Hubungan Etis Konsumen dan Perusahaan. Week 8

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Etis Konsumen dan Perusahaan. Etika Bisnis (8 th Week)

BAB IV PENUTUP. Setelah melalui uraian teori dan analisis, maka dalam penelitian diperoleh

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN. Istilah perjanjian secara etimologi berasal dari bahasa latin testamentum,

BAB I PENDAHULUAN. pokok sehari hari kepada para konsumen. Retail adalah salah satu cara pemasaran produk

Modul ke: Pengantar Bisnis. Etika Bisnis dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Fakultas Ekonomi. Yennida Parmariza S.Sos, MM. Program Studi Akuntansi

MATERI 2 KONSEP PRODUK

properti, kesehatan dan lain sebagainya mendapatkan penggantian dari kejadiankejadian

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis di atas penulis akan memberikan kesimpulan dari

BAB I PENDAHULUAN. Banyak makanan import yang telah masuk ke Indonesia tanpa disertai

ETIKA BISNIS DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di dalam era globalisasi saat ini perkembangan teknologi dan industri

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK TAHUN 2011 TENTANG PENDAFTARAN PANGAN OLAHAN

BAB I PENDAHULUAN. bawah. Mungkin inilah hasil manis dari diberlakukannya Undang-undang RI

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1996 TENTANG PANGAN [LN 1996/99, TLN 3656]

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia merupakan suatu keadaan akan sebagian dari pemuasan

BAB I PENDAHULUAN. sangat potensial bagi perusahaan-perusahaan untuk memasarkan produkproduk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH. Industri rokok di Indonesia tergolong sebagai industri yang memiliki peran

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang menghabiskan uangnya untuk pergi ke salon, klinik-klinik kecantikan

Regulasi Pangan di Indonesia

Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6-7

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

GUBERNUR SULAWESI TENGAH

2. PENGEPAKAN, KEMASAN,

MATA KULIAH ETIKA BISNIS


Kebutuhan. Keinginan. Pasar. Hubungan. Permintaan. Transaksi. Produk. Nilai & Kepuasan. Pertukaran

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Data Kepolisian RI 2011, kecelakaan lalu lintas jalan sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. keinginan konsumen dengan produk yang ditawarkan oleh produsen,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 58 TAHUN 2001 (58/2001) TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB II PERLINDUNGAN KONSUMEN MELALUI KONTEN LABEL PRODUK ROKOK MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NO. 109 TAHUN 2012

Administrative Policy Bahasa Indonesian translation from English original

BAB I PENDAHULUAN. untuk bersaingan di era globalisasi ini. Perusahaan diharapkan mengikuti

VARIASI MAJAS DALAM IKLAN ROKOK DI INTENET.

PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 8 TAHUN 2004 TENTANG

KONSEP Etika PRODUKSI DAN Lingkungan HIDUP ANDRI HELMI M, SE., MM.

ETIKA PERUSAHAAN TERHADAP STAKEHOLDER

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian mutu industri produk berbasis makanan dan minuman perlu

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

dan Desainer yang Berkesadaran

BAB I PENDAHULUAN Meski belum terlalu populer, pada tahun 1996 mulai bermunculan

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

Nama kelompok : Novia desy kartika sari Tyanma maygirtasari Widya putri ayuningtyas

I. PENDAHULUAN. ditandai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada. Hal ini tentu saja

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan. Untuk dapat mengahadapi tingkat persaingan yang ketat, untuk

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sebuah informasi produk agar mudah dipahami oleh konsumen. Label

SCHOTT Igar Glass Syarat dan Ketentuan Pembelian Barang (versi Bahasa Indonesia)

ROBBY ANDRE / 2EA26 / TUGAS III. hak azasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup waktu, aman,

WALIKOTA PAYAKUMBUH PROVINSI SUMATERA BARAT PANGAN SEHAT DAN BEBAS BAHAN BERBAHAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PAYAKUMBUH,

MEMBUKA PELUANG KEAGENAN

ETIKA BISNIS DILIHAT DARI SUDUT PANDANG KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. baru dari rokok yang disebut rokok elektrik atau nama lainnya adalah vapor yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermunculan baik perusahaan kecil maupun besar dan berdampak pada

2015, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Perdaga

II. TINJAUAN PUSTAKA Keamanan Pangan

Mata kuliah - Administrasi Bisnis

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan merupakan penelitian survey, dengan

BAB I PENDAHULUAN. Usaha kecil dan menengah (UKM) pada umumnya membuka usahanya di

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2001 TENTANG PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN

I. PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2016

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

BAB I PENDAHULUAN. terasa atau terlihat beda dalam segi kualitas atau mutu produk.

