digilib.uns.ac.id 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil seni kreatif yang menggunakan bahasa sebagai media pengantarnya tanpa menghilangkan unsur estetiknya. Karya sastra dapat berupa karya sastra fiksi dan non-fiksi. Karya sastra fiksi berupa hasil tulisan pengarang yang di dalamnya dibumbui dengan imajinasi pengarang, Sedangkan karya sastra non-fiksi berupa tulisan-tulisan yang sifatnya ilmiah dan dapat dibuktikan kebenarannya. Penelitian ini mengambil karya sastra fiksi yang berupa novel sebagai objek penelitian. Fiksi dalam bahasa Indonesia secara singkat berarti sesuatu yang dibentuk; sesuatu yang dibuat; sesuatu yang diciptakan; sesuatu yang diimajinasikan (Henry Guntur Tarigan, 2011: 120). Jadi dari pendapat di atas dapat disimpulkan fiksi adalah hasil karya yang diciptakan manusia dengan memanfaatkan imajinasinya yang bertujuan untuk menambah keindahan. Novel merupakan salah satu dari beberapa karya sastra fiksi berbentuk prosa atau dalam bahasa Jawa disebut gancaran yang ditulis secara naratif. Jenis karya sastra ini ceritanya mengadopsi dari sebuah cerita baik nyata (non-fiksi) maupun rekaan (fiksi). Dalam sebuah novel terdapat sosok tokoh atau pelaku yang dibawakan dengan perannya masing-masing oleh seorang pengarang. Tokoh atau pelaku tersebut menempati satu peran masing-masing, dapat berupa tokoh sebagai pemeran utama, sampingan, maupun pembantu (figuran). Isi dari sebuah novel didukung oleh unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik yang berfungsi sebagai 1
digilib.uns.ac.id 2 pembentuk sebuah cerita. Selain itu bentuk cerita sebuah novel lebih panjang jika dibandingkan dengan cerpen atau dalam bahasa Jawa disebut Cerkak. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (198: 618) novel merupakan karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang-orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku. Karya sastra sebagai salah salah satu wujud penyampaian kreativitas dari seorang pengarang atau penyair melalui bahasanya. Pengarang tentunya menyampaikan ide dan gagasannya melalui sebuah bahasa-bahasa indah, yang bertujuan untuk menambah unsur estetik dalam sebuah karya sastra. Bahasa adalah suatu sistem yang digunakan untuk berkomunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana vital dalam berkomunikasi sehingga pesan yang akan disampaikan oleh penutur tersampaikan dengan baik kepada mitra tutur. Jika pernyataan di atas diaplikasikan dalam sebuah karya sastra maka penutur itu adalah pengarang atau penyair, sedangkan mitra tuturnya adalah pembaca atau penikmat itu sendiri. Di kehidupan sehari-hari bahasa digunakan sebagai sarana komunikasi, di dalam karya sastra bahasa juga digunakan sebagai sarana komunikasi penyair dalam menyampaikan pesan yang terkandung di dalam karyanya kepada pembaca atau penikmat. Bahasa sebagai sarana komunikasi dapat berupa bahasa lisan dan bahasa tulis, seperti halnya wacana yang dapat dibagi menjadi wacana lisan dan wacana tulis. Pernyataan tersebut sama dengan pendapat Sumarlam (2010: 31) mengenai pembagian wacana berdasarkan medianya yang dapat berupa wacana tulis dan wacana lisan. Penelitian ini mengambil objek berupa novel berbahasa Jawa yang berjudul Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan. Novel yang berjudul Sang
digilib.uns.ac.id 3 Pangeran Pati atau penulis singkat menjadi SPP merupakan salah satu hasil karya sastra fiksi. Novel tersebut menggunakan bahasa Jawa sebagai media tulisnya, Fitri Gunawan merupakan pengarang dari novel SPP tersebut. Beliau merupakan salah satu novelis yang menggunakan bahasa Jawa sebagai medianya. Fitri Gunawan lahir di Kediri 20 Mei 1948, mulai menulis sejak duduk di bangku SMP yaitu kelas 2 di SMP 1 Kediri. Karya pertamanya yaitu cerita anak yang dimuat di Harian Suara Rakyat Surabaya pada tahun 1962. Selain menulis karya sastra berbahasa Jawa beliau juga menulis karya sastra berbahasa Indonesia. Karyakaryanya banyak dimuat di berbagai majalah, selain Panjebar Semangat juga dimuat di Jaya Baya, Selecta Group, dan Harian Memorandum Surabaya. Fitri Gunawan memiliki nama asli Kushartati, nama Fitri Gunawan diambil