BAB I PENDAHULUAN. struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH GENDER TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN RUMAH TANGGA INDONESIA

Pengaruh Gender Terhadap... (Yudha Manggala)

BAB 1 PENDAHULUAN. Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan budaya, di mana lakilaki

BAB IV KESIMPULAN. Perempuan sebagai subjek yang aktif dalam urusan-urusan publik

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

BAB 1 PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Timbulnya anggapan bahwa kaum perempuan lebih lemah

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1Konsep dan Teori Gender

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Pada masyarakat yang menganut sistem patriarkhi seringkali menempatkan lakilaki

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan karena data yang terwujud merupakan data dalam bentuk angka.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

MENGIKAT TALI KOMUNITAS MEMUTUS RANTAI KEKERASANTERHADAPPEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia (NKRI) tidaklah kecil. Perjuangan perempuan Indonesia dalam

2015 PENYESUAIAN PERANAN IBU BEKERJA DALAM KEHIDUPAN KELUARGA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

I. PENDAHULUAN. 2008:8).Sastra sebagai seni kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam

BAB IX KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Gender merupakan konstruksi sosial mengenai perbedaan peran dan. kesempatan antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan peran dan

BAB V PENUTUP. pemberian hak pada anak yang tidak mengistimewakan pada jenis kelamin

BAB II LANDASAN TEORI

Pengarusutamaan Gender Bidang Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

GENDER DAN KELUARGA MIGRAN DI INDONESIA 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah ungkapan pribadi manusia. berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, imajinasi, ide, keyakinan dalam

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan fisik seperti makan, minum, pakaian dan perumahan tetapi juga non. (ketetapan-ketetapan MPR dan GBHN 1998).

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan SDM yang optimal demi meningkatkan pembangunan. pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi. Hal ini di karenakan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. feminisme yang berkembang mulai abad ke-18 telah menjadi salah satu penanda

BAB V KESIMPULAN Identitas Nasional dalam Imajinasi Kurikulum kurikulum Konstruksi tersebut melakukan the making process dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Faktor yang Mempengaruhi Wanita Bekerja. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Riyani, dkk (2001) mengenai

PENDIDIKAN ADIL GENDER DALAM KELUARGA 1. Siti Rohmah Nurhayati, M.Si. 2

MARI BERGABUNG DI PROGRAM MENCARE+ INDONESIA!

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta (BEJ) Nomor Kep-306/BEJ/ menyebutkan bahwa perusahaan yang go

BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan pembangunan. Tidaklah mudah untuk mengadakan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

ALASAN PEMILIHAN JURUSAN PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (STUDI KASUS DI SMK NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN 2012)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

BAB I PENDAHULUAN. gender. Kekerasan yang disebabkan oleh bias gender ini disebut gender related

BAB I PENDAHULUAN. membuat karya sastra berangkat dari fenomena-fenomena sosial, politik, dan

BAB I PENDAHULUAN. masih belum berakhir dan akan terus berlanjut. bekerja sebagai ibu rumah tangga dan diartikan sebagai kodrat dari Tuhan,

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau dan lebih kebudayaan, upaya menguraikan kondisi hubungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB VII HUBUNGAN SOSIALISASI PERAN GENDER DALAM KELUARGA ANGGOTA KOPERASI DENGAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB I PENDAHULUAN. perempuan dengan laki-laki, ataupun dengan lingkungan dalam konstruksi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional tidak akan terwujud secara optimal tanpa adanya

BAB IV KESIMPULAN. dalam menentukan dan membentuk konstruksi sosial, yaitu aturan-aturan dan batasan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Karo dikenal sebagai masyarakat yang menganut stelsel

BAB I PENDAHULUAN. penting dan strategis dalam pembangunan serta berjalannya perekonomian bangsa.

Kata Kunci: Perempuan pengrajin batik, gender, sosial ekonomi keluarga

BAB I PENDAHULUAN. homoseksual atau dikenal sebagai gay dan lesbian masih kontroversial.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

* Terdapat dua teori besar dalam ilmu social yang. 1. Teori struktural fungsionalisme, dan 2. Teori struktural konflik

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembicaraan mengenai mikro ekonomi,sub sistem yang utama

BAB I PENDAHULUAN. manusia kedua setelah laki-laki. Tatanan sosial memberi kedudukan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus

BAB I PENDAHULUAN. antar individu dengan individu, individu dengan kelompok dan

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan berarti meningkatkan tanggung jawab wanita sebagai pribadi yang mandiri

PENDAHULUAN. 1 http ://cianjur.go.id (diakses15 Mei 2011)

BAB II. Kajian Pustaka. hukum adat. Harta orangtua yang tidak bergerak seperti rumah, tanah dan sejenisnya

BAB V PENUTUP. Pada bagian ini peneliti akan mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan

KESEHATAN REPRODUKSI DALAM PERSPEKTIF GENDER. By : Basyariah L, SST, MKes

BAB I PENDAHULUAN. yang luas. Tanaman tertentu adalah tanaman semusim dan atau tanaman

