1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Program pembangunan di Indonesia telah berlangsung kurang lebih selama lima puluh tahun, namun sebagian besar kegiatannya masih mengarah pada eksploitasi sumberdaya alam yang lebih menekankan pengembangan kawasan daratan. Jumlah penduduk yang semakin bertambah serta diikuti dengan meningkatnya kebutuhan manusia terhadap sumberdaya alam, mendorong pemerintah Indonesia untuk mulai meningkatkan peran sumberdaya pesisir sebagai sumber pertumbuhan baru bagi pencapaian tujuan pembangunan nasional. Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil menyatakan bahwa wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil memiliki keragaman potensi sumber daya alam yang tinggi, dan sangat penting bagi pengembangan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan, dan penyangga kedaulatan bangsa, oleh karena itu perlu dikelola secara berkelanjutan dan berwawasaan global, dengan memperhatikan aspirasi dan partisipasi masyarakat, dan tata nilai bangsa yang berdasarkan norma hukum nasional. Program pembangunan yang diupayakan oleh pemerintah saat ini yaitu program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Undang-undang nomor 39 tahun 2009 menjelaskan bahwa KEK adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI yang ditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. KEK memiliki bentuk berupa kawasan yang terdiri dari satu atau beberapa zona seperti pengolahan ekspor, 1
2 logistik, industri, pengembangan teknologi, pariwisata, energi, atau ekonomi lain. Salah satu wilayah yang telah disetujui dan ditetapkan oleh pemerintah pusat menjadi KEK yaitu Tanjung Lesung. Tanjung Lesung merupakan wilayah pesisir yang terletak di Desa Tanjungjaya Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang dan sudah lama dikenal sebagai kawasan pariwisata karena memiliki pasir putih dan panorama yang indah, baik di daratan maupun bawah air. Hal tersebut dapat terlihat dari sebaran terumbu karang di kawasan ini yang diketahui memiliki luas sekitar 85 hektar (DKP Kabupaten Pandeglang, 2012). Tanjung Lesung telah ditetapkan sebagai KEK Pariwisata berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung, dan semakin menguatkan peran kawasan ini sebagai kawasan pariwisata. PP tersebut menjelaskan bahwa pengembangan KEK Pariwisata Tanjung Lesung dinilai akan dapat memberikan dampak kepada pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut, baik terhadap berbagai sektor, maupun berbagai kalangan termasuk masyarakat setempat. KEK Tanjung Lesung telah ditetapkan terdiri atas satu zona yaitu zona pariwisata dan memiliki luas 1.500 hektar, meskipun pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang tahun 2011-2031 wilayah tersebut ditetapkan untuk fungsi lain (Lampiran 4). Rencana Induk Tanjung Lesung 2020 (Gambar 1) memperlihatkan bahwa pada tahun tersebut kawasan ini akan menjadi "The World's First Themed Resort City" dan akan memiliki hotel/resort bertaraf internasional beserta vila-vila dan berbagai fasilitas pendukung lainnya (Bappeda Pandeglang, 2012).
Gambar 1. Sketsa Rencana Induk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung 2020 (Bappeda Pandeglang, 2012) 3
4 Masyarakat khususnya dalam ilmu pembangunan wilayah, merupakan bagian penting dalam proses pembangunan. Adisasmita (2006) menyatakan bahwa masyarakat tidak bisa hanya dijadikan sebagai obyek, namun juga sebagai subyek atau aktor yang ikut berperan dalam pembangunan. Respon masyarakat terhadap suatu rencana program pembangunan juga dapat menentukan berhasil atau tidaknya program tersebut dilaksanakan. Ritohardoyo (2006) menjelaskan bahwa respon manusia merupakan salah satu kajian dalam ekologi manusia dan erat kaitannya dengan konsep adaptasi. Ekologi manusia merupakan bagian dalam ilmu geografi lingkungan yang di dalamnya membahas mengenai hubungan antara manusia dengan lingkungannya, serta pandangan dan adaptasi manusia terhadap perubahan di lingkungannya sebagai akibat dari perkembangan yang bersifat dinamis. Desa Tanjungjaya memiliki luas 33 km 2 dan memiliki bentang lahan berupa lembah. Penduduk di Desa Tanjungjaya pada tahun 2011 diketahui berjumlah 6.876 jiwa dan terdiri atas 1.826 rumah tangga (BPS, 2012), dan sebagian dari mereka bermukim di wilayah Tanjung Lesung yang akan dikembangkan menjadi KEK Pariwisata. Tanjung Lesung meskipun akan dikembangkan menjadi KEK pariwisata, namun masyarakatnya secara umum memiliki kegiatan di luar sektor pariwisata, seperti sektor perikanan, pertanian, maupun sektor ekonomi lainnya. Masyarakat pesisir di Tanjung Lesung merupakan bagian dari masyarakat lokal yang sudah lama dan turun temurun bertempat tinggal dan mendiami wilayah ini, sehingga respon mereka terhadap rencana pengembangan
