BAB III KAJIAN TEORITIS TENTANG AKAD SEWA-MENYEWA

dokumen-dokumen yang mirip
ija>rah merupakan salah satu kegiatan muamalah dalam memenuhi

BAB IV SUMUR DENGAN SISTEM BORONGAN DI DESA KEMANTREN KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS APLIKASI PEMBERIAN UPAH TANPA KONTRAK DI UD. SAMUDERA PRATAMA SURABAYA

BAB II KAJIAN TENTANG SEWA MENYEWA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

RAHN, DAN KETENTUAN FATWA DEWAN SYARIAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP GADAI GANDA KENDARAAN BERMOTOR DI KELURAHAN PAGESANGAN KECAMATAN JAMBANGAN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB IV BINDUNG KECAMAATAN LENTENG KABUPATEN SUMENEP. yang sifatnya menguntungkan. Jual beli yang sifatnya menguntungkan dalam Islam

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

BAB I PENDAHULUAN. muamalah diantaranya tolong-menolong, merupakan hal yang sangat diperlukan

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA ISLAM TENTANG SEWA POHON MANGGA

MURA>BAH}AH DAN FATWA DSN-MUI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PERPANJANGAN SEWA- MENYEWA MOBIL SECARA SEPIHAK DI RETAL SEMUT JALAN STASIUN KOTA SURABAYA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENANGUNG JAWAB ATAS TANGGUNGAN RESIKO IJARAH. perbolehkan penggunaanya, Jelas, mempunyai tujuan dan maksud, yang

BAB II KONSEP IJARAH DALAM HUKUM ISLAM. Terdapat dua macam definisi tentang Ija>rah. Idris Ahmad dalam

BAB I PENDAHULUAN. melepaskan dirinya dari kesempitan dan dapat memenuhi hajat hidupnya. menujukkan jalan dengan bermu amalat.

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

murtahin dan melibatkan beberapa orang selaku saksi. Alasan

BAB IV PRAKTIK JUAL BELI INTAN DENGAN PERANTARA DI PASAR INTAN MARTAPURA KABUPATEN BANJAR

BAB IV. A. Mekanisme Penundaan Waktu Penyerahan Barang Dengan Akad Jual Beli. beli pesanan di beberapa toko di DTC Wonokromo Surabaya dikarenakan

BAB IV PENERAPAN AKTA JAMINAN FIDUSIA DALAM PERJANJIAN PEMBIAYAAN AL QARDH. A. Analisis Penerapan Akta Jaminan Fidusia dalam Perjanjian Pembiayaan Al

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS SEWA MENYEWA TAMBAK YANG DIALIHKAN SEBELUM JATUH TEMPO MENURUT HUKUM ISLAM. A. Analisis Terhadap Akad Sewa Menyewa Tambak

BAB II LANDASAN TEORI. Secara etimologi, al mal berasal dari kata mala yang berarti condong atau

BAB I PENDAHULUAN 280. h Sulaiman Rasyid, Fiqih Islam, (Bandung: Sinar Baru algensindo, 2013), h.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH BORONGAN PADA BURUH PABRIK PT INTEGRA INDOCABINET BETRO SEDATI SIDOARJO

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBAYARAN KODE UNIK DALAM JUAL BELI ONLINE DI TOKOPEDIA. A. Analisis Status Hukum Kode Unik di Tokopedia

BAB IV UPAH (IJARAH) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB III SEWA MENYEWA DALAM ISLAM. Dilihat dari buku-buku fiqih yang membahas tentang sewa menyewa ( al-ijarah),

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KONTRAK OPSI SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG SISTEM IJO (NGIJO) DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS A. Pelaksanaan Pembayaran Upah Buruh Tani Oleh Pemberi Kerja

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENGALIHAN DANA TABARRU UNTUK MENUTUP KREDIT MACET DI KJKS SARI ANAS SEMOLOWARU SURABAYA

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP UPAH CATONAN DI DESA CIEURIH KEC. MAJA KAB. MAJALENGKA

BAB V PENUTUP. harta milik tidak sempurna di Veeva Rent Car n Motor Malang maka peneliti

