BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Islam adalah agama dakwah, yaitu agama yang menugaskan umatnya menyebarkan dan menyiarkan Islam kepada seluruh umat manusia. Sebagai rakhmat bagi seluruh alam, Islam dapat menjamin terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia (Rosyad Shaleh, 1976 : 11). Kewajiban berdakwah pada hakekatnya ada pada setiap pribadi muslim karena masing-masing sebagai khalifah dengan menata hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horisontal dengan sesamanya dan lingkungannya. Kegiatan dakwah Islamiyah mempunyai peranan penting serta menentukan bagi kelestarian agama Islam, semarak penyelenggaraan dakwah Islamiyah ditengah-tengah masyarakat akan mampu memberi pengaruh yang baik bagi perkembangan nilai-nilai Islami terhadap masyarakat. Pada hakikatnya dakwah adalah menyeru kepada jalan kebaikan memerintahkan yang ma ruf dan mencegah dari yang munkar dalam rangka memperoleh kebahagiaan didunia dan kesejahteraan di akhirat (Rafi uddin, Maman Abdul Djaliel, 1997 :11) Usaha untuk menyebarluaskan Islam, begitu pula untuk merealisir ajarannya di tengah kehidupan umat manusia adalah merupakan usaha dakwah yang dalam keadaan bagaimana pun dan di mana pun harus dilaksanakan oleh umat Islam. 1
2 Namun dalam prakteknya kegiatan dakwah Islam di tengah-tengah masyarakat tidak selalu berjalan dengan baik, senantiasa dihadapkan pada berbagai problem apalagi di dukung oleh kondisi msyarakat saat ini, sehingga terjadi pergeseran nilai kehidupan masyarakat. Dari sinilah kearifan agar dakwah Islam tetap berjalan sebagai pengejawantahan nilai imani dalam realitas kehidupan masyarakat. Dan dakwah Islam harus dapat menjawab permasalahan-permasalahan yang dialami masyarakat. Upaya untuk mengantisipasi problem dakwah tersebut diperlukan suatu lembaga yang tentunya akan memperhatikan perubahan perilaku masyarakat itu. Lembaga dakwah diharapkan punya manajemen yang teratur dan aktif, artinya organisasi tersebut hendaknya aktif dalam menjalankan fungsinya dalam berdakwah. Organisasi yang kuat dan teratur sangat dibutuhkan oleh dakwah Islam. Karena, tanpa organisasi yang demikian, dakwah tidak akan berjalan. Organisasi wanita merupakan salah satu bentuk dari berbagai pengelompokan manusia dalam setiap masyarakat (Sukanti Suryochondro, 1984 : 6). Hampir semua organisasi mempunyai nama, tanda atau lambang yang mencerminkan identitasnya. Agar organisasi dapat berlangsung maka diadakan peraturan-peraturan dan dijelaskan tujuannya, syarat keanggotaannya, hak dan kewajiban pengurus dan anggota-anggotanya. Ini diterapkan untuk menghindari adanya kesimpangsiuran yang dapat menimbulkan pertentangan (Sukanti Suryochondro, 1984 : 14). Organisasi merupakan suatu mekanisme atau suatu struktur yang dengan struktur itu
3 semua subyek, perangkat lunak dan perangkat keras dapat bekerja secara efektif dan dapat dimanfaatkan menurut fungsinya masing-masing (Mochtar Effendy, 1986 : 84). Oleh karena itu, bahwa maju tidaknya organisasi sangat ditentukan oleh kemampuan dan aktivitas pengurusnya. Sehingga keberadaan figur pengurus yang berwawasan luas, demokratis, transparan, dan bijaksana sangat diperlukan untuk kemajuan organisasi. Untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan organisasi ini harus mempunyai pendukung, yaitu orang-orang yang terjun dalam organisasi tersebut, dan juga pengurusnya yang mau dan mampu untuk menggerakkan dan mengembangkan kegiatan-kegiatan yang telah ada. Selain itu, dapat dilaksanakan program-program yang telah direncanakan, sedang sebagai wujud dari pelaksanaan tersebut itulah yang dibutuhkan manajemen yang baik kemampuan yang dapat mendukung kelangsungan kegiatan tersebut. Dengan manajemen yang baik maka kegiatan dakwah yang ada akan berjalan dengan baik pula. Yayasan Baiturrahman Semarang merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas segala aktivitas dakwah di lingkungan Masjid Baiturrahman Semarang. Yayasan ini berdiri pada tahun 1955, masih bernama Yayasan Candi dan diganti dengan nama Yayasan Masjid Baiturrahman pada tahun 1967 (Dokumen Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang).
