BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar. itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi geografis kota Magelang berada pada jalur transportasi kota

PENGEMBANGAN KAWASAN TAMAN REKREASI PANTAI KARTINI REMBANG Penekanan Desain Waterfront

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

PENGEMBANGAN KOMPONEN PARIWISATA PADA OBYEK-OBYEK WISATA DI BATURADEN SEBAGAI PENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA BATURADEN TUGAS AKHIR

mempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.

MILIK UKDW PENDAHULUAN BAB 1

PENATAAN DAN PENGEMBANGAN TAMAN WISATA SENGKALING MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

Wisata Alam di Kawasan Danau Buyan,Buleleng, Bali. BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MAKALAH. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Pariwisata. ANALISIS SUPPLY and DEMAND WISATA KABUPATEN PATI

BAB 1 PENDAHULUAN. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh. ada hubungan-nya dengan pengunjung obyek wisata itu sendiri yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi Judul Rembang Ocean Mall Rembang Ocean Mall 1.2 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI RANDUSANGA INDAH BREBES

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Judul Perancangan Hutan Pinus Batealit sebagai kawasan Wisata Alam Edukasi di Jepara

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERAN STAKEHOLDER DALAM PENGEMBANGAN SARANA PRASARANA REKREASI DAN WISATA DI ROWO JOMBOR KABUPATEN KLATEN TUGAS AKHIR. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA COLO, KUDUS

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

TINJAUAN PULO CANGKIR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai kekayaan alam dan keragaman yang tinggi dalam

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang sifatnya kompleks, mencakup

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CIATER DI SUBANG

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. 1.2 Tujuan dan Sasaran

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kudus merupakan kabupaten terkecil di Jawa Tengah dengan luas wilayah

PENGEMBANGAN TAMAN REKREASI DI LOKAWISATA BATURADEN

PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI WIDURI KABUPATEN PEMALANG

I. PENDAHULUAN. budaya. Upaya-upaya penemuan dan pengembangan potensi-potensi tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. negara yang menerima kedatangan wisatawan (tourist receiving countries),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ada di Yogyakarta, baik secara fisik maupun secara psikis 1.

Setelah Bali dan Yogyakarta, Propinsi Jawa Tengah merupakan daerah tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penataan dan Pengembangan Obuek Wisata Pantai Widuri di Pemalang

PERENCANAAN KEMBALI OBYEK WISATA PANTAI PURWAHAMBA INDAH KABUPATEN TEGAL

OCEANARIUM DI KAWASAN PANTAI KARTINI JEPARA

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. Provinsi Kalimantan Barat yang memiliki wilayah yang cukup luas dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kelayakan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Peta wilayah Indonesia Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rencana Strategis Daerah Kab. TTU hal. 97

I-1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lautan 38% : 62%, memiliki pulau, dimana 6000 di antaranya telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN. teori-teori dan data-data yang di dapat dari studi literatur maupun studi lapangan, sehingga dari

BAB I PENDAHULUAN. daerah pegunungan, pantai, waduk, cagar alam, hutan maupun. dalam hayati maupun sosio kultural menjadikan daya tarik yang kuat bagi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

HOTEL WISATA DI KAWASAN MARITIM KOTA BAU-BAU (DI SEKITAR PANTAI LAKEBA)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Deskripsi 1.2 Latar Belakang

HOTEL WISATA PEGUNUNGAN DI KAWASAN WISATA BATURADEN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUMI PERKEMAHAN PENGGARON KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati

BAB I PENDAHULUAN. Itu terjadi tidak saja di hampir setiap negara di dunia ini, tetapi juga di dalam negeri sendiri, yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata di Indonesia saat ini banyak sekali mendatangkan komoditi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Hotel Resort Bintang 3 di Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah Penekanan Desain pada Arsitektur Hemat Energi BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang. minyak bumi dan gas. Kepariwisataan nasional merupakan bagian kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Cianjur merupakan salah satu kabupaten di Jawa Barat yang

BAB III METODE PERANCANGAN. ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. yang ada pada daerah Malang selatan sehingga muncul ide untuk merancang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 PENGERTIAN JUDUL Fasilitas Out Bound Pengembangan Obyek Wisata Suban

PENGEMBANGAN TEPIAN TELUK GILIMANUK SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. serta wisata budaya sejarah yang menarik bagi wisatawan. Salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan erat dengan jarak. Hal itu berkaitan dengan pola persebaran yang

BAB I PENDAHULUAN. mencakup daerah kepulauan seperti daerah Kepulauan Seribu dan Raja Ampat.