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III PRAKTEK SEWA MENYEWA TAMBAK SEBELUM JATUH TEMPO

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

HUKUM JUAL BELI DENGAN BARANG-BARANG TERLARANG. Djamila Usup ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD PERJANJIAN SEWA RUMAH DI DESA RANDUSARI TERAS BOYOLALI

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP SETATUS UANG MUKA YANG HANGUS DALAM PRAKTEK JUAL BELI ANAKAN BURUNG LOVE PONOROGO

BAB II KETENTUAN UMUM TENTANG KONTRAK KERJA DALAM ISLAM (AL- IJÃRAH)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN UANG MUKA SEWA MOBIL PADA USAHA TRANSPORTASI MAJU JAYA DI BANYUATES SAMPANG MADURA

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PULPULAN DI DESA PALOH KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Paloh Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

MURA>BAH}AH DALAM PEMBIAYAAN USAHA PERIKANAN DI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG AKAD JI ALAH. Berarti: gaji/upah. 1 Ji'alah suatu istilah dalam ilmu fiqh,

BAB II HUBUNGAN KERJA MENURUT HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN TERHADAP UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

Sebagaimana yang telah diriwayatkan Ibnu Umar ra :

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG JUAL BELI SUKU CADANG MOTOR HONDA DI DEALER HONDA CV. SINARJAYA KECAMATAN BUDURAN KABUPATEN SIDOARJO

BAB IV ANALISA HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA IKLAN PERSEROAN TERBATAS RADIO SWARA PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB III KONSEP SEWA MENYEWA DALAM ISLAM. jasa dari suatu benda disebut ijarat al- ain atau sewa-menyewa, seperti sewa

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

online. Mulai dari pencarian campaign hingga transfer uang donasi dapat dilakukan Website Kitabisa menawarkan kepada setiap orang yang ingin melakukan

BAB II KONSEP UMUM IJA<RAH (SEWA-MENYEWA) A. Akad 1. Pengertian Akad

BAB II KONSEP DASAR PERJANJIAN KERJA DALAM HUKUM ISLAM DAN UNDANG-UNDANG. A. Konsep Dasar Pejanjian Kerja menurut Hukum Islam

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

waka>lah. Mereka bahkan ada yang cenderung mensunnahkannya dengan

BAB II DAN RIBĀ DALAM FIQIH MUAMALAH. yang berarti dia memutuskannya. Qarḍ. masdar yang berarti memutuskan. Qarḍ

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP APLIKASI DIRHAM SHIELD DALAM PEMBIAYAAN DIRHAM CARD DI BANK DANAMON SYARIAH

BAB III. Koperasi (Syirkah Ta awuniyah) bersal dari perkataan Co dan Operation yang mengandung arti kerja sama untuk

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV ANALISIS TENTANG ARISAN TEMBAK DI DESA SENAYANG KECAMATAN SENAYANG KABUPATEN LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU

Transkripsi:

BAB III KAJIAN TEORITIS TENTANG AKAD SEWA-MENYEWA A. Pengertian Akad Sewa-Menyewa 1. Pengertian akad Islam merupakan ajaran Allah SWT yang bersifat universal yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia. Manusia sebagai makhluk sosial dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik secara material maupun spiritual, selalu berhubungan dan bertransaksi antara satu dan yang lain sering terjadi transaksi. Dalam hal ini pengertian akad yaitu menghubungkan atau mengaitkan atau mengikat antara ujung beberapa sesuatu katakanlah sebuah janji seperti yang Dijelaskan dalam firman Allah SWT pada QS. Ali Imran :76 (Bukan demikian), sebenarnya siapa yang menepati janji (yang dibuat)nya dan bertakwa, Maka Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertakwa. 1 Menjalankan bisnis, satu hal yang sangat penting adalah masalah akad (perjanjian). Akad sebagai salah satu cara untuk memperoleh harta dalam syariat Islam yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kata akad berasal dari bahasa Arab al- aqd yang secara etimologi berarti perikatan, perjanjian, dan pemufakatan (al-ittifaq).secara terminologi ulama fiqih, akad ditinjau dari dua segi, 1 Prof. Dr. H. Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2012). Cet.1 34