dari nama kedua anaknya Fitri Herarti dan Pandu Gunawan maka jadilah Fitri Gunawan. Beliau memiliki nama-nama samaran dalam karya-karyanya, di antaranya Kus Brotodihardjo (ketika masih muda), Ibune Pandu (di majalah Jaya Baya), dan Fitri Gunawan. Novel SPP yang menjadi objek penelitian ini, terdiri atas enam judul yaitu, (1) Cahaya kita koran kaloka (CK3) (2) Sapa tumindak culika (STC) (3) Ngrajut tresno kang pedhot (NTKP) (4) Bledhek ing mangsa ketiga (BIMK) (5) Dahuru (DH) (6) Kado (KD). Dari setiap judul tersebut ceritanya saling berkesinambungan antara judul satu dengan yang lainnya, sehingga novel tersebut sangat menarik untuk diteliti. Novel SPP mengisahkan sosok Suryo Baskoro yang digadang-gadang menjadi sosok pemimpin masa depan yang akan membawa kesuksesan koran Cahaya Kita, namun harapan itu pupus karena perbuatan yang ditanam Surya Baskoro sendiri. commit Dia berbuat to user curang demi membantu kakaknya
digilib.uns.ac.id 4 Arya Guritna ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur. Dalam novel tersebut menceritakan tentang carut marut kondisi jurnalistik pada waktu itu yang juga dibumbui dengan unsur politik, jurnalistik yang silau dengan uang hingga mau berbuat curang. Selain menceritakan tentang jurnalistik, novel tersebut juga dibumbui dengan perjalanan kisah cinta antara Suryo Baskoro dengan Surtikanti kekasihnya yang awalnya mendapatkan larangan keras dari ayah Surtikanthi yang kemudian berakhir dengan sebuah pernikahan. Novel SPP dalam penelitian ini akan dikaji dengan menggunakan pendekatan wacana khususnya kohesi dan koherensinya. Wacana merupakan Satuan bahasa terlengkap, dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana ini direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh (novel, buku, seri ensiklopedia, dsb), paragraf, kalimat, atau kata yang membawa amanat yang lengkap (Harimurti Kridalaksana: 2008: 258). Dalam mengkaji wacana dibutuhkan kepaduan bentuk dan makna, karena keduanya merupakan unsur penting dalam membentuk wacana yang baik dan padu. Pada penelitian ini, peneliti menitikberatkan pada pengkajian kohesi dan koherensi pada novel SPP. Bahasa dalam karya sastra khususnya novel (novel bahasa Jawa) pada umumnya mengandung banyak komponen wacana. Hal ini tentunya untuk mendukung keutuhan wacana dalam novel tersebut sehingga pesan yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca. Hal yang menarik perhatian penulis untuk meneliti novel SPP karya Fitri Gunawan sebagai berikut. Pertama, penulis tertarik meneliti novel ini karena novel tersebut menggunakan bahasa Jawa sebagi media tulisnya. Realita yang ada
digilib.uns.ac.id 5 bahasa Jawa sekarang ini kurang mendapat perhatian dari masyarakat khususnya masyarakat Jawa. Kedua, di dalam novel SPP karya Fitri Gunawan ini sesuai dengan objek penelitian penulis dan dalam penelitian ini penulis menitikberatkan pada penelitian kohesi dan koherensi dalam wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan. Ketiga, penelitian tentang wacana terhadap novel SPP belum pernah diteliti sehingga hal itulah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti novel tersebut. Keempat, novel SPP pernah dijadikan sebagai sebuah tema dalam lomba esai kritik sastra. Oleh sebab itulah penulis tertarik meneliti melalui bidang linguistik khusunya analisis wacana yaitu kohesi dan koherensi. Alasan kelima adalah di dalam novel karya Fitri Gunawan ini banyak ditemukan aspek kohesi baik gramatikal maupun leksikal dan koherensi yang mendukung kepaduan bentuk dan makna novel SPP. Selain itu dalam novel SPP banyak ditemukan komponen wacana yang berfungsi untuk mendukung keutuhan wacana, sehingga pesan yang disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca. Dengan alasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti kohesi dan koherensi sebagai pendukung keutuhan wacana novel SPP. Adapun contoh kohesi dalam novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan adalah sebagai berikut (167) Pak Mukadi isih setya karo Bapak, Mbak! Dheweke ora bisa lali asalusule. (V/DH/H126/10) Pak Mukadi masih setia dengan Bapak, Mbak! Dia tidak bisa lupa asalusulnya.
