Akreditasi Program Studi di PTN-bh

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Bernadette Waluyo,SH., MH.,CN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI

Pembukaan dan Perubahan Program Studi di Luar Kampus Utama Perguruan Tinggi

A. Pendahuluan. 1. Latar Belakang

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

Pendirian, Perubahan Bentuk, dan Pembukaan Program Studi Perguruan Tinggi Swasta

Sosialisasi Pendirian, Perubahan, Pembubaran PTN, dan Pendirian, Peubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta

Oleh: Tim Pengembang SPMI Ditjen Dikti, Kemdikbud

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

Pendirian dan Perubahan Perguruan Tinggi Swasta serta Pembukaan dan Perubahan Program Studi Pada Perguruan Tinggi

2 Menetapkan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 tentang Perubahan Kelima Atas Peraturan Pre

Oleh: Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. Format Instrumen dilampirkan pada bagian akhir buku ini.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

PERSYARATAN, KUALIFIKASI DAN KOMPOSISI NIDN DAN NIDK, TATA CARA DAN PROSES REGISTRASI, SERTA NOMOR REGISTRASI PENDIDIK DI PERGURUAN TINGGI BAB I

Pembukaan Program Studi Program Profesi Insinyur

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

2014, No.16 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi adalah pengaturan

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG AKREDITASI PROGRAM STUDI DAN PERGURUAN TINGGI

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Oleh Prof.Dr.Johannes Gunawan,SH.,LL.M

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Penomoran Ijazah Nasional (PIN) Sistem Verifikasi Ijazah secara Elektronik (SIVIL) Perubahan Data Mahasiswa (PDM) Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL)

Perubahan Yang Dilakukan: Beban Belajar

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Direktorat Jenderal Kelembagaan IPTEK dan Dikti

Pembukaan Program Studi Program Diploma, Sarjana, Magister Perguruan Tinggi Negeri

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG PENAMAAN PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI

PENGUATAN SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

SURAT KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT TEKNOLOGI DEL No. 024/ITDel/Rek/SK/III/18. Tentang PEDOMAN KESESUAIAN BIDANG KEILMUAN DOSEN INSTITUT TEKNOLOGI DEL

Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc., Ph.D.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 95 TAHUN 2014 TENTANG

KEBIJAKAN MAJELIS AKREDITASI BAN-PT TENTANG PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI

REGISTRASI PENDIDIK PADA PERGURUAN TINGGI

2 Perguruan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5500); 3. Peraturan Pres

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

1 DESEMBER Tim P

Pembukaan Program Studi Rumpun Ilmu Terapan Bidang Kesehatan

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KEBIJAKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

PERSYARATAN DAN PROSEDUR PENYESUAIAN PERUBAHAN BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA

REGULASI DAN IMPLEMENTASI BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

Proses Evaluasi. Keterbatasan mampuan Negara. imo Masyarakat PRUDEN

Persyaratan dan Prosedur Penyesuaian Perubahan Badan Penyelenggara Perguruan Tinggi Swasta Tahun

UNIVERSITAS INTERNASIONAL BATAM

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

KEBIJAKAN. Direktorat Kelembagaan dan Kerja Sama Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Tinggi dan Riset Republik Indonesia

SISTEM INFORMASI DOSEN MELALUI PANGKALAN DATA PENDIDIKAN TINGGI

NOMENKLATUR PROGRAM STUDI

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Kebijakan Pengembangan Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi

Tata Cara Penyelenggaraan Rekognisi Pembelajaran Lampau(RPL) BAGIAN 2: RPL TIPE B & RPL DOSEN dalam TUGAS

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

Alih Kelola Perguruan Tinggi Swasta

PEDOMAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL PENDIDIKAN AKADEMIK - PENDIDIKAN VOKASI - PENDIDIKAN PROFESI - PENDIDIKAN JARAK JAUH

Rancangan Kepmen Nomenklatur Program Studi dan Gelar Lulusan

REGISTRASI PENDIDIK PADA PERGURUAN TINGGI. Workshop Penggunaan Feeder Bagi Operator PD DIKTI PTS KOPERTIS Wilayah VII Tahun 2018

PELAPORAN EPSBED & PENGELOLAAN FORLAP PDDIKTI UNTUK PEJABAT STRUKTURAL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA 25 AGUSTUS 2016

REGISTRASI PENDIDIK (NIDN, NIDK, DAN NUP)