35 yaitu secara umum dan secara khusus, yaitu: secara umum akad berarti sesuatu yang menjadi tekad seseorang untuk melaksanakan, baik yang muncul dari satu pihak, seperti wakaf, talak, sumpah, maupun yang muncul dari dua pihak, seperti jual beli, sewa, wakalah, dan gadai. Dengan demikian, ijab dan kabul adalah suatu perbuatan atau pernyataan untuk menunjukan suatu keridhaan dalam berakad diantara dua orang atau lebih, sehingga terhindar atau keluar dari suatu ikatan yang tidak berdasarkan Syara. Oleh karena itu, dalam Islam tidak semua bentuk kesepakatan atau perjanjian dapat dikategorikan sebagai akad, terutama kesepakatan yang tidak didasarkan pada keridhaan dan Syariat Islam. Contoh ijab adalah pernyataan seorang penjual, Saya menjual barang ini kepadamu. Atau Saya serahkan barang ini kepadamu. Contoh kabul Saya beli barangmu. Atau Saya terima barangmu. Ulama Hanfiyah berpendapat bahwa rukun akad adalah ijab dan kabul. Adapun orang yang mengadakan akad atau hal-hal lainnya yang menjunjung terjadinya akad tidak dikategorikan rukun sebab keberadaannya sudah pasti. Definisi ijab dan kabul menurut Ulama Hanafiyah adalah penetapan perbuatan tertentu yang menujukan keridhaan yang diucapkan oleh orang pertama, baik yang menyerahkan maupun yang menerima, sedangkan kabul adalah orang yang berkata setelah orang yang mengucapkna ijab, yang menunnjukan keridhaan atas ucapan orang pertama. 2 2 H. Rahmat Syafe i, Fiqih Muamalah, (Bandung : Pusataka Setia, 2001).

36 Untuk kedua belah pihak yang melakukan akad disyariatkan berkemampuan, yaitu kedua-duanya berakal dan dapat membedakan. Jika salah seorang yang berakad itu gila atau anak kecil yang belum dapat membedakan, maka akad menajdi tidak sah. 3 2. Pengertian Sewa-Menyewa Dalam memanfaatkan suatu barang dapat menggunakan barang milik sendiri atau dapat pula dengan sistem menyewa kepada orang lain. 4 Secara etimologis sewamenyewa berasal dari kata al-ajru yang berarti al- iwad/penggatian, dari sebab itulah ats-tsawabu dalam konteks pahala dinamai juga al-ajru/upah. Menurut MA. Tihami, al-ijarah (sewa-menyewa) ialah akad (perjanjian) yang berkenaan dengan kemanfaatan (mengambil manfaat sesuatu) tertentu, sehingga sesuatu itu legal untuk diambil manfaatnya, dengan memberikan pembayaran (sewa) tertentu. 5 Ia merupakan transaksi yang memperjual belikan manfaat suatu harta benda. 6 Menurut terminologi para ulama berbeda-beda dalam mendefinisikan sewa-menyewa, antara lain adalah: 2002). 3 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah 13, (Bandung: PT. Alma arif, 1987), 4 H. Ismail Nawawi, Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer,... h. 186. 5 Sohari Sahrani dan Hj. Ru fah Abdullah, Fikih Muamalah, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011). 6 Ghufron A. Mas adi, Fiqh Muamalah Kontekstual, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

37 Menurut Hanafiyah bahwa ijarah ialah: 7 Akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan disengaja dari suatu zat yang disewa dengan imbalan 8 Menurut Malikiyah bahwa ijarah ialah: Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan 9 Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang dimaksud dengan ijarah ialah: Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk memberi dan membolehkan dengan imbalan yang diketahui ketika itu 10 ijarahialah: Menurut Muhammad Al-Syarbini al-khatib bahwa yang dimaksud dengan pemilikan manfaat dengan adanya imbalan dan syarat-syarat. 11 7 Hendi Suhendi, fiqih muamalah, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2014). 8 Hendi Suhendi, fiqih muamalah...hlm 114 9 Hendi Suhendi, fiqih muamalah...hlm 114. 10 Hendi Suhendi, fiqih muamalah...hlm 114 11 Hendi Suhendi, fiqih muamalah...hlm115

