BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

ERIZA MUTAQIN A

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

I. PENDAHULUAN. universal. Anderson dalam Tarigan (1972:35) juga mengemukakan bahwa salah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian penting dalam interaksi sosial manusia adalah komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Dalam bertutur atau berkomunikasi sangat erat hubungannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disampaikan dapat diterima dan dilaksanakan oleh lawan bicaranya. Begitu juga

PELANGGARAN PRINSIP KERJA SAMA DALAM TALK SHOW EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. manusia satu dengan lainnya. Manusia pasti menggunakan bahasa untuk

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik dia bertindak sebagai. sebuah tuturan dengan maksud yang berbeda-beda pula.

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan suatu tindakan yang dilakukan manusia di setiap detik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial mutlak memiliki kemampuan untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

I. PENDAHULUAN. komunikasi, melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan (berkomunikasi)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa dapat digunakan manusia dalam menyampaikan ide, gagasan,

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi baik secara lisan maupun tertulis.

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA RUBRIK INDIKATOR HARIAN REPUBLIKA EDISI DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah

PENDAHULUAN. Saat ini, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Adi Dwi Prasetio, 2015

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

menafsirkan makna homonim dan homofon, kesalahan dalam menafsirkan makna indiom, kesalahan dalam menafsirkan arti peribahasa, pengembalian stimulus,

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Prosa dalam pengertian kesusastraan disebut fiksi (fiction), teks naratif

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa berperan penting bagi kehidupan manusia sebagai alat komunikasi, untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

II. LANDASAN TEORI. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang

BAB I PENDAHULUAN. manusia perlu berintraksi dengan sesama manusia. Manusia dalam kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. (Alwi, dkk. 203:588). Sesuai dengan topik dalam tulisan ini digunakan beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisis turutan..., Bima Anggreni, FIB UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Baby Blues terdapat tiga permasalahan yang menjadi tujuan penelitiannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. komunikasi dengan media tulisan, seperti SMS (Short Message Service), surat

2015 REALISASI PRINSIP RELEVANSI PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial manusia memerlukan alat komunikasi antar

BAB I PENDAHULUAN. lisan. Secara tertulis merupakan hubungan tidak langsung, sedangkan secara. sebuah percakapan antar individual atau kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan oleh para

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia pertelevisian ditandai dengan banyaknya jenis acara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial yang

I. PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia. Sebagai makhluk. konvensi (kesepakatan) dari masyarakat pemakai bahasa tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

JENIS-JENIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN BERDASARKAN PELANGGARAN PRINSIP KERJASAMA DALAM TALK SHOW BUKAN EMPAT MATA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu perlawanan kata. Perlawan kata dalam pelajaran bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

MAKSIM PELANGGARAN KUANTITAS DALAM BAHASA INDONESIA. Oleh: Tatang Suparman

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bagian dari ilmu linguistik. Cabang-cabang ilmu linguistik tersebut di

IMPLIKATUR PASAMBAHAN DALAM BATAGAK GALA DI KANAGARIAN PAUH V SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pada masa kini, penggunaan HP (handphone) semakin marak. HP tidak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari sangat penting untuk proses interaksi sosial. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA WACANA OPERA VAN JAVA DI TRANS 7

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha

BAB II PENELITIAN TERDAHULU DAN KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi yang mempunyai peran penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan, dan pengalaman kepada orang lain. Tanpa bahasa manusia akan lumpuh dalam berkomunikasi maupun berinteraksi antar individu maupun kelompok (Wijana, 2009:189). Dengan demikian, manusia tidak dapat lepas dari kegiatan berbahasa karena bahasa memiliki peranan yang penting dalam kehidupan ini. Kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya. Dalam konteks berkomunikasi, penutur, dan mitra tutur sama-sama menyadari bahwa terdapat kaidah-kaidah yang mengatur tindakan, penggunaan bahasa, dan interpretasi-interpretasi yang dilakukan terhadap tindakan dan ucapan lawan tuturnya. Setiap peserta tindak tutur pun bertanggung jawab atas penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan di dalam interaksi lingual itu (Allan, 1986 :10 dalam Wijana, 2009:41). Aktivitas berbahasa pada dasarnya merupakan aktivitas yang dikendalikan secara gramatis dan pragmatis. Secara gramatis berarti bahwa para pelaku tindak tutur harus menyadari bahwa setiap tuturan yang diungkapkan bagi lawan tuturnya harus memenuhi kaidah gramatikal yang jelas, sehingga makna tuturan yang diungkapkannya dapat dimengerti dengan baik oleh lawan tutur. 1