SISTEM PENJAMIN MUTU PENDIDIKAN TINGGI

REGULASI DAN IMPLEMENTASI ASESMEN BEBAN KERJA DOSEN DALAM TRIDHARMA PERGURUAN TINGGI

PERATURAN MENTERI RISTEK DAN DIKTI NO 44 TAHUN 2015

MEMUTUSKAN PERATURAN REKTOR TENTANG SISTEM PENJAMINAN MUTU UNIVERSITAS SYIAH KUALA

Klarifikasi Isu Terkini Kualifikasi Dosen Kedokteran dan Kedokteran Gigi

Kebijakan Pendidikan Tinggi Bidang Kesehatan. Ridwan Roy T Kasubdit Pembelajaran Ditjen Dikti

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG KEBIJAKAN PENYUSUNAN INSTRUMEN AKREDITASI

Panduan Pengusulan Ijin PENGAKUAN TENAGA AHLI SEBAGAI DOSEN melalui mekanisme REKOGNISI PEMBELAJARAN LAMPAU (RPL)

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS PADJADJARAN NOMOR 70 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PENGELOLA UNIVERSITAS PADJADJARAN

Kopertis Wilayah VIII Tahun 2015

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

Penggabungan dan Penyatuan Perguruan Tinggi Swasta

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERATURAN PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN PROGRAM STUDI (Draft)

KEBIJAKAN AKREDITASI PRODI DAN AKREDITASI INSTITUSI. Materi Workshop ITY

REKOGNISI KUALIFIKASI SDM INDONESIA MENINGKATKAN REKOGNISI dan PENYETARAAN KUALIFIKASI DI DALAM & LUAR NEGERI

PERATURAN BADAN AKREDITASI NASIONAL PERGURUAN TINGGI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG SISTEM AKREDITASI NASIONAL PENDIDIKAN TINGGI

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

Pedoman Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Akademik Pendidikan Vokasi Pendidikan Profesi Pendidikan Jarak Jauh

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEDOMAN AKADEMIK Standar Proses, Standar Penilaian, Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Substansi RUU Pendidikan Tinggi

DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEJURUAN

UNDANG UNDANG UU NO 16 TAHUN 2001 UU NO 28 TAHUN 2004 UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UU NO 14 TAHUN 2005

Oleh: Prof. Dr. Johannes Gunawan,SH.,LL.M Koordinator Tim Pengembang SPMI. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI DI LUAR DOMISILI PERGURUAN TINGGI

Drs. Supradono, MM Kepala Seksi Sistem Informasi. Workshop Penggunaan Feeder Bagi Operator PD DIKTI PTS KOPERTIS Wilayah VII Tahun 2017

2016, No Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja Periode Tahun 201

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

Transkripsi:

Akreditasi Program Studi di PTN-bh Prof. Tineke Mandang Dr. Wawan Hermawan Prof. Noor Endah Prof. Renanto

Topik Bahasan 1. Peraturan Akreditasi Nasional 2. Pembukaan Program Studi PTN Badan Hukum 3. Nomenklatur 4. Konsep Program Studi di PTN-Badab Hukum yang dapat menyikapi pembangunan Indonesia yang progresif dan visioner (S0, S1, S2, S3), termasuk transdisiplin 5. PD Dikti 6. Pendidikan Profesi (Insinyur, Kedokteran, Kedokteran Hewan, Hukum, dll.)

1. Akreditasi Program Studi

Akreditasi adalah amanat UU Akreditasi bersifat wajib Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 55 Akreditasi menjadi prasyarat pemberian ijazah, sertifikat, dan gelar Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 pasal 28 ayat (3) huruf a dan ayat (4) huruf a Akreditasi mengarah pada capaian (outcome-based) Perpres Nomor 8 Tahun 2012 tentang KKNI Tuntutan masyarakat Untuk mendapatkan lulusan, output dan outcome perguruan tinggi berkualitas Sumber : Materi Lokakarya BAN PT, 2015

URGENSI Sistem Akreditasi Nasional Terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan jumlah perguruan tinggi dan mutu. Terdapat disparitas mutu antar perguruan tinggi baik menurut wilayah maupun status (negeri dan swasta). Kerjasama regional dan internasional dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi. Perlunya pemerintah memberikan perlindungan kepada masyarakat dengan regulasi tentang standar dan sistem penjaminan mutu. Sumber : Materi Lokakarya BAN PT, 2015

