BAB I PENDAHULUAN. memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi telah masuk dalam berbagai aspek kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, dan profesionalisme. Pelaksanaan pemerintahan yang baik (good governance),

BAB I PENDAHULUAN. oraang-orang yang dipilih secara khusus untuk melaksanakan tugas

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pemerintahan merupakan salah satu organisasi yang non profit

BAB I PENDAHULUAN. sangat cepat. Globalisasi, liberalisasi perdagangan, deregulasi dan. organisasi dihadapkan pada lingkungan yang serba tidak pasti.

BAB I PENDAHULUAN. sumber legitimasinya berasal dari masyarakat. Masyarakat memberikan kepercayaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. mental yang baik, profesional dan komitmen yang tinggi, sebab pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin tajam, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bidang pemerintahan sekarang ini telah terjadi perubahan yang sangat besar. Salah

karyawan. Kinerja tersebut tidak terlepas dari bagaimana pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. yang ideal untuk memberikan pelayanan publik secara baik dan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN. peluang baru bagi proses pembangunan daerah di Indonesia. Di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan maupun untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

PENGARUH KEPEMIMPINAN, MOTIVASI, DAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIFITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT GATAK KABUPATEN SUKOHARJO TESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dapat menimbulkan menurunnya motivasi kerja.

BAB I PENDAHULUAN. persaingan usaha yang semakin ketat dalam bidang pelayanan terhadap pelanggan. Kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan guru sangat penting dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan suatu organisasi, khususnya di bidang bisnis. Sumber Daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Teknik Yogyakarta menyimpulkan bahwa ada pengaruh yang positif dan. signifikan antara faktor kompensasi material, kompensasi sosial, kompensasi

BAB I PENDAHULUAN. melalui Otonomi Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

I. PENDAHULUAN. Organisasi merupakan kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar,

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan salah satu penggerak utama atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dengan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Robbins, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB VI SIMPULAN DAN IMPLIKASI. Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: akan semakin tinggi pula komitmen organisasional pegawai.

BAB I PENDAHULUAN. tergantung kepada anggota organisasinya. Apabila organisasi dapat mengelola

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernah dilakukan sebelumnya untuk semakin memperkuat kebenaran empiris

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini, perkembangan sangat pesat di segala

BAB I PENDAHULUAN. organisasi/korporat (corporate social responsibilities ), workforce diversities,

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang akan menghadapi tantangan yang berat. Hal ini terjadi karena dalam

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. dalam bekerja sehingga dapat mengoptimalkan kinerja dan output yang baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadatnya, alamnya yang indah, atraksi wisata serta mempunyai keaneka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era pasar persaingan global, setiap perusahaan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN LAPORAN KKL. 4.1 Sumberdaya Penentu Keberhasilan Kerja Aparatur Badan Kepegawaian,

BAB I PENDAHULUAN. diubah dengan Undang Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi kunci utama dari sekian banyak

BAB I PENDAHULUAN. dalam organisasi tersebut memiliki sumber daya manusia yang menunjukkan komitmen yang

ANALISIS PENGARUH KEPEMIMPINAN, INSENTIF DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP DISIPLIN KERJA PADA PEGAWAI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. yang dianut oleh organisasi. Ketiadaan komitmen ini mengakibatkan pelaksanaan. mempertimbangkan pada aturan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. Semakin kompetitifnya perekonomian sekarang ini, Mendorong. perusahaan untuk bisa meningkatkan sumber daya yang dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilakukan oleh bangsa indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia telah memasuki era perubahan dan transformasi yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pelayanan dapat ditingkatkan secara efektif dan menyentuh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia (SDM) adalah salah satu komponen penting dalam

I. PENDAHULUAN. Protokol Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi Lampung adalah Pegawai

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

PENGARUH UPAH LEMBUR DAN TUNJANGAN KESEHATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA CV. SUMBER MULYO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

BAB I PENDAHULUAN. Instansi dalam pengelolaan pegawai secara profesional harus dimulai

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 INDIKATOR-INDIKATOR KEDISIPLINAN KERJA KARYAWAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Dunia bisnis merupakan dunia yang sarat akan perubahan. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tenaga guru adalah salah satu tenaga kependidikan yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Oleh karena itu sumber daya manusia yang kualitas