KODE ETIK GLOBAL PERFORMANCE OPTICS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada disekitar manusia secara

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI IIS RANA ABDI S NIM

III. METODE PENELITIAN

BAB III PERLINDUNGAN KONSUMEN PADA TRANSAKSI ONLINE DENGAN SISTEM PRE ORDER USAHA CLOTHING

[PP NO.19/2003 (PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN)] December 22, 2013

BAB I. adalah termasuk salah satu kegiatan. dalam perekonomian dan membantu dalam penciptaan. ekonomi. Sedangkan nilai ekonomi itu sendiri akan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional melalui pertumbuhan ekonomi dan. perkembangan industri yang pesat, telah mendorong makin meningkatnya

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kelancaran arus lalu lintas penduduk dari dan kesuatu daerah tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini berpengaruh terhadap

LAMPIRAN I Cara. Indikator. Kualitas (esensi) Ada/Tidak

BAB I PENDAHULUAN. maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan usahanya. Tuntutan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sangat kita rasakan, sehingga tampak persaingan tajam dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berbasis agroindustri semakin ketat. Selain itu, ketatnya

RESEARCH. Ricky Herdiyansyah SP, MSc. Ricky Sp., MSi/Pemasaran Agribisnis. rikky Herdiyansyah SP., MSi. Dasar-dasar Bisnis DIII

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada zaman modern ini perkembangan industri musik sangat pesat, khususnya

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang. Dalam hal ini yang dimaksud makanan adalah segala sesuatu. pembuatan makanan atau minuman. 1

Persaingan yang dihadapi oleh setiap pelaku bisnis saat ini sangat ketat. karena banyaknya perusahaan pesaing yang hadir di pasar baik itu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pesat di dunia khususnya di Indonesia menyebabkan banyaknya penguna rokok mulai

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

Mata Kuliah - Etika Periklanan-

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KONSUMEN DAN PELAKU USAHA DALAM KONTEKS PERLINDUNGAN KONSUMEN. iklan, dan pemakai jasa (pelanggan dsb).

HUBUNGAN ANTARA CITRA MEREK HANDPHONE DENGAN KEPUTUSAN MEMBELI. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat S-1

BAB I PENDAHULUAN. produk-produk makanan yang dijual di pusat-pusat penjualan produk makanan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan kemajuan yang pesat didunia kecantikan saat ini hanya

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

Transkripsi:

Hubungan Etis Konsumen dan Perusahaan Week 8

Hubungan Konsumen dan Perusahaan Konsumen merupakan salah satu stakeholder yang penting dalam perusahaan. Bisnis tidak akan berjalan tanpa adanya konsumen yang menggunakan produk atau jasa yang diproduksi. Banyak ungkapan yang menyatakan bahwa konsumen adalah raja, hal ini sebenarya dapat dipahami secara logika. Perusahaan yang berdiri dalam memproduksi barang dan jasa bertujuan untuk mencari keuntungan dimana keuntungan tersebut akan digunakan untuk menutupi semua biaya yang telah dikeluarkan dalam memproduksi sebuah produk. Oleh karena itu seorang pakar manajemen Peter Drucker menyatakan bahwa, setiap perusahaan memiliki peranan sentral untuk menciptakan pelanggan.

Pelayanan Terhadap Konsumen Yang Bertanggung Jawab Dalam menyediakan sebuah produk, produsen memiliki sebuah kepentingan untuk memberikan jaminan dan tanggung jawab kepada konsumen. Beberapa contoh yang mendasar misalnya, seorang konsumen dalam membeli sebuah produk elektronik seperti telepon seluler. Kewajiban produsen adalah memberikan jaminan bahwa produk yang dikeluarkan sudah melalui serangkaian uji coba dan sudah siap digunakan. Garansi produk juga penting untuk menjamin layanan purna jual terhadap produk tersebut. Hal ini untuk memberikan rasa aman bagi konsumen terhadap kemungkinan kesalahan produksi terhadap produk yang sudah dibeli. Berbeda hal nya dengan kewajiban produsen terhadap hal-hal seperti bahayanya penggunaan obat-obatan dalam dosis yang berlebihan atau bahayanya penggunaan benda-benda tajam dalam pemakaian nya sehari-hari.