4 Bina wanita atau bidang kewanitaan merupakan suatu bagian unit kegiatan di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman, dan struktur organisasinya menginduk kepada Yayasan Masjid Raya Baiturrahman yang berfungsi mengkoordinir majlis ta lim wanita Semarang untuk bersama-sama meningkatkan kualitas dan kuantitas keberadaan majelis ta lim tersebut (Dokumen Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang). Sub bidang kewanitaan masjid raya Baiturrahman ini terbentuk sejak tahun 1989, yang saat itu bernama Majelis Ta lim Baiturrahman, yang mempunyai tekad untuk menyatukan atau mengkoordinasikan Majelis Ta lim Ibu-ibu se-kota Semarang, sehingga program kegiatan sub bidang kewanitaan Masjid Raya Baiturrahman diharapkan dapat sebagai acuan dalam menyampaikan visi dan missi dalam rangka menegakkan ukhuwah Islamiyah dalam memberdayakan kaum hawa (Dokumen Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang). Terkait dengan organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dengan semua kegiatannya yang positif yaitu menyatukan langkah dalam rangka amar ma ruf nahi munkar dan berlombalomba dalam kebaikan serta pengelolaannya yang teratur, penulis tertarik untuk meneliti dan mengangkatnya dalam pembahasan skripsi dengan judul "Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang (Tinjauan Manajemen Dakwah).
5 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan skripsi ini adalah : 1. Bagaimanakah pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah oleh organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dalam melaksanakan dakwah Islamiyah? 2. Faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah oleh organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dalam melaksanakan dakwahnya? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang; 2. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan pendukung dalam manajemen dakwah organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang. Selain itu penelitian ini dapat bermanfaat antara lain : 1. Dapat memberikan informasi ilmiah bagi pengembangan dakwah organisasi bina wanita khususnya di Semarang; 2. Untuk meningkatkan kelangsungan dakwah secara mantap melalui manajemen dakwah yang dilakukan oleh organisasi bina wanita di Semarang.
6 1.4. Tinjauan Pustaka Untuk menghindari kesamaan penulisan dan plagiat, maka penulis mencantumkan beberapa hasil penelitian yang ada kaitannya dengan rencana penelitian penulis. Di antara penelitian-penelitian tersebut adalah : 1. Peneliti skripsi Miftahul Hidayah (2004) yang berjudul Metode Dakwah Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang. Pokok bahasan skripsi ini adalah program dan kegiatan apa saja yang dikembangkan Bina Wanita serta menggunakan metode dakwah apa Bina Wanita tersebut. Adapun hasil dari penelitiannya adalah bahwa dalam kegiatannya itu meliputi tiga bidang, yaitu bidang peribadatan, bidang dakwah, dan bidang pendidikan serta bidang perpustakaan. Organisasi Bina Wanita tersebut dalam melaksanakan program kegiatannya berpedoman pada metode yang tertera dalam al-qur an, yakni metode hikmah, metode mau idzah hasanah, metode jadilhum billati hiya ahsan dan metode bilhal, yang diterapkan dengan melihat situasi dan kondisi yang ada, sehingga Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dalam menjalankan aktivitas kegiatan dakwahnya cukup berhasil. 2. Peneliti skripsi Sri Indah Wahyuningsih (2002) yang berjudul Eksistensi Gambang Syafa at Sebagai Media Dakwah (Studi Kasus Pengajian Bulanan di Masjid Baiturrahman Semarang). Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa Gambang Syafa at bertujuan untuk menyiarkan Islam, dan untuk mengetahui lebih jauh mengenai pelaksanaan, efektivitas,
7 tujuan dan hambatan-hambatan yang dihadapi dalam mengadakan pengajian ini serta cara mengatasinya. Pengajian Gambang Syafa at di Masjid Raya Baiturrahman Semarang merupakan pengajian yang dilaksanakan setiap satu bulan sekali atau disebut juga pengajian bulanan, dan pengajian tersebut menggunakan tiga indikator sebagai parameternya. Pertama, yaitu jumlah audien (jumlah pengajian). Kedua, waktu pelaksanaan pengajian yang ideal. Ketiga masalah tempat pelaksanaannya. 3. Peneliti skripsi Endang Sulastri Ning Hindinah (1976) yang berjudul Kegiatan Dakwah Organisasi Wanita Islam di Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara. Pokok bahasan penelitian ini adalah aktivitas organisasi wanita di Kelurahan Bandarharjo Semarang Utara dalam kegiatan dakwah Islam. Adapun hasil dari penelitian ini adalah kegiatan dakwah yang dilakukan oleh organisasi wanita di Bandarharjo yang dilakukan melalui beberapa media, di antaranya adalah melalui pengajian-pengajian umum dan kuliah subuh. Tetapi kegiatan-kegiatan yang dilakukan itu ternyata banyak yang tidak merespon positif, di mana hal ini ditunjukkan dengan minimnya partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut. Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran para wanitanya untuk mengikuti dan mendengarkan ceramah-ceramah dikarenakan kesibukan mereka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Mereka mau menghadiri pengajian yang diselenggarakan asal ada timbal baliknya, yaitu disediakan jamuan.
8 Dengan mencantumkan tiga penelitian skripsi dan pembahasannya di atas, maka penulis mengangkat sisi-sisi yang belum pernah dibahas oleh penulis-penulis sebelumnya, yaitu dengan mengajukan skripsi dengan judul Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang (Tinjauan Manajemen Dakwah). Adapun yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah oleh organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dalam melaksanakan dakwah Islamiyah. 1.5. Kerangka Teoritik. a. Pengertian Manajemen Dakwah. Jika dihubungkan dengan proses dakwah, maka pengertian manajemen dakwah adalah proses perencanaan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga pelaksana dakwah dalam kelompokkelompok tugas itu dan kemudian menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan dakwah (A. Rosyad Shaleh, 1976 : 44). Dalam kaitan ini organisasi tersebut harus dapat menempatkan tugas-tugas yang telah ditentukan, maka akan dapat berjalan dengan lancar dan tidak terpengaruh dengan tugas-tugas lain. Sehingga tujuan yang diinginkan akan cepat terselesaikan menurut apa yang direncanakan.
9 b. Fungsi Manajemen Dakwah Sampai sekarang masih beraneka ragam pendapat tentang fungsi atau unsur-unsur manajemen. Banyak para sarjana dan tokoh manajemen yang menulis konsep yang disebabkan perbedaan pada lapangan pekerjaan yang digeluti Fungsi manajemen dakwah pada dasarnya merupakan fungsi manajemen itu sendiri dalam hubungannya dengan proses kegiatan dakwah sebagaimana dikemukakan oleh George R. Terry ada empat yaitu: 1. Planning (Perencanaan); 2. Organizing (Pengorganisasian); 3. Actuating (Penggerakan) ; 4. Controlling (Pengawasan) (Manulang, 1981 : 19). 1.6. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian dan Pendekatan Jenis penelitian ini merupakan jenis kualitatif, yaitu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah dan menganalisis secara kualitatif dan menafsirkan secara kualitatif (Wardi Bachtiar, 1997 : 21). Sedangkan pendekatan yang dipilih adalah pendekatan induksi analitik merupakan suatu pendekatan untuk mengumpulkan dan menganalisis data, baik untuk mengembangkan maupun untuk menguji teori. Induksi analitik ini bertolak dari problem atau pertanyaan atau isi spesifik yang dijadikan fokus penelitian. Data dikumpulkan dan
10 dianalisis untuk mengembangkan model deskriptif penelitian. Data dikumpulkan dengan wawancara bebas, dan dapat pula digunakan lewat observasi partisipan ataupun analisis dokumentasi (Noeng Muhajir, 1992 : 99). Berdasarkan pertimbangan di atas, fokus penelitian ini untuk meneliti pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang dengan menghubungkan berbagai data, menambah ide penelitian dan menampilkan kerangka fikir (Noeng Muhajir, 1992 : 102). B. Definisi Operasional Untuk memberi kejelasan wilayah penelitian skripsi ini, maka perlu adanya batasan definisi dari judul Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang (Tinjauan Manajemen Dakwah). Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Manajemen Dakwah merupakan kemampuan dan kegiatan merencanakan tugas, mengelompokkan, menghimpun dan menempatkan serta menggerakkan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah. Jadi, pada pembahasan ini akan menitikberatkan pada pendalaman pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen yang berkaitan dengan manajemen organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang, sehingga penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana organisasi tersebut menjalankan fungsi-fungsi manajemen, yaitu bagaimana perencanaannya, bagaimana
11 mengorganisir sumber dayanya dan aktualisasi dari rencana-rencana yang mereka terapkan, dan bagaimana mengontrol semua kegiatan manajemen itu supaya dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh organisasi tersebut. 2. Organisasi, yang dimaksud organisasi dalam penelitian ini adalah sistem saling pengaruh antara orang, dalam kelompok yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (Sutarto, 1992 : 36). 3. Bina Wanita, merupakan suatu bagian unit kegiatan dakwah di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman Semarang (Miftahul Hidayah, 2004 : 5). 4. Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang, yakni merupakan lembaga yang bertanggung jawab atas segala aktivitas dakwah di lingkungan Masjid Raya Baiturrahman Semarang. Yayasan ini mempunyai badan hukum yang tidak mempunyai anggota, dikelola oleh seorang pengurus dan didirikan untuk tujuan sosial (Depdikbud, 1994 : 1133). Masjid Raya Baiturrahman Semarang adalah masjid yang diresmikan presiden Soeharto pada tanggal 15 Desember 1974 dan dikelola oleh pengurus masjid Baiturrahman Semarang (Miftahul Hidayat, 2004 : 5). C. Sumber dan Jenis Data Sumber data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik, dalam
12 bentuk statistik atau dokumen lainnya guna keperluan penelitian (Djoko Subagyo, 2004 :87). Sumber data dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data primer adalah sumber utama atau pokok yang dijadikan bahanbahan penelitian analisis atau kajian (Suharsimi Arikunto, 1993 : 103). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber primer adalah informasi langsung dari para pengurus atau anggota Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Baiturrahman mengenai fungsi-fungsi manajemen dakwah yang diterapkan pada organisasi tersebut. Selain data primer penulis juga menggunakan sumber data skunder, yaitu data yang diperoleh dari atau berasal dari bahan kepustakaan. Data ini digunakan untuk melengkapi data primer, sumbersumber skunder ini penulis ambil dari buku-buku, skripsi, makalahmakalah mengenai fungsi-fungsi manajemen dakwah. D. Teknik Pengumpulan Data Dalam usaha pengumpulan data yang dianggap relevan dengan obyek penelitian, maka diperlukan adanya beberapa teknik pengumpulan data. Adapun yang akan penulis gunakan beberapa teknik untuk mengumpulkan data, antara lain sebagai berikut : 1. Metode Interview Metode interview adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden secara lisan (Djoko Subagyo,
13 1991 : 39). Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui dan mendapatkan informasi melalui pengurus-pengurusnya dan anggotaanggotanya, baik mengenai kegiatannya, fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan dalam organisasi tersebut serta faktor-faktor yang menunjang keberhasilan maupun kendala yang dihadapi organisasi tersebut. 2. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, surat kabar, majalah, buletin dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998 : 13). Metode ini penulis gunakan untuk mencari program-program yang direncanakan dan AD/ART organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang. E. Teknis Analisis Data Dari data-data yang terkumpul selanjutnya penulis akan menganalisa dengan metode analisa kualitatif dengan melalui proses berfikir induktif, yaitu yang berangkat dari fakta-fakta dan peristiwa konkrit, kemudian dari suatu fakta dan peristiwa itu ditarik kesimpulan yang bersifat umum (Sutrisno Hadi, 1990 : 15). Metode ini digunakan untuk menemukan kategori-kategori pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang yang berangkat dari sesuatu yang berkaitan dengan peneliti itu sendiri.
14 1.7. Sistematika Penulisan Secara sisitematis, penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, dan setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sedangkan secara garis besarnya penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut : BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Perumusan masalah C. Tujuan dan manfaat penelitian D. Tinjauan pustaka E. Kerangka teoritik F. Metode penelitian G. Sistematika penulisan BAB II. MANAJEMEN DAKWAH DAN WANITA A. Manajemen Dakwah 1. Pengertian Dakwah dan Manajemen Dakwah 2. Fungsi Manajemen Dakwah 3. Prinsip-Prinsip Manajemen Dakwah B. Wanita Dalam Prespektif Islam 1. Kedudukan dan Persamaan Wanita dan laki-laki dalam Islam 2. Wanita dalam keluarga dan rumah tangga 3. Wanita dalam berdakwah a. Dakwah dalam organisasi
15 b. Dakwah secara pribadi BAB III. MANAJEMEN DAKWAH ORGANISASI BINA WANITA YAYASAN MASJID RAYA BAITURRAHMAN SEMARANG. A. Tinjauan Umum Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang 1. Latar Belakang Berdirinya Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang 2. Dasar dan Tujuan Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang 3. Struktur Organisasi Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang B. Manajemen Dakwah Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang 1. Pemanfaatan fungsi-fungsi manajemen dakwah Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang 2. Faktor pendukung dan penghambat dalam pemanfaatan fungsi-fungsi manajmen dalam Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang. BAB IV. ANALISIS A. Analisis Pemanfaatan Fungsi-Fungsi Manajemen Dakwah dalam Proses Kegiatan Dakwah Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang
16 B. Analisis Faktor-Faktor Penghambat dan Pendukung Pemanfaatan Fungsi-Fungsi Manajemen Organisasi Bina Wanita Yayasan Masjid Raya Baiturrahman Semarang. BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran-saran C. Penutup