SEA SIDE HOTEL DI KAWASAN WISATA PANTAI PANGANDARAN

PENGEMBANGAN KAWASAN REKREASI PERENG PUTIH BANDUNGAN DENGAN PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ORGANIK

ARI WISONO X

BAB I PENDAHULUAN. Bengawan Solo :

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia pariwisata merupakan sektor andalan penerimaan devisa negara bagi kegiatan ekonomi dan kegiatan sektor lain yang terkait. Oleh karena itu pariwisata perlu dikelola dan dikembangkan agar memberikan manfaat yang besar, baik ditinjau dari segi fungsi pariwisata itu sendiri maupun bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat 1. Jenis pariwisata yang paling berpotensi untuk Indonesia merupakan pariwisata alam, yaitu dengan mengandalkan potensi alam yang ada. Sebagai contoh, yaitu: sungai, pantai, air terjun, gunung, danau dan waduk. Tempat-tempat wisata tersebut dapat ditemukan di seluruh pelosok Indonesia, baik kawasan yang sudah maju maupun yang belum dikenal. Potensi-potensi tersebut akan sangat berguna apabila dikelola oleh pemerintah setempat dan didukung masyarakat. Kabupaten Pati merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah yang berjarak ±75 km dari pusat Ibukota Jawa Tengah (Semarang). Kabupaten Pati mempunyai luas 149.174 Ha, yang terletak pada koordinat antara 110 0, 50 0-111 0, 15 0 Bujur Timur dan 6 0, 25 0-70 0, 00 0 Lintang Selatan². Letak Kabupaten Pati berbatasan dengan beberapa kabupaten, batas-batas wilayahnya, antara lain adalah (dapat dilihat pada gambar 1.1): 1 Fandeli, C. (Ed.). (1995). Dasar - Dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Yogyakarta: Liberty. ² Pariwisata Indonesia Jawa Tengah, Kabupaten Pati (brosur). 1

Sebelah Utara : Kabupaten Jepara dan Laut Jawa Sebelah Barat : Kabupaten Kudus dan Jepara Sebelah Selatan : Kabupaten Grobogan dan Blora Sebelah Timur : Kabupaten Rembang dan Laut Jawa Secara geografis Kabupaten Pati terletak pada posisi yang strategis karena terletak di jalan Pantura (Pantai Utara Jawa) yang menghubungkan antara Jakarta dan Surabaya yang merupakan mobilitas terpadat di Indonesia. Kabupaten Pati juga terletak pada jalur transportasi yang menghubungkan Kota Jepara dan Kota Solo yang merupakan salah satu pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara di Jawa Tengah (gambar 1.2). Di Kabupaten Pati, terdapat beberapa obyek-obyek wisata namun sampai saat ini obyek-obyek wisata tersebut masih memerlukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Pengembangan obyek-obyek wisata merupakan salah satu faktor yang penting untuk perkembangan kualitas kota Pati. Selain itu sangat berdampak bagi peningkatan pendapatan untuk pemerintah dan masyarakat setempat. 2

LAUT JAWA JEPARA KUDUS PATI REMBANG GROBOGAN BLORA Gambar 1.1 Peta Jawa Tengah dan letak kabupaten Pati Sumber: www.google.com/peta jawa tengah/ KETERANGAN : : Wilayah Kabupaten Pati : Wilayah yang berbatasan dengan Kabupaten Pati : Wilayah laut yang berbatasan dengan Kabupaten Pati : Garis perbatasan Kabupaten Pati 3

