PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
UJI GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH TOLERAN LAHAN MASAM DI KALIMANTAN SELATAN

Efektivitas Pupuk Organik Kotoran Sapi dan Ayam terhadap Hasil Jagung di Lahan Kering

UJI GALUR/VARIETAS JAGUNG HIBRIDA UMUR GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

KERAGAAN BEBERAPA GENOTIPE JAGUNG HIBRIDA DI LAHAN SAWAH NUSA TENGGARA BARAT

TEKNOLOGI PRODUKSI DAN PASCAPANEN BENIH JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI KALIMANTAN SELATAN. Suwardi Balai Penelitian Tanaman Serealia

APLIKASI PUPUK UREA PADA TANAMAN JAGUNG. M. Akil Balai Penelitian Tanaman Serealia

Sumber : Lampiran SK Menteri Pertanian No.76/Kpts/SR.120/2/2007, tanggal 7 Pebruari 2007.

EFEKTIFITAS PUPUK HAYATI ECOFERT TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG. Syafruddin Balai Penelitian Tanaman Serealia

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

KELAYAKAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN MELALUI PENDEKATAN PTT

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

PROSPEK DAN STRATEGI PENGEMBANGAN JAGUNG VARIETAS SUKMARAGA DI PROVINSI JAMBI. Adri dan Endrizal Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI KABUPATEN TAKALAR

Peluang Produksi Parent Stock Jagung Hibrida Nasional di Provinsi Sulawesi Utara

Keragaan Galur Jagung Genjah pada Lahan Kering Provinsi Riau

TEKNOLOGI PRODUKSI BIOMAS JAGUNG MELALUI PENINGKATAN POPULASI TANAMAN. F. Tabri Balai Penelitian Tanaman Serealia

Tinggi tongkol : cm : Menutup tongkol cukup baik

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

UJI ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI TAKALAR

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

LAMPIRAN Lampiran 1. Layout Tata Letak Penelitian. Blok II TS 3 TS 1 TS 3 TS 2 TS 1

BAHAN DAN METODE. Pada musim tanam pertama penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai

METODOLOGI PENELITIAN

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN JAGUNG PADA LAHAN KERING MASAM DI TALAWI, SAWAHLUNTO

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Usahatani Beberapa Varietas Unggul Baru Jagung Komposit di Sulawesi Utara

PELUANG PENINGKATAN PRODUKTIVITAS JAGUNG DENGAN INTRODUKSI VARIETAS SUKMARAGA DI LAHAN KERING MASAM KALIMANTAN SELATAN

PERTUMBUHAN DAN HASIL BEBERAPA GALUR PADI TAHAN TUNGRO DI KABUPATEN BANJAR

X.82. Pengembangan tanaman jagung yang adaptif di lahan masam dengan potensi hasil 9,0 t/ha. Zubachtirodin

RINGKASAN Maspeke, S. P dan Nurdin

BAHAN DAN METODE. Y ij = + i + j + ij

Pengelolaan Tanaman Terpadu. Samijan, Ekaningtyas Kushartanti, Tri Reni Prastuti, Syamsul Bahri

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sifat Kimia dan Fisik Latosol sebelum Percobaan serta Komposisi Kimia Pupuk Organik

KERAGAAN BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI SAWAH UMUR SANGAT GENJAH DI NUSA TENGGARA TIMUR

Lampiran 1. Hasil analisis tanah awal

PENGARUH PUPUK NPK 20:10:10 DAN ASAM HUMAT TERHADAP TANAMAN JAGUNG DI LAHAN SAWAH ALUVIAL, GOWA

Seminar Nasional : Menggagas Kebangkitan Komoditas Unggulan Lokal Pertanian dan Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura

REKOMENDASI VARIETAS JAGUNG TOLERAN TERHADAP HAMA PENYAKIT DI PROVINSI BENGKULU. Wahyu Wibawa

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Jagung Manis Varietas Bonanza. : Dikembangkan oleh Departemen Pendidikan dan Pengembangan PT. East West Seed Indonesia.