38 Menurut Asy-Syafi iyah Akad atas suatu kemanfaatan yang mengadung maksud tertentu dan mubah, serta menerima pengganti atas kebolehan dengan pengganti tertentu. 12 Menurut Hasbi Ash-Shiddiqie sewa-menyewa adalah akad yang objeknya adalah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat. 13 B. Rukun Ijarah Menurut ulama Hanafiyah rukun al-ijarah hanya satu yaitu ijab dan qabul dari dua belah pihak yang bertransaksi. Adapun menurut Jumhur Ulama rukun ijarah ada empat, yaitu: a. Dua orang yang berakad. b. Sighat (ijab dan qobul). c. Sewa atau imbalan. d. Manfaat. 14 12 H. Rahmat Syafe i, Fiqih Muamalah...h.121. 13 Sohari Sahrani dan Hj. Ru fah Abdullah, Fikih Muamalah,...h.168. 14 Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam WaAdillatuhu, 15 (Jakarta:GemaInsani 2011).

39 C. Syarat Ijarah a. Manfaatnya diketahui,misalnya,menempati rumah, menjahit pakaian dan sebagainya, karena ijarah, seperti jual beli, dan jual beli disyaratkan barangnnya harus diketahui. b. Manfaatnya diperbolehkan. Jadi, tidak diperbolehkan penyewaan budak wanita untuk digauli, atau penyewaan wanita untuk bernyanyi atau meratap, atau tanah untuk pembangunan gereja atau pabrik minuman keras. c. Biaya sewa diketahui, karena Abu Sa id Al-Khudri r.a berkata, Rasulullah SAW. Melarang penyewaan pekerja hingga upahnya dijelaskan kepadanya. (HR.Ahmad) 15 d. Barang yang diambil manfaatnya, harus masih tetap wujudnya sampai waktu yang telah ditentukan menurut perjanjian. e. Waktunya harus dapat diketahui dengan jelas, misalnya sehari, seminggu atau sebulan dan seterusnya. f. Pekerjaan dan manfaat sewa-menyewa itu harus diketahui jenis, jumlah dan sifatnya serta sanggup menyerahkannya. Dan manfaat yang boleh disewakan adalah manfaat yang berharga. g. Syarat ijab qabul serupa dengan syarat ijab qabul pada jual beli dengan tambahan menyebutkan masa waktu telah ditentukan. 16 15 Prof. Dr. H. Ismail Nawawi,Fikih Muamalah Klasik dan Kontemporer...,h. 186 16 H.Moh. Rifa I, Fiqih Islam Lengkap, h. 428

40 D. Dasar Hukum Ijarah Ulama Malikiyah berpendapat bahwa tamyiz adalah syarat ijarah dan jual beli, sedangkan baligh adalah syarat penyerahan. Dengan demikian, akad anak mumayyiz adalah sah, tetapi bergantung atas keridhaan walinya. 17 Jumhur ulama ulama berpendapat bahwa sewa-menyewa (ijarah) disyariatkan berdasrkan Al-Qur an, As-Sunah, dan ijma. a. Al-Qur an Surat At-Talaq: 6 Jika mereka menyusukan (anak-anak)mu untukmu Maka berikanlah kepada mereka upahnya. 18 b. As-Sunah Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering. (HR. Ibu Majah dari Ibn Umar). 19 17 H. Rahmat Syafe i, Fiqih Muamalah...h.125 18 Hendi Suhendi, fiqih muamalah...hlm. 116 19 Hendi Suhendi, fiqih muamalah...hlm. 116.

41 c. Ijma Semua ahli fiqih sepakat akan diperbolehkannya sewa-menyewa dikarenakan bermanfaat bagi manusia, tidak ada seorangpun yang membatah kesepakatan ini (ijma) ini. Sekalipum ada beberapa orang diantara mereka yang berbeda pedapat tetapi hal itu tidak dianggap. 20 Maksud kaidah diatas bahwa dalam setiap muamalah dan transaksi pada dasarnya boleh, seperti jual beli, sewa-menyew, gadai, kerja sama (mudharabah atau musyarakah), perwakilan, dan lain-lain kecuali yang diharamkan seperti mengakibatkan kemunkaran, tipuan, riba, dan judi. E. Macam-Macam Ijarah Dilihat dari objeknya, akad ijarah dibagi oleh ulama fiqih menjadi dua macam, yaitu: yang bersifat manfaat, umpamanya adalah sewa-menyewa rumah, toko, kendaraan, pakaian, dan perhiasan, hotel, pabrik, tambak, pertanian, tenaga manusia, supir, cleaning service dan lain sebagainya. Apabila manfaat itu merupakan manfaat yang dibolehkan oleh Syara untuk dipergunkan, maka ulama fiqih sepakat menyatakan boleh dijadikan objek sewa-menyewa. 20 Hendi Suhendi, fiqh Muamalah,... h. 117.