Pelayanan Terhadap Konsumen Yang Bertanggung Jawab Ada beberapa teori yang mendasari tanggung jawab produsen terhadap konsumen terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. 1. Teori Kontrak Dalam teori kontrak mengatur mengenai hubungan antara produsen dan konsumen dalam keterkaitan terhadap produk yang dibeli oleh konsumen. Ketika konsumen membeli sebuah produk, maka secara tidak langsung ia telah mengadakan kontrak dengan perusahaan itu. Kontrak ini menyatakan tentang persetujuan konsumen terhadap semua kegunaan dan ciri-ciri dari produk yang ditawarkan oleh produsen. Perlu dipahami bahwa kontrak yang disebutkan dalam bahasan ini harus memenuhi tiga syarat. Pertama, kedua belah pihak wajib mengetahui arti kontrak dan sifat-sifat produk. Kedua, kedua belah pihak harus melukiskan dengan benar fakta yang menjadi obyek kontrak tanpa adanya gambaran palsu. Ketiga, kontrak tidak boleh dilaksanakan dengan unsur paksaan. Contoh dalam teori ini yaitu dalam sektor finansial khususnya simpan pinjam, dan produk elektronik yang memiliki garansi.

Pelayanan Terhadap Konsumen Yang Bertanggung Jawab 2. Teori Perhatian Semestinya Dalam teori ini kepentingan konsumen lebih diutamakan Dimana produsen sebagai pihak yang paling mengetahui mengenai produknya mempunyai kewajiban untuk menjaga kualitas agar konsumen tidak mengalami kerugian pada saat membeli produknya. Kewajiban yang lebih besar dipikul oleh pihak produsen, dimana produsen perlu menekankan tentang pentingnya kualitas produk mereka. Dalam teori ini tidak hanya kontrak dengan konsumen saja, akan tetapi dari segi kualitas produk dan tanggung jawab produsen menjadi perhatian utama dari teori ini. Etika menjadi landasan dan pandangan bahwa dalam menciptakan sebuah produk seorang produsen tidak boleh mengorbankan kualitas dan keamanan produk hanya untuk memperoleh keuntungan. Contohnya, produk mainan anak-anak. Dalam memproduksi mainan anak-anak pihak produsen wajib membuat produknya sesuai dengan standar kemanan dan juga penggunaan bahan dasar dalam membuat mainan tersebut tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia yang berbahaya.

Pelayanan Terhadap Konsumen Yang Bertanggung Jawab 3. Teori Biaya Sosial Teori ini lebih merupakan pandangan ekstrim terhadap teori perhatian semestinya. Dimana teori ini membebankan semua biaya kerugian terhadap konsumen kepada produsen. Hal ini juga diwajibkan bahkan ketika produsen sudah mengambil semua tindakan yang semestinya dalam merancang serta memproduksi produk bersangkutan atau produsen telah memberitahukan resiko yang berkaitan dengan pemakaian produk. Jika biaya sosial semuanya dibebankan kepada produsen, maka dalam hal ini produsen rokok wajib memberikan ganti rugi terhadap berbagai penyakit yang timbul dari menghisap rokok. Teori ini kurang mengalami perkembangan yang baik, dikarenakan kurangnya keadilan jika dilihat dari segi produsen. Diketahui juga bahwa dari sisi keadilan kompensatoris dinyatakan orang harus bertanggung jawab akibat perbuatannya yang diketahui dapat terjadi dan bisa dicegah olehnya.

Perlindungan Terhadap Konsumen Ada beberapa hak yang perlu diperhatikan dalam hubungan antara produsen dengan konsumen. 1. Hak atas keamanan Banyak produk mengandung resiko tertentu untuk konsumen, khususnya resiko untuk kesehatan dan keselamatan. Misalnya, pestisida, obat-obatan, makanan, mainan anak, kendaraan bermotor dan alat kerja. Makanan bisa mengandung zat pengawet atau zat pewarna yang dapat merugikan kesehatan konsumen, misalnya dapat menyebabkan penyakit kanker. Terjadinya kecelakaan lalu lintas juga tidak dapat dihindari apabila pengemudi tidak berhati-hati, disini produsen menciptakan sebuah kendaraan yang mampu untuk meminimalisir efek kecelakaan tersebut. Konsumen berhak atas produk yang aman, dimana produk tidak mengalami yang dinamakan cacat produksi yang bahkan bisa membahayakan konsumen yang menggunakan produk tersebut.

