Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

PELAT SATU ARAH DAN BALOK MENERUS

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan (function hall / banquet hall). Ruang pertemuan yang luas dan tidak

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

STUDI ANALISIS PELAT BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAFE DAN ETABS

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

DAFTAR ISI HALAMAN PERNYATAAN...

a home base to excellence Mata Kuliah : Struktur Beton Lanjutan Kode : TSP 407 Pelat Pertemuan - 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia baik di bidang ekonomi, politik, sosial, budaya

PERILAKU STRUKTUR RANGKAA DINDING PENGISI DENGAN BUKAAN PADAA GEDUNG EMPAT LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. fisik menuntut perkembangan model struktur yang variatif, ekonomis, dan aman. Hal

BAB V PEMBAHASAN. terjadinya distribusi gaya. Biasanya untuk alasan efisiensi waktu dan efektifitas

BAB III METODOLOGI. Laporan Tugas Akhir

Jl. Banyumas Wonosobo

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI. LEMBAR JUDUL... i KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMA KASIH... iii. DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... ABSTRAK...

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Dasar-dasar Perancangan

Perhitungan Struktur Bab IV

Kajian Pengaruh Panjang Back Span pada Jembatan Busur Tiga Bentang

Susunan Beban Hidup untuk Penentuan Momen Rencana

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

BAB IV PEMODELAN STRUKTUR

Ivan Julianto Binus University, Jakarta, DKI Jakarta, Indonesia,

Desain Struktur Beton Bertulang Tahan Gempa

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB III STUDI KASUS

STUDI PERBANDINGAN DISTRIBUSI GAYA GESER PADA STRUKTUR DINDING GESER AKIBAT GAYA GEMPA DENGAN BERBAGAI METODE ANALISIS ABSTRAK

Analisis Perilaku Struktur Pelat Datar ( Flat Plate ) Sebagai Struktur Rangka Tahan Gempa BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI KEKUATAN STRUKTUR YANG SUDAH BERDIRI DENGAN UJI ANALISIS DAN UJI BEBAN (STUDI KASUS GEDUNG SETDA KABUPATEN BREBES)

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN. dilakukan setelah mendapat data dari perencanaan arsitek. Analisa dan

PERHITUNGAN STRUKTUR STRUKTUR BANGUNAN 2 LANTAI

berupa penuangan ide atau keinginan dari pemilik yang dijadikan suatu pedoman

Tabel 1. Hasil Gaya Dalam pada Balok 639 dan Kolom 501 untuk struktur 2D dan Struktur 3D

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

PERBANDINGAN ANALISIS STRUKTUR GEDUNG FAKULTAS PSIKOLOGI USM (EMPAT LANTAI GEDUNG T) MENGGUNAKAN SNI GEMPA DENGAN SNI GEMPA

BAB 1 PENDAHULUAN. Metoda yang banyak digunakan dalam mendesain struktur beton bertulang

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

d b = Diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand prategang D = Beban mati atau momen dan gaya dalam yang berhubungan dengan beban mati e = Ek

BAB 1 PENDAHULUAN. struktur agar dapat mendesain suatu struktur gedung yang baik. Pemahaman akan

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

REDESAIN GEDUNG KANTOR JASA RAHARJA CABANG JAWA TENGAH JALAN SULTAN AGUNG - SEMARANG Muhammad Razi, Syaiful Anshari Windu Partono, Sukamta*)

ANALISA PENGARUH DINDING GESER PADA STRUKTUR BANGUNAN HOTEL BUMI MINANG AKIBAT BEBAN GEMPA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI Tinjauan Umum

BAB IV ANALISA STRUKTUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

Struktur Beton. Ir. H. Armeyn, MT. Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Teknik Sipil dan Geodesi Institut Teknologi Padang

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PARKIR SUNTER PARK VIEW APARTMENT DENGAN METODE ANALISIS STATIK EKUIVALEN

ANALISIS DAN DESAIN STRUKTUR FLAT PLATE BETON BERTULANG UNTUK GEDUNG EMPAT LANTAI TAHAN GEMPA

BAB II STUDI PUSTAKA

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser membentuk struktur kerangka yang disebut juga sistem struktur portal.