42 F. Menyewakan Barang Sewaan Mu jir dan musta jir, yaitu orang yang melakukan akad sewa-menyewa atau upah-mengupah. Mu jir adalah yang memberikan upah dan yang menyewakan, musta jir adalah orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa sesuatu,disyaratkan pada mu jir dan musta jir adalah baligh,berakal,cakap, melakukan tasharruf (mengendalikan harta), dan saling meridhai.bagi orang yang berakad ijarah juga disyaratkan mengetahui manfaat barang yang diakadkan dengan sempurna sehingga dapat mencegah terjadinya perselisihan. Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa dan upahmengupah dapat dimanfaatkan kegunaanya. Hendaklah benda yang menjadi objek sewa-menyewa dan upah-mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan pekerja berikut kegunaannya(khusus dalam sewa-menyewa). Manfaat dari benda yang disewa adalah perkara yang mudah (boleh) menurut syara bukan hal yang dilarang (diharamkan). Benda yang disewakan disyaratkan kekal ain (zat)-nya hingga waktu yang ditentukan menurut perjanjian dalam akad. 21 21 Hendi Suhendi, fiqih muamalah,... h. 117-118.

43 G. Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah Menurut Al-Kasani dalam kitab Al-Badaa iu Ash-Shanaa iu, menyatakan bahwa akad sewa-menyewa berakhir apabila terdapat hal-hal sebagai berikut: a. Objek sewa-menyewa hilang atau musnah seperti rumah yang disewakan terbakar atau kendaraan yang disewa hilang. b. Tenggang waktu yang disepakati dalam akad sewa-menyewa telah berakhir. Apabila itu rumah, maka rumah itu dikembalikan kepada pemiliknya, dan apabila yang disewa itu jasa seseorang maka orang tersebut berhak menerima upahnya. c. Wafatnya salah seorang yang berakad. Apabila ada uzur dari salah satu pihak, seperti rumah yang disewakan disita negara karena terkait adanya hutang, maka akad sewa-menyewa batal. H. Asas Kebebasan Berkontrak Hukum islam mengakui adanya kebebasan berakad, yaitu suatu prinsip hukum yang menyatakan bahwa setiap orang dapat membuat akad jenis apapun tanpa terikat kepada nama-nama yang telah ditentukan dalam undang-undang syariah dan memasukkan klausul apa saja sejauh tidak berakibat kepada makan harta sesama dengan jalan batil. 22 Para fuqaha memberikan batasan dalam akad yang menyangkut kebebasan akad dan menetapkan kebebasan dalam menetapkan syarat dalam akad. Dan para 22 Syamsul Anwar, Hukum Perjanjian Syariah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada). 82

44 ulama juga sepakat bahwa keridaan merupakan landasan dalam akad, sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 29: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku suka sama suka diantara kamu, dan janganlah kamu mmembunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 23 Ijarah berdasarkan pandangan Ulama adalah sebagai berikut: Menurut Imam Maliki, Syafi i dan Hambali menyewakan barang hukumnya diperbolehkan dan akadnya harus dikerjakan oleh kedua belah pihak. Setelah akadnya sah maka salah satunya tidak boleh membatalkannya, meskipun karena suatu uzur, kecuali terdapat sesuatu yang mengharuskan akad menjadi batal. Menurut Imam Hanafi dan para pengikutnya bahwa penyewaan boleh dibatalkan karena adanya uzur yang terjadi walaupun dari pihak penyewa. Hukum asal dari pengalihan hak sewa adalah boleh namun kebolehan itu berubah menjadi tidak boleh karena adanya perjanjian yag dilakukan oleh piahak pemilik lahan dan pihak penyewa tambak untuk tidak akan menyewakan barang sewaan kepada orang lain. 24 23 Kementrian Agama RI, Al-Quran dan terjemahnya, (Jakarta; CV Pustaka Agung Harapan, 2006).107 24 Syaikh al- Allamah Muhammad bin Abdurrahman ad-dimasyqi, Fiqh Empat Madzhab, (Bandung: Hasyimi 2012).