2 Di samping itu, pemenuhan prinsip pragmatis oleh setiap peserta tuturan pun perlu disadari agar tuturan yang diungkapkannya memiliki keberterimaan yang baik bagi lawan tutur. Dalam peristiwa berbahasa sering ditemukan berbagai penggunaan dan penyimpangan terhadap kaidah kebahasaan. Penyimpangan dalam tuturan memang sering terjadi, baik itu penyimpangan terhadap struktur kalimat maupun terhadap prinsip. Penyimpangan terhadap struktur kalimat merupakan penyimpangan dalam wilayah gramatik (Sintaksis, Morfologi, dan Fonologi). Namun, berbeda halnya dengan penyimpangan terhadap prinsip-prinsip percakapan. Penyimpangan terhadap prinsip berhubungan dengan makna secara eksternal dan situasi dalam tuturan. Hal ini termasuk dalam telaah Pragmatik. Penyimpangan terhadap prinsip-prinsip Pragmatik merupakan dimensi yang sangat menarik untuk dikaji. Sebagian orang menganggap bahwa penyimpangan terhadap prinsip Pragmatik dalam berbahasa merupakan sebuah kesalahan. Namun, sesungguhnya, penyimpangan terhadap prinsip pragmatik bisa jadi menunjukkan strategi yang dilakukan penutur untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Radio merupakan salah satu saluran komunikasi (channel) yang di dalamnya terdapat aktivitas interaksi antara seseorang dengan lawan tuturnya. Interaksi antara penyiar (PY) dan pendengar (PR) radio didengar oleh khalayak sebagai peristiwa tutur yang khas. Kekhasan tersebut terlihat dari register antara PY dan PR. Dengan penggunaan register tersebut setiap orang dapat mengetahui dengan pasti bahwa tuturan antara PY dan PR merupakan tuturan di radio.

3 Interaksi antara PY dan PR memberikan peluang yang tinggi dalam memunculkan penyimpangan terhadap prinsip pragmatik yang dilakukan oleh PY dan PR. Dialog interaksi Bianglala Pagi (BP) di Radio Reks 103,7 FM Garut merupakan acara talkshow yang cukup fenomenal di Kabupaten Garut. Dalam acara yang berlangsung dua jam ini, baik PY maupun PR Bianglala Pagi bisa menyampaikan aspirasinya berupa saran dan kritik terhadap pemerintah, eksekutif, legislatif, yudikatif, BUMN, dan komponen lainnya yang berada di lingkungan Kabupaten Garut. Acara dialog interaksi BP di Radio Reks, jika dikaitkan dengan apa yang telah dikemukakan di awal, yaitu bahwa prinsip Pragmatik merupakan sesuatu yang harus diperhatikan oleh para penutur untuk mencapai tujuan komunikasi, maka realisasi dan penyimpangan terhadap prinsip Pragmatik merupakan fenomena yang menarik untuk dikaji. Selama berlangsungnya dialog tersebut, hal yang menarik bagi peneliti adalah ketika sebuah informasi akan disampaikan, PY maupun PR mengemas informasi itu melalui strategi realisasi PKS yang beraneka ragam. Realisasi tersebut sangat menunjukkan pola yang variatif dan menggambarkan kecerdasan linguistik yang berbeda. Di bawah ini ada beberapa contoh percakapan antara PY dan PR yang di dalamnya terdapat penggunaan dan penyimpangan dari PKS. (1) PR : Kang Inkus, mohon perhatiannya kepada Depag tunjangan rapel harus segera dilaksanakan karena di kabupaten yang lain sudah cair. (a)

4 PY: Betul Bu? Baik, informasi ini saya akan sampaikan! (b) PR : Betul! (c) (2) PR : Kang Inkus, mohon yang formasi CPNS guru bahasa Inggris di ulangi lagi (a) PY: Kenapa ibu gak dengar dari tadi? Baik, akan saya ulangi lagi! (b) PR : Maaf Kang Inkus! (c) Dalam wacana (1) di atas tampak tuturan yang dituturkan oleh (a), yang berbunyi kabupaten yang lain relatif kabur maksudnya, karena pada tuturan tersebut yang diutarakan oleh (a) sebagai PR berlebihan dan tidak jelas dari informasi yang akan disampaikannya kepada (b) sebagai PY, hal itu melanggar PKS Grice karena tidak mematuhi maksim pelaksanaan, kemudian dengan pengetahuan sebelumnya tuturan (b) memberikan kontribusi maksim pelaksanaan untuk jawaban atas pernyataan (a) yang berbunyi informasi ini saya akan sampaikan!. Dalam wacana (2) di atas, tampak tuturan yang dituturkan oleh (a), yang berbunyi Kang Inkus, mohon yang formasi CPNS guru bahasa Inggris di ulangi lagi mematuhi PKS Grice yaitu maksim pelaksanaan, dalam hal ini PR memberikan informasi secara langsung dan tidak kabur dari informasi yang disampaikannya. Kemudian, tuturan (b) sebagai Penyiar memberikan kontribusi maksim pelaksanaan atas pernyataan (a).