T I N J A U A N P U S T A K A

Kemajuan Teknologi Teknik Sipil terus mengalami. perkembanqan seiring dengan kemajuan di bidang-bidang. lain. Selain itu kemajuannya juga dikarenakan

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

KAJIAN PERKUATAN STRUKTUR BANGUNAN BERLANTAI ENAM RUMAH SAKIT MITRA MEDIKA TEMBUNG AKIBAT PERUBAHAN FUNGSI RUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

PENGARUH PASANGAN DINDING BATA PADA RESPON DINAMIK STRUKTUR GEDUNG AKIBAT BEBAN GEMPA

I. PENDAHULUAN. Pekerjaan struktur seringkali ditekankan pada aspek estetika dan kenyamanan

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

Latar Belakang Sering terjadinya kesalahan didalam pemasangan tulangan pelat lantai. Pelat yang kuat didasarkan pada suatu perhitungan yang cermat. Pe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

Gambar 4.9 Tributary area C 12 pada lantai Gambar 5.1 Grafik nilai C-T zona gempa Gambar 5.2 Pembebanan kolom tepi (beban mati)... 7

BAB 3 METODE PENELITIAN

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

ANALISIS DAN DESAIN DINDING GESER GEDUNG 20 TINGKAT SIMETRIS DENGAN SISTEM GANDA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya untuk dapat memperoleh desain konstruksi baja yang lebih

KAJIAN KEKUATAN PADA STRUKTUR BALOK GRID PERSEGI. Kusdiman Joko Priyanto. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. pesat, terutama terjadi di daerah perkotaan. Seiring dengan hal tersebut,

Desain Penampang Struktur Beton dengan SAPCON. Contoh Aplikasi SAPCON untuk Struktrur Frame 2D.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

Andini Paramita 2, Bagus Soebandono 3, Restu Faizah 4 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Batasan Masalah Manfaat... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat diramalkan kapan terjadi dan berapa besarnya, serta akan menimbulkan

STUDI BANDING ANALISIS STRUKTUR PELAT DENGAN METODE STRIP, PBI 71, DAN FEM

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

BAB I PENDAHULUAN. adalah struktur portal beton bertulang dengan dinding bata. Pada umumnya

PENGGAMBARAN DIAGRAM INTERAKSI KOLOM BAJA BERDASARKAN TATA CARA PERENCANAAN STRUKTUR BAJA UNTUK BANGUNAN GEDUNG (SNI ) MENGGUNAKAN MATLAB

Keywords: structural systems, earthquake, frame, shear wall.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

ANALISA GEOMETRI NON-LINIER PELAT LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN SAP2000 DAN PERCOBAAN PEMBEBANAN. Andri Handoko

Transkripsi:

