STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK. Oleh : Sri Karyono

dokumen-dokumen yang mirip
Kelompok Materi: Pokok

SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Permendiknas 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses)

BAB VI STANDAR PROSES PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BAHASA ARAB DI MADRASAH IBTIDAIYAH, TSANAWIYAH DAN ALIYAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN PENGEMBANGAN SIKAP PESERTA DIDIK PADA KURIKULUM

PENGEMBANGAN RPP KURIKULUM 2013

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

RPP Theory A. Apakah RPP itu? Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa:

EDISI : 2. PENGEMBANGAN RPP. Modul : Pengembangan RPP Soal-soal seputar RPP

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

PENENTUAN KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR OLEH: ANNISA RATNA SARI, M.S.ED

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

KURIKULUM 2013 PELATIHAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013

Kelompok Materi: Pokok

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Contoh File KKM, PROTA, PROMES, SILABUS, RPP, SK & KD, PEMETAAN

SALINAN LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

(Contoh) DESAIN PEMBELAJARAN PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN KESETARAAN PAKET C UPT SKB KABUPATEN BANDUNG

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) HANDOUT PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMK TAHUN 2015

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

PANDUAN PENGEMBANGAN RPP

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM. Oleh: Ajat Sudrajat

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Standar Isi BSNP yang diterapkan di SD Kreatif The naff

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

ARTIKEL ILMIAH STUDI KEMAMPUAN GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH DASAR NEGERI 34/I TERATAI,, KECAMATAN MUARA BULIAN KABUPATEN BATANGHARI

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

PEDOMAN UMUM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (Undang-Undang No. 20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua jenjang pendidikan mulai tingkat SD, SMP, SMA/SMK, bahkan. menghadapi perkembangan jaman yang semakin maju.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 103 TAHUN 2014 TENTANG PEMBELAJARAN PADA PENDIDIKAN DASAR DAN PENDIDIKAN MENENGAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU SISDIKNAS 2003, 2006).

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 14 B. TUJUAN 14 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 14 D. UNSUR YANG TERLIBAT 14 E. REFERENSI 15 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 15

CONTOH RPA PADA PROGRAM PEMBIMBINGAN DAN PELATIHAN GURU RENCANA PENGAWASAN AKADEMIK (RPA-1)

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

(Seminar Nasional Lembaga Kebudayaan) Edisi 1 Tahun 2017 Halaman E-ISSN

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

PERATURAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

IMPLEMENTASI STANDAR PROSES PADA PEMBUATAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN BAGI PARA GURU DI GUGUS III CAKRANEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1. 5 Latar Belakang Permasalahan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

BAB V PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas hasil temuan-temuan dari masing-masing tempat


BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN KURIKULUM Oleh: M. Lazim

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab I yaitu seberapa baik penggunaan pendekatan saintifik dalam rencana

ANALISIS AKTIVITAS MAHASISWA MENYUSUN LANGKAH LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN MUHAMMAD BAKRI

PROSIDING: METABOOK ISBN: Penerbit: Asosiasi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia Bekerja sama dengan Penerbit Metabook.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. HASIL 1. Hasil Kesesuaian antar Panelis Kehandalan data dari masing-masing panelis diuji menggunakan uji

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Satuan Pendidikan : SMP/MTs. Kelas/Semester : VII s/d IX /1-2. Nama Guru :... NIP /NIK :... Sekolah :...

TEAM TEACHING: SEBUAH STRATEGI UNTUK MEMBANGUN LEARNING COMMUNITY

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:1386), profil didefinisikan

UNIT 1: RELEVANSI PROGRAM DBE3 DENGAN PERMENDIKNAS NO. 41/2007 UNIT 1-1

BIODATA. 1. Nama Lengkap : NIP : Jabatan : Pangkat/Golongan : Instansi : Tempat, Tanggal Lahir :...

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 8 Oktober 2014

RPP DAN MATERI PKGD. Prodi PGSD Penjas FIK UNY Wawan S. Suherman, M.Ed.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA TERPADU

BAB II KAJIAN TEORITIS. unjuk kerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan suatu

PENINGKATKAN KEMAMPUAN GURU DALAM MENYUSUN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MELALUI DIRECT GUIDANCEPADA SEKOLAH SASARAN KURIKULUM

BAB II KAJIAN TEORI. diinginkan untuk siswa dapat diraih dengan baik dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

RAMBU-RAMBU PENYUSUNAN RPP

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

Disampaikan pada Pembekalan Mikro teaching Mahasiswa PGSD-UAD RINI NINGSIH, M.Pd.

