredit dan persetujuan atas kredit individual dan batas kredit, serta melalui wewenang dalam menagih kredit yang telah jatuh tempo. Demi kemudahan, unsur piutang sering dimasukkan pada saldo aktual di akhir periode, meskipun rata-rata antar periode secara konsep merupakan ukuran yang lebih baik atas jumlah yang seharusnya dikaitkan dengan laba.
Persediaan Persediaan biasanya diperlakukan sama dengan piutang-yaitu, dicatat pada jumlah akhir periode, meskipun rata-rata antarperiode lebih baik secara konsep. Jika perusahaan menggunakan (last in, fist out-lifo) untuk tujuan akuntansi keuangan, maka metode penilaian lain biasanya digunakan untuk pelaporan laba unit usaha, karena saldo persediaan LIFO cenderung sangat rendah pada periode terjadinya inflasi. Dalam kondisi-kondisi tersebut, persediaan sebaiknya dinilai pada biaya standar rata-rata, dan biaya yang sama sebaiknya digunakan untuk mengukur harga pokok penjualan pada laporan laba rugi unit usaha.
Modal Kerja secara Umum Seperti yang dapat dilihat, perlakuan atas modal kerja sangatlah bervariasi. Pada satu sisi, perusahaan memasukkan seluruh aktiva lancar ke dalam dasar investasi dengan tidak mengeliminasi kewajiban lancar. Metode tersebut adalah beralasan dari sudut pandang motivasional jika unit-unit usaha tidak dapat mempengaruhi utang atau kewajiban lancar lainnya. Tetapi, metode tersebut menyatakan terlalu tinggi (overstate) jumlah modal korporat yang diperlukan untuk mendanai unit usaha, karena kewajiban lancar merupakan sumber modal, sering kali dengan biaya bunga sama dengan nol.
Properti, Pabrik, dan Peralatan Dalam akuntansi keuangan, akuntansi tetap awalnya dicatat pada biaya perolehan, dan biaya ini dihapuskan sepanjang umur ekonomis aktiva melalui penyusutan. Hampir semua perusahaan menggunakan pendekatan yang sama dalam mengukur profitabilitas atas dasar aktiva dari unit usaha. Hal ini menyebabkan permasalahan serius dalam penggunaan sistem tersebut untuk tujuan yang dimaksudkan.
1. Akuisisi Peralatan Baru 2. Nilai Buku Kotor 3. Disposisi Aktiva 4. Penyusutan Anuitas 5. Metode Penilaian yang Lain 6. Aset-aset yang Disewagunakan 7. Aktiva yang Menganggur 8. Aktiva Tidak berwujud 9. Kewajiban Tidak Lancar 10. Beban Modal
Mengevalusi kinerja Ekonomi suatu Entitas Laporan-laporan manajemen dibuat bulanan atau kuartalan sementara laporan kinerja ekonomi biasanya dibuat dengan selang waktu yang tidak tetap, biasanya sekali dalam selang beberapa tahun. Laporan-laporan manajemen cenderung menggunakan informasi historis atas biaya aktual yang terjadi, sedangkan laporan-laporan ekonomi menggunakan informasi yang cukup berbeda. Laporan-laporan ekonomi merupakan instrumen yang diagnostik. Laporan tersebut memberikan indikasi apakah strategi unit usaha yang sekarang sudah memuaskan dan jika tidak, keputusan apa yang harus diambil untuk unit usaha tersebut-memperbesarnya, memperkecil, mengubah arah, atau menjualnya. Analisis ekonomi atas suatu unit usaha dapat memperlihatkan bahwa rencana yang sekarang atas produk-produk, pabrik dan peralatan baru, atau strategi baru yang lain, bila dilihat secara keseluruhan, tidak akan menghasilkan laba memuaskan di masa depan, meskipun laba tersebut kelihatannya dapat dihasilkan bila masing-masing keputusan dilakukan secara terpisah.
Terima Kasih Ferry H Basuki