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. tujuan. Aktivitas suatu perusahaan dalam pencapaian tujuan tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. terdiri dari pejabat negara dan pegawai negeri untuk menyelenggarakan tugas

PENGARUH KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. AIR MANCUR WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mungkin sehingga kinerja karyawan meningkat. tersebut sudah memiliki financial yang kuat, bahan baku yang terpenuhi, dan

PENDAHULUAN. lebih mengutamakan kepentingan organisasi dibandingkan dengan kepentingan

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP DISIPLIN DALAM BERLALU LINTAS DENGAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. dari dalam maupun luar organisasi. upaya untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), terutama

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa. manusia ke era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perusahaan, karena turnover akan menyebabkan kerugian yang lebih besar

BAB I PENDAHULUAN. Kedudukannya jauh dari sekedar alat produksi dan penggerak aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

TESIS. Oleh Oleh : Edy Pramono NIM : P

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

KINERJA DAN RETENSI INDIVIDUAL

BAB I PENDAHULUAN. harus dimulai dengan rekruitmen yang terdiri dari aktifitas perencanaan,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut salah satunya adalah sumber daya manusia. Tumbuh lebih baik, bahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen pada dasarnya dibutuhkan oleh semua perusahaan. atau organisasi, karena tanpa semua usaha ataupun kegiatan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan tujuan organisasi, karena manusia dalam melakukan aktivitas di

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perubahan politik dan administrasi pemerintahan melalui pemberian otonomi luas kepada Daerah Kabupaten dan Daerah Kota sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, bertujuan agar masing-masing pemerintahan daerah secara otonom mampu mempersiapkan diri memasuki era pemerintahan yang kompetitif tersebut. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tersedianya aparatur pemerintah yang professional, bertanggungjawab dan berkualitas, karena subyek yang berkompetisi adalah manusia. Namun dari berbagai hasil penelitian didapati bahwa kualitas aparatur masih jauh dari memadai dan buruknya kinerja pemerintah daerah khususnya daerah Kabupaten dan Kota. Kondisi yang menunjukkan bahwa kinerja birokrasi di Indonesia semakin buruk dan semakin korup merupakan dilema yang sering terjadi pada birokrasi pemerintah saat ini dan banyak menjadi sorotan. Tanggapan masyarakat terhadap kinerja aparatur pemerintah yang belum menunjukkan kapabilitas yang tinggi serta tidak profesional dan berkualitas dalam menjalankan tugasnya, hal ini dapat dilihat melalui berbagai penyimpangan yang terjadi dalam birokrasi yang semakin buruk serta berakibat pada tingkat kepercayaan (trust) masyarakat terhadap birokrasi menurun. Birokrasi yang 1

2 diharapkan mampu menjadi motivator dan sekaligus menjadi katalisator dari bergulirnya pembangunan, ternyata tidak mampu menjalankan perannya sebagai birokrasi yang mengedepankan kemampuan menyelenggarakan tugas dan fungsi organisasi, merespon aspirasi publik ke dalam kegiatan, dan program organisasi dan melahirkan inovasi baru yang bertujuan untuk mempermudah kinerja organisasi sebagai bagian dari wujud aparat yang profesional. Pegawai merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap terciptanya proses dan hasil pekerjaan yang berkualitas. Oleh karena itu upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa di dukung oleh pegawai yang profesional dan berkualitas. Kinerja pegawai dalam merencanakan dan melaksanakan pelayanan pada masyarakat, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab pegawai sebagai komponen instansi. Rendahnya kinerja birokrasi saat ini terjadi sebagai konsekuensi dari keseluruhan perilaku kepemimpinan dan gaya manajerial yang sering digunakan oleh top manager pada hirarki organisasi publik. Faktor kepemimpinan dan gaya manajerial yang bersifat feodalistik dan paternalistik berpengaruh besar terhadap kinerja organisasi (Sondang, 2003: 43) sehingga untuk melakukan perbaikan kinerja tersebut para pemimpin dituntut untuk dapat melakukan pembinaan, menggerakkan dan mengarahkan semua potensi bawahan di lingkungannya,

