BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana yang penting dalam menyiapkan sumber daya

I. PENDAHULUAN. Media dalam pendidikan digunakan untuk membantu dalam menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sebelumnya. UU nomor 20 tahun 2003 pasal 3 menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan. negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Undang- undang Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Nasional yang tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu sektor yang paling penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. jenjang SD sampai SMP. Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, maka dari itu tidaklah heran jika pendidikan saat ini adalah sebuah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan manusia sempurna melalui pendidikan, di dalam pendidikan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Cindy Noor Indah putri, 2014

PENGEMBANGAN AKTIVITAS BELAJAR EKONOMI MELALUI METODE PEMBELAJARAN JIGSAW PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS TAHUN AJARAN 2009/2010

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang terintegrasi dengan pembangunan. peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam sebuah negara.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh bangsa tersebut. UU No. 20 Tahun 2003 menjelaskan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyebutkan bahwa: kecerdasan peserta didik semata, tetapi juga untuk mengembangkan semua

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu pembangunan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher center learning) menjadi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di negara Indonesia dilakukan dalam upaya meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan pancasila dan Undang-undang dasar tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting karena pendidikan merupakan

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan adalah pilar kehidupan suatu bangsa. Masa depan suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan pondasi kemajuan suatu negara, maju tidaknya

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan sebagai kata kunci untuk menguak kemajuan bangsa. Tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ferri Wiryawan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar. Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kualitas manusia yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan dan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan sangat penting dalam kehidupan karena

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pokok bahasan elektrolit dan non elektrolit merupakan materi kimia yang diberikan siswa kelas X semester genap, yang membahas tentang sifat-sifat larutan elektrolit dan non-elektrolit, jenis larutan berdasarkan daya hantar listrik dan jenis larutan elektrolit berdasarkan ikatan. Kompentensi dasarnya adalah mengidentifikasi sifat larutan non-elektrolit dan elektrolit berdasarkan data hasil percobaan. Di dalam materi ini banyak terdapat konsep-konsep abstrak yang dianggap sulit oleh siswa, selain itu siswa juga butuh penambahan kerjasama dalam belajar agar suasana belajar menjadi lebih menyenangkan. Kurangnya minat dan tidak memahami materi ini menyebabkan siswa malas mengikuti pembelajaran sehingga tidak ada karakter yang terbentuk dari siswa ketika proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengar penjelasan dari guru tanpa ada respon dan pertanyaan dari siswa. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMA N 18 Medan diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum menerapkan pendidikan karakter dan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional sehingga guru kimia selalu mendominasi dalam proses belajar mengajar. Disamping itu guru juga jarang menggunakan media dan sesekali mengadakan praktikum. Sehingga siswa pada umumnya hanya mendengarkan penjelasan dari guru tanpa adanya aktivitas yang berarti, yang dapat meningkatkan kerjasama siswa. UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta 1

2 bertanggung jawab. Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional, jelas bahwa pendidikan di setiap jenjang harus diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter peserta didik sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Hal ini mengisyaratkan bahwa mutu pendidikan karakter peserta didik sangat penting untuk ditingkatkan. (Sudrajat, 2010). Salah satu karakter yang penting untuk diperbaiki adalah kerjasama. Kerjasama dalam kehidupan anak memiliki posisi strategis. Berbagai upaya yang dapat memelihara dan mendukung pengembangan kerjasama anak dalam kegiatan belajar mengajar. Guru dituntut bertanggungjawab untuk menjadi fasilisator dan pembimbing dalam mengajar dan mengatur kelas. Dan guru diharapkan dapat menyajikan materi pembelajaran, memungkinkan posisi anak didik lebih sebagai subyek, daripada obyek pembelajaran, serta mengadakan evaluasi yang tepat, sehingga semuanya mampu mendukung pengembangan kerjasama anak. Dalam usaha meningkatkan kerjasama dan hasil belajar siswa, penelitian menggunakan model pembelajaran PAKEM dengan mengembangkan media berbasis powerpoint dan model pembelajaran PAKEM dengan mengembangkan media benda nyata. Di sinilah model PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan) ini berorientasi untuk menggali dan mengembangkan potensi terbesar siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreativitas, efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta menyenangkan dalam prosesnya sehingga anak bisa memahami dengan nyaman, senang, dan ceria. Ditambah lagi didukung dengan media powerpoint dan media benda nyata, sehingga diharapkan dapat mendorong tumbuhnya kerjasama siswa dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (Asmani, 2012). Selain model yang tepat, dibutuhkan juga media yang mendukung untuk meningkatkan semangat belajar siswa. Salah satu media yang menarik itu yaitu menggunakan media komputer Power point dengan animasi. Media animasi merupakan media yang berisi kumpulan gambar yang diolah sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan dan dilengkapi dengan audio sehingga berkesan