JEPARA PATI SOLO Gambar 1.2 Peta Pantura Sumber: www.google.com/peta mudik jawa/ Keterangan : : jalur pantura : jalur solo Jepara 4

Ada beberapa obyek-obyek wisata yang dapat ditemukan di Kabupaten Pati. Obyek-obyek wisata ini adalah sebagai berikut: Gowa Pancur Pantai Banyutowo Sendang Widodari Gowa Wareh Air terjun Sewu dan Sepletus Kebun Jollong Gunung Rowo Indah Gowa Pancur, terletak di Desa Jimbaran Kecamatan Kayen, dari Kota Pati ± 20 km. Gowa ini mempunyai panjang ±736m penuh dengan stalaktit dan stalaknit. Dengan fasilitas yang tersedia, yaitu kolam pancing, hutan jati, rumah makan terapung, dan pemandangan alam. Pantai Banyutowo, terletak di Desa Banyutowo, Kecamatan Dukuhseti, sejauh 36 km dari Kota Pati, memiliki pemandangan pantai yang indah. Sendang Widodari, terletak di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo sejauh ± 32 km dari Kota Pati. Di sekitar obyek ±200 m terdapat Sendang Jibing dan makam Sunan Prawoto. Gowa Wareh, terletak di Desa Kedumulyo, Kecamatan Sukolilo sejauh ± 24 km dari Kota Pati. Luas area 4.5 Ha, dan mempunyai lorong gowa ke kiri ±100 m panjangnya, terdapat sungai bawah tanah. 5

Air terjun Sewu dan Sepletus, terletak di Desa Jrahi, Kecamatan Gunungwungkal sejauh ± 27 km dari Kota Pati. Ketinggian Air Terjun Sewu ±25 m dan Air Terjun Speletus ±100 m. Tanaman bawang putih dan jeruk merupakan penghasil utama penduduk sekitar obyek. Kebun Jollong, terletak di Desa Jollong, Kecamatan Gembong sejauh ± 20 km dari Kota Pati. Daerah ini merupakan perkebunan kopi dan pabrik kopi. Daya tarik wisata ini adalah area camping, kebun bunga dan air terjun. Gunung Rowo, terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong sejauh ± 16 km dari Kota Pati. Luas area keseluruhan adalah ±320 ha, dilengkapi dengan fasilitas wisata air, dan taman rekreasi. Dari tujuh tempat wisata yang ada di Kabupaten Pati, Gunung Rowo merupakan obyek wisata unggulan di Kabupaten Pati. Dengan meredesain Gunung Rowo maka pariwisata Kota Pati dapat berkembang dan maju. Alasan kenapa Gunung Rowo dipilih untuk diredesain adalah: Selain merupakan obyek wisata unggulan, letak Gunung Rowo yang paling dekat dengan Kota Pati dibandingkan dengan tempat wisata yang lain, yaitu sejauh ± 16 km. Kondisi Waduk Gunung Rowo yang sudah tidak layak untuk menjadi tempat wisata karena rusaknya fasilitasfasilitas yang tersedia. 6

Gunung Rowo di Kabupaten Pati terletak di jalur Pantura yang menghubungkan Jakarta dan Surabaya yang merupakan mobilitas terpadat di Indonesia. Dan juga terletak pada jalur transportasi yang menghubungkan Kota Jepara dan Kota Solo yang merupakan salah satu pintu gerbang masuknya wisatawan mancanegara di Jawa Tengah. Sehingga mudah untuk di akses oleh wisatawan nusantara dan mancanegara. Gunung Rowo merupakan waduk yang berbentuk bulat bergaris tengah 800 m dengan dikelilingi oleh gunung-gunung. Gunung Rowo terletak di desa Sitiluhur kecamatan Gembong, berada di bagian barat daya wilayah Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Kawasan obyek wisata Gunung Rowo mempunyai luas keseluruhan 62,5 Ha dengan kapasitas air waduk saat ini hanya menampung 5.150.000 m³. Obyek wisata Gunung Rowo ini menjadi salah satu obyek pariwisata unggulan di Kabupaten Pati. Tetapi kondisi bangunan dan fasilitas yang ada sudah rusak dan tidak terawat. Sehingga menyebabkan turunnya minat wisatawan lokal maupun luar daerah untuk datang berkunjung. Turunnya minat wisatawan untuk datang ke Gunung Rowo ini disebabkan oleh: 7