3 dimana memiliki pola kepemimpinan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Adanya peningkatan dalam mutu kinerja tidak terlepas dari peran pegawai sebagai unsur utama dalam keseluruhan proses hasil kerja. Pegawai benar-benar di tuntut untuk memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja tinggi maka tingkat sumber daya manusia akan mulai sedikit demi sedikit meningkatkan terutama para generasi muda Indonesia. Sehingga terciptalah bangsa yang mampu menghadapi tantangan-tantangan masa depan. Keberhasilan Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten dalam menarik kepercayaan masyarakat tidak terlepas dari kinerja pegawai yang tinggi. Prestasi tersebut dapat bertahan dan ditingkatkan perlu dilakukan evaluasi dan penelitian terhadap kualitas sumber daya manusia agar kebijakan yang diambil pada masa depan mampu meningkatkan kinerja pegawai dan meminimumkan faktor yang dapat menurunkan kinerja pegawai. Keterkaitan beberapa variabel misalnya komitmen organisasi dengan peningkatan kinerja dapat diuraikan, menurut Mowday, Porter, dan Steers dalam Satria (2005) mengatakan komitmen organisasi sebagai sifat hubungan antara pekerja dan organisasi. Individu yang mempunyai komitmen tinggi terhadap organisasi dapat dilihat dari: (1) Keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tersebut; (2) Kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin dari kepentingan organisasi tersebut; (3) Kepercayaan akan dan penerimaan yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.

4 Jika komitmen organisasi semakin baik maka kinerja akan meningkat. Keterkaitan disiplin kerja dengan peningkatan kinerja dapat diuraikan Menurut Winardi (2001: 208), disiplin adalah kegiatan manajemen untuk menjalankan standar-standar organisasional. Ada dua tipe kegiatan pendisiplinan, yaitu preventif dan korektif. Dari pengertian dasar di atas dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah kepatuhan atau ketaatan terhadap ketentuan-ketentuan yang pasti dan konsisten, baik berupa peraturan maupun tata tertib yang sudah ditentukan untuk menjalankan standar-standar organisasional. Semakin baik disiplin kerja, maka semakin baik kinerja pegawai Keterkaitan deskripsi pekerjaan dengan peningkatan kinerja dapat diuraikan dari manfaat deskripsi pekerjaan melayani beberapa aktivitas kepegawaian dan informasi pekerjaan yang normalnya ditemukan di dalam deskripsi pekerjaan. (Simamora, 2003: 143) meliputi misalnya desain organisasi dan klarifikasi tanggung Jawab pegawai. Deskripsi pekerjaan yang jelas akan meningkatkan kinerja. Keterkaitan kompensasi dengan peningkatan kinerja dapat diuraikan bahwa kompensasi akan dapat memotivasi karyawan baik dalam pengawasan, prestasi kerja maupun komitmen terhadap perusahaan. Dalam pemberian kompensasi tersebut, tingkat atau besarnya kompensasi harus benar-benar diperhatikan karena tingkat kompensasi akan menentukan gaya hidup, harga diri, dan nilai perusahaan. Kompensasi mempunyai pengaruh yang besar dalam penarikan karyawan, motivasi, produktivitas, dan tingkat perputaran karyawan.

5 Beberapa fenomena yang terjadi tersebut diatas di Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten adalah : 1. Masalah komitmen organisasi. Dalam upaya peningkatan kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten, adalah terciptanya komitmen organisasi sebagai fundamen terciptanya keselarasan aktivitas. Untuk menguasai perubahan-perubahan di Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten, sumber daya manusia (SDM) dalam hal ini pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten merupakan salah satu aset yang tidak ternilai harganya dan pencapaian tujuan instansi karena dapat memberikan kontribusi yang berarti kepada satuan kerja secara efektif dan efisien, produktif dan kompetitif. Oleh karena itu bagaimanapun cara untuk mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten merupakan salah satu faktor yang perlu dituntut adanya komitmen organisasi para pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten yang profesional dan berkualitas dalam menjalankan tugasnya. Komitmen organisasi para pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten merupakan bentuk sikap yang menggambarkan keterlibatan para pegawai setiap apapun kegiatan instansi. Komitmen organisasi adalah bentuk keterikatan, keterlibatan, dan keikatan pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten pada apa yang terjadi, dan dialami instansi. Komitmen