5 KEK Pariwisata di Tanjung Lesung berupa persepsi, partisipasi, dan ekspektasi sangat diperlukan. Tiga hal ini sangat diperlukan karena masyarakat merupakan pihak yang akan paling merasakan dampak dari adanya pengembangan pariwisata di kawasan tersebut. Respon seperti persepsi, partisipasi, dan ekspektasi dari masyarakat pesisir di Tanjung Lesung terhadap rencana pengembangan KEK Pariwisata di wilayah ini menjadi menarik untuk dikaji, karena respon masyarakat akan ikut menentukan keberhasilan program tersebut baik secara langsung maupun tidak langsung. 1.2. Permasalahan Penelitian Rencana pengembangan Tanjung Lesung sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata akan menimbulkan perubahan fungsi kawasan di wilayah ini, dan hal tersebut telah menimbulkan respon dari masyarakat yang berada di dalamnya. Tanjung Lesung meskipun ditetapkan menjadi KEK pariwisata, namun secara umum masyarakatnya memiliki kegiatan di luar sektor pariwisata seperti perikanan, pertanian, dan sektor ekonomi lainnya. KEK pariwisata meskipun diharapkan dapat memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi wilayah dan masyarakat setempat, namun masyarakat di Tanjung Lesung tentunya akan memiliki respon yang berbeda terhadap rencana tersebut. Respon dan kepentingan masyarakat perlu menjadi perhatian bagi pemerintah setempat dan pengelola kawasan yang akan melakukan pengembangan di Tanjung Lesung, karena apabila respon dan kepentingan mereka tidak diperhatikan maka dimungkinkan akan terjadi permasalahan-permasalahan dalam proses pengembangan KEK di wilayah ini.
6 Latar belakang yang telah diuraikan di atas menunjukkan bahwa respon masyarakat Tanjung Lesung perlu untuk diketahui, dan untuk mengetahui hal tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi masyarakat pesisir terhadap rencana pengembangan KEK Pariwisata di Tanjung Lesung? 2. Bagaimana bentuk partisipasi masyarakat pesisir di Tanjung Lesung dalam perencanaan dan pengembangan KEK tersebut? 3. Apa latar belakang partisipasinya? 4. Apa saja ekspektasi masyarakat pesisir di Tanjung Lesung dari adanya rencana pengembangan KEK? 1.3. Keaslian Penelitian Publikasi penelitian mengenai respon masyarakat pesisir yang berupa persepsi sudah banyak dilakukan, seperti terhadap pendidikan formal, koperasi, dan pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya pesisir. Publikasi penelitian mengenai partisipasi masyarakat pesisir juga sudah banyak dilakukan, seperti dalam Koperasi Unit Desa (KUD), politik lokal, program pembangunan perumahan, serta pengelolaan lingkungan khususnya ekosistem pesisir seperti mangrove dan terumbu karang. Publikasi penelitian mengenai harapan masyarakat pesisir juga sudah banyak dilakukan, seperti terhadap diversifikasi usaha dan ketersediaan bahan bakar (BBM). Penelitian yang terkait dengan respon berupa persepsi, partisipasi dan ekspektasi masyarakat terhadap rencana pengembangan sebuah kawasan yang peruntukannya untuk Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) belum ditemukan, oleh karena itu diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi
7 sumbangan yang berarti bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang terkait dengan masyarakat dan pembangunan wilayah khususnya wilayah pesisir. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yakni: 1. Mengkaji persepsi masyarakat pesisir terhadap rencana pengembangan KEK Pariwisata di Tanjung Lesung; 2. Menganalisa bentuk partisipasi masyarakat pesisir di Tanjung Lesung dalam perencanaan dan pengembangan KEK tersebut; 3. Mengetahui latar belakang dari partisipasi masyarakat pesisir; serta 4. Mengkaji ekspektasi masyarakat pesisir di Tanjung Lesung dari adanya rencana pengembangan KEK. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoretis. Hasil dari penelitian ini secara praktis diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi pemerintah terkait dan pihak pengelola kawasan yang berperan dalam perencanaan pengembangan KEK Pariwisata di Tanjung Lesung, sedangkan secara teoretis diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi peneliti dan memberikan sumbangan ilmiah terhadap ilmu pembangunan wilayah khususnya wilayah pesisir.