IMPLEMENTASI STRATEGI MANAJEMEN HOLISTIK DALAM UPAYA PENCAPAIAN STANDAR PROSES PEMBELAJARAN

STUDI PELAKSANAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI KELAS X-3 SMA NEGERI 2 PAMEKASAN PADA MATA PELAJARAN FISIKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional abad XXI bertujuan untuk mewujudkan cita-cita

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Panduan Muatan Lokal SMA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG

Tabel 1 Pedoman Observasi Perencanaan Pembelajaran menggunakan Pendekatan Saintifik dalam Kurikulum 2013 di Kelas II SDN I Yukum Jaya

REKONSTRUKSI MATA PELAJARAN MERUJUK PADA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EMPLOYABILITY SKILL

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia

ANALISIS RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) GURU BAHASA INDONESIA SMA NEGERI 7 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

oleh, I Gede Margunayasa Jurusan PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan sebagai upaya meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satunya adalah

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

PENDALAMAN KURIKULUM 2013 NUR WAHYU ROCHMADI

STANDAR PROSES PENDIDIKANDASAR DAN MENENGAH BAB I PENDAHULUAN

PRAKTEK PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN 8 JP

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 29 B. TUJUAN 29 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 29 D. UNSUR YANG TERLIBAT 30 E. REFERENSI 30 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 30

EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGELOLAAN INFORMASI (KKPI) SMK N 1 PRINGAPUS

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22.TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Seni Tari di SMA Negeri 2 Semarang

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG STANDAR PROSES PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

I. PENDAHULUAN. sepanjang hayat (long life education). Hal ini sesuai dengan prinsip

Profil Pembelajaran IPA Fisika Pada Materi Kalor Kelas VII F SMP Negeri 1 Malang Tahun Ajaran 2012/2013

Transkripsi:

STRATEGI PEMBELAJARAN BER-TEAM PADA KURIKULUM 2013 DI SMK Oleh : Sri Karyono A. PENDAHULUAN Keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 te rutama di SMK menuntut peran guru yang optimal. Pembelajaran dan penilaian otentik yang meliputi pengembangan sikap, pengetahuan dan ketrampilan terutama dalam kegiatan pembelajaran praktik di SMK mengharuskan kerja keras guru dalam memfasilitasi siswa untuk menuntaskan kompetensi dasar yang ditetapkan. Untuk itu seorang guru dituntut untuk selalu mengembangkan dirinya secara terus menerus agar menjadi guru yang benar-benar profesional baik dalam dimensi kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan pedagogi. Dengan pengembangan keprofesian ini diharapkan guru akan selalu siap untuk mengemban amanat sesuai undang-undang, meskipun tidak ada undangundangpun guru sudah seharusnya untuk selalu meningkatkan kompetensinya sebagai tanggung jawab moral seorang guru. Berkembangnya sistem pendidikan dan besarnya tuntutan terhadap peningkatan mutu pembelajaran dituntut adanya strategi pembelajaran yang bervariasi yang diharapkan mampu mendorong siswa untuk dapat mengkondisikan dirinya dapat belajar menggunakan kemampuannya dalam mendapatkan pengetahuan dan ketrampilan secara sendiri dengan atau tanpa bantuan guru. Oleh karena peran guru dari sumber belajar berubah menjadi sebagai fasilitator. Di lain pihak, kondisi siswa yang heterogen merupakan faktor yang mempengaruhi pembelajaran, ditambah lagi dengan persoalan ratio antara jumlah guru dan siswa yang tidak seimbang, mengakibatkan guru tidak mungkin bisa menangani siswa secara intensif. Apalagi guru bukanlah orang yang serba tahu tentang segala hal dan guru, sebagai manusia, tak luput dari kekurangan. Untuk itulah dibutuhkan sosok lain yang bisa diajak kerja sama dalam menghadapi berbagai persoalan yang menyangkut peningkatan mutu pembelajaran. Untuk mengatasi persoalan di atas, perlu adanya pembelajaran yang melibatkan guru lain dengan istilah Team Teaching (pengajaran berteam). Team Teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru dengan pembagian peran dan tanggung jawabnya masing-masing. 1