CAKUPAN AKREDITASI Institusi Perguruan Tinggi Program Studi Baik yang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun Swasta/Masyarakat Perguruan Tinggi dan Prodi Baru

Standar Pendidikan Tinggi dan Akreditasi Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi Pasal 3 ayat (5): Makna peringkat terakreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi sebagai berikut: a. terakreditasi baik, yaitu memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b. terakreditasi baik sekali dan terakreditasi unggul, yaitu melampaui Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Pasal 4 ayat (1): Program Studi dan Perguruan Tinggi baru mendapatkan akreditasi minimum pada saat memperoleh izin dari Menteri Standar Dikti (Melampaui SN Dikti) SN Dikti (Standar Minimal) Sebagian SN Dikti (Syarat Minimum) Ditetapkan Perguruan Tinggi Permenristekdikti No. 44 Tahun 2015 Permenristekdikti No. 32 Tahun 2016 Peringkat Terakreditasi Unggul Peringkat Terakreditasi Baik Sekali Peringkat Terakreditasi Baik Akreditasi minimum Masa berlaku 5 (lima) Tahun Masa berlaku 2 (dua) Tahun

Akreditasi program studi (1) Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 4: 1. Program Studi dan Perguruan Tinggi baru mendapatkan akreditasi minimum pada saat memperoleh izin dari Menteri. 2. Persyaratan akreditasi minimum ditetapkan oleh LAM untuk Program Studi ditetapkan oleh BAN-PT untuk Perguruan Tinggi 3. Akreditasi minimum berlaku paling lama 2 (dua) tahun

Akreditasi program studi (2) Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 10: Tugas dan wewenang BAN-PT: a. mengembangkan sistem akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi selaras dengan kebijakan pengembangan pendidikan tinggi; b. menyusun dan menetapkan instrumen akreditasi Perguruan Tinggi berdasarkan Standar Pendidikan Tinggi; c. melakukan akreditasi Perguruan Tinggi;

Akreditasi program studi (3) Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 10: d. menerbitkan, mengubah, atau mencabut keputusan tentang status akreditasi dan peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi; e. memeriksa, melakukan uji kebenaran, dan memutuskan keberatan yang diajukan atas status akreditasi dan/atau peringkat terakreditasi Perguruan Tinggi; f. membangun..

Akreditasi program studi (4) Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 28: LAM 1. LAM dibentuk oleh Pemerintah atau masyarakat. 2. LAM dibentuk berdasarkan rumpun, pohon, dan/atau cabang ilmu pengetahuan. 3. LAM dibentuk di tempat kedudukan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi. 4. Rumpun,.

Akreditasi program studi (4) Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Psl 29: 1. Tugas dan wewenang LAM: a. menyusun instrumen akreditasi Program Studi berdasarkan interaksi antarstandar di dalam Standar Pendidikan Tinggi; b. melakukan akreditasi Program Studi; c. menerbitkan, mengubah, atau mencabut keputusan tentang status akreditasi dan peringkat terakreditasi Program Studi; d.... e. membangun.. f. menyusun instrumen evaluasi pembukaan Program Studi berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi bersama dengan Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi;

Akreditasi program studi (5) g. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan syarat status akreditasi dan peringkat terakreditasi Program Studi yang telah ditetapkan; h. memberikan rekomendasi pemenuhan persyaratan minimum akreditasi untuk pembukaan Program Studi kepada Direktorat Jenderal Kelembagaan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi atau PTN badan hukum; dan i. menyampaikan laporan hasil akreditasi dilengkapi dengan rekomendasi secara berkala kepada Menteri dengan tembusan kepada BAN-PT.

Aturan-aturan Terkait akreditasi NO Topik Dasar Hukum 1 Peraturan Akreditasi Nasional Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 Akreditasi Program Studi PTN bh adakah kekhususan??