3 hidup serta menyimpan pesan-pesan pembelajaran. Media animasi pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Penelitian yang dilakukan oleh Jhony Harnoto Egi (2010), yang meneliti Efektifitas Penggunaan Media Pembelajaran Powerpoint Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Kompetensi Sistem Rem menunjukkan hasil bahwa ada peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan powerpoint dalam pembelajaran tekhnik. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang meningkat dari 56,70 % meningkat menjadi 83,31 %. Media benda nyata merupakan alat bantu yang paling mudah penggunaanya dan sebagai penyampaian informasi yang berupa benda atau objek sebenarnya. Media benda nyata sebagai alat pembelajaran dapat dijadikan sebagai perangkat ajar yang siap kapan pun digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nena Desiana (2008), yang meneliti Media Benda Nyata Untuk Penyelesaian Soal Cerita Matematika Siswa menunjukkan hasil bahwa ada peningkatan keaktifan siswa melalui penggunaan benda nyata dalam pembelajaran matematika. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa yang meningkat 28 % menjadi 68 %. Penelitian sehubungan dengan pembelajaran PAKEM adalah sebagai berikut: Juli Muliani (2007) meneliti Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa setelah diimplementasikan model pembelajaran PAKEM pada pokok bahasan fluida statis, secara umum hasil belajar siswa pada ranah kognitif mengalami peningkatan sebesar 68%. Hasil belajar siswa pada ranah afektif memiliki persentase rata-rata sebesar 68,42%, berkategori sangat baik. Hasil belajar siswa pada ranah psikomotor memiliki persentase rata-rata sebesar 76,07%, juga berkategori sangat baik. Disimpulkan bahwa model pembelajaran PAKEM dapat meningkatkan hasil belajar fisika siswa. Nur aeni (2004) meneliti Penerapan PAKEM dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Matematika dengan presentasi hasil belajar sebesar 88,27 (siklus 1) meningkat menjadi 97,59 (siklus II).

4 Berdasarkan latar belakang dan pemikiran tersebut, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Analisis Kerjasama Dan Hasil Belajar Siswa Pada Model PAKEM Menggunakan Media Komputer Dibandingkan Media Benda Nyata Pada Materi Elektrolit Dan Non- Elektrolit 1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit merupakan pokok bahasan yang mempelajari tentang pemahaman konsep dan abstrak sehingga membosankan bagi siswa 2. Dalam proses belajar mengajar kerjasama siswa dinilai masih kurang karena kegiatan pembelajaran masih didominasi oleh guru 3. Model dan Media pembelajaran dapat mempermudah siswa untuk mengerti dan memahami konsep kimia yang bersifat membosankan 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasa kerjasama siswa yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint dibandingkan dengan yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata? 2. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint dibandingkan dengan yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata? 3. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tumbuh kembangnya kerjasama terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint?

5 4. Apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tumbuh kembangnya kerjasama terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata? 1.4. Batasan Masalah Untuk memfokuskan permasalahan, maka identifikasi masalah yang diteliti dibatasi pada : 1. Penelitian ini dibatasi pada pelajaran kimia kelas X SMA Negeri 18 Medan pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit. 2. Kerjasama dikelas X semester genap pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit di SMA Negeri 18 Medan 3. Model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint 4. Model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata 5. Hasil belajar siswa dikelas X semester genap pada pokok bahasan larutan elektrolit dan non elektrolit di SMA Negeri 18 Medan 1.5. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasa kerjasama siswa yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint dibandingkan dengan yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata 2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan rasa hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint dibandingkan dengan yang diajar dengan model pembelajaran PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata

6 3. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tumbuh kembangnya kerjasama terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model PAKEM yang menggunakan dengan media powerpoint 4. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan yang signifikan antara tumbuh kembangnya kerjasama terhadap peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan Model PAKEM yang menggunakan dengan media benda nyata 1.6. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dapat diharapkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Dihasilkan model dan media pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa 2. Memotivasi siswa untuk lebih memiliki rasa kerjasama dalam pembelajaran sehingga hasil belajar menjadi lebih baik 3. Meningkatkan kualitas proses belajar mengajar agar lebih menarik dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada materi larutan elektrolit dan non-elektrolit. 4. Sebagai wawasan bagi penulis sendiri dan peneliti selanjutnya dalam pendidikan.

7 1.7. Defenisi Operasional 1. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar yang mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan tujuan untuk mengetahui prestasi siswa. (Suprijono, 2010) 2. Kerjasama merupakan keinginan untuk bekerja sama siswa secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok dengan tujuan menyelesaikan suatu tugas atau proses yang diberikan oleh guru. http://iklaninstan.web.id/2076-indikator-kerjasama.html (6 februari 2013) 3. Media powerpoint merupakan alat bantu komputer yang dapat membantu perubahan tuntunan penyelenggaraan pembelajaran diantaranya tuntutan terhadap peningkatan kemampuan dan keterampilan para guru dalam mengelola bahan-bahan pembelajaran ke dalam media powerpoint dengan tujuan untuk meningkatkan proses belajar mengajar. (Munadi, 2008) 4. Benda nyata merupakan alat bantu yang digunakan dalam suatu proses penyampaian informasi yang berupa objek sebenarnya dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman atau sering disebut sebagai tujuan kognitif yang dapat mendorong terjadinya proses belajar mengajar. (www.ut.ac.id/benda/nyata_all.htm) (13 februari 2013) 5. Model PAKEM ini berorientasi untuk menggali dan mengembangkan potensi terbesar siswa dengan metodologi pembelajaran yang mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreativitas, efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta menyenangkan dalam prosesnya sehingga anak bisa memahami dengan nyaman, senang, dan ceria. (Asmani, 2012)