B. DEFINISI PEMBELAJARAN BER-TEAM Pembelajaran ber-team atau sering disebut team teaching adalah pembelajran yang dilakukan oleh lebih dari satu guru dalam tatap muka di depan kelas. Menurut Yeni Artiningsih (2008), team teaching merupakan strategi pembelajaran yang dilakukan oleh lebih dari satu orang guru, dengan pembagian peran dan tanggung jawab masingmasing. Definisi lain seperti yang dijelaskan oleh Martiningsih (2007), bahwa metode pembelajaran team teaching adalah suatu metode mengajar dengan jumlah guru ledih dari satu orang, dan tiap-tiap guru mempunyai tugas masing-masing. Dari definisi tersebut dapat dinyatakan bahwa pembelajaran beregu adalah pembelajaran yang dilaksnakan di depan kelas yang dilakukan oleh lebih dari satu guru dapat dua guru atau tiga guru secara bersama-sama dalam merencanakan, melaksnakan dan mengevaluasi pembelajaran dengan pembagian tugas sesuai kespakatan dari guru yang ber-team didalamnya. C. TUJUAN PEMBELAJARAN BER-TEAM Tujuan pembelajaran berteam adalah untuk mengefektifkan proses belajar dan mengajar. Dalam pembelajaran berteam ini diasumsikan apabila proses pembelajaran dipandu oleh lebih dari satu orang guru maka siswa akan mendapatkan pelayanan dan pendampingan yang lebih maksimal. Siswa akan mendapatkan bimbingan yang lebih lengkap karena guru yang satu akan melengkapi kekurangan kemampuan guru yang lain. Satu guru memberikan penjelasan teknis sedangkan guru yang lainnya akan dapat memberikan bimbingan teknis yang lebih detail selama proses pembelajaran. D. MANFAAT PEMBELAJARAN BER-TEAM Sebelumnya telah disampaikan bahwa pembelajaran ber-team adalah pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru secara bersama-sama dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok siswa. Ada beberapa manfaat pembelajaran berteam yaitu : 1. Team teaching merupakan strategi pembelajaran yang berfungsi untuk mengorganisir guru dalam pelaksnaan pembelajaran. 2

2. Kelompok Team teaching kemungkinan mempunyai keahlian dan kompetensi yang berbeda, dengan bergabungnya mereka dalam satu team maka akan memacu percepatan dan peningkatan mutu pembelajaran. 3. Menghindari rasa bosan dalam pembelajaran pada siswa. Dengan adanya pendekatan, penggunaan media pembelajaran yang bervariasi pada setiap guru akan menjadikan suasana belajar yang lebih menyenangkan dan menantang. sehingga diharapkan pencapaian pembelajaran lebih efektif. 4. Model kolaborasi yang saling menguntungkan dalam team teaching, mengakibatkan semua team terkonsentrasi untuk membuat siswa belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif dan menyenangkan serta menantang. E. JENIS-JENIS PEMBELAJARAN BER-TEAM Menurut Soewalni S ( 2007 ) Pembelajaran ber team atau sering disebut dengan team teaching dibagi menjadi dua yaitu semi team teaching dan team teaching secara penuh. 1. Semi team teaching Semi team teaching adalah pembelajaran yang dilakukan tidak sepenuhnya secara bersama, masing-masing guru melaksanakan pembelajaran di kelas yang berbeda dalam waktu yang bersamaan dan mata pelajaran yang sama, akan tetapi materi dan metode yang digunakan telah disepakati secara bersama-sama. Mungkin juga Guru secara bergantian mengajar pada kelas yang sama akan tetapi materi yang diajarkan dibagi sesuai jumlah team yang dibentuk dan masing-masing guru mengevaluasi sendiri-sendiri sesuai materi yang disajikan. 2. Team teaching secara penuh Team teaching secara penuh ini dilakukan dengan variasi sebagai berikut : a. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara bersama-sama, guru yang satu sebagai penyaji, dan guru yang lainnya sebagai pembimbing dalam kelompok atau individu b. Secara bergantian guru menyajikan pembelajaran dan pada saat diskusi, praktik, tanya jawab dibimbing dan dijelaskan secara bersama-sama. 3