PTN-BH : apa istimewanya? DASAR HUKUM PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM Pasal 2 Pengaturan tentang bentuk dan mekanisme Pendanaan PTN Badan Hukum Bertujuan agar PTN Badan Hukum MAMPU MENYELENGGARAKAN PENDIDIKAN TINGGI YANG BERMUTU TINGGI DAN TERJANGKAU OLEH MASYARAKAT.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM (Amanat Pasal 89 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2012) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 ayat 3 Perguruan tinggi negeri badan hukum yang selanjutnya disingkat PTN badan hukum adalah perguruan tinggi negeri yang didirikan oleh pemerintah yang berstatus sebagai SUBYEK HUKUM YANG OTONOM Jika otonomi Perguruan Tinggi merupakan hak istimewa perguruan tinggi, maka Negara bertanggungjawab melindungi dan menjamin hak tersebut melalui penetapan berbagai peraturan perundang - undangan

SUBYEK HUKUM YANG OTONOM dalam hal apa saja?? Pasal 89 ayat (3) UU Nomor 12 Tahun 2012 ini dapat diartikan bah!a suatu perguruan tinggi negeri yang memiliki status PTN BH diberikan keleluasaan untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi secara OTONOM untuk menghasilkan pendidikan tinggi yang bermutu Otonom perguruan tinggi negeri yang berstatus badan hukum memiliki hak dan kekuasaan untuk menentukan ARAH PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI terutama TRI DARMA PT? 1. Otonomi Akademik 2. Non-akademik Pendidikan Penelitian Pengabdian kepada Masyarakat Pengembagan Keilmuan Pembukaan Prodi Akreditasi???

FAKTA Pembukaan Program Studi oleh PTN-bh harus menaati aturan akreditasi sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2014 Tentang Akreditasi Program Studi Dan Perguruan Tinggi Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 100 Tahun 2016 Tentang Pendirian, Perubahan, Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri, Dan Pendirian, Perubahan, Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta Pasal 2 UU No 12. Tahun 2012 ayat 3. Program Studi diselenggarakan atas izin Menteri setelah memenuhi persyaratan minimum akreditasi

Usulan untuk PTN-bh 1. Dibentuk LAM (Lembaga Akreditasi Mandiri) untuk 11 PTN-bh yang bertugas untuk melakukan akreditasi pada Program studi baik PS baru maupun yang lama. 2. Proses pendirian LAM untuk PTN-bh sama dengan LAM Pemerintah atau LAM Masyarakat 3. LAM 11 PTN-bh memiliki tugas dan wewenang seperti LAM Pemerintah atau LAM Masyarakat

2. Pembukaan Program Studi Kemenristekdti No 100 Tahun 2016

Pembukaan Program Studi (1) Pembukaan Program Studi harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi. Syarat Pembukaan Program Studi terdiri atas: a. rencana pembukaan Program Studi telah dicantumkan dalam rencana strategis PTN/PTS yang bersangkutan; b. c. kurikulum Program Studi disusun berdasarkan kompetensi lulusan sesuai standar nasional pendidikan tinggi; dosen paling sedikit berjumlah 6 (enam) orang untuk 1 (satu) Program Studi: 1. paling rendah berijazah magister atau yang setara untuk program sarjana; 2. berijazah doktor atau yang setara untuk program magister dan program doktor;

Pembukaan Program Studi (2) 3. paling rendah berijazah magister, magister terapan, atau yang setara untuk program diploma; 4. 5. 6. berijazah doktor, doktor terapan, atau yang setara untuk program magister terapan dan program doktor terapan; paling rendah berijazah magister dan memiliki sertifikat profesi, serta memiliki pengalaman praktek profesi paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek profesi atau spesialis untuk program profesi; berijazah doktor dan memiliki sertifikat spesialis, serta memiliki pengalaman praktek spesialis paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek spesialis;

Pembukaan Program Studi (3) dalam cabang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan Program Studi yang akan dibuka, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundangundangan. d. e. f. dosen berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun; 2 (dua) dosen pada program doktor dan program doktor terapan harus memiliki jabatan akademik profesor dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan Program Studi; dosen sebagaimana bersedia bekerja penuh waktu selama 40 (empat puluh) jam per minggu;

Pembukaan Program Studi (4) g. dosen: 1. belum memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus; atau 2. telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional/ Nomor Induk Dosen Khusus pada Program Studi lain di PTN/PTS yang akan membuka Program Studi dengan tetap mempertahankan nisbah dosen dan mahasiswa; h. nisbah dosen dan mahasiswa : 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 45 (empat puluh lima) mahasiswa untuk rumpun ilmu agama, Rumpun ilmu humaniora, rumpun ilmu sosial, dan/atau rumpun ilmu terapan (bisnis, pendidikan, keluarga dan Konsumen, olahraga, jurnalistik, media massa dan komunikasi, hukum, perpustakaan dan permuseuman, Militer, administrasi publik, dan pekerja sosial); dan 1 (satu) dosen berbanding paling banyak 30 (tiga puluh) mahasiswa untuk rumpun ilmu alam, rumpun ilmu formal, dan/atau rumpun ilmu terapan (pertanian, arsitektur dan perencanaan, teknik, kehutanan dan lingkungan, kesehatan, dan transportasi)