PENGATURAN POPULASI TANAMAN JAGUNG UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETANI PADA LAHAN SAWAH TADAH HUJAN DI SIDRAP

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL BARU PADA LAHAN RAWA PASANG SURUT DI PROVINSI BENGKULU ABSTRAK

TANGGAP PERTUMBUHAN BEBERAPA VARIETAS JAGUNG TERHADAP SISTEM TANAM LURUS DAN ZIGZAG DI LAHAN GAMBUT KALIMANTAN BARAT

KERAGAAN BEBERAPA VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT DI TINGKAT PETANI LAHAN KERING KABUPATEN BLORA

TUMPANG GILIR (RELAY PLANTING) ANTARA JAGUNG DAN KACANG HIJAU ATAU KEDELAI SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LAHAN KERING DI NTB

Pengaruh Pupuk N, P, K terhadap Pertumbuhan dan Hasil Jagung Hibrida dan Komposit pada Tanah Inseptisol Endoaquepts Kabupaten Barru Sulawesi Selatan

KAJIAN SISTEM TANAM JAGUNG UMUR GENJAH MENDUKUNG PENINGKATAN PRODUKSI

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

PENERAPAN SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO JAGUNG HIBRIDA UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LAHAN INCEPTISOLS GUNUNGKIDUL

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Percobaan Alat dan Bahan Metode Percobaan

SELEKSI POTENSI HASIL BEBERAPA GALUR HARAPAN PADI GOGO DI DESA SIDOMULYO KABUPATEN KULON PROGO

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Hasil Analisis Sampel Tanah Awal

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pedoman Umum. PTT Jagung

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS)

KERAGAAN AGRONOMI VARIETAS JAGUNG HIBRIDA PADA LOKASI SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN TAKALAR

PENGARUH HUMIC ACID TERHADAP EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS PUPUK NPK SUPER PADA TANAMAN JAGUNG. Zubachtirodin Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Percobaan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penerapan Good Agricultural Practices (GAP) Produksi Benih Jagung Hibrida

KELAYAKAN BUDIDAYA JAGUNG DAN TERNAK SAPI SECARA TERINTEGRASI DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

POTENSI HASIL BEBERAPA JAGUNG LOKAL KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA DENGAN PENGELOLAAN TANAMAN TERPADU

Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep

KERAGAAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DENGAN SISTEM TANAM DI LAHAN KERING

UJI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG (Zea mays L.) HIBRIDA PADA TINGKAT POPULASI TANAMAN YANG BERBEDA. Oleh. Fetrie Bestiarini Effendi A

Kata kunci: jagung komposit, produktivitas, lahan kering, pangan

III. BAHAN DAN METODE

USAHA TANI PARIA MENUNJANG KEGIATAN VISITOR PLOT DI KEBUN PERCOBAAN MAUMERE. I. Gunarto, B. de Rosari dan Masniah BPTP NTT

PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KEDELAI PADA BUDIDAYA JENUH AIR DI LAHAN PASANG SURUT. Munif Ghulamahdi Maya Melati Danner Sagala

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE

PENGGUNAAN BAHAN ORGANIK UNTUK MENINGKATAN PRODUKSI JAGUNG (Zea Mays L.) DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN

ADAPTASI VARIETAS UNGGUL JAGUNG KOMPOSIT PADA LAHAN KERING DI KABUPATEN TOJO UNA-UNA SULAWESI TENGAH ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMBINAAN PRODUKSI DAN DISTRIBUSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT DI PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Balai Penelitian Tanaman Serealia 2)

Kebutuhan pupuk kandang perpolibag = Kebutuhan Pupuk Kandang/polibag = 2000 kg /ha. 10 kg kg /ha. 2 kg =

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PETUNJUK TEKNIS PRODUKSI BENIH SUMBER JAGUNG KOMPOSIT (BERSARI BEBAS) Penyusun Zubachtirodin Syuryawati Constance Rapar

Jumlah Hari Hujan Gerimis Gerimis-deras Total September. Rata-rata Suhu ( o C) Oktober '13 23,79 13,25 18, November

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Blok I Blok II Blok III. c 3 P 0 V 1 P 1 V 5 P 0 V 1 P 1

BAHAN METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. perlakuan Pupuk Konvensional dan kombinasi POC 3 l/ha dan Pupuk Konvensional

ADAPTASI BEBERAPA VARIETAS JAGUNG DI LAHAN KERING DATARAN TINGGI BERIKLIM BASAH

DAFTAR PUSTAKA Lampiran 1. Bagan penelitian

Umur 50% keluar rambut : ± 60 hari setelah tanam (HST) : Menutup tongkol dengan cukup baik. Kedudukan tongkol : Kurang lebih di tengah-tengah batang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Banjarsari Bedeng 29, Kecamatan Metro

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

REHABILITASI LAHAN KERING ALANG ALANG DENGAN OLAH TANAH DAN AMANDEMEN KAPUR TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan Penelitian

RESPON PETANI TERHADAP BEBERAPA JAGUNG HIBRIDA VARIETAS BIMA MELALUI PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

EFISIENSI PENGGUNAAN PUPUK N PADA JAGUNG KOMPOSIT MENGGUNAKAN BAGAN WARNA DAUN. Suwardi dan Roy Efendi Balai Penelitian Tanaman Serealia