Obyek wisata Gunung Rowo ini kurang dipublikasikan ke luar daerah sejak didirikan, sehingga hanya penduduk lokal dan sekitar yang datang berkunjung. Obyek wisata Gunung Rowo dibuka sebelum tempat ini 100% selesai dibangun. Akibatnya, fasilitas yang ada sudah rusak sebelum selesai dibangun, dan fasilitas-fasilitas tersebut tidak diperbaiki. Akses menuju Waduk Gunung Rowo mudah, namun jalannya tidak terawat, apalagi saat malam tidak ada penerangan jalan. Sampai saat ini obyek wisata Gunung Rowo yang telah dikembangkan dan menjadi obyek wisata unggulan di Kabupaten Pati belum mampu menyedot minat wisatawan untuk berkunjung. Oleh karena itu untuk memperbaiki dan mengembangkan pariwisata yang telah ada dapat dilakukan dengan cara menggali potensi pariwisata pada obyek wisata tersebut, yang secara keseluruhan sudah ada sejak dulu. Sehingga dengan majunya pariwisata maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar kawasan Gunung Rowo. Dibawah ini adalah gambar gambar keadaan Gunung Rowo sekarang ini (dapat dilihat pada gambar 1.3) : 8

DI BAWAH INI MERUPAKAN SITE GUNUNG ROWO DAN FOTO FOTO KEADAAN GUNUNG ROWO GAMBAR SITE GUNUNG ROWO DAN FOTO FOTO KEADAAN GUNUNG ROWO a. e. f e b h b. f. a c c. g. d g d. h. Gambar 1.3 Peta kontur Gunung Rowo Sumber: Dishubpar 9

1.2 RUMUSAN MASALAH Bagaimana meredesain Taman Rekreasi Gunung Rowo di Pati Jawa Tengah yang merupakan salah satu taman rekreasi alam agar menarik minat wisatawan dengan pengolahan Obyek Wisata Wisata Air sebagai Acuan Desain. 1.3 TUJUAN Meredesain Taman Rekreasi Gunung Rowo di Pati Jawa Tengah yang merupakan salah satu Taman Rekreasi Alam agar menarik minat wisatawan dengan pengolahan Obyek Wisata Air sebagai Acuan Desain. 1.4 SASARAN 1. melakukan studi tentang Taman Rekreasi 2. melakukan studi tentang Gunung Rowo 3. melakukan studi tentang Kabupaten Pati, Jawa Tengah 4. melakukan studi Taman Rekreasi Alam 5. melakukan studi tentang Obyek Wisata Air 1.5 LINGKUP - Taman Rekreasi meliputi / dibatasi pada taman rekreasi air. 10

- Gunung Rowo dibatasi pada area wisata Waduk Gunung Rowo dan potensi-potensi yang bisa dikembangkan di Waduk Gunung Rowo tersebut. - Pati dibatasi dengan hal-hal yang berhubungan dengan data pariwisata. - Taman Rekreasi Alam yang dibatasi pada kawasan Gunung Rowo. - Obyek wisata air dibatasi pada fasilitas fasilitas yang dapat dikembangkan untuk wisata air seperti dermaga, kolam renang, pemancingan. 1.6 METODE 1.6.1 METODE MENCARI DATA : 1. Wawancara Ditujukan pada wisatawan / pengunjung Gunung Rowo di Pati, Kantor Dinas Perhubungan dan Pariwisata di Pati, pengelola Taman Rekreasi Gunung Rowo di Pati. 2. Kuesioner Diberikan pada wisatawan / pengunjung Taman Rekreasi Gunung Rowo di Pati. 3. Observasi Pengamatan langsung pada obyek wisata air di Gunung Rowo. 4. Studi Pustaka / Literatur 11