Pembukaan Program Studi (6) i. j. k. dosen bukan guru yang telah memiliki Nomor Urut Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan/atau bukan pegawai tetap pada instansi lain; dosen bukan Aparatur Sipil Negara bagi Program Studi yang akan dibuka di PTS; tenaga kependidikan paling sedikit berjumlah 3 (tiga) orang untuk melayani 1(satu) Program Studi, dan 1 (satu) orang untuk melayani perpustakaan, dengan kualifikasi: 1. 2. 3. paling rendah berijazah Diploma Tiga; berusia paling tinggi 56 (lima puluh enam) tahun; bersedia bekerja penuh waktu selama 40 (empat puluh) jam per minggu;

Pembukaan Program Studi (7) l. Program Studi dikelola oleh unit pengelola Program Studi dengan organisasi dan tata kerja sebagai berikut: 1. pada PTN disusun berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; 2. pada PTS disusun dan ditetapkan oleh Badan Penyelenggara. BARU!! (Pasal 21 Ayat 4) Dalam hal Program Studi yang akan dibuka termasuk jenis pendidikan vokasi, perguruan tinggi penyelenggara Program Studi tersebut harus bekerja sama dengan dunia usaha dan/atau dunia industri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

Pembukaan Program Studi (8) Pasal Pengaturan Pasal 1 Program Studi adalah kesatuan kegiatan Pendidikan dan Angka 17 pembelajaran yang memiliki kurikulum dan metode UU Dikti pembelajaran tertentu dalam satu jenis pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan vokasi Pasal 33 ayat (4) UU Dikti Program Studi dikelola oleh suatu satuan unit pengelola yang ditetapkan oleh Perguruan Tinggi

Dokumen Pembukaan Program Studi Pemenuhan syarat di atas harus dimuat dalam dokumen pembukaan Program Studi pada PTN atau PTS yang relevan, yang terdiri atas: usul pembukaan Program Studi; pertimbangan Senat PTN atau PTS; persetujuan Badan Penyelenggara untuk PTS; keputusan Menteri tentang izin Pendirian PTS; rencana strategis PTN atau PTS; rekomendasi L2 Dikti di wilayah PTN atau PTS yang akan membuka Program Studi. Pembukaan Program ditetapkan oleh Menteri.

Penugasan Pembukaan Program Studi Selain atas usul perguruan tinggi, Menteri dapat menugaskan perguruan tinggi untuk membuka suatu Program Studi untuk memenuhi kebutuhan khusus. Pembukaan Program Studi dengan penugasan harus memenuhi syarat minimum akreditasi Program Studi sesuai dengan standar nasional pendidikan tinggi. Pembukaan Program Studi pada PTN Badan Hukum Syarat pembukaan atau penutupan Program Studi pada PTN, secara mutatis mutandis berlaku juga bagi PTN Badan Hukum. Apabila penutupan program studi pada PTN Badan Hukum mengakibatkan perubahan bentuk PTN Badan Hukum, maka secara mutatis mutandis berlaku ketentuan mengenai perubahan PTN.

Prosedur Pembukaan Program Studi pada PTN Badan Hukum a. Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan proposal pembukaan Program Studi kepada Senat Akademik PTN Badan Hukum dan Majelis Wali Amanat; b. c. d. Senat Akademik PTN Badan Hukum melakukan evaluasi dan verifikasi pemenuhan syarat pembukaan Program Studi; Pemimpin PTN Badan Hukum mengajukan permohonan akreditasi program studi yang akan dibuka kepada Badan Akreditasi Perguruan Tinggi dan/atau Lembaga Akreditasi Mandiri; Apabila hasil evaluasi, verifikasi, dan akreditasi sebagaimana dimaksud pada huruf b dan huruf c menyatakan bahwa Program Studi yang diusulkan layak untuk dibuka, maka Pemimpin PTN Badan Hukum untuk dan atas nama Menteri menetapkan pembukaan Program Studi.