6 pegawai pada Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten merupakan suatu keadaan dimana pegawai menjadi sangat terikat oleh tindakannya, melalui tindakan ini akan menumbuhkan suatu kepercayaan atau keyakinan yang menunjang aktivitas, dan keterlibatannya. Pegawai akan memiliki komitmen yang tinggi jika pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya lebih baik, memberikan otonomi yang luas dalam pengambilan keputusan dan memberikan penghargaan yang layak. Semakin tua usia dan panjang masa kerja seseorang maka semakin tinggi komitmen seseorang pada instansi akan mendorong untuk berperilaku positif, lingkungan dalam bekerja, mentaati kebijakan peraturan dalam suatu yang berlaku di Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten, sehingga hubungan baik rekan kerja akan mendorong meningkatkan kinerja. 2. Masalah Disiplin Kerja. Untuk memperlancar tercapainya tujuan instansi yang diharapkan, selain komitmen perlu didukung upaya peningkatan disiplin kerja pegawai. Hubungan faktor disiplin kerja dengan kinerja juga merupakan hubungan yang erat. Kedisiplinan akan menjaga kelangsungan aturan, aktivitas maupun konsistensi perilaku anggota organisasi. Komitmen dan disiplin kerja adalah sebagai sikap mental yang tercermin dalam perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ketentuan yang ditetapkan atau etika norma dan kaidah yang berlaku dalam masyarakat untuk tujuan tertentu. Hal ini akan membawa pada perbaikkan kondisi

7 organisasi yang pada akhirnya kinerja akan meningkat. Oleh karena itu bagaimanapun cara untuk mengembangkan, memelihara dan meningkatkan disiplin kerja pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten merupakan salah satu faktor yang perlu dituntut sebagai konsekuensi upaya meningkatkan kinerja. 3. Masalah kompensasi. Sebagian besar pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten saat ini memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan yang menyebabkan kinerja pegawai kurang maksimal. Salah satu kelemahannya adalah minimnya perhatian terhadap kompensasi yang dirasa kurang mencukupi. Pentingnya kompensasi sebagai salah satu indikator kepuasan dalam bekerja sulit ditaksir. Tetapi pada dasarnya adanya dugaan bahwa kompensasi merupakan salah satu sumber ketidakpuasan pegawai, yang pada akhirnya bisa menimbulkan semangat rendah dari pegawai itu sendiri Kompensasi penting bagi pegawai sebagai individu karena besarnya kompensasi mencerminkan ukuran nilai karya para pegawai di antara pegawai itu sendiri, keluarga dan masyarakat. Kemudian program kompensasi juga penting bagi lembaga itu sendiri, karena hal itu mencerminkan upaya untuk mempertahankan sumberdaya manusia atau dengan kata lain agar mempunyai loyalitas dan komitmen yang tinggi pada lembaganya.

8 Michael dan Harold (1993 : 443) membagi kompensasi dalam tiga bentuk, yaitu material, sosial dan aktivitas. Kompensasi material tidak hanya berbentuk uang, dan tunjangan melainkan segala bentuk penguat fisik (phisical reinforcer), misalnya fasilitas parkir, telepon dan ruang kantor yang nyaman. Sedangkan kompensasi sosial berhubungan erat dengan kebutuhan berinteraksi dengan orang lain. Bentuk kompensasi ini misalnya rekreasi, pembentukan kelompok-kelompok pengambil keputusan, daan kelompok khusus yang dibentuk untuk memecahkan permasalahan perusahaan. Sedangkan kompensasi aktivitas merupakan kompensasi yang mampu mengkompensasikan aspek-aspek pekerjaan yang tidak di sukainya dengan memberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas tertentu. Bentuk kompensasi aktivitas dapat berupa kekuasaan yang dimiliki seorang untuk melakukan aktivitas di luar pekerjaan rutinnya sehingga tidak timbul kebosanan kerja. Ketiga bentuk kompensasi tersebut, akan dapat memotivasi karyawan baik dalam pengawasan, prestasi kerja, keanggotaan, keamanan, pengembangan pribadi maupun komitmen terhadap perusahaan 4. Masalah Deskripsi pekerjaan. Gambaran sementara, menunjukkan adanya description pekerjaan (job description) dimana, pada dasarnya rincian tugas yang bersifat deskriptif dan terdiri atas catatan fakta-fakta pekerjaan yang ada dan berkaitan. Fakta pekerjaan ini belum terorganisir dalam catatan kerja yang memadai. Beberapa hal tampaknya pada Kantor Urusan Agama se Kabupaten