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat

PENAMPILAN DELAPAN GALUR PADI DI LAHAN LEBAK TENGAHAN PADA MUSIM KEMARAU ABSTRAK

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Metode Penelitian

Transkripsi:

PENAMPILAN GALUR-GALUR JAGUNG BERSARI BEBAS DI LAHAN KERING KALIMANTAN SELATAN Sumanto, L. Pramudiani dan M. Yasin Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalinatan Selatan ABSTRAK Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Tanah Laut. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dengan satuan percobaan berupa petak berukuran 2,8 x 5 m 2. Penanaman dilaksanakan pada MK 2010, jarak tanam 75 x 20 cm dan 1 tanaman/lubang tanam. Masing-masing galur ditanam dalam 4 baris dan panjang 5 meter (tidak ada jarak tertentu antar perlakuan) sehingga per baris ada 25 tanaman dan per ulangan ada 48 baris. Pemupukan pertama dilakukan pada 7 10 hari setelah tanam dengan takaran pupuk 200 kg Phonska/ha dicampur 50 kg urea/ha. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam dengan takaran pupuk 200 kg Phonska/ha dicampur 200 kg urea/ha. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada 2 dan 4 minggu setelah tanam, sedangkan aplikasi herbisida/insektisida menyesuaikan kebutuhan. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Adapun galur jagung yang diuji adalah; GM 1, GM 2, GM 3, GM 4, GM 5, GM 6, GM 7, GM 6, GM 9, AS 1 (pembanding), Makmur 4 (pembanding), Sukmaraga (pembanding). Panen dilaksanakan jika telah masak fisiologis, telah terbentuk black layer, kulit (kelobot) telah berwarna coklat muda, biji jika ditekan dengan kuku jari tangan tidak berbekas (keras). Tongkol jagung dipanen dengan cara dipetik dengan tangan atau dengan sabit, selanjutnya tongkol dikupas, dijemur kemudian dipipil dan dijemur lagi hingga kadar air biji mencapai 14%. Karakter yang diamati terdiri dari jumlah tanaman (stand), tinggi tanaman, umur berbunga, tinggi tertancapnya tongkol, serangan hama dan penyakit, rebah batang dan akar, menutupnya klobot (husk cover), jumlah tanaman yang dipanen, jumlah tongkol, tongkol busuk, serta bobot tongkol kupasan, kadar air panen. Komponen Hasil: berat 1000 biji dalam kadar air 15%, panjang tongkol, lingkaran tongkol, jumlah baris per tongkol, rendemen hasil, hasil biji kering. Tingkat toleransi terhadap kekeringan dan Al dengan berdasarkan nilai skor. Analisis data menggunakan Sidik Ragam, jika terjadi beda nyata dilanjutkan dengan Duncan s Mutiple Range Test (DMRT). Hasil kegiatan menunjukkan bahwa seluruh galur jagung yang ditanam terserang bulai (20,41% - 51,71%) dan produktivitasnya tidak mencapai 6 t/ha. Kata kunci: galur-galur jagung, lahan kering PENDAHULUAN Jagung merupakan komoditas utama tanaman pangan yang mendapat prioritas untuk dikembangkan di Kalimantan Selatan. Luas tanam jagung adalah 23.569 Ha dengan produktivitas 4,5 t/ha (Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan 2008). Di Kalimantan Selatan, jagung banyak diusahakan di lahan kering dengan produktivitas yang tergolong rendah yaitu sekitar 3 4 t/ha. Rendahnya produktivitas ini terutama disebabkan oleh kemasaman tanah yang tinggi, kandungan bahan organik 11

