TUGAS INDIVIDU RANSUM UNGGAS/NON RUMINANSIA KEBUTUHAN NUTRISI ITI PEDAGING NAMA : SUPRIANTO NIM : I111 13 303 KELAS : A GANJIL FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2015
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Itik merupakan salah satu cara alternatif beternak yang tidak bisa di pandang sebelah mata. Selain telurnya, dagingnya mampu di buat menjadi bahan olahan yang banyak di gemari oleh masyarakat. Namun di balik kenikmatan olahan itik, banyak sekali proses yang harus di jalani, seperti: budidaya itik, perawatan itik, panen, hingga pasca panen. Dengan proses beternak itik yang baik tentunya akan menghasilkan hasil atau kualitas itik yang sangat baik. Dalam memenuhi kebutuhan protein asal hewan, disamping peran yang dimainkan oleh unggas darat terutama ayam, unggas air juga memberikan sumbangan yang cukup besar terutama sebagai penghasil telur. Dikalangan masyarakat pedesaan bahkan jenis ternak ini telah menyatu dengan kehidupan mereka sehari-hari. Walaupun demikian, keadaan peternakan itik di Indonesia dalam kenyataan perkembangannya relative amat lambat. Dari tahun-ketahun keadaannya tetap bersifat tradisional tampa adanya peningkatan-peningkatan yang berarti. Hal ini terutama disebabkan oleh masih sangat sedikitnya perhatian masysrakat kita terhadap jenis unggas ini, termasuk perhatian para ahli perunggasan terhadap itik. Ini terbukti dari sedikitnya publikasi tentang itik baik dalam bentuk buku ataupun dalam bentuk hasil-hasil penelitian ilmiah. Disamping itu juga kemampuan peternak dalam memelihara ternak itik sangatlah minim terutama masalah pakan yang sesuai dengan kebutuhan
ternaknya. Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan dalam penyediaan dan penyusunan ransum yang baik sangat diperlukan oleh peternak.
BAB II PEMBAHASAN Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam usaha pemeliharaan ternak itik. Biaya untuk ransum menempati presentase terbesar dibandingkan dengan biaya lainnya. Oleh karena itu pengetahuan dan keterampilan dalam penyediaan dan penyusunan ransum yang baik sangat diperlukan oleh peternak. Pada prinsipnya fungsi makanan untuk memenuhi kebutuhan pokok hidup, membentuk sel-sel dan jaringan tubuh, serta menggantikan bagian-bagian yang rusak. Selanjutnya makanan untuk kebutuhan berproduksi. A. Gizi Yang dimaksud dengan gizi adalah zat-zat yang terkandung dalam ransum ternak yaitu karbohidrat, lemak, protein, mineral dan vitamin. Karbohidrat, lemak dan protein akan membentuk energi sebagai hasil pembakaran. 1. Karbohidrat Karbohidrat adalah sumber tenaga dan energi yang dipakai dalam setiap aktivitas di dalam tubuh dan gerak itik. Sumber karbohidrat antara lain terdapat dalam jagung, beras, sorgum dan dedak padi. 2. Lemak Lemak berfungsi sebagai sumber tenaga serta mengandung vitamin A, D, E dan K. Kelebihan karbohidrat ditimbun di bawah kulit tubuh sebagai lemak. Jadi kekurangan lemak bisa diisi oleh karbohidrat. Tetapi lemak yang berlebihan dapat menyebabkan terganggunya saluran reproduksi. Adapun sumber bahan ransum yang mengandung lemak adalah jagung, kedelai dan minyak ikan. 3. Protein Protein dibutuhkan untuk pertumbuhan, mengganti jaringan-jaringan yang rusak serta berproduksi. Kebutuhan protein kasar tergantung pada fase hidup itik. Selain persentase total kandungan protein di dalam makanan, perlu juga diperhatikan keseimbangan asam amino yang membentuk protein tersebut. Untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut, penyusunan ransum dianjurkan terdiri dari berbagai macam bahan baku. Dengan demikian kekurangan suatu asam amino dapat ditutupi oleh asam amino yang diperoleh dari bahan baku