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

2015 PERANAN PEREMPUAN DALAM POLITIK NASIONAL JEPANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dilakukan dan

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan

BAB I PENDAHULUAN. kesempatan kerja sangatlah terbatas (Suratiyah dalam Irwan, 2006)

I. PENDAHULUAN. Indonesia. Pada tahun 2010 diperhitungkan sekitar 0,8 juta tenaga kerja yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 6 PEMBAHASAN. Pada bab ini akan membahas dan menjelaskan hasil dan analisis pengujian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

MODUL GENDER UNTUK ANAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indra Djati Sidi, Menuju Masyarakat Belajar: Menggagas Paradigma Baru Pendidikan, Paramadina, Jakarta, 2001, hlm 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

2. Teoretisasi Gender

Dekonstruksi Maskulinitas dan Feminitas dalam Sinetron ABG Jadi Manten Skripsi Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Rumah Tangga merupakan sub sistem dari masyarakat yang memiliki struktur sosial dan sistemnya sendiri (Widianingsih, 2014). Di dalam rumah tangga peran suami dan istri menjadi kunci dan menentukan akan dibawa ke arah mana rumah tangga tersebut. Suami sebagai kepala rumah tangga tentunya sebagai panutan menentukan arah tujuan rumah tangga, dalam hal ini mengambil keputusan rumah tangga, namun tidak dipungkiri ketika peran antara suami dan istri saling melengkapi untuk pengambilan keputusan rumah tangga. Makna suami dan istri yang dibedakan oleh jenis kelamin bisa saja bertukar peran, karena pada dasarnya gender berasal dari kontsruk sosial yang bisa saja bertukar peran. Suami dan istri akan menentukan berbagai sikap untuk berkeluarga dan bermasyarakat karena akan berhubungan dengan semua perilaku manusia seperti pemilihan pekerjaan, pemilihan rumah, pemilihan bidang pendidikan, bahkan pemilihan pasangan dan cara mendidik anak (Puspitawati, 2012). Sikap tersebut merupakan suatu pilihan hingga sering disebut dengan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan dalam rumah tangga tentunya akan dilakukan langsung oleh semua anggota keluarga. Pengambilan keputusan rumah tangga merupakan keputusan yang dipilih oleh anggota keluarga untuk kepentingan keluarga tersebut. Keputusan yang diambil merupakan keputusan bagi keluarga hingga bagi masyarakat. 1

Pengambilan keputusan sendiri mengandung arti proses memilih atau menentukan berbagai kemungkinan diantara situasi situasi yang tidak pasti, pembuatan keputusan terjadi didalam situasi yang meminta seseorang harus membuat prediksi kedepan, memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih, emmbuat estimasi atau perkiraan mengenai frekuensi perkiraan yang akan terjadi (Suharnan, 2005:194). Keputusan juga merupakan hasil dalam suatu masalah yang harus dihadapi dengan tegas dalam pengambilan keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif atau lebih karena seandainya hanya terdapat satu alternatif tidak akan ada satu keputusan yang akan diambil. Dengan pengambilan keputusan maka keuarga tersebut mementukan sikap dan pilihan tentang apa yang harus dipilih. Pengambilan keputusan dalam keluarga juga seperti pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau kepemimpinan karena diawal akan dilihat alasan mengambil keputusan tersebut dan akan ada efek setelah keputusan tersebut diambil. Pada keluarga memang peran dan pembagian kerja dalam rumah tangga sudah terbagi, tentunya terbagi oleh konstruksi budaya yang membagi bagi urusan laki laki dan perempuan. Menurut Parson (dalam Puspitawati, 2014) mengembangkan suatu model keluarga inti sehingga pada tahun 1955 menjadi tipe keluarga dominan pada saat itu. Pembagian tersebut antara feminin untuk perempuan dan maskulin untuk lakilaki. Kemudian terdapat dua model untuk aspek pengambilan keputusan pada model pemisahan peran gender dijelaskan bahwa apabila ada konflik maka 2