Sumanto et al.: Penampilan Galur-Galur Jagung Bersari Bebas. rendah, serangan hama dan penyakit (bulai), serta teknologi produksi yang belum sepenuhnya diterapkan oleh petani. Pada tahun 2007, luas areal panen jagung di Kabupaten Tanah Laut mencapai 13.554 ha atau lebih dari 60 persen dari keseluruhan luas panen jagung provinsi yang mencapai 22.241 ha, selebihnya tersebar di 11 Kabupaten lain. Kecamatan sentra produksi jagung di Kabupaten Tanah Laut meliputi Kecamatan Batu Ampar, Panyipatan, Pelaihari dan Tambang Ulang (Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanah Laut 2006). Penyediaan air yang cukup untuk pertumbuhan tanaman merupakan salah satu upaya yang diperlukan dalam rangka peningkatan produktivitas guna mendukung program pengembangan agribisnis jagung (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan 2007), sementara kegiatan budidaya jagung di Kalimantan Selatan masih bergantung pada air hujan. Seperti halnya di Kabupaten Tanah Laut sebagai daerah sentra produksi utama jagung, umumnya waktu tanam jagung dimulai bulan Oktober/November sampai dengan Maret. Pada periode tersebut curah hujan berada pada kisaran 250-700 mm/bulan (Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan 2008). Ketersediaan air pada periode tersebut sesuai dengan kebutuhan jagung yang merupakan tanaman dengan tingkat penggunaan air sedang berkisar antara 400 500 mm (Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007). Varietas yang umum ditanam adalah varietas hibrida yang memang menghendaki ketersediaan air yang mencukupi selama pertumbuhannya. Pada musim tanam berikutnya yaitu bulan April sampai dengan Agustus, dimana curah hujan rendah (kurang dari 150 mm/bulan), selain hibrida (F1) varietas jagung yang diusahakan adalah turunan hibrida (F2) dan beberapa varietas bersari bebas antara lain Sukmaraga. Penggunaan benih bersari bebas tersebut dimaksudkan untuk mengurangi resiko kegagalan akibat kekeringan. Penanaman pada musim tanam tersebut umumnya menggunakan sistem Tanpa Olah Tanah (TOT) dengan herbisida (Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2007). Namun demikian, produksi yang diperoleh lebih rendah dibandingkan musim tanam (MT) sebelumnya yang antara lain disebabkan oleh kekeringan. Pada tahun 2007, setidaknya luas areal tanaman jagung yang mengalami kekeringan adalah 24,5 ha yang berada di Kabupaten Tanah Laut (Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan 2008). Pada periode dimana curah hujan rendah, tanaman jagung akan mengalami cekaman kekurangan air. Kondisi demikian akan mengganggu pertumbuhan hingga fase pembentukan biji, sehingga tongkol yang dihasilkan tidak mencapai bobot optimal. 12

Oleh karena itu, diperlukan varietas jagung yang berdaya hasil tinggi di lahan kering masam yang toleran terhadap cekaman kekeringan, Al dan adaptif di lahan kering. Badan Litbang Pertanian melalui Balai Penelitian Tanaman Serealia telah menghasilkan beberapa galur atau calon varietas jagung dengan karakter produksi tinggi yang toleran kekeringan, Al dan adaptif di lahan kering. Untuk menghasilkan varietas tersebut perlu dilakukan pengujian terhadap galur-galur harapan yang dihasilkan Balai Penelitian Tanaman Serealia dengan sasaran utama mempercepat pelepasan varietas unggul berdaya hasil tinggi, toleran kekeringan, Al dan adaptif di lahan kering. Oleh karena itu, diperlukan varietas jagung yang berdaya hasil tinggi, toleran terhadap cekaman kekeringan, Al dan penyakit bulai serta adaptif di lahan kering masam; Kegiatan bertujuan untuk mendapatkan informasi keragaan; galur harapan jagung (produktivitas > 6 t/ha toleran penyakit bulai; BAHAN DAN METODE Kegiatan dilaksanakan di Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok dengan tiga ulangan dengan satuan percobaan berupa petak berukuran 2,8 x 5 m 2. Penanaman dilaksanakan pada MK 2010, jarak tanam 75 x 20 cm dan 1 tanaman/lubang tanam. Masing-masing galur ditanam dalam 4 baris dan panjang 5 meter (tidak ada jarak tertentu antar perlakuan) sehingga per baris terdapat 25 tanaman dan per ulangan terdapat 48 baris. Pemupukan pertama dilakukan pada 7 10 hari setelah tanam dengan takaran pupuk 200 kg Phonska/ha dicampur 50 kg urea/ha. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 30 hari setelah tanam dengan takaran pupuk 200 kg Phonska/ha dicampur 200 kg urea/ha. Penyiangan dan pembumbunan dilakukan pada 2 dan 4 minggu setelah tanam secara optimal, sedangkan aplikasi herbisida/insektisida menyesuaikan kebutuhan. Pengendalian OPT berdasarkan konsep PHT. Adapun galur jagung yang akan diuji adalah; GM1, GM2, GM3, GM4, GM5, GM6, GM7, GM6, GM9, AS1 (pembanding), Makmuar 4 (pembanding), Sukmaraga (pembanding). Panen dilaksanakan jika telah masak fisiologis, telah terbentuk black layer, kulit (kelobot) telah berwarna coklat muda, biji jika ditekan dengan kuku jari tangan tidak berbekas (keras). Tongkol jagung dipanen dengan cara dipetik dengan tangan atau dengan sabit, selanjutnya tongkol dikupas, dijemur kemudian dipipil dan dijemur lagi hingga kadar air biji mencapai 14%. Karakter yang diamati terdiri dari jumlah tanaman (stand), tinggi tanaman, umur berbunga, tinggi tertancapnya tongkol, serangan hama 13