lainnya. Berdasarkan sumbernya, protein dapat digolongkan menjadi dua yaitu protein yang berasal dari hewan dan protein yang berasal dari tanaman. a. Protein Hewan Protein yang berasal dari hewan mempunyai nilai hayati yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang berasal dari tanaman. Sumber protein hewani antara lain terdapat dalam tepung ikan, hasil ikutan daging dari tempat pemotongan hewan dan susu bubuk kering. b. Protein nabati Protein nabati berasal dari tanaman seperti jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, bungkil kacang hijau dan bungkil kacang tanah. Akan tetapi kelebihan protein dapat mengakibatkan penurunan pertumbuhan ringan, penurunan penimbunan lemak tubuh dan kenaikan tingkat asam urat di dalam darah. Selain itu dapat pula mengakibatkan litter menjadi basah yang disebabkan ternak mengkonsumsi air yang berlebihan. 4. Mineral Mineral merupakan zat pembangun pertumbuhan dan produksi. Kebutuhan mineral relatif sedikit tetapi kekurangan mineral dapat mengakibatkan efek yang tidak menguntungkan pada ternak itik. Sumber mineral adalah dari makanan hijauan dan dari hewan. 5. Vitamin Vitamin sangat dibutuhkan dalam metobolisme kalsium dan fosfor yang berfungsi sebagai pembentukan tulang dan kulit telur. B. Energi Energi adalah hasil dari proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak didalam tubuh dengan satuan pengukur kalori. Energi diperlukan untuk semua kegiatan fisiologis dan produksi itik termasuk aktivitas pernapasan, sirkulasi darah, pencernaaan makanan dan sebagainya. Karbohidrat dan lemak merupakan bahan makanan sumber energi yang praktis dan efisien. Kebutuhan Ternak Itik Banyak sekali yang kita temukan table kebutuhan untuk ternak itik diantaranya table kebutuhan menurut NRC (1984), menurut winter dan funk
(1960), menurut ARC (1975) dll. Berikut akan dikemukakan table-tabel kebutuhan yang telah disebutkan tadi. Table kebutuhan gizi itik pedaging menurut NRC (1984) ZAT MAKANAN STA GRO Rasi FINIS Rasio RTE WER o EP HER EP R Energy metabolic (Kcal/Kg) 2800 2800 2900 Protein (%) 16 16 181 15 193 Lysine (%) 0,9 0,9 0,7 Methionin + cystin (%) 0,8 0,8 0,55 Vitamin A 4000 4000 4000 Vitamin D 220 220 500 Riblofavin (mg) 4 4 4 Panthothenic acid (mg) 11 11 10 Niacin (mg) 55 55 40 Sumber : NRC Pyridoxin (mg) 2,6 2,6 3 ( 1984 ) Calcium (%) 0,6 0,6 2,75 Phosphorus (%) 0,6 0,6 0,6 Sodium (%) 0,15 0,15 0,15 Manganesium (mg) 500 500 500
BAB III PENUTUP Kesimpulan Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa dapat diambil kesimpulan bahwa untuk itik tipe pedaging apabila diharapkan tumbuh dengan kecepatan yang tinggi, diperlukan ransum dengan rasio energi protein yang relatif sempit yaitu antara 120 140. angka-angka rasio tersebut tampak ada persesuaiannya dengan kebutuhan ayam broiler yang masing-masing sebesar 121 (scott, 1982) dan 139 (NRC, 1984). Bila itik pedaging dipelihara terus untuk tujuan menghasilkan bibit ( breeder ), maka rasio EP dalam ransum menjadi lebih luas lagi yaitu sekitar 180 sampai 195. disamping itu juga perlu ditingkatkan penyediaan pitamin D dan Ca. Saran Sebaiknya dalam beternak itik pedaging, seorang peternak harus memperhatikan kandungan nutrisi pakannya lebih di perhatikan lagi agar dapa memenuhi kebutuhan nutrisinya.
DAFTAR PUSTAKA Samosir,1990, Ilmu Ternak Itik, PT Gramedia, Jakarta Srigandono Banbang, 1986, Ilmu Unggas Air, Gadjah Mada University Press. Wahyu, 2004, Kebutuhan Nutrisi Ternak Itik, PT Gramedia, Jakarta