5 1.2 Masalah Berikut ini akan dibahas identifikasi masalah, batasan masalah, dan rumusan masalah. 1.2.1 Identifikasi Masalah Penulis mengidentifikasikan masalah dalam peneilitian sebagai berikut: 1) adanya pematuhan PKS dalam sebuah interaksi antara PY dan PR; 2) adanya penyimpangan PKS pada saat berlangsungnya interaksi antara PY dan PR; 3) penggunaan dan penyimpangan PKS direalisasikan dengan strategi yang beraneka ragam. 1.2.2 Batasan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, peneliti membatasi penelitian terhadap hal berikut: 1) penelitian ini akan difokuskan pada pematuhan dan penyimpangan PKS antara PY dengan PR dalam konteks BP; 2) penelitian ini akan dilakukan pada acara dialog interaksi BP di Radio Reks 103,7 FM ; 3) pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif kualitatif.

6 1.2.3 Rumusan Masalah Rumusan masalah penelitian diuraikan berikut ini. 1) Bagaimana realisasi penggunaan PKS dalam dialog interaksi BP di Radio Reks 103,7 FM? 2) Bagaimana realisasi pelanggaran PKS dalam dialog interaksi BP di Radio Reks 103,7 FM? 3) Penggunaan maksim prinsip kerja sama apa yang paling dominan dipatuhi dan dilanggar oleh penyiar maupun pendengar dalam dialog interaksi BP di Radio Reks 103,7 FM? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan hal-hal berikut: 1) realisasi penerapan PKS antara PY dan PR dalam acara dialog interaktif BP di Radio Reks 103,7 FM, 2) realisasi penyimpangan PKS dalam dialog interaktif di acara BP radio Reks 103,7 FM, dan 3) mendeskripsikan penggunaan maksim prinsip kerja sama yang paling dominan dipatuhi dan dilanggar yang dilakukan oleh penyiar maupun pendengar dalam dialog interaksi BP di Radio Reks 103,7 FM.

7 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat baik bagi peneliti sendiri, maupun bagi pembaca pada umumnya. Selain memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam aplikasi penelitian ilmu linguistik juga dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat Garut dan pejabat di lingkungan pemerintah Garut mengenai kualitas acara tersebut. 1.5 Tinjauan Pustaka Dari hasil penelusuran oleh peneliti, ditemukan beberapa penelitian yang berkaitan dengan judul di atas adalah sebagai berikut. 1) Handayani (2006) dengan judul Kajian Wacana Iklan Radio dan Respons Pendengarnya: Studi Analisis Pragmatik. Penelitian ini mengkaji wacana iklan di radio. Dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa pada umumnya bahasa iklan banyak melanggar bidal-bidal PKS, namun semuanya itu dilakukan dengan maksud menjadikan sebuah tuturan lebih menarik. 2) Santosa (2006) dengan judul Wujud Prinsip Kerja Sama pada Rubrik Humor Pekan Ini dalam Harian Umum Pikiran Rakyat. Penelitian yang mengkaji PKS pada rubrik humor ini menghasilkan bahwa pematuhan dan pelanggaran terhadap maksim dalam PKS menghiasi mekanisme percakapan wacana humor. 3) Rahman (2007) dengan judul Penggunaan Prinsip Kerja Sama pada Teks Pidato Ir. Soekarno. Penelitian ini mengkaji PKS dalam teks pidato yang menghasilkan pematuhan dan pelanggaran terhadap PKS khususnya maksim

8 cara menunjukkan bahwa tuturan pidato Ir. Soekarno dalam konteks pidato menimbulkan kewajaran dalam komunikasi yang berlangsung. 1.6 Anggapan Dasar 1) Dalam dialog interaksi BP di radio reks 103,7 FM Garut adanya pematuhan dan pelanggaran prinsip kerja sama antara tuturan PY mauoun PR, 2) PY dan PR radio saling keterkaitan satu sama lainnya dalam sebuah tuturan, 3) dalam sebuah percakapan (interaksi) untuk menyampaikan sebuah informasi harus mengacu kepada prinsip kerja sama. 1.7 Definisi Operasional Definisi operasional ini dibutuhkan agar tidak terjadi pertentangan pendapat dalam penelitian ini. Definisi operasional yang diperlukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Prinsip kerja sama adalah persetujuan tersirat di antara penutur bahasa untuk mengikuti seperangkat konversi yang sama dalam komunikasi. PKS yang dimaksud dalam penelitian ini adalah PKS yang dikemukan oleh Greece (1975). 2) Wacana dialog antara PY dan PR radio yang dimaksud adalah sebuah makna realisasi PKS dari tuturan yang dilakukan antara PY dan PR. 3) Penyiar yang dimaksud adalah orang yang menyiarkan informasi-informasi yang terhangat di Kabupaten Garut melalui acara BP di Radio Reks.

9 4) Pendengar yang dimaksud adalah orang yang menelepon dan mengirim pesan singkat (sms) pada acara BP yang tergabung dalam anggota BP di Radio Reks 103,7 FM Garut. 5) Bianglala Pagi adalah acara program dialog interaktif melalui telepon dan SMS sebagai wadah penyaluran aspirasi masyarakat Garut terhadap berbagai kebijakan otonomi daerah.