digilib.uns.ac.id 6 Data (167) di atas terdapat pronomina persona III bentuk bebas yaitu dheweke dia yang mengacu kepada Pak Mukadi. Maka pronomina persona III dheweke dia termasuk pengacuan endofora anaforis karena acuannya berada di dalam teks dengan acuan Pak Mukadi yang sudah disebutkan sebelumnya. Penelitian mengenai wacana telah banyak dilakukan. Adapun penelitian terdahulu yang bersinggungan dengan kajian kohesi dan koherensi yang juga dijadikan sebagai referensi adalah sebagai berikut: 1) Kajian Kohesi, Koherensi, Konteks, dan Inferensi dalam Novel Asmara Tanpa Weweka Karya Widi Widajat (skripsi) oleh Khoirul Umam pada tahun 2009. Dalam Skripsi tersebut berisi penanda penanda kohesi, penanda koherensi, konteks dan inferensi, dan kekhasan novel Asmara Tanpa Weweka karya Widi Widajat. 2) Kajian Kohesi dan Koherensi Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karya Suparta Brata (skripsi) oleh Eka Hadiarni pada tahun 2011. Dalam skripsi tersebut berisi penanda kohesi dan penanda koherensi. 3) Wacana Novel Jaring Kalamangga Karya Suparta Brata (skripsi) oleh Puji Utami pada tahun 2012. Dalam skripsi tersebut berisi penanda kohesi dan penanda koherensi. 4) Kajian Wacana Crita Cekak dalam Rubrik Jagad Sastra SOLOPOS (skripsi) oleh Trihana Budihastuti pada tahun 2013. Dalam skripsi tersebut berisi penanda kohesi leksikal, penanda kohesi gramatikal, koherensi dan kekarakteristikan objek. 5) Wacana Antologi Cerkak Wiring Kuning Karya Trinil (skripsi) oleh Ikhsan Mahendra pada tahun 2013. Dalam skripsi tersebut berisi penanda
digilib.uns.ac.id 7 kohesi, penanda koherensi, dan karakteristik Antologi Cerkak Wiring Kuning Karya Trinil. Kelimanya membahas masalah tentang kohesi dan koherensi namun yang membedakan adalah (1) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi pada Novel Asmara Tanpa Weweka Karya Widi Widajat dan, (2) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi dalam Novel Kunarpa Tan Bisa Kandha Karya Suparta Brata, (3) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi dalam Novel Jaring Kalamangga Karya Suparta Brata, (4) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi dalam Crita Cekak dalam Rubrik Jagad Sastra SOLOPOS, (5) membahas ciri khas penanda kohesi dan koherensi dalam Antologi Cerkak Wiring Kuning Karya Trinil. Adapun yang penulis tekankan pada penelitian ini adalah penulis menganalisis kohesi gramatikal, kohesi leksikal, koherensi yang terdapat pada novel SPP karya Fitri Gunawan. Ketiga penelitian di atas peneliti gunakan sebagai acuan atau referensi dalam proses mengerjakan penelitian ini. B. Pembatasan Masalah Pembatasan Masalah dalam suatu penelitian sangat diperlukan, karena untuk mengantisipasi terjadinya pembahasan yang menjurus ke luar topik dari apa yang diteliti. Peneliti harus fokus pada masalah yang diteliti dan tidak melenceng dari masalah yang dikaji. Novel berbahasa Jawa yang berjudul SPP karya Fitri Gunawan tersebut dapat dikaji dengan cabang ilmu linguistik, misalnya penelitian secara linguistik berupa fonologi, morfologi, sintaksis, dan wacana. Akan tetapi dalam penelitian ini penulis lebih menekankan pada wacana, yaitu mengenai kajian kohesi yang meliputi aspek gramatikal dan leksikal, commit koherensi to user dan dominasi penanda kohesi
digilib.uns.ac.id 8 dan koherensi dalam wacana Novel berbahasa Jawa yang berjudul SPP karya Fitri Gunawan C. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah penanda kohesi dalam wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan? 2. Bagaimanakah penanda koherensi dalam wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan? 3. Bagaimanakan dominasi penanda kohesi dan koherensi dala wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan. D. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan penanda kohesi baik gramatikal maupun leksikal dalam wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan. 2. Mendeskripsikan penanda koherensi dalam wacana Novel SPP karya Fitri Gunawan. 3. Mendeskripsikan dominasi penanda kohesi dan koherensi dalam Novel SPP karya Fitri Gunawan. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang dihasilkan dari penelitian ini ada dua macam, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat menambah teori-teori linguistik yang berhubungan dengan kajian wacana, commit to serta user bermanfaat untuk menambah
digilib.uns.ac.id 9 pengetahuan dalam bidang kajian wacana berbahasa Jawa, khususnya dilihat dari segi kohesi dan koherensi. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis dari penelitian ini yaitu sebagai berikut. 1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan referensi bagi penelitian dalam bidang kajian wacana berbahasa Jawa terutama dalam bidang Linguistik. 2) Penelitian ini dapat membantu pembaca dalam memahami isi wacana berbahasa Jawa khususnya Novel berbahasa Jawa yang berjudul SPP karya Fitri Gunawan. 3) Penelitian ini dapat dijadikan model penelitian selanjutnya. F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima bab, uraiannya adalah sebagai berikut. Bab I Pendahuluan. Pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab II Landasan teori dan kerangka pikir. Bab ini terdiri atas landasan teori dan kerangka pikir. Bab III Metode penelitian. Bab ini berisi jenis penelitian, alat penelitian, data dan sumber data, metode dan teknik pengumpulan data, metode dan teknik analisis data, dan metode penyajian hasil analisis data.
digilib.uns.ac.id 10 Bab IV Analisis data dan pembahasan. Bab ini berisi hasil dari penelitian mengenai kajian kohesi dan koherensi dalam wacana Novel Sang Pangeran Pati karya Fitri Gunawan. Bab V Penutup. Bab ini berisi simpulan dan saran, dan pada akhir tulisan disertakan daftar pustaka dan lampiran pendukung penelitian.