Usulan untuk PTN-bh 1. Umur dosen apakah maksimum 56 tahun apabila dosen yang bersangkutan di rekrut lewat jalur RPL 2. Pasal 24 Ayat 3c seharusnya tidak perlu ada, tapi setelah Ayat 3d perlu ada tambahan Ayat 3e yang menyatakan: Setelah 2 tahun pembukaan PS wajib mengajukan akreditasi ke BAN atau LAM 3. Untuk pembukaan PS vokasi (Pasal 21 Ayat 4) seharusnya PTN-bh tanpa perlu ada kerjasama dengan dunia usaha atau industri

3. nomenklatur

RUMPUN ILMU pengetahuan Rumpun Ilmu Pengetahuan Menurut UU No 12/2012 (A): Kode 1= Agama, Kode 2= Humaniora (Humanities) Kode 3= Ilmu Sosial (Social Sciences) Kode 4= Ilmu Alam (Natural Sciences) Kode 5= Ilmu Formal (Formal Sciences) Kode 6= Terapan (Profession and Applied Sciences):

Nama program studi pada perguruan tinggi (nomenklatur) Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan pendidikan Tinggi No 257 Tahun 2017: 1. Menetapkan nama Program Studi pada Perguruan Tinggi untuk Program Akademik (Sarjana, Magister, dan Doktor; Program Profesi; Program Spesialis; Program Vokasi. 2. Nama Program Studi dapat berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan Teknologi; 3. Perguruan Tinggi dapat mengusulkan penambahan dan / atau perubahan nama program studi sesuai dengan rumpum pengetahuan dan teknologi kepada menteri

4. Konsep Program Studi di PTN-bh yang dapat menyikapi pembangunan Indonesia yang progresif dan visioner (S0, S1, S2, S3), termasuk transdisiplin

FAKTOR PENENTU KEUNGGULAN BANGSA Innovation and Creativism 45% Networking 25% Technology 20% Natural Resources 10% Diterjemahkan, dibudayakan serta dijual dalam wujud CREATIVE ECONOMY SDM yang unggul menjadi masalah terpenting yang dihadapi suatu bangsa

Konsep Program Studi di PTN-bh yang dapat menyikapi pembangunan Indonesia yang progresif dan visioner (S0, S1, S2, S3), termasuk TRANSDISIPLIN contoh 1. Program Studi Geothermal (S1) gabungan: Teknik Geofisika Teknik Sipil Teknik Mesin 2. Program Studi Pengolahan Bahan Baku (S1) gabungan: Teknik Pertambangan Teknik Metalurgi Teknik Mesin Teknik Kimia 37

5. PD Dikti

PANGKALAN DATA KEMENRISTEKDIKTI A. Permasalahan Terjadi banyak kesalahan data Tidak sinkron antara Kemenristekdikti dengan PT Sistem IT yang tidak fleksibel dan otomatik 39

B. Solusi Yang Ditawarkan Dilakukan evaluasi menyeluruh mengenai sistem IT di Kemenristekdikti Membangun sistem yang fleksibel dengan tingkat keamanan tinggi PT melakukan verifikasi data secara berkala PD PTNBH dikelola oleh PT masing-masing 40

6. Pendidikan profesi

DESKRIPSI JENJANG PROFESI KUALIFIKASI KKNI Level 7 1. Mampu merencanakan dan mengelola sumberdaya di bawah tanggung jawabnya, dan mengevaluasi secara komprehensif kerjanya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni untuk menghasilkan langkah-langkah pengembangan strategis organisasi. 2. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan monodisipliner. 3. Mampu melakukan riset dan mengambil keputusan strategis dengan akuntabilitas dan tanggung jawab penuh atas semua aspek yang berada di bawah tanggung jawab bidang keahliannya.

Dosen Program Profesi paling rendah berijazah magister dan memiliki sertifikat profesi, serta memiliki pengalaman praktek profesi paling sedikit 2 (dua) tahun yang dibuktikan dengan surat izin praktek profesi atau spesialis untuk program profesi;

http://bkti-pii.or.id/

Program Profesi Insinyur Untuk memperoleh gelar profesi insinyur, seseorang harus lulus dari Program Profesi Insinyur (UU Keinsinyuran, Ps. 7(1)). Program Profesi Insinyur diselenggarakan oleh perguruan tinggi berkerjasama dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan industri dengan mengikuti standar Program Profesi Insinyur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (4) UU Keinsinyuran, Ps. 8(3)).