Sumanto et al.: Penampilan Galur-Galur Jagung Bersari Bebas. dan penyakit, rebah batang dan akar, menutupnya klobot (husk cover), jumlah tanaman yang dipanen, jumlah tongkol, serta bobot tongkol kupasan. Komponen Hasil: panjang tongkol, lingkaran tongkol, jumlah baris per tongkol, hasil biji kering. Tingkat toleransi terhadap kekeringan dan Al dengan berdasarkan nilai skor. Analisis data menggunakan Sidik Ragam, jika terjadi beda nyata dilanjutkan dengan DMRT HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa tanah dari Desa Batu Mulya, Kecamatan Panyipatan (lahan kering) diketahui bahwa kandungan K2O, Al-dd, K, Ca dan Na sangat rendah. Kandungan C, N, C/N rasio dan kejenuh Al rendah. Nilai KTK dan Mg sedang. Sementara nilai P2O5 (Bray) tinggi dan P2O5 (HCl) rendah. Desa Batu Mulya terpilih untuk lokasi pengkajian galur-galur jagung bersari bebas, meskipun kandungan Al nya hanya 0,60 sebab di lokasi lain tidak ditemukan kandungan Al dan Desa Batu Mulya berdasarkan informasi petugas BPP Kecamatan dan petani setempat merupakan daerah endemik penyakit bulai. Di desa tersebut tiap tahun ditemukan adanya serangan penyakit bulai (Tabel 1). Tabel 1. Data Hasil Analisis Tanah di Kabupaten Tanah Laut, MK. 2010 No. Sifat fisik dan kimia Nilai Kriteria 1 C (%) 1,10 rendah 2 N tot (%) 0,140 rendah 3 C/N 7,86 rendah 4 P2O5 (Bray) (ppm) 56,862 tinggi 5 P2O5 (HCl 25%) (mg/100 g) 127,725 sangat tinggi 6 K2O (HCl 25%) (mg/100 g) 7,29 sangat rendah 7 KTK (me/100 g) 22,50 sedang 8 Al-dd (me/100 g) 0,60 sangat rendah H-dd 0,60 Kejenuhan Al (%) 17,38 rendah Basa-basa tukar 9 K (me/100 g) 0,105 sangat rendah 10 Na (me/100 g) 0,087 sangat rendah 11 Mg (me/100 g) 0,377 sedang 12 Ca (me/100 g) 1,683 sangat rendah 13 ph (H2O) 4,62 masam Keterangan : Desa Batu Mulya, Kecamatan Panyipatan. 14

Kegiatan ini adalah untuk memperoleh galur harapan jagung toleran penyakit bulai, sehingga kegiatan ini harus diletakkan di daerah endemik penyakit bulai. Berdasarkan informasi dari instansi terkait dan petani setempat, Desa Batu Mulya merupakan daerah dengan kriteria tersebut. Hampir sepanjang tahun ditemukan adanya serangan penyakit bulai. Tahun 2010 dari luas tanam 251 ha, pada MH tanaman terserang penyakit bulai seluas 8 ha dan MK seluas 10 ha (Lampiran 1). No Tabel 2. Jumlah tanaman umur 1 minggu, serangan bulai, rebah batang dan rebah akar tanaman galur jagung di Kabupaten Tanah Laut, MK 2010. Galur Jumlah tanaman umur 7 hari (batang) Serangan bulai (%) Rebah batang (batang) Rebah akar (batang) 1. GM1 88,67 de 43,23 ab 3,00 abc 0,67 tn 2. GM2 63,33 bc 24,74 ab 2,00 ab 0,67 3. GM3 87,33 de 32,06 ab 4,67 abc 3,33 4. GM4 49,33 ab 46,62 ab 2,67 abc 0,00 5. GM5 71,33 cd 24,77 ab 2,67 abc 1,00 6. GM6 32,67 a 20,41 a 0,33 a 0,00 7. GM7 96.67 e 30,69 ab 2,67 abc 0,67 8. GM8 97,33 e 51,71 b 2,00 ab 0,67 9. GM9 94,33 e 40,99 ab 5,33 bc 1,00 10. AS1 70,67 cd 46,23 ab 2,00 ab 0,67 11. Makmur4 99,67 e 45,48 ab 7,00 c 1,00 12. sukmaraga 83,00 cde 40,96 ab 0,67 ab 0,00 Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Tabel 2 menunjukkan bahwa sembilan galur jagung yang diuji dan ditambah dengan tiga varietas pembanding, seluruhnya terserang penyakit bulai. Besarnya tingkat serangan penyakit bulai mulai dari 20,41-51,71%. Galur jagung yang terserang penyakit bulai paling rendah adalah no 6 yaitu GM6, dan yang tertinggi adalah galur no 8 yaitu GM8. Antara galur jagung GM6 dengan GM8 secara statistic berbeda nyata. Galur jagung GM6 dibandingkan dengan galur yang lainnya kecuali GM8 tidak berbeda nyata. Galur jagung GM8 dibanding dengan galur yang lainnya kecuali GM6 juga tidak berbeda nyata. Berdasarkan informasi dari Balitsereal Maros, jagung dikatakan tahan penyakit bulai jika tingkat serangannya tidak lebih 20%. Dengan demikian seluruh galur jagung yang dikaji tidak terdapat galur jagung yang tahan penyakit bulai, karena serangan penyakit bulai diatas 20%. Galur jagung GM6, selain relatif paling tahan terhadap serangan penyakit bulai, ternyata juga paling tahan terhadap serangan rebah batang. Rebah batang galur jagung GM6 relatif paling kecil, hanya mencapai 0,33 batang per petak dan berbeda 15