45 L. Praktek Sewa Menyewa Pemanfaatan Tambak Ikan Emas Sebelum Jatuh Tempo 1. Praktek Sewa Menyewa pemanfaatan tambak ikan emas di Desa Margamulya Penyewaan pemanfaatan lahan tambak ikan emas yang terjadi di desa Margamulya ini sudah terjadi sejak tahun 2002. Bagi masyarakat yang ingin membudidayakan ikan emas namun mereka tidak mempunyai lahan tambak bisa menyewa kepada pemilik lahan yang menyerahkan lahannya untuk menjadi lahan tambak. Ketentuan waktu yang disewa oleh penduduk paling lama 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun. Penyewa biasanya menanami lahan tambak dengan ikan emas. 25 Menurut Bapak Wawan Irawan kepala Desa Margamulya perjanjian sewa menyewa yang dilakukan oleh masyarakat sekitar yaitu dengan saling percaya atau secara lisan. Jarang sekali orang yang melakukakn perjanjian dengan tulisan disebabkan warga yang ada di sekitar tersebut sudah saling percaya. Meski demikian, ada beberapa yang melakukn perjanjian tersebut secara tertulis. 26 Menurut Bapak Ariat warga Desa Margamulya bahwa terjadinya pengalihan hak sewa jarang terjadi di Desa ini karena sebagian penduduk yang ada di Desa tersebut kebanyakan hanyalah sebagai buruh petani. 27 Menurut Bapak Suherman, pemilik lahan tambak di desa Margamulya bahwa sewa menyewa tanah sudah berjalan sejak beberapa tahun belakangan ini. Dalam 25 Hasil Wawancara dengan Bapak Samsuddin warga Desa Margamulya PadaTanggal 16 Juni 2016 26 Hasil Wawancara dengan Bapak Wawan Irawan Kepala Desa Margamulya Pada Tanggal 16 Februari 2016 27 Hasil Wawancara dengan Bapak Ariat wargadesa Margamulya Pada Tanggal Juni 2016

46 proses transaksi sewa menyewa lahan tambak, pemilik meminta untuk dibayar di muka dengan harga yang sudah berlaku pada umumnya. Kesepakatan pihak pertama dan pihak kedua telah menandatangani kesepakatan bersama dengan bukti surat perjanjian dan dinotariskan. Ada pihak lain yang mengikuti jalannya perjanjian yaitu keluarga dari pihak yang bertransaksi untuk menjadi saksi. Dengan harga Rp 12.000 000,- (dua belas juta rupiah) untuk jangka waktu sewa 4 (empat) tahun sesuai dengan kesepakatan penyewa menanami bibit lahan tambak sewa tersebut dengan bibit ikan emas. 28 Sedangkan menurut penyewa lahan tambak, faktor yang melatar belakangi menyewa lahan tambak adalah karena orang tua penyewa mengawali bisnis jual beli ikan emas Semakin meningkatnya konsumen menyebabkan pihak penyewa tidak ingin bisnis ikan emasnya berhenti. Dikarenakan penyewa tidak memiliki lahan untuk usahanya maka penyewa menyewa pemanfaatan lahan tambak ikan emas. Lahan yang disewa itu tepatnya milik Bapak Suherman. Lahan tersebut sebelumnya pernah disewa oleh orang tua Bapak Santani dan diperpanjang lagi oleh beliau. Beliau tertarik karena bisnis dari kedua orang tuanya berhasil. Penyewa lahan tambak mendatangi pemilik lahan tambak untuk menyewa lahan tersebut dengan perjanjian ditanami bibit ikan emas selama empat tahun dengan biaya sewa seharga Rp 12.000.000,- (dua belas juta rupiah) dan dibayar di muka untuk jangka waktu sewa 4 (empat) tahun. 28 Hasil Wawancara dengan Bapak Suherman Pemilik Tambak di Desa Margamulya Pada Tanggal 13 juni 2016