Sarjana Teknik Program Studi Program Profesi Insinyur diselenggaraka n oleh perguruan Tinggi bekerjasama dengan kementerian terkait, PII, dan kalangan industri (Ps. 2(4)). PermenRistekDikti (2016), Ps. 5 Mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau Pengalaman bekerja menangani pekerjaan Keinsinyuran Bekerja dalam profesi Keinsinyuran: Memupuk Kompetensi Sertifikat Profesi INSINYUR Program Studi Program Profesi Insinyur PermenRistekDikti (2016), Ps. 3 dan Kepdirjen (2016) Ir. PermenRistekDikti (2016), Ps. 4 Pengalaman bekerja menangani pekerjaan Keinsinyuran Standar program Studi Program Profesi Insinyur disusun berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (Ps. 2(5)) Sertifikat Profesi Insinyur diberikan oleh Perguruan Tinggi (Ps. 9(1)) Perguruan Tinggi

Sarjana Non Teknik Bekerja dalam profesi Keinsinyuran: Memupuk Kompetensi Ir. PermenRistekDikti (2016), Ps. 5 Sertifikat Profesi INSINYUR PermenRistekDikti (2016), Ps. 4 Mekanisme Rekognisi Pembelajaran Lampau Program Studi Program Profesi Insinyur Pengalaman bekerja menangani pekerjaan Keinsinyuran Program Penyetaraan Telah disetarakan dan Pengalaman bekerja menangani pekerjaan Keinsinyuran PermenRistekDikti (2016), Ps. 3 dan Kepdirjen (2016) Pengalaman bekerja menangani pekerjaan Keinsinyuran Sarjana Pendidikan Bid. Teknik Sarjana Sains Perguruan Tinggi

PROFESIONAL : Klasifikasi Kerja Profesional OPERATOR TEKNISI AHLI INDUSTRI : Jabatan Fungsional Dalam pekerjaan IPU IPM IPP PENDIDIKAN FORMAL : Ijazah dan/atau Gelar Akademik SMP SMA D1 D2 D3 S1/D4 PRO S2/Sp S3/Sp 9 8 7 6 5 4 Permen No. 35/2016- Persyaratan pengalaman bekerja bagi peserta PPI; KKNI-ljulusan PPI minimum pada level 7 yang setara IPP pada program Insinyur profesional PII; 3 2 1 PENGEMBANGAN DIRI: Pengalaman Kerja Khusus/Konsisten Sarana Pembelajaran pada PS-PPI (versi Permen No. 35/2016 adalah Insinyur profesional dengan klasifikasi IPP

INSINYUR bidang JASA KONSTRUKSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG KEINSINYURAN

SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA Sertifikasi Kompetensi Kerja adalah proses pemberian sertifikat kompetensi melalui uji kompetensi sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia, standar internasional, dan/atau standar khusus. Sertifikat Kompetensi Kerja adalah tanda bukti pengakuan kompetensi tenaga kerja konstruksi.

Siapa yang membentuk Lembaga Sertifikasi Pemerintah Pusat memiliki kewenangan : membentuk lembaga sertifikasi profesi untuk melaksanakan tugas sertifikasi kompetensi kerja yang belum dapat dilakukan lembaga sertifikasi profesi yang dibentuk oleh asosiasi profesi atau lembaga pendidikan dan pelatihan.

Lembaga sertifikasi profesi (pasal 71) a. asosiasi profesi terakreditasi; dan b. lembaga pendidikan dan pelatihan yang memenuhi syarat sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. (ayat 1) Lembaga sertifikasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan lisensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan setelah mendapat rekomendasi dari Menteri. (ayat 3)

Yang dimaksud Menteri? Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Jasa Konstruksi. UU Nomer 11 Tahun 2014 ttg Keinsinyuran,yang dimaksud Menteri? Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan

Apakah sertifikat yang dikeluarkan oleh PT, akan diakui oleh dunia kerja di bidang Jasa Konstruksi Sertifikat Kompetensi Insinyur adalah bukti tertulis yang diberikan kepada Insinyur yang telah lulus Uji Kompetensi. Nasib mahasiswa Pendidikan Profesi Insinyur?