Sumanto et al.: Penampilan Galur-Galur Jagung Bersari Bebas. nyata dengan galur jagung GM9 (5,33 batang) dan pembanding Makmur-4 (7,00 batang). Tabel 2 galur GM4, GM6 dan sukmaraga merupakan galur/varietas yang mengalami rebah akar paling sedikit, ada kecenderungan tanaman yang memiliki umur panjang (dilihat dari umur berbunga, Tabel 4) lebih tahan terhadap rebah akar, diduga umur yang panjang memiliki akar yang panjang, sehingga akar tanaman mampu mendukung tanaman lebih kuat. Seluruh galur jagung yang dikaji tidak menghasilkan tinggi tanaman yang berbeda, demikian pula dengan tinggi tongkol. Tinggi tanaman galur jagung berkisar antara 132,70 169,35 cm dengan tinggi tongkol antara 57,43 78,31 cm. Diameter tongkol jagung kupas berkisar antara 3,72 4,58 cm. Diameter tongkol jagung terkecil dihasilkan oleh galur GM8 dan diameter tongkol terbesar dihasilkan galur GM9. Antara galur GM8 dengan GM9 berbeda nyata. Penampilan tanaman jagung di lapangan ditunjukkan oleh nilai skor (nilai skor 1 paling baik dan 5 paling jelek). Galur jagung yang memiliki penampilan terjelek adalah GM6 dengan nilai skor 5. Sedang galur GM3, GM5 dan pembanding varietas Makmur4 memiliki nilai skor 2. Pada pengkajian ini tidak dihasilkan galur jagung dengan nilai skor 1 (Tabel 3). No Tabel 3. Tinggi tanaman saat panen, tinggi tongkol saat panen, diameter tongkol dan skor penampilan tanaman galur jagung di Kabupaten Tanah Laut, MK 2010. Galur Tinggi tanaman saat panen (cm) Tinggi tongkol saat panen (cm) Diameter tongkol (cm) Skor penampilan tanaman 1. GM1 169,35 tn 76,37 tn 4,48 b 4 2. GM2 163,90 75,37 4,21 ab 3 3. GM3 161,63 71,33 4,02 ab 2 4. GM4 166,76 74,33 4,24 ab 4 5. GM5 153,30 61,00 4,21 ab 2 6. GM6 158,73 74,10 4,43 b 5 7. GM7 167,93 76,00 4,02 ab 3 8. GM8 132,70 57,43 3,72 a 3 9. GM9 155,20 75,63 4,56 b 3 10. AS1 162,73 74,67 4,06 ab 3 11. Makmur4 162,03 78,31 4,09 ab 2 12. sukmaraga 158,61 69,74 3,98 ab 3 Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Nilai skor: 1 = paling baik 5 = paling jelek 16