laki laki yang terakhir menangani, seperti memilih tempat tinggal, sekolah, dan pembelian. Sedangkan model B yaitu peleburan pembatasan peran gender dijelaskan bahwa laki laki tidak dapat mendominasi perempuan dan harus ada kesetaraan (Anita, 2015). Pengambilan keputusan juga merupakan suatu pandangan dimana sikap seseorang bisa dipelajari dari perspektifnya. Perspektif merupakan selektifitas ketika cenderung memperhatikan hanya bagian bagian tertentu dari suatu objek atau orang. Dengan nilai dan keyakinan dalam diri kita mengakibatkan karakteristik yang tidak relevan dengan nilai keyakinan tersebut ( Azizi, Hikmah, dan Pranowo, 2012). Berkaitan dengan gender dalam keluarga terdapat studi yang menganalisis gender serta keluarga (dalam Fakih, 2003) banyak menemukan ketidakadilan seperti marjinalisasi perempuan, adanya sub ordinasi pada salah satu jenis kelamin, adanya labeling pada jenis kelamin dan yang terakhir adanya kekerasan pada jenis kelamin tertentu. Gender dalam keluarga tidak dapat dipisahkan sehingga ketika ada permasalahan gender didalam keluarga bisa dimungkinkan keluarga juga mengalami permasalahan. Menurut ( Azizi, Hikmah, dan Pranowo, 2012) peran gender dalam pengambilan keputusan rumah tangga dibedakan menjadi dua yaitu kegiatan domestik dan kegiatan publik. Kegiatan domestik seperti pemilihan pendidikan anak, kesehatan, tabungan, pengadaan alat rumah tangga, dan reproduksi. Sedangkan kegiatan publik meliputi aktivitas publik, aktivitas usaha, dan kegiatan sosial masyarakat. Sektor domestik dan sektor publik merupakan pembagian tugas keluarga dalam konsep gender. Berdasarkan konstruk budaya bahwa 3

perempuan hanya berada pada ranah kegiatan domestik dan laki laki berada ranah publik. Hubungan dalam hal ini ketika dihubungkan dengan kenyataan bisa dikatakan bahwa pengambilan keputusan rumah tangga pada kegiatan domestik hanya diputuskan oleh istri dan pengambilan keputusan rumah tangga kegiatan publik hanya urusan suami. Masih sedikit penelitian yang membahas hubungan gender dalam pengambilan keputusan rumah tangga, hanya beberapa penelitian yang baru fokus lingkup kelompok tertentu. Sungguh menarik ketika dalam konteks gender yang masih banyak perjuangan feminisme untuk memperoleh kesetaraan gender dalam semua aspek tidak terlepas dalam aspek rumah tangga yang akan menjadi pioner atau perlindungan utama anak sebagai generasi penerus. Hal kecil dalam kesetaraan gender juga bisa dilihat dari peran serta dalam keluarga, misalnya pengambilan keputusan. Konteks ini akan membuktikan apakah masih dengan konsep gender berasal dari kontsruk budaya yang membagi antara kegiatan domestik dan kegiatan publik. Pengaruh gender dalam pengambilan keputusan rumah tangga akan dibuktikan menggunakan data hasil Survey IFLS (Indonesia Family Life Survey). IFLS merupakan sebuah data hasil survey rumah tangga Indonesia tentang kehidupan sosial. Data tersebut cukup lengkap untuk digunakan penelitian sosial karena survey tersebut selalu diperbaharui. Data yang digunakan saat ini adalah data survey IFLS 5 yang rilis pada tahun 2016. Dengan data yang sangat melimpah maka peneliti menentukan pengaruh gender dalam pengambilan keputusan rumah tangga Indonesia, untuk 4

membuktikan apakah ada pengaruh dari gender dalam pengambilan keputusan rumah tangga indonesia. 2. Identifikasi masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut: a. Pada bidang keilmuan Sosiologi masih sedikit tulisan yang berkaitan dengan pengambilan keputusan rumah tangga b. Masih terdapat stigma bhawa perempuan hanya berperan dalam aspek domestik dan laki laki hanya berperan pada aspek publik 3. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas diperlukan batasan masalah. Pembatasan masalah ini bertujuan agar penelitian terfokus sehingga memperoleh kesimpulan yang benar serta mendalam pada aspek yang diteliti. Maka batasan masalah pada penelitian ini difokuskan pada pengaruh gender terhadap pengambilan keputusan rumah tangga Indonesia. 4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, serta batasan masalah diatas, peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana pengaruh gender terhadap pengambilan keputusan rumah tangga Indonesia? 5. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan yang akan dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini adalah : 5

Untuk mengetahui pengaruh gender terhadap pengambilan keputusan rumah tangga Indonesia. 6. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Sebagai hasil karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi penelitian penelitian dengan tema mengenai pengambilan keputusan, mengenai rumah tangga yang ada di Indonesia yang membahas faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan rumah tangga seperti gender. Sehingga dapat memberi konstribusi dan manfaat bagi ilmu sosiologi dan pada ilmu sosial pada umumnya. Menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya. b. Manfaat Praktis 1) Bagi penulis, hasil penelitian ini diharapkan bisa menambah pengetahuan dan wawasan bagi peneliti untuk dapat dikembangkan dalam penelitian selanjutnya dan memberikan bekal untuk mengaplikasikan pengetahuan dan karya secara nyata. 2) Bagi mahasiswa lain, dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk pengembangan penelitian yang terkait. 3) Bagi Civitas Akademika, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk melengkapi studi mengenai pengambilan keputusan rumah tangga dan sebagai tolak ukur daya serap mahasiswa yang bersangkutan selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi tersebut. 6

4) Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dalam hal rumah tangga di Indonesia yang berkaitan dengan kesetaraan gender. 7