LEBAR SAYAP BALOK T DAN BALOK L PADA PORTAL SIMETRIS DUA BENTANG Syukri Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Lhokseumawe ABSTRACT This research conducted to evaluate effective length of L beam and T beam (Lef and Tef) to the length of X direction (Lx) and Y direction (Ly). Model of the structure evaluated was space frame portal by using global coordinate X-Y-Z. Analysis of structure use SAP2000 program version 7.40. The first model of structure is three dimension portal with fix relation between beam and column, monolith relation between beam and plate as shell structure. Result of this analysis taken as benchmark data. The second model of structure is three dimension portal with fix relation for each member (beam and column), T beam and L beam use for replacing the combination of beam-plate. Length of space were equal for Lx and Ly 4 to 10 m (increase step by 1 m). Result of this research obtained effective length of T beam (Tef) = 31,5 cm for Lx = Ly = 4 M, and effective length of L beam (Lef) influenced by Lx and Ly. Keywords: effective length of L beam, three dimension portal, structure analysis. PENDAHULUAN Struktur gedung beton bertulang dengan sistem cetak ditempat dapat terdiri dari pelat lantai menerus yang dicetak menjadi satu kesatuan monolit dengan balok-balok penumpunya. Dengan cara demikian, sistem pelat secara keseluruhan menjadi satu kesatuan membentuk rangka struktur bangunan kaku statis tak tertentu yang sangat kompleks. Perilaku masing-masing komponen struktur dipengaruhi oleh hubungan kaku dengan komponen lainnya. Beban tidak hanya mengakibatkan timbulnya momen, gaya geser, atau lendutan, langsung pada komponen struktur yang menahannya, tetapi komponen-komponen struktur lain yang berhubungan juga ikut berinteraksi karena hubungan kaku antar komponen. Analisis dan perencanaan balok yang dicetak menjadi satu kesatuan monolit dengan pelat lantai, didasarkan pada anggapan bahwa antara pelat dengan balok-balok terjadi interaksi saat menahan momen lentur positif yang bekerja pada balok. Interaksi antara pelat dan balok-balok yang menjadi satu kesatuan pada penampangnya membentuk huruf T dan huruf L tipikal, dan oleh karena itulah balok-balok dinamakan sebagai balok T dan balok L. Analisis balok T dan balok L pada perhitungan struktur gedung sangat jarang dilakukan. Pelat lantai dianggap hanya sebagai beban yang dilimpahkan kepada balok persegi. Dalam hal ini, sumbangan kekakuan yang diberikan oleh pelat lantai terhadap kekakuan struktur seakan-akan tidak ada. Padahal, pelat lantai yang pengecorannya dilakukan secara monolit dengan balok ikut memberikan andil terhadap kekakuan struktur secara menyeluruh. Untuk keperluan perencanaan dan analisis, serta penyederhanaan perilaku pelat terlentur pada dua arah yang rumit, standar SK SNI T-15-1991-03 [1] menetapkan kriteria lebar manfaat tertentu untuk pelat (flens) yang diperhitungkan bekerja sama dengan balok-balok dalam rangka menahan momen lentur yang bekerja pada balok. Lebar manfaat balok T yang diperhitungkan tidak lebih besar dan diambil nilai terkecil dari nilai-nilai berikut: JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 58

a. seperempat panjang bentang balok, b. b w + 16.h f, dimana h f adalah tebal pelat. c. jarak dari pusat ke pusat antar balok Untuk balok yang hanya mempunyai flens pada satu sisi (balok L), lebar manfaat bagian pelat yang menonjol yang diperhitungkan tidak boleh lebih besar dari: a. 1/12 dari panjang bentangan balok, b. 6 x h f, dimana h f adalah tebal pelat, c. ½ jarak bersih dengan balok di sebelahnya. Begitu pula Pedoman Beton SNI 03-2847-2002 [2] dan ACI 318-1995 [3] telah memberikan batasan yang serupa. Sementara itu, menurut PBI 1971 [4], menghitung kekakuan balok menerus di dalam statika konstruksi, maka balok yang memikul pelat lantai yang bersatu dengan balok secara monolit, harus dianggap sebagai balok T atau balok L. Lebar manfaat (flens) untuk balok yang memikul pelat lantai pada satu pihak (balok L) adalah: l Lef = 2,25.h f + b w dimana b w adalah lebar badan balok. Keragaman batasan yang diberikan dan pendekatan secara kasar terhadap pengambilan angka lebar manfaat balok L dan balok T, telah membuat penulis ingin meneliti lebih lanjut tentang perihal tersebut. Tujuannya adalah untuk melihat besarnya sumbangan kekakuan yang diberikan oleh balok T dan L terhadap struktur gedung. Dari hasil penelitian ini diperoleh hubungan antara lebar manfaat balok L (l Lef) dan Balok T (l Tef) dengan panjang bentang. h Gambar 1 Struktur Portal Sederhana Struktur gedung beton bertulang yang elemen strukturnya terdiri atas kolom, balok dan pelat (Gambar 1) dapat dianalisis strukturnya dengan menggunakan gabungan antara elemen batang untuk kolom dan elemen shell untuk balok dan pelat. Untuk analisis portal ruang seperti Gbr. 1, diperlukan elemen batang (lih. Gbr. 2) dengan dua titik nodal dan 12 derajat kebebasan (space frame element). JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 59