F. TAHAPAN-TAHAPAN TEAM TEACHING Secara garis besar tahapan pembelajaran team teaching tidak jauh berbeda dari pembelajaran yang dilakukan pada umumnya meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Menurut Jamal Ma mur Asmani (2010:53) setidaknya ada tiga tahap dalam pembelajaran team teaching, yaitu tahap awal, tahap inti, dan tahap evaluasi. Berikut merupakan penjelasan dari ketiga tahap tersebut. 1. Tahap awal Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru yang tergabung dalam team teaching pada tahap awal adalah sebagai berikut : a. Perencanaan pembelajaran disusun bersama Sebelum memulai mengajar seorang guru terlebih dahulu menyiapkan persiapan mengajar. Menurut Abdul majid (2005) persiapan mengajar adalah memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran. Salah satu bentuk yang perlu disiapkan adalah Rencana pelaksanaan pembelajaran. Menurut permendikbud nomor 81 A tahun 2013 Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus. RPP mencakup: (1) data sekolah, matapelajaran, dan kelas/semester; (2) materi pokok; (3) alokasi waktu; (4) tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi; (5) materi pembelajaran; metode pembelajaran; (6) media, alat dan sumber belajar; (6) langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan (7) penilaian. Setiap guru di setiap satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP untuk kelas di mana guru tersebut mengajar. Pengembangan RPP dapat dilakukan pada setiap awal semester atau awal tahun pelajaran, dengan maksud agar RPP telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran. Pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok. Dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada team teaching harus disusun secara bersama-sama oleh guru guru yang tergabung dalam team teaching. Penyususunan RPP secara bersama-sama ini dilakukan 4

agar para guru tersebut dapat memahami dan mendalami kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pembelajaran, dan sistem evaluasi yang akan digunakan dalam penilaian pencapaian hasil belajar siswa. b. Metode pembelajaran disusun bersama Perencanaan metode yang akan digunakan dalam pembelajaran dalam strategi team teaching ini perlu dilakukan agar setiap guru mengetahui proses pembelajaran yang akan dilakukan, dan tidak kehilangan arah pembelajaran. c. Partner team teaching memahami materi pembelajaran Dalam pelaksanaan team teaching, guru sebagai partner bukan hanya harus mengetahui tema dari materi yang akan disampaikan namun, mereka juga harus sama-sama memahami isi dari materi pelajaran tersebut. Hal ini dilakukan agar keduanya dapat saling melengkapi kekurangan dalam diri masing-masing. d. Pembagian peran dan tanggung jawab secara jelas. Ketika merencanakan proses team teaching, peran dan tanggung jawab pada masing-masing guru harus dibagi secara jelas, agar masing-masing guru mengetahui pasti peran dan tugas yang harus dikerjakannya masing-masing. 2. Tahap inti Tahap pelaksanaan pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. a. Kegiatan Pendahuluan. Dalam kegiatan pendahuluan, guru: 1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; 2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang materi yang sudah dipelajari dan terkait dengan materi yang akan dipelajari; 3) mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahan atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi dan menjelaskan tujuan pembelajaran atau KD yang akan dicapai; dan 5

4) menyampaikan garis besar cakupan materi dan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan atau tugas. b. Kegiatan Inti. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk secara aktif menjadi pencari informasi, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan inti menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan matapelajaran, yang meliputi proses observasi, menanya, mengumpulkan informasi, asosiasi, dan komunikasi. Untuk pembelajaran yang berkenaan dengan KD yang bersifat prosedur untuk melakukan sesuatu, guru memfasilitasi agar peserta didik dapat melakukan pengamatan terhadap pemodelan/demonstrasi oleh guru atau ahli, peserta didik menirukan, selanjutnya guru melakukan pengecekan dan pemberian umpan balik, dan latihan lanjutan kepada peserta didik. Dalam setiap kegiatan guru harus memperhatikan kompetensi yang terkait dengan sikap seperti jujur, teliti, kerja sama, toleransi, disiplin, taat aturan, menghargai pendapat orang lain yang tercantum dalam silabus dan RPP. Cara pengumpulan data sedapat mungkin relevan dengan jenis data yang dieksplorasi, misalnya di laboratorium, studio, lapangan, perpustakaan, museum, dan sebagainya. Sebelum menggunakannya peserta didik harus tahu dan terlatih dilanjutkan, c. Kegiatan Penutup. Dalam kegiatan penutup, guru bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran, melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. 6