Tanaman galur jagung yang dikaji memiliki umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina dan umur keluar rambut yang berbeda-beda dan secara statistic berbeda nyata. GM3 adalah galur jagung yang paling cepat keluar bunga jantan, keluar bunga betina dan paling cepat keluar rambut. Sementara galur yang memiliki umur paling panjang mengeluarkan bunga jantan, bunga betina dan keluar rambut adalah GM6. Galur GM6 umur keluar bunga jantan mencapai 58 hari, umur keluar bunga betina mencapai 62 hari dan umur keluar rambut mencapai 63 hari. Jumlah tanaman saat panen dari galur jagung yang dikaji tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Jumlah tanaman saat panen berkisar antara 22,67 58,33 tanaman (Tabel 4). Tabel 4. Umur keluar bunga jantan, umur keluar bunga betina, umur keluar rambut dan jumlah tanaman saat panen galur jagung di Kabupaten Tanah Laut, MK 2010. No Galur Umur keluar bunga jantan (hari) Umur keluar bunga betina (hari) Umur keluar rambut (hari) Jumlah tanaman saat panen 1. GM1 54 abc 57 bc 59 c 43.67 tn 2. GM2 56 bc 59 cde 60 cd 43.33 3. GM3 51 a 54 a 56 a 55.00 4. GM4 57 c 59 cde 60 cd 26.33 5. GM5 52 ab 55 ab 57 b 42.33 6. GM6 58 c 62 f 63 f 22.67 7. GM7 57 c 61 ef 62 ef 58.33 8. GM8 55 abc 58 cd 60 cd 38.00 9. GM9 57 c 59 cde 61 de 47.33 10. AS1 54 abc 58 cd 60 cd 30.00 11. Makmur4 55 abc 58 cd 59 c 32.00 12. sukmaraga 56 abc 60 def 61 de 40.00 Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Jumlah tongkol yang dihasilkan dari galur jagung yang dikaji sangat sedikit, tidak sesuai dengan jumlah tanaman saat panen maupun daya tumbuh yang dihasilkan. Sebetulnya galur jagung yang dikaji menghasilkan daya tumbuh sangat tinggi, tapi oleh karena tingginya serangan penyakit bulai dan masih ditambah lagi dengan adanya rebah batang dan rebah akar (Tabel 2), maka mengakibatkan tongkol yang dihasilkan jumlahnya sangat sedikit. Meskipun tanaman jagung masih hidup, tapi jika telah terinfeksi penyakit bulai maka pembentukan tongkol akan terganggu (mandul), demikian pula adanya rebah batang dan rebah akar akan mempengaruhi pembetukan tongkol jagung. Jumlah tongkol jagung saat panen, berat tongkol 17

Sumanto et al.: Penampilan Galur-Galur Jagung Bersari Bebas. berkelobot dan berat tongkol kupas per petak paling rendah adalah galur jagung GM6, sementara jumlah tongkol jagung saat panen, berat tongkol berkelobot dan berat tongkol kupas per petak paling tinggi adalah varietas pembanding Makmur 4 (Tabel 5). Tabel 5. Jumlah tongkol, berat tongkol berkelobot saat panen, berat tongkol kupas dan nilai skor penutupan kelobot galur jagung di Kabupaten Tanah Laut, MK 2010. No Galur Jumlah tongkol saat panen Berat tongkol berklobot per petak (g) Berat tongkol kupas per petak (g) Skor penutupan kelobot 1. GM1 12,33 ab 2153.33 ab 1750.00 ab 4 2. GM2 25,33 bcde 2860.00 ab 2416.67 ab 3 3. GM3 18,67 abcd 2136.67 ab 2083.33 ab 4 4. GM4 9,33 ab 1133.33 a 920.00 a 3 5. GM5 34,67 de 3203.33 ab 2716.67 ab 4 6. GM6 4,00 a 518.33 a 466.67 a 2 7. GM7 21,67 bcde 2206.67 ab 1800.00 ab 3 8. GM8 17,00 abc 2146.67 ab 1716.67 ab 3 9. GM9 20,00 abcde 3713.33 ab 2836.67 ab 3 10. AS1 9,33 ab 800.00 a 680.00 a 2 11. Makmur 4 36,67 e 5266.67 b 4786.67 b 2 12. sukmaraga 33,33 cde 3150.00 ab 2490.00 ab 3 Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. Meskipun galur jagung yang dikaji menghasilkan berat tongkol kupas per petak yang berbeda-beda, namun tidak menghasilkan biji jagung pipilan kering per ha yang berbeda nyata. Hal ini mungkin karena adanya serangan penyakit bulai, mengakibatkan pembentukan biji jagung di dalam tongkol juga terganggu. Hasil biji jagung kering per ha antara 0,28 1,25 t/ha. Jumlah baris antara 12,47 13,47 baris dengan panjang tongkol antara 11,56 14,87 cm (Tabel 6). 18