9 Klaten, belum terorganisir secara baik, belum terjabarkan secara baik. Uraian pekerjaan belum dilaksanakan secara baik. Ada kalanya pekerjaan dikerjakan secara tumpang tindih. Pekerjaan dikerjakan asal selesai, entah siapapun yang mengerjakan. Sehingga ada seorang pegawai harus mengerjakan dengan beban yang lebih banyak dari pada yang lain. Mestinya, tujuan description pekerjaan adalah menyediakan informasi Lembaga dan struktural di samping informasi fungsional. Ketepatan dan keterincian, dua hal yang sangat penting dalam deskripsi pekerjaan, dapat sangat berbeda diantara berbagai lembaga. Tetapi umumnya, apabila dilaksanakan dengan hati-hati, maka Deskripsi pekerjaan akan menyediakan pemikiran yang jelas bagi pegawai, analis, dan penyelia mengenai apa yang harus dilakukan oleh pekerja untuk memenuhi tuntutan pekerjaan. Deskripsi pekerjaan kemungkinan akan lebih sahih jika diikuti pedoman-pedoman seperti terfokus pada muatan pekerjaan. Implikasi dari belum atau kurang maksimalnya kinerja sumber daya manusia tersebut mengakibatkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab pimpinan sebagai motivator, administrator, supervisor, maupun manajer, baik dalam menyusun, melaksanakan, mengevaluasi, dan mengembangkan tugas dan pekerjaan sedikit banyak akan menghambat pencapaian tujuan terhadap pencapaian kinerja. Untuk itu, dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten membutuhkan adanya komitmen organisasi, disiplin kerja yang tinggi, kompensasi yang memadai dan deskrisi pekerjaan yang adil.

10 Langkah-langkah tersebut sebagai gambaran usaha peningkatan kinerja dipengaruhi kepemimpinan dan motivasi dapat menentukan keberhasilan kinerja seseorang oleh karena itu, selain pegawainya sendiri yang berusaha meningkatkan kualitas kerjanya, pihak instansi juga berusaha mengupayakan pemberdayaan pegawainya agar memiliki kinerja yang baik, dan profesional dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan dari uraian latar belakang masalah tersebut dimana komitmen organisasi, disiplin kerja, deskripsi pekerjaan dan kompensasi diperlukan untuk meningkatkan kinerja pegawai, mendorong penulis untuk mengambil judul : ANALISIS PENGARUH KOMITMEN ORGANISASI, DISIPLIN KERJA, DESKRIPSI PEKERJAAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR URUSAN AGAMA SE KABUPATEN KLATEN. B. Perumusan Masalah Pada penelitian ini lingkup penelitian dibatasi pada kualitas sumber daya manusia, sehingga perumusan dan batasan masalahnya sebagai berikut : Apakah komitmen organisasi, disiplin kerja, deskripsi pekerjaan dan kompensasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten?

11 C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan: Untuk menganalisis dan membuktikan secara empiris pengaruh komitmen organisasi, disiplin kerja, deskripsi pekerjaan dan kompensasi terhadap kinerja pegawai Kantor Urusan Agama se Kabupaten Klaten.. 2. Kegunaan Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah: a. Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini dapat menjadikan masukan bagi peningkatan dan perbaikan komitmen organisasi, disiplin, deskripsi pekerjaan dan kompensasi dalam meningkatkan kinerja pegawai dan sebagai dasar referensi dan replikasi penelitian bagi peneliti lain yang mengambil tema yang sama dengan penelitian ini. b. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadikan bahan pertimbangan kebijakan mengenai keterkaitan pengaruh komitmen organisasi, disiplin, deskripsi pekerjaan dan kompensasi terhadap kinerja pegawai.