Perlindungan Terhadap Konsumen 2. Hak atas informasi Konsumen berhak mengetahui segala informasi yang relevan mengenai produk yang dibelinya, baik bahan baku produksinya, cara memakainya dan juga resiko yang bisa ditimbulkan akibat menggunakan produk tersebut. Jika penggunaan media promosi cetak dan iklan untuk menyampaikan informasi tentang produk, maka informasi tersebut haruslah jelas dan tidak berbelit-belit. 3. Hak untuk memilih Dalam sistem ekonomi pasar bebas dimana kompetisi merupakan unsur hakiki, konsumen berhak untuk memilih antara berbagai produk dan jasa yang ditawarkan. Kualitas dan harga produk bisa bereda, dan konsumen memiliki hak untuk membandingkannya dan mengambil keputusan membeli.

Perlindungan Terhadap Konsumen 4. Hak untuk didengarkan Konsumen memiliki hak untuk menyampaikan pendapatnya mengenai produk yang dia konsumsi terutama mengenai keluhan nya terhadap produk bersangkutan. Hal ini juga berarti bahwa konsumen memiliki suara untuk menetapkan sejumlah regulasi kepada pemerintah mengenai apa saja yang menjadi keharusan atau aturan yang harus diterapkan oleh produsen. 5. Hak lingkungan hidup Melalui produk yang digunakannya, konsumen memanfaatkan sumber daya alam. Konsumen berhak tahu bahwa produk yang dia gunakan tidak memiliki dampak yang berbahaya bagi lingkungan sekitarnya. Atau yang lebih dikenal dengan produk ramah lingkungan.

Perlindungan Terhadap Konsumen Selain hak yang dikemukakan diatas, ada juga beberapa faktor penting yang harus diketahui tentang deskripsi produk. 1. Kualitas Konsumen berhak atas produk yang berkualitas, karena ia membayar lebih untuk keunggulan tertentu dari suatu produk. Dan produsen memiliki kewajiban untuk memberikan secara jelas mengenai rincian kualitas produk yang dipromosikan melalui media cetak dan elektronik, dan juga konsumen berhak atas kewajaran dari suatu produk yang ditawarkan oleh produsen. 2. Harga Harga yang adil merupakan sebuah penerapan hasil perhitungan ekonomis yang disesuaikan dengan perhitungan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan sebuah produk. Konsumen berhak memilih harga produk yang menurut nya sesuai dengan kemampuan dan kesediaan dia untuk membayar terhadap suatu produk

Perlindungan Terhadap Konsumen Menurut Garret dan Klonoski, ada beberapa faktor untuk mengkategorikan bahwa harga menjadi tidak adil. 1. Penipuan, persekutuan antara produsen dan distributor dalam menentukan harga terhadap sebuah produk merupakan sebuah tindakan yang tidak etis. Prinsip harga ditentukan oleh pasar biasanya sering disalah gunakan oleh produsen untuk menentukan harga. 2. Ketidak tahuan, beberapa contoh bahwa pengetahuan konsumen dalam hal ini selalu terbatas. Misalnya, harga pada kemasan produk yang lebih tinggi dari kenyataan, diskon, promosi beli dengan satu harga dapat dua produk, pengusaha restoran yang tidak mencetak harga pada menu makanannya. 3. Penyalahgunaan kuasa, contohnya pengusaha besar yang mengendalikan harga sehingga merugikan pedagang kecil. 4. Manipulasi emosi, misalnya pengusaha pemakaman yang mengambil keuntungan melalui harga yang sudah di naikkan terlebih dahulu.

Perlindungan Terhadap Konsumen 3. Pengemasan dan pemberian label Produk harus dikemas secara menarik dan baik untuk menjaga kualitas dan tampilan produk tersebut. Label sendiri merupakan informasi dari produk yang dibutuhkan oleh konsumen untuk mengetahui apakah produk tersebut memiliki kriteria yang ia butuhkan.