Mempelajari buku-buku tentang taman rekreasi, obyek wisata air, fasilitas-fasilitas obyek wisata air, jenis wisata air. 5. Studi Banding Melihat langsung taman rekreasi sejenis tentang obyek wisata air yang sudah ada. Misalnya seperti obyek wisata air di Wisata Bahari Lamongan. 1.6.2 METODE MENGANALISA DATA - Kuantitatif temuan-temuan dikomunikasikan dengan angka (numerik), misalnya tabel animo pengunjung taman rekreasi Gunung Rowo. - Kualitatif temuan-temuan dikomunikasikan secara naratif (menggunakan kata-kata), misalnya : Dari tabel triwulan animo pengunjung obyek wisata Gunung Rowo semakin menurun 20%. 1.6.3 METODE PERANCANGAN - Analogi Membuat kiasan yang dituangkan dalam suatu analogi. Misalnya : fasilitas-fasilitas pendukung seperti dermaga dianalogikan seperti perahu. 12

1.6.4 METODE PENATAAN Konsep-konsep pengolahan obyek wisata air berdasarkan : Konsep bentuk yang ditentukan melalui : Peningkatan pelestarian site Gunung Rowo itu sendiri, iklim di kawasan Gunung Rowo, keselamatan pengunjung terhadap fasilitas yang ada di taman rekreasi tersebut, orientasi pencapaian (sirkulasi dalam site), dan pondasi khusus (menganalisa tanah untuk menentukan pondasi yang akan digunakan). Konsep kepadatan bangunan ditentukan melalui : Evaluasi tingkat kepadaran bangunan setempat dan peraturan tentang KDB. Konsep fungsi : Pengelompokan kegiatan (memisahkan ruang privat dan ruang publik), kontrol pergerakan (evaluasi skema pergerakan orang, kendaraan dan barang mana yang berurutan, mana yang perlu dipisah, mana yang dapat digabung dalam ruang umum). 1.7 SISTEMATIKA PENULISAN Pada BAB I berisi tentang PENDAHULUAN yaitu mengungkapkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, sasaran, lingkup, metode dan sistematika penulisan. 13

Pada BAB II berisi tentang TINJAUAN TAMAN REKREASI GUNUNG ROWO DI PATI, JAWA TENGAH yaitu mengungkapkan potensi yang dapat dikembangkan dan kondisi arsitektural di Taman Rekreasi Gunung Rowo tersebut. Contoh : Meninjau keadaan site Gunung Rowo dan potensi-potensi yang dapat dikembangkan. Pada BAB III berisi tentang TINJAUAN TEORITIS REDESAIN TAMAN REKREASI DAN OBYEK WISATA AIR DI TAMAN REKREASI yang mengungkapkan tentang design requirement, redesain taman rekreasi dan juga mengungkapkan prinsip prinsip dan teori teori wisata air. Contoh : Meninjau mengenai apa saja yang dibutuhkan untuk redesain taman rekreasi misalnya seperti adanya fasilitas pendukung, ruang dan bangunan di taman rekreasi. Meninjau prinsip-prinsip dan teori-teori bangunan di tepian air untuk dapat diterapkan, baik pada struktur, pola peruangan, dan sebagainya. Pada BAB IV berisi tentang ANALISA MENUJU KONSEP REDESAIN TAMAN REKREASI GUNUNG ROWO DI PATI, JAWA TENGAH yaitu mengungkapkan proses untuk menemukan ide- ide konsep redesain melalui metode metode tertentu yang diaplikasikan pada taman rekreasi itu sendiri. Contoh : Analisa taman rekreasi dan pengolahan obyek wisata air. 14

Pada BAB V berisi tentang KONSEP REDESAIN TAMAN REKREASI GUNUNG ROWO DI PATI, JAWA TENGAH yaitu mengungkapkan konsep konsep yang akan ditransformasikan ke dalam rancangan fisik arsitektural redesain taman rekreasi. 15