Tabel 6. Hasil biji, jumlah baris dan panjang tongkol galur jagung di Kabupaten Tanah Laut, MK 2010. No Galur Hasil per petak (g) Hasil biji kering (t/ha) Jumlah baris per tongkol panjang tongkol (cm) 1. GM1 424,00 tn 0,28 tn 12,71 tn 13,88 tn 2. GM2 1096,67 0,73 13,23 13,31 3. GM3 866,67 0,58 13,40 12,32 4. GM4 583,33 0,39 13,47 13,92 5. GM5 1126,67 0,75 12,47 12,15 6. GM6 1486,67 0,99 13,33 14,87 7. GM7 1030,00 0,69 12,97 12,41 8. GM8 496,67 0,33 12,64 12,12 9. GM9 1870,00 1,25 13,19 13,44 10. AS1 940,00 0,63 12,92 11,56 11. Makmur4 470,00 0,31 12,54 12,14 12. sukmarga 560,00 0,37 12,47 12,23 Angka sekolom yang diikuti huruf sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan DMRT. KESIMPULAN Seluruh galur jagung yang ditanam terserang bulai (20,41-51,71%) dan produktivitasnya tidak mencapai 6 t/ha. DAFTAR PUSTAKA Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2005. Prospek dan Arah Pengembangan Agribisnis Jagung. Badan Litbang Pertanian Departemen Pertanian. Jakarta. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tanah Laut, 2006. Tanah Laut dalam angka. Pelaihari. Balai Penelitian Tanaman Serealia, 2007. Pembentukan Varietas Unggul Jagung Hibrida dan Komposit Toleran Kekeringan dan Kemasaman Tanah. http//www.serealia.litbang.deptan.go.id Departemen Pertanian, 2008. Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Jagung. Pedoman Pelaksanaan. Departemen Pertanian, Jakarta. Dinas Pertanian, 2004. Laporan Tahunan Dinas Pertanian. Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian. Banjarbaru. 19

Sumanto et al.: Penampilan Galur-Galur Jagung Bersari Bebas. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2007. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2006. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2005. Pemetaan Daerah Serangan Organisme Pengganggu pada Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Selatan. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan, 2008. Laporan Tahunan Dinas Pertanian Tahun 2007. Dinas Pertanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Noor, A. et al, 2006. Penyusunan Peta Potensi Waktu Tanam Melalui Analisis Neraca Air. Laporan Hasil Pengkajian. BPTP Kalimantan Selatan (tidak dipublikasi). Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 2007. Jagung. Teknik Produksi dan Pengembangan. Puslitbang Tanaman Pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Zauhari, M., 2000. Laporan Tahunan. Dinas Petanian Provinsi Kalimantan Selatan. Banjarbaru. Hal 108. Zubachtirodin et al, 2007. Wilayah Produksi dan Potensi Pengembangan Jagung. Buku Teknik Produksi dan Pengembangan Jagung. Puslitbang Tanaman Pangan. Bogor. 20

LAMPIRAN 1. Kecamatan : Panyipatan Kabupaten : Tanah Laut DATA SEBARAN PENYAKIT BULAI TAHUN 2010 No Nama Desa Luas tanam Luas tanam yang terserang jagung (ha) bulai (ha) MH MK 1 Sukaramah 750 5 10 2 Batu Mulia 251 8 10 3 Bumiasih 361 3 7 4 Kuringkit 756 5 20 5 Panyipatan 240 9 10 6 Tanjung Dewa 657 10 110 Jumlah 3.015 40 167 Kecamatan Kabupaten : Panyipatan : Tanah Laut DATA CURAH HUJAN Bulan Tahun 2006 2007 2008 2009 2010 MM HH MM HH MM HH MM HH MM HH Januari 231,0 18 445,0 21 237,0 15 398,0 21 260,0 21 Februari 260,0 15 217,0 16 317,0 17 189,0 11 217,0 17 Maret 288,0 15 144,0 13 430,0 22 90,0 11 371,0 23 April 270,0 12 401,0 14 175,0 18 32,0 8 175,0 15 Mei 190,0 11 175,0 10 420,0 10 394,0 16 319,0 20 Juni 92,0 11 453,0 19 200,0 11 12,0 4 256,0 21 Juli 25,0 1 466,0 16 334,0 16 21,0 3 550,0 25 Agustus 0,0 1 59,0 4 401,0 20-0 222,0 18 September 35,0 1 75,0 5 75,0 8 4,0 2 229,0 11 Oktober 0,0-105,0 6 65,0 10 107,0 9 Nopember 25,0 5 226,0 17 166,0 13 220,0 8 Desember 425,0 17 247,0 15 603,0 23 208,0 17 Total 1.841,0 107,0 3.013,0 156,0 3.423,0 183,0 1.675,0 110,0 2.599,0 171,0 21