R 6 U 6 U 5 R 5 R 3 U 4 U 3 U 2 R 2 R 4 U 1 R 1 Gambar 2 Elemen Batang Untuk menganalisis balok dan pelat digunakan elemen shell (lih. Gbr. 3) dengan empat buah titik nodal, setiap titik nodalnya memiliki enam derajat kebebasan [6]. Sebagai alternatif, struktur pada Gambar 1 juga dapat dianalisis dengan cara yang lebih sederhana yaitu terdiri atas kolom dan balok-pelat yang kedua-duanya dimodelkan dengan elemen batang. Khusus balok-pelat, penampangnya dimodelkan dengan bentuk L dan bentuk T. U1 R1 U11 R12 R10 U1 R8 U8 R7 U7 U9 R9 R2 U2 U3 R3 R1 U1 R4 U4 R5 U5 U6 R6 Gambar 3 Elemen Shell JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 60

METODE PENELITIAN Pemodelan Struktur Benchmark h Gambar 4 Model FEM Benchmark Model struktur benchmark adalah model yang dijadikan sebagai pembanding. Model ini merupakan struktur portal ruang tiga dimensi dimana hubungan antara kolom dan balok adalah jepit, dan hubungan pelat dengan balok adalah monolit. Pelat dimodelkan dengan 10x10 elemen shell, sementara balok dimodelkan dengan 2 elemen shell arah memanjangnya sedangkan arah melintangnya mengikuti pola pelat (lih. Gbr. 4). Panjang bentang bervariasi antara 4 m sampai dengan 10 m dengan kenaikan 1 m. Ukuran kolom yang dipakai 40x40 cm 2, balok yang digunakan adalah balok persegi 30x50 cm² dan pelat dengan ketebalan 12 cm. Beban yang bekerja adalah beban terbagi rata. Analisis struktur dilakukan dengan menggunakan program SAP2000. Dari hasil proses analisis struktur untuk beban-beban yang bekerja pada struktur portal benchmark ini diperoleh momen, gaya aksial, gaya geser dan torsi pada tiap-tiap elemen. Hasil pengujian dengan simulasi program untuk struktur portal ini dapat dianggap mewakili kondisi yang sebenarnya, sehingga data-data output proses analisis struktur ini dijadikan sebagai benchmark (acuan pembanding). JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 61

Pemodelan Struktur Portal Ruang h Gambar 5 Model FEM Portal Ruang Selanjutnya dibuat struktur portal yang sama (Gambar 5), tetapi pelat lantai yang tadi diperhitungkan pada model struktur portal pertama (Gambar 4) digantikan dengan balok L dan balok T. Dengan cara trial and error dicari lebar manfaat balok L dan balok T sehingga output yang dihasilkan mendekati dengan output model benchmark. Struktur portal yang dianalisis ini adalah portal simetris dua bentang, berupa elemen-elemen batang baik untuk kolom maupun untuk balok. Lebar bentang yang ditinjau bervariasi dari 4 s/d 10 meter ( = ) dengan perbedaan 1 meter dan tinggi tingkat adalah 4 meter. Beban yang bekerja adalah beban terbagi rata. Ukuran kolom yang digunakan adalah 40x40 cm 2, balok yang digunakan berpenampang L dan T dengan lebar badan balok 30 cm, tinggi balok 50 cm, tebal sayap 12 cm, sedangkan lebar sayap ditentukan dengan cara coba-coba sampai diperoleh hasil mendekati dengan benchmark (momen ujung kolom). Asumsi-asumsi lain yang digunakan untuk mendapatkan hasil perhitungan yang akurat, yaitu hubungan sambungan pada setiap titik nodal diasumsikan jepit, dan kolom terjepit pada tumpuan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil perbandingan output analisis struktur diperoleh lebar manfaat balok L dan balok T seperti Tabel 1. JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 62