Perlu diingat, bahwa KD-KD diorganisasikan ke dalam empat KI. KI-1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI-2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI-3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI-4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI-1, KI-2, dan KI-4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua matapelajaran. KI-1 dan KI-2 tidak diajarkan langsung, tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran. Dalam pembelajaran ber-team semua team harus bersama berada di dalam kelas dengan posisi tugas yang telah diatur dalam perencanaan. Jangan sampai terjadi salah satu guru tidak ada berada di kelas. Ukurlah tingkat pemahaman siswa saat pelaksanaan pembelajaran. Pelaksnaan pembelajaran di kelas atau laboratorium dapat dilakukan dengan cara : a. Satu guru sebagai penyampai materi dalam awal pembelajaran kurang lebih dua jam mata pelajaran penuh, sedangkan guru lainnya bertugas sebagai pengawas dan pembantu team. Setiap saat, guru tersebut dapat melengkapi penjelasan dari pemberi materi guru yang pertama. b. Sangat mungkin dilakukan dengan cara bergantian pada penyampaian materi dua jam pelajaran tersebut. Selanjutnya pembimbingan, diskusi atau tanya jawab dapat dilakukan secara bersama-sama. Dalam hal ini tugas sebagai pemateri dibagi dua dalam dua jam pelajaran yang ada. 3. Tahap Penilaian a. Penilaian siswa Karakteristik Penilaian dalam Kurikulum 2013 adalah : 1) Belajar Tuntas. Untuk kompetensi pada kategori pengetahuan dan keterampilan (KI-3 dan KI-4), peserta didik tidak diperkenankan mengerjakan pekerjaan berikutnya, sebelum mampu menyelesaikan pekerjaan dengan prosedur yang benar dan hasil yang baik.asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat belajar apapun, hanya waktu yang dibutuhkan yang berbeda. Peserta didik yang belajar lambat perlu waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan peserta didik pada umumnya. 7

2) Otentik. Memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu. Penilaian otentik harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan dunia sekolah. Menggunakan berbagai cara dan kriteria holistik (kompetensi utuh merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap). Penilaian otentik tidak hanya mengukur apa yang diketahui oleh peserta didik, tetapi lebih menekankan mengukur apa yang dapat dilakukan oleh peserta didik. 3) Berkesinambungan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan hasil belajar peserta didik, memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil terus menerus dalam bentuk penilaian proses, dan berbagai jenis ulangan secara berkelanjutan (ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, atau ulangan kenaikan kelas). Penilaian pada kurikulum dengan strategi pembelajaran team teaching sangat efektif, karena disamping tugas guru menjadi ringan, penilaian akan lebih obyektif dan teliti, dibandingkan penilaian yang dilakukan oleh satu orang. Cara yang dapat dilakukan dalam penilaian tersebut adalah sebagai berikut: a) Instrumen dan rubrik penilaian harus telah disepakati bersama. b) Guru membagi diri untul menilai kelompok mana yang menjadi wilayah penilaian. c) Pada saat salah satu guru melakukan pembelajaran di depan kelas, maka guru yang lain mempunyai kesempatan menilai siswa terutama penilaian sikap. d) Pada saat siswa mengerjakan tugas, guru berbagi tugas untuk menilai kelompok yang menjadi bagiannya menggunakan instrumen dan rubrik penilaian yang telah disepakati. 8

b. Evaluasi Guru. Evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru dilakukan oleh oleh partner setelah pembelajaran selesai. Masing-masing partner memberikan saran dan kritikan untuk perbaikan pembelajaran selanjutnya. Masing-masing guru yang berteam harus menerima kritikan dan masukan serta saling menyadari kekurang-kekurangan yang terjadi selama proses pembelajaran. Evaluasi ini dilakukan di luar ruang kelas dan jangan sampai diketahui siswa yang diajar. G. KESIMPULAN Pembelajaran ber-team dilakukan dengan mengikuti standar proses pada permendikbud nomor 81A tahun 2013 yaitu meliputi perancanaan, pelaksanaan dan penilaian. Team harus selalu merancanakan pembelajaran secara bersama untuk menyepakati materi dan proses pembelajaran yang akan dilakukan. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan bersama dengan pembagian tugas yang jelas, jangan sampai ada salah satu yang tidak hadir dikelas,semua anggota team harus melakukan aktivitas pembelajaran apakah dalam bentuk penyampaian materi, pendampingan, melengkapi materi dari penyaji pertama. Penilaian pembelajaran dilakukan selama proses dan hasil belajar yang dirumuskan secara bersama-sama pula. 9

DAFTAR PUSTAKA Abdul Majid : 2005, Perencanaan Pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik : 2001, Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Bumi Aksara. Jamal Ma mur Asmani : 2010, Micro teaching Team teaching, Yogyakarta, Diva press...., 2013, Permendikbud nomor 81A tahun 2013, Jakarta, Kemendikbud...., 2013, Materi Implementasi Kurikulum 2013, Jakarta, Kemendibud. http: www.akhmad sudrajad,wordpress.com 10

BIODATA PENULIS Nama : Drs. Sri Karyono, M.Pd NIP : 19600930 198503 1001 Pangkat/Golongan : Pembina Tk I/IVb Jabatan : Widyaiswara Madya Unit Kerja : PPPPTK Seni dan Budaya Yogyakarta Bidang Keahlian : Kriya Kayu Email : sukmasa@yahoo.co.id 11