47 Perjalanan sewa lahan tambak mengalami masalah. sebab Bapak Santani sebagai penyewa melanggar isi surat perjanjian yang dibuatnya bersama pihak pemilik lahan tambak. dengan mengalihkan hak sewanya kepada Bapak Imung. Padahal di dalam klausul surat perjanjian tersebut menyatakan bahwa pihak penyewa selama masa sewa belum berakhir dilarang untuk memindahkan atau mengalihkan hak sewanya kepada pihak lain kecuali dengan izin tertulis dari pihak pemilik lahan tambak dan bilamana sewa menyewa belum berakhir akan tetapi pihak kedua tidak bersedia untuk melanjutkan mengelola tambak tersebut, maka pihak kedua diwajibkan untuk menyerahkan tambak tersebut kepada pihak pertama tanpa menuntut pengembalian uang sewa. 2. Latar Belakang Sewa Menyewa Pemanfaatan Tambak Ikan emas yang Dialihkan a. Terjadinya Sewa Menyewa Pemanfaatan Tambak Ikan emas yang dialihkan Perjanjian yang telah disepakati antara penyewa dan pemilik lahan tambak tersebut sudah memasuki tahun kedua (2 tahun) dimana pemilik lahan tambak mengalihkan hak sewanya kepada pihak lain tanpa sepengetahuan dan tanpa persetujuan pihak pemilik lahan. Ketika sewa menyewa lahan tambak tersebut berjalan 2 (dua) tahun pemilik lahan tambak mendengar kabar dari penduduk sekitar bahwa tambak yang disewa oleh Bapak Santani talah berpidah hak sewanya kepada Bapak Imung. Penyewa pertama sengaja mengalihkan hak sewanya kepada bapak Imung, dikarenakan lahan tambak tersebut terkena dampak banjir yang terjadi pada waktu musim hujan yang mengakibatkan gagal

48 panen. Karena pihak penyewa pertama tidak mau mengalami kerugian lagi selanjutnya tambak tersebut disewakan kepada bapak Mujono dengan harga sewa Rp. 10.000.000 untuk jangka waktu 2 (dua) tahun dengan perjanjian tambak tersebut ditanami bibit ikan emas. Ketika sewa menyewa tambak yang dialihkan tersebut berjalan satu tahun pemilik lahan tambak baru mengetahui bahwa lahan tambak yang di sewa oleh Bapak Santani telah berpindah hak sewanya. Hal ini mengakibatkan pemilik lahan tambak menginginkan lahan tambaknya untuk dikembalikan. Dan jika hal itu terjadi. Maka pihak penyewa kedua bisa mengalami kerugian sebesar Rp 5.000.000 dikarenakan masa sewa tersebut masih ada waktu satu tahun. 29 b. Dampak yang terjadi sewa menyewa tambak yang dialihkan Adanya pengalihan hak sewa yang dilakukan oleh pihak penyewa pertama mengakibatkan pihak kedua mengalami kerugian dikarenakan ketidak tahuan penyewa kedua tentang status perjanjian yang dilakukan oleh pihak penyewa pertama dan pemilik lahan. Adanya pengalihan hak sewa yang dilakukan oleh pihak penyewa pertama kepada pihak penyewa kedua terkena imbas dari permasalahan yang terjadi anatara pihak pemilik lahan tambak dan dan penyewa pertama. karena tidak tahunya tentang status isi perjanjian yang dibuat oleh mereka dan antara pemilik dan penyewa lahan tambak bukanlah asli dari orang desa tersebut yang menjadikan bapak Imung 29 Hasil Wawancara dengan Bapak Imung penyewa kedua, pada tanggal 13 Juni 2016.

49 tidak tahu tentang status pemilik lahan tambak tersebut. 30 Adanya pelanggaran dari isi surat perjanjian dan pengalihan hak sewa tersebut bisa berdampak pada penyewa kedua yang mana pemilik lahan tambak mengiginkan lahan tambak tersebut untuk dikembalikan dikarenakan pihak penyewa telah melanggar dari isi surat perjanjian tersebut. Dan jika hal itu benar-benar terjadi maka pihak penyewa kedua juga akan mengalami kerugian yang disebabkan karena tidak tahunya status perjanjian yang dilakukan oleh pihak penyewa pertama dan pemilik lahan tambak. 30 Hasil Wawancara dengan Bapak Imung Penyewa Kedua, Pada Tanggal 13Juni 2016.