Normalisasi Bentang Efektif (%) Tabel 1 L (cm) Nilai L Lef dan L Tef hasil simulasi L Lef (L Lef/0.5L) L Tef (cm) x 100% (cm) (L Tef/L) x 100% 400 31.50 15.750 93.00 23.25 500 32.30 12.920 90.00 18.00 600 33.50 11.167 89.30 14.88 700 34.30 9.800 91.50 13.07 800 35.00 8.750 95.00 11.88 900 36.20 8.044 100.50 11.17 1000 37.00 7.400 105.80 10.58 Analisis regresi polinomial berganda yang dilakukan terhadap data hasil penelitian diperoleh persamaan : (L Lef/0.005L) = 2e-5 L 2-0.0413 L + 28.852 (1) (L Tef/0.01L) = 4e-5 L 2 0.0805 L +47.962 (2) 25 20 15 10 5 y = 4E-05x 2-0.0805x + 47.962 R 2 = 0.9889 y = 2E-05x 2-0.0413x + 28.852 R 2 = 0.996 Balok L Balok T Poly. (Balok T) Poly. (Balok L) 0 300 400 500 600 700 800 900 1000 Panjang Bentang (cm) Gambar 6. Hubungan Normalisasi Panjang Bentang Efektif dan Panjang Bentang L Keterangan: l Lef = lebar manfaat balok L l Tef = lebar manfaat balok T L = panjang bentang JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 63

Lebar manfaat l Lef paling kecil yaitu 31.5 cm diperoleh pada L sama dengan 4 m dan l Tef paling kecil sebesar 89.3 cm diperoleh pada L sama dengan 6 m, sementara nilai maksimum l Lef dan l Tef yaitu 37.0 cm dan 105.8 cm diperoleh pada panjang bentang 10 m. Dari grafik Gambar 6 terlihat bahwa normalisai panjang bentang menunjukkan kecenderungan menurun seiring dengan pertambahan panjang bentang. Hal ini berbeda dengan yang disarankan oleh code [1-4] dimana nilainya bergantung kepada panjang bentang (1/12 L). KESIMPULAN Telah dilakukan suatu simulasi untuk memperoleh lebar manfaat balok L dan T dari portal tiga dimensi simetris dua bentang dan telah dihasilkan tabel hubungan lebar manfaat balok L dan T terhadap panjang bentang. Regresi terhadap data dari tabel tersebut diperoleh persamaan polinomial orde dua, seperti Persamaan (1) dan (2) Persamaan tersebut cukup akurat digunakan untuk memprediksi lebar manfaat balok L dan T pada portal simetris dua bentang, tetapi hanya berlaku untuk portal sebagaimana batasan-batasan yang diberikan dalam penelitian. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap portal yang bentuknya lebih umum. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum, Standar Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SKSNI T-15-1991-03, 1991. Standar Nasional Indonesia, Tata Cara Perencanaan Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI 03-2847-2002, 2002. ACI Committee 318, Building Code for Structural Concrete and Commentary (ACI-318-95), Farmington Hills, 1995. Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Beton Bertulang Indonesia, N.I.-2, 1971. A. Kassimali, Matrixs Analisys of Structures, Brooks/Colt Publishing Company, 1999. Computers and Structures, Inc., SAP2000, Version 7.4, Integrated Structural Analysis and Design Software, Berkeley, CA, 2000. JURNAL PORTAL, ISSN 2085-7454, Volume 3 No